6) Batuan Beku
Struktur
o Masif
o Amigdaloidal (lubang terisi mineral
o Fillow lava (lava bantal)
sknder)
o Joint (columnar Joint)
o Xenolith (batu dalm batu)
o Vesikuler (lubang teratur)
o Autobrexia
o Skoria (lubang tidak teratur)
Tekstur
o Derajat kristalisasi : keadaan proporsi antara massa kristal dengan massa gelas dalam
batuan. Dikenal 3 kelas derajat kristalisasi :
Holokristallin : apabila batuan tersusun seluruhnya oleh massa kristal.
Hipokristalin : apabila batuan tersusun oleh massa gelas dan massa kristal.
Holohialin : apabila batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas
o Granularitas : Ukuran kristal
Afanitik
Fanerik (halus <1 mm, sedang 1-5 mm, kasar 5- 30 mm, sangat kasar >30mm)
o Kemas
Bentuk butir (Euhedarl, Subhedarl, Anhedral)
Relasi
Granular/ Equigranular (ukuran kristal seragam)
Panidiomorfik (seragam euhedral)
Hipodiomorfik (seragam subhedral)
Allowdiomorfik (seragam Anhedral)
Inequigranular (ukuran kristal tdk seragam/besar kecil)
Porfiritik (massa dasar fanerik)/Porfiro afanitik (massa dasar afanitik)
Vitrovirik (massa dasar gelas)
7) Batuan Sedimen
Struktur
Primer (pelapisan, laminasi, gradded badding,dll), sekunder (Gelembur gelombang /ripple
mark, Rekah kerut /mud crack dll ), dan organik
Tekstur
o Ukuran Butir (bongkah,brankal,krakal,krikil, sampai lempug) ukuran butire diapalke
o Pemilahan / keseragaman butiran (baik, sedang, buruk)
o Kebundaran (menyududt, menyudut tanggung, membulat tanggung, membulat,
membulat baik)
o Kemas / hubungan antar butir (terbuka, tertutup)
8) Batuan Metamorf
Struktur
o Struktur foliasi
Slatycleavage (laminasi tebal)
Filitik/phylitik (laminasi sdng)
o Non Foliasi
Hornfelsik(butirn seragam)
Gralonus (btrn tdk seragam)
Liniasi (membentuk jarum)
Milonitik (btran halus)
Kataklastik (btran tdk hlus)
Tekstur
o Tekstur kristaloblastik (struktur batuan asal hilang)
Lepidoblastik (pipih)
Porfiroblastik
Granoblastik (butir)
Idioblastik
Nematoblastik (menjarum)
Xenoblastik
o Tekstur Polimpsest (struktur batuan asal ada)
Blastoporfiritik (porfiritk)
Blastopsamit.(sama dengan pasir)
Blastopsefit (> dari pasir)
Blastopellite (lempung)
9) Proses-Proses Pemfosilan
Tidak Termineralisasi
a. Fosil tidak berubah
b. Fosil dalam amber: terjebak dalam amber
c. Proses distilasi (karbonisasi): menguapnya kandungan gas/zat yang mudah menguap
meninggalkan residu karbon.
d. Mumifikasi: akibat kondisi sangat kering
e. Pemfosilan dalam aspal:
f. Pemfosilan dalam es
Termineralisasi
a. Permineralisasi: histometabasis pada binatang (histometabasis: penggantian sebagian
tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral)
b. Replacement: penggantianseluruh bagian fosil dengan mineral lain
- Kalsitisasi, pyritisasi, silisifikasi
c. Koprolit: kotoran hewan menjadi fosil
d. Gastrolit: batu halus permukaannya ditemukan didalam hewan yang telah menjadi fosil
e. Leaching
Proses lain
a. Impresi: tanda fosil didalam lapisan tanah sedangkan fosilnnya hilang
- Eksternal mold (tapak): impersi bagian luar yang ditinggalkan oleh organisme dalam
batuan
- Internal mold (tuangan): impresi yang fosil tersebut hilang dan rongga dalam lapisan
tanah di ganti oleh zat lain
- Cast (cetak): rongga antara tapak dan tuangan terisi oleh suatu zat dan fosil telah
hilang
Lubang dalam tanah (boring)
Indeks Administratif
Jarak atau Skala
Sumber dan Tahun
Pembuatan
12) Pengukuran MS
Tebal datar : t = d sin
Tebal miring (searah dip) : t d sin ( )/ t d sin ( - )
Tebal miring (belawanan dip) : t d sin ( )
Pengukuran jarak miring : d = (ba-bb) 100 x Cos
Pengukuran jarak datar : d = (ba-bb) 100 x Cos 2
13) Klasifikasi Bahan Galian :
A. UU Pertambangan No. 37 tahun 1960
1. Bahan Galian Strategis (Golongan A)
Hidrokarbon, batubara
Radioaktif (uranium, thorium, radium, dll)
Nikel, kobalt, timah
2. Bahan Galian Vital (Golongan B)
Belerang, yodium,
Logam
Intan, korondum, zirkon
3. Bahan Galian tidak Strategis dan Vital (Golongan C)
Batu permata
Pasir kwarsa, diatomea, marmer, granit, grafit, tawas, nitrat, halit
B. UU Minerba No.4 tahun 2009
1. Mineral :
- Radioaktif (Radium, thorium, uranium, monasit )
- Logam (emas, kobalt, air raksa, litium,alumina, glaena, dll)
- Non logam (intan, korondum, belerang, zirkon dll)
- Batuan (pumice, tras, marmer, diatomea, slate, dll)
2. Batubara : bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut
14) Perbedaan Bahan Peledak
Ditinjau dari kecepatan perambatan reaksi:
1. Low explosive/deflagating explosive dengan kecepatan perambatan reaksi rendah
<1.600m/s
Contoh: black powder, propellant, puroteknik
2. High explosive/detonating explosive dengan kecepatan perambatan reaksi >1.500m/s
Contoh: dinakit, TNT, PETN
Ditinjau dari Lapangan operasinya :
1. Bahan peledak militer: khusus pada operasi-operasi militer.
2. Bahan peledak industri: dipakai dalam operasi pembanguna&penambangan
Ditinjau dari komposisinya :
1. Senyawa tunggal: terdiri dari satu macam senyawa saja, contohnya: PETN (Penta
Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro Toluena).
2. Campuran: terdiri dari berbagi senyawa tunggal, contohnya: dinamit, Black powder,
ANFO (Ammonium Nitrat Fuel Oil).
Ditinjau dari kepekaannya :
1. Initiating explosive: mudah meledak karena adanya api, panas, benturan atau gesekan.
Contohnya : (bahan-bahan untuk isian detonator).
2. Non Initiating explosive: bisa meledak karena adanya api, panas, benturan atau gesekan.
Bahan peledak jenis ini umumnya hanya meledak karena adanya ledakan yang
mendahului, biasanya dipakai sebagai main charge, base charge.
15) Peralatan dan Perlengkapan Peledakan
METODE
PELEDAKAN
PERLENGKAPAN
1. Plain detonator
2. Sumbu api
SUMBU API (CAP
3. Igneter cord
& FUSE)
4. Igneter cord conector
SUMBU LEDAK
1. Sumbu ledak
2. Detonatring Relay/
Dellay connector
3. Initator (detonator
listrik/biasa)
PERALATAN
1. Cap crimper
2. Penyulut (lighter) : korek
api.
3. Tamper
LISTRIK
NON LISTRIK
1. Detonator listrik
2. Connecting wire
1. Blasting machine/
exploder
2. Blasting machine tester :
-Rheostat
-Blasting VOM meter
3. Circuit tester :
- Galvanometer
- Voltmeter
4. Tamper
5. Leading wire
1. Exploder
2. Gas supply unit (untuk
hercudet)
3. Circuit tester
18) Reklamasi
Dalam UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubaradisebutkan bahwa reklamasi
adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata,
memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan danekosistem agar dapat berfungsi kembali
sesuai peruntukannya.
Penataan lahan
Penutupan lubang bekas tambang agar kemudian diratakan agar lebih stabil
Pengolahan AAT (Air Asam Tambang)
Pengurangan keasaman pada tanah. Dapat dilakukan dengan sistem pengembangan model
geokimia overburden/batuan limbah, pengkapsulan material yang berpotensi menghasilkan
asam (PAF) dan metode perlakuan aktif (netralisasi) atau pasif (melalui proses biologi,
geokimia, dan gravitasi).
Pengemburan tanah
Dapat dilakukan dengan penambahan mikroorganisme pada tanah
Revegetasi
Setelah digemburkan dengan baik baru ditanami tumbuhan pioner (sengon laut) dan
selanjutnya dapat ditanami tanman lokal