Anda di halaman 1dari 29

STRUMA NODUSA NON TOKSIK

ANEMIA
BUNGA (G4A013066)

Pembimbing:
dr. Pugud S, Sp.PD

Identitas Pasien
Nama

: Ny. E
Umur
: 37 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status
: Sudah menikah
Suku bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Wonoharjo 3/5, Pengandaran
Tanggal Masuk : 23 September 2013 (IGD)
Autoanamnesis : 25 September 2013 (Bangsal Mawar
Kamar 7)

Keluhan Utama : rasa lemah dan lesu


Keluhan Tambahan

: cepat lelah, mata


berkunang-kunang, kaki terasa dingin, nyeri
pinggang dan pembengkakan di leher.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSMS tanggal 23

September 2013 dengan keluhan merasa lemah


dan lesu, lemah dan lesu dirasa sejak 2 hari
sebelum datang ke IGD RSMS. Pasien merasa
semakin hari semakin lemah dan lesu. Rasa
lemah dan lesu dirasakan terus menerus
sepanjang hari, terutama saat beraktivitas tetapi
tidak membaik saat atau setelah istirahat. Pasien
juga mengeluh cepat lelah, mata berkunangkunang, kaki terasa dingin, nyeri pinggangdan
pembengkakan di leher.
Pembengkakan timbul di leher kanan dan kiri
sejak 7 tahun yang lalu. Pembengkakan dari hari
ke hari tidak mengalami perubahan, baik
membesar maupun mengecil. Pembengkakan
tidak terasa nyeri. Sesak napas dan sulit menelan
disangkal. Pasien juga menyangkal adanya
peningkatan atau penurunan berat badan,

Riwayat Penyakit dahulu :


Riwayat keluhan yang sama : Ada
Riwayat hipertensi

: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat penyakit jantung
: Disangkal
Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
Riwayat alergi/ asma : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat keluhan yang sama : Disangkal
Riwayat hipertensi

: Ada
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat penyakit jantung
: Disangkal
Riwayat penyakit ginjal
: Disangkal

Riwayat Sosial dan Ekonomi


Keluarga
Pasien tinggal bersama suami dan dua orang anak di
lingkungan pedesaan yang cukup padat penduduknya. Pasien
berasal dari keluarga dengan social ekonomi rendah. Sumber
pembiayaan kesehatan berasal dari Jamkesmas.
Rumah
Pasien tinggal di sebuah rumah bersama dengan keluarganya.
Rumah yang dihuni terdiri dari 2 kamar, ruang tamu, dapur dan
ruang makan. Memiliki kamar mandi dan jamban di dalam
rumah. Atapnya memakai genteng dan lantai terbuat dari tegel.
Ventilasi dan pencahayaan rumah dirasa pasien cukup.
Pekerjaan
Pasien merupakan ibu rumah tangga.
Kebiasaan

Pasien mengaku sering minum teh dan air putih


seharihari. Pasien menyangkal memiliki kebiasaan
mengkonsumsi kopi dan jamu.
Obat dan makanan

Konsumsi obat-obatan tertentu disangkal. Seharihari


pasien dan keluarga makan dengan komposisi pokok
nasi, sayursayuran, tempe, tahu terkadang dengan
lauk ayam atau telor. Pasien mengaku jarang
mengkonsumsi ikan karena kurang menyukai ikan.

Obyektif

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran

: Compos mentis dengan GCS


15 (E=4, V=5, M=6).
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi

: 74 x/menit
Pernapasan
: 18 x/menit
Suhu (Peraksiller)
: 36 C

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala
: Simetris, mesocephal
Rambut
: Distribusi merata
Venektasi temporal : (-)
Pemeriksaan mata
Konjungtiva
:Anemis (+/+)
Sklera
: Ikterik (-/-)
Palpebra
: Oedem (-/-)
Reflek cahaya langsung/tidak langsung: (+/+) / (+/+)
Pemeriksaan telinga
Simetris
Kelainan bentuk
: (-)
Discharge
: (-)

Pemeriksaan Hidung
Discharge
: (-)
Nafas Cuping Hidung
Pemeriksaan mulut
Bibir sianosis
Lidah sianosis
Lidah kotor

: (-)
: (-)
: (-)

: (-)

Pemeriksaan leher
Trakhea di tengah
Perbesaran kelenjar tiroid
: (+)
Perbesaran limfonodi
: (-)
Peningkatan JVP
: (-), JVP 5 + 2 CmH2O

Pemeriksaan Thorax
Pulmo
Inspeksi
: Simetris kanan kiri, retraks i(-), ketinggalan
gerak (-)
Palpasi
: Vokal fremitus lobus superior kanan sama
dengan kiri.
Vokal fremitus lobus inferior kanan sama dengan kiri.
Perkusi
: Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru
hepar di SIC Vlinea midclavikula dekstra.
Auskultasi : Suara dasar : trakeal (+), bronkial (+),
vesikuler (+)
Suara tambahan : wheezing (-), RBH (-), RBK(-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi

: Ictus cordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (+).


: Ictus cordis di SIC V LMC sinistra dan tidak kuat

angkat.
Perkusi

: Batas kanan atas SIC II LPS dextra,

Batas kiri atas SIC II LPS sinistra,


Batas kanan bawah SIC IV LPS sinistra,
Batas kiri bawah SIC IV 2 jari medial LMC

Abdomen
Inspeksi
: datar, jejas(-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal.
Palpasi
: Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba,undulasi (-)
Perkusi
: Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior dekstra/sinistra : Oedem (-/-)
Inferior dekstra/sinistra : Oedem (-/-)

Pemeriksaan
Darah Lengkap

Hemoglobin

Leukosit

Hematokrit

Eritrosit

Trombosit

MCV

MCH

MCHC

RDW

MPV
Hitung Jenis Leukosit

Basofil

Eosinofil

Batang

Segmen

Limfosit

Monosit
Kimia Klinik

Total protein

Albumin

Globulin

Bilirubin Total

Bilirubin Direk

Bilirubin Indirek

SGOT

SGPT
Ureum darah
Kreatinin darah
Glukosa sewaktu

Hasil

Nilai Rujukan

8,2 g/dL
6330 /uL
25 %
2,8^6/uL
180.000 / uL
89,8 fL
29,0 pg
32,3 %
17,6 %
10,1 fL

12,0 16,0
4800 10800
37 47
4,2 5,4
150.000 450.000
79 99
27 31
33 37
11,5 14,5
7,2 11,1

0,0 %
2,2 %
0,2 %
67,1 %

0,0 1,0
2,0 4,0
2,0 5,0
40,0 70,0

25,1 %
7,4 %

25,0 40,0
2,0 8,0

7,12 g/dl
3,50 g/dl

6,40-8,20
3,40-5,00

3,62 g/dl
1,78 mg/dL
0,73 mg/dL
1,05 mg/dL
64 U/L
66 U/L
12,0 mg/dL
0,54 mg/dL
94 mg/dL

2,70-3,20
0,001,00
0,00-0,30
0,00-1,10
15 37
30 65
14,98 38,52
0,60 1,00
200

Pemeriksaan
Free T3
Free T4
TSH

Hasil
1,13 ng/ml
2,7 pg/dl
1.05 uIU/ml

Nilai Rujukan
0,93 1, 70
2,0 4,4
0,270 4,20

Tanggal 27 September 2013 (Post Transfusi 2

kolf PRC)
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Darah Lengkap

Hemoglobin

8,5 g/dL

12,0 16,0

Leukosit

5900 /uL

4800 10800

Hematokrit

27 %

37 47

Eritrosit

2,9^6/uL

4,2 5,4

Trombosit

132.000 / uL

150.000 450.000

MCV

92,1 fL

79 99

MCH

29,2 pg

27 31

MCHC

31,7 %

33 37

RDW

17,1 %

11,5 14,5

MPV

11,3 fL

7,2 11,1

Hitung Jenis Leukosit

Basofil

0,2 %

0,0 1,0

Eosinofil

0,5 %

2,0 4,0

Batang

0,1 %

2,0 5,0

Segmen

69,1 %

40,0 70,0

Limfosit

24,3 %

25,0 40,0

Monosit

5,8 %

2,0 8,0

USG Tiroid

Kesan :
Ukuran kedua thyroid membesar dengan multipel
nodul
Multipel limfonodi colli kanan dan kiri
Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Kesan: Struma Adenomatosa koloides Tiroid

Resume (Kesimpulan Pemeriksaan)


Anamnesa :
Rasa lemah dan lesu
cepat lelah
mata berkunang-kunang
kaki terasa dingin
Nyeri pinggang
pembengkakan di leher kanan dan kiri
Pemeriksaan Fisik :

KU
: Tampak Sakit Sedang
Mata
: Konjungtiva Anemis (+/+)
Leher
: Perbesaran kelenjar tiroid (+)
Pemeriksaan Laboratorium :
Anemia
Free T4, Free T3, dan TSH normal
USG Tiroid
Kesan :
Ukuran kedua thyroid membesar dengan multipel nodul
Multipel limfonodi colli kanan dan kiri
Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Kesan: Struma Adenomatosa koloides Tiroid

Diagnosis Kerja
Struma Nodusa Non Toksik
Anemia
Diagnosis Banding
Struma Nodusa Toksik
Karsinoma Tiroid

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan


bahwa Ny. E menderita struma nodusa non toksik
dan anemia.

Struma nodusa non toksik


Struma adalah suatu pembengkakan pada leher

oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat


gangguan fungsi atau perubahan susunan
kelenjar dan morfologinya.

Secara klinis struma dapat dibedakan menjadi:


Struma Toksik

Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu

struma diffusa toksik dan struma nodusa


toksik.
Struma diffusa toksik merupakan

hipermetabolisme karena jaringan tubuh


dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan
dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit
Grave.

Struma non toksik

Dibagi menjadi struma diffusa non toksik dan

struma nodusa non toksik.


Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba
suatu nodul, maka pembesaran ini disebut
struma nodusa.
Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma
nodusa non toksik.
Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan
yodium yang kronik.

Struma nodusa non toksik


Keluhan dan pemeriksaan fisik pada pasien berupa
pembengkakan yang timbul di leher kanan dan kiri sejak 7 tahun
yang lalu
Pembengkakan dari hari ke hari tidak mengalami perubahan,
baik membesar maupun mengecil
Pembengkakan tidak terasa nyeri.
Sesak napas dan sulit menelan disangkal
Pasien juga menyangkal adanya peningkatan atau penurunan
berat badan, peningkatan napsu makan, keringat berlebih,
jantung berdebar, tremor tungkai atas, mata melotot, diare, haid
tidak teratur, rambut rontok, mual dan muntah.
Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus dengan hasil
pemeriksaan kesaan Struma Adenomatosa koloides Tiroid
Pemeriksaan sero imunologi dimana diperoleh kadar free T3
yang normal yaitu 1,13 ng/ml, kadar free T4 yang normal yaitu
2,7 pg/dl, dan kadar TSH yang normal yaitu 1.05 uIU/ml ng/dl.
Pemeriksaan USG tiroid didapatkan kesan : Ukuran kedua
thyroid membesar dengan multipel nodul, Multipel limfonodi colli
kanan dan kiri

Anemia normositik
Anemia ditunjukkan oleh berkurangnya 1 atau lebih
parameter sel darah merah: konsentrasi
hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah
merah. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar
hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di
bawah 12 g% pada wanita (Schrier, 2011).

Klasifikasi anemia dibuat berdasarkan


gambaran morfologik dengan melihat indeks
eritrosit atau hapusan darah tepi. Anemia dibagi
menjadi 3 golongan (Schrier, 2011):
Anemia makrositik: anemia dengan
karakteristik MCV di atas 100 fL.
Anemia mikrositik merupakan anemia dengan

karakteristik sel darah merah yang kecil (MCV


kurang dari 80 fL).
Anemia normositik adalah anemia dengan MCV
normal (antara 80-100 fL).

Anemia normositik
Keluhan merasa lemah dan lesusejak 2 hari

sebelum datang ke IGD RSMS. Pasien merasa


semakin hari semakin lemah dan lesu. Rasa
lemah dan lesu dirasakan terus menerus
sepanjang hari, terutama saat beraktivitas tetapi
tidak membaik saat atau setelah istirahat.
Cepat lelah, mata berkunang-kunang, kaki terasa
dingin.
Pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva
anemis.
Pemeriksaan darah lengkap didapatkan:
Hemoglobin menurun yaitu 8,2 g/dL (12,0 16,0),
Hematokrit menurun yaitu 25 % (37 47),
^6

Non Farmakologis

Pemakaian garam yodium


mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber
yodium seperti ikan laut
Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam
beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan
garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya
yodium dari makanan.

Farmakologi
IVFD RL 20 tpm

Transfusi PRC 2 kalf


Inj. Ranitidin 1 x 1 amp
PO. Na Diklofenat 2 x 50 mg

PO. PTU 2 x 100 mg

PO. B1 1 x 1 tab
PO. B12 1 x 1 tab

Prognosis
Ad Vitam

: Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanastionam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai