Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Meskipun mata telah mendapat perlindungan dari tulang orbita, bantalan


lemak retrobulber, kelopak mata dengan bulu matanya, namun frekuensi kecelakaan
mata tetap tinggi. Terlebih dengan bertambah banyaknya kawasan industri,
kecelakaan akibat pekerjaan bertambah banyak pula. Dengan bertambah ramainya
lalu lintas, kecelakaan dijalan raya pun tinggi. Dan belum termasuk kecelakaan akibat
perkelahian, peperangan dan lainnya yang menyebabkan trauma.
Trauma pada mata antara lain :
a.

Hematoma palpepra dan subkonjungtiva

b.

Hematoma subkonjungtiva

c.

Hematoma palpepra

d.

Trauma asam pada kornea

e.

Trauma basa kornea

f.

Erosi kornea

g.

Erosi kornea dengan fluoresein

h.

Korpus alienum kornea

i.

Laserasa kelopak

j.

Trauma tembus kornea

k.

Subluksasi lensa

l.

Hifema

Kali ini yang akan penulis bahas lebih lanjut adalah tentang hifema.

HIFEMA

DEFINISI
Hifema adalah suatu keadaan dimana didalam bilik mata depan
ditemukan darah. Darah didalam bilik mata depan dapat mengisi seluruh bilik
mata atau hanya bagian bawah bilik mata depan. Darah didalam bilik mata
depan biasa terdapat pada cedera mata, trauma bedah, discrasia darah
(hemofilia) dan tomur intra kranial.

II

PATOFIOLOGI
Hifema dapat terjadi sesudah suatu trauma tembus ataupun tumpul
pada mata, akan tetapi dapat juga terjadi secara spontan. Secara umum
dianggap bahwa hifema berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar.
Mungkin juga berasal dari pembuluh darah di kornea atau limbus karena
terbentuknya neovaskularisasi pada bekas luka operasi atau pada rubeosis
iridis. Trauma terhadap iris dapat menyebabkan ruptura pembuluh darah,
sehingga darah akan keluar dan mengisi rongga COA. Sedangkan pada
neovaskularisasi pada bekas luka operasi atau pada robeosis iridis, ruptura bisa
terjadi secara spontan karena rapuhnya dinding pembuluh darah.
Darah pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk sel
darah merah melalui kanalis Schlemm dan permukaan depan iris. Penyerapan
melaui permukaan depan iris ini dipercepat dengan adanya kegiatan enzim
fibrinolitik yang berlebihan didaerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan dalam
bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukkan hemosiderin pada COA,
hemosiderin dapat masuk kedalam lapisan kornea, menyebabkan kornea

menjadi berwarna kuning, dan disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea.


Imbibisi kornea dapat dipercepat terjadinya, disebabkan oleh hifema yang
penuh disertai glaukoma.
Adanya darah dalam COA dapat menghambat aliran cairan bilik mata
oleh karena unsur-unsur darah menutupi COA dan trabekula, sehingga terjadi
glaukoma.
Darah pada hifema bisa berasal dari badan siliar, yang mungkin dapat
masuk ke dalam badan kaca (corpus vitreum). Sehingga pada punduskopi
gambaran pundus tidak tampak, dan ketajaman penglihatan menurunnya lebih
banyak. Bila hifema sedikit, ketajaman penglihatan mungkin masih baik dan
tekanan intraokular masih normal. Sedangkan perdarahan yang mengisi
setengah COA dapar menyebabkan gangguan visus dan kenaikan tekanan
intraocular, sehingga mata terasa sakit oleh karena glaukoma.

III

ETIOLOGI
Penyebab hifema adalah :

Gaya-gaya

akibat

kontusif

sering merobek pembuluh-pembuluh iris dan merusak sudut kamera okuli


anterior biasanya pada trauma tumpul atau trauma tembus.

Perdarahan

spontan

dapat

terjadi pada mata dengan rubeosis iridis, tumor pada iris, retino blastoma,
dan kelainan darah.

Perdarahan pasca bedah, bisa


juga terjadi pada pasca bedah katarak kadang-kadang pembuluh darah baru

yang terbentuk pada kornea dan limbus pada luka bekas operasi bedah
katarak dapat pecah sehingga timbul hifema

IV

KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu terjadinya hifema, maka dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
1.

Primer
Perdarahan yang terjadi segera sesudah trauma

2.

Sekunder
Biasanya timbul setelah 5-7 hari sesudah trauma. Perdarahan lebih
hebat dari yang primer. Oleh karena itu seorang dengan hifema harus
dirawa sedikitnya 5 hari. Perdarahan ulang terjadi pada 16 sampai 20%
kasus dalam 2 sampai 3 hari. Perdarahan sekunder ini terjadi oleh
karena resorbsi dari bekuan darah yang terjadi terlalu cepat, sehingga
pembuluh darah tidak dapat waktu cukup untuk regenerasi kembali.

DIAGNOSIS
Pasien akan mengeluh sakit disertai dengan epifora dan blefarospasme.
Penglihatan pasien akan sangat menurun, bila ditemukan kasus hifema
sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara teliti keadaan mata luar. Hal ini
penting mungkin saja pada riwayat trauma tunpul akan ditemukan kelainan
berupa trauma tembus seperti :
-

ekimosis

laserasi kelopak

proptosis

enoftalmus

fraktur yang disertai gangguan gerakan mata

kadang-kadang kita menemukan kelainan berupa defek epitel, edem


kornea dan imbibisi kornea bila hifema sudah terjadi lebih dari 5 hari.
Ditemukan darah di dalam bilik mata bila pasien duduk, hifema akan

terlihat terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, perdarahan yang mengisi
setengah bilik mata depan dapat menyebabkan gangguan visus dan kenaikan
tekanan intraokuler, sehingga mata terasa sakit oleh karena glaukoma. Jika
hifema mengisi seluruh bilik mata depan, rasa sakit bertambah dan
penglihatan lenih menurun lagi. Pada iris, dapat ditemukan robekan atau
iridodialysis dan iridoplegia.
Pada hifema karena trauma, jika ditemukan penurunan tajam
penglihatan segera maka harus dipikirkan kerusakan seperti luksasi lensa,
ablasi retina, udem macula.
Pada hifema sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa :
1.

Tonometri
Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan tekanan intraokuler.

2.

Fundus Kopi
Untuk mengetahui akibat trauma pada segmen belakang bola mata,
kadang-kadang pemeriksaan ini tidak mungkin karena terdapat darah
pada media refraksi disegmen belakang bola mata, yaitu pada badan
kaca.

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada kasus hifema adalah
1.

Imbibisi kornea

Darah yang terdapat pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan
dalam bentuk sel darah merah melalui bilik mata (kanal schlem) dan
permukaan depan iris. Penyerapan melalui permukaan depan iris ini
dipercepat dengan adanya kegiatan enzim fibrinolitik yang berlebihan
didaerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin.
Bila terdapat hemosiderin yang berlebihan dalam bilik mata depan
maka dapat terjadi penimbunan pigmen ini didalam lapisan-lapisan
kornea yang berwarna kecoklat-coklatan yang disebut imbibisi kornea.
Jika sudah terjadi seperti ini hanya dapat diperbaiki dengan
keratoplasty.
2.

Glaukoma
Glaukoma akut terjadi apabila jaringan trabekular tersumbat oleh fibrin
dan sel atau apabila pembentukan bekuan darah menyebabkan
penyumbatan pupil. Hal ini terjadi akibat darah dalam bilik mata,
karena unsur-unsur darah menutupi sudut bilik mata trabekula,
sehingga hal ini akan menyebabkan tekanan intraocular.

3.

Uveitis

4.

Kebutaan
Zat besi didalam mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila
didiamkan dapat menimbulkan fitsis bulbi dan kebutaan.

VI

PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan :
1.

Menghentikan pendarahan atau mencegah pendarahan berulang

2.

Mengeluarkan darah dari bilik mata depan

3.

Mengendalikan tekanan bola mata

4.

Mencegah imbibisi kornea

5.

Mengatasi uveitis

6.

Mendeteksi dini penyulit yang mungkin terjadi setelah hifema


Pada perawatan dengan pasien hifema diharuskan bertirah baring, mata

agar mata beristirahat, dan tidur dengan kepala diangkat dengan membentuk
sudut 30 derajat lalu diberikan koagulansi dab tetes steroid dan sikloplegenik
pada mata yang sakit selama 5 hari. Mata diperiksa secara berkala untuk
mencari adanya pendarahan sekunder, glaukoma atau bercak darah di kornea
akibat pigmen besi. Pendarahan ulang terjadi pada 16-20% kasus 2-3 hari.
Jika timbul glaukoma, maka penatalaksanan mencakup pemberian
timolol 0,25% atau 0,5% dua kali sehari; asetazolamid, 250 mg empat kali
sehari, dan obat hiperosmotik (manitol, gliserol, dan sorbitol).
Bila tekanan intraokuler tetap tinggi dapat dilakukan parasintesis yaitu
mengeluarkan darah melalui sayatan di kornea. Hifema harus dievakuasi
secara bedah apabila tekanan intraocular tetap tinggi (>35 mmHg selama 7
hari atau 50 mmHg selama 5 hari) untuk menghindari kerusakan saraf optikus
dan pewarnaan kornea, pasien mengidap hemoglobinopati, besar kemungkinan
cepat terjadi atrofi optikus glaucoma dan pengeluaran bekuan darah secara
bedah harus dipertimbangkan lebih awal.
Instrument-instrumen vitrektomi digunakan untuk mengeluarkan
bekuan di sentral dan lavase kamera anterior. Dimasukkan tonggak irigasi dan
probe mekanis disebelah anterior limbus melalui bagian kornea yang jernih
untuk menghindari kerusakan iris dan lensa. Tidak dilakukan usaha untuk
mengeluarkan bekuan dari sudut kamera okuli anterior atau dari jaringan iris

kemudian

dilakukan

dilakukan

iridektomi

perifer. Cara

lain

untuk

membersihkan kamera interior adalah dengan evakuasi kolestik. Dibuat


sebuah insisi kecil di limbus untuk menyuntikkan bahan viskolastik, dan
sebuah insisi yang lebih besar 180 derajat berlawanan agar hifema dapat
didorong keluar.

VII

PROGNOSIS
Prognosis pada kasus hifema pada jumlah darah dalam bilik mata
depan :
1.

Bila darah sedikit maka darah ini akan hilang dan akan jernih
sempurna

2.

Bila darah lebih dari setengah tinggi bilik mata depan maka
prognosisnya akan buruk dan disertai dengan penyulit.

3.

Dan bila hifema yang penuh didalam bilik mata depan akan
memberikan prognosis yang lebih buruk
Hifema sekunder yang terjadi 5-7 hari sesudah trauma biasanya dapat

memberikan rasa yang sakit. Pada hifema sekunder terjadi akibat gangguan
mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai
prognosis buruk.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Vaughan D. G. Oftalmologi Umum. Widya Medika, Jakarta 2001.

2.

Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Atlas Ilmu Penyakit Mata, Sagung Seto, Jakarta
2001.

3.

Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta 1996.

4.

Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
2001.

5.

Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta 2000.

REFERAT

HIFEMA

MODERATOR
Dr. Naila Karima, SpM

Disusun Oleh :
Merry Yuniati W
FK. YARSI

DEPARTEMEN MATA

RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT


GATOT SOEBROTO
PERIODE 18 FEBRUARI 28 MARET 2008

Anda mungkin juga menyukai