Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Kehamilan (gestasi) adalah kondisi seorang ibu dengan perkembangan janin

yang ada di dalam perutnya. Kehamilan biasanya merupakan peristiwa bahagia.


Namun, beberapa komplikasi pengalaman yang terjadi pada perempuan selama
ataupun sebelum kehamilan akan mengancam kesejahteraan ibu dan bayi. Setiap
kehamilan memiliki risiko. Karena itulah menjelang hamil, seorang calon ibu
perlu menyiapkan kondisinya secara istimewa.1
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita
hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (mingguminggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil
untuk pertama kalinya disebut primigravida. Seorang wanita yang belum pernah
hamil dikenal sebagai gravida.1
Dalam masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi
menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari
perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran
(kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2
perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan
awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal
alami atau kelahiran dipaksakan.

Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi


budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3
adalah sebuah pribadi hidup yang baru. 1, 2, 3
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun
terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun
nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.4
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada
keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan didalam
darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang
cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan
berjalan baik.4
A. Sasaran Penyuluhan
Ibu - ibu hamil yang datang ke kelurahan AKT.

C. Tujuan Penyuluhan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan diharapkan
pasien mengetahui dan mengerti mengenai faktor resiko beserta resiko tinggi pada
kehamilan.
D. Tempat Pelaksanaan
Rumah kader kelurahan AKT.
E. Pelaksana
Dokter muda Fakultas Kedokteran UNLAM yang sedang menjalani stase
Ilmu Kesehatan Masyarakat.

F. Metode
Ceramah

G. Media
Leaflet.

BAB II
ISI

2.1. Masa Kehamilan


Masa kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai
triwulan, yaitu:
1.

Triwulan I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini

terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga
termasuk tinggi.3
Dari Zigot menjadi Embrio
Zigot adalah sebuah kumpulan sel yang terbagi hingga mencapai 100 sel,
yang kemudian disebut dengan blastocyst, yaitu bagian dalam dari sel yang mana
akan membentuk embrio. Sementara bagian luar dari sel akan membentuk
plasenta yang kemudian memberikan nutrisi dan kehidupan bagi janin.1
Tiga minggu sebelum terjadinya kehamilan, blastocyst akan melekat pada
dinding rahim ibu, dan kemudian melepaskan hCG. Hal ini akan terjadi hanya
beberapa hari setelah pembuahan. Dokter kandungan biasanya akan mulai
menghitung masa 40 minggu kehamilan, dari tanggal hari pertama haid ibu yang
terakhir (walaupun biasanya pembuahan sering terjadi 2 minggu setelahnya, yaitu
masa subur ibu).3,5
Pada usia 5 minggu, otak, sumsum tulang belakang, jantung dan beberapa
organ lainnya mulai terbentuk. Saat ini embrio dibentuk dari 3 lapisan
yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setiap jaringan dan organ janin akan

dibentuk dari 3 lapisan ini. Ectoderm akan membentuk sistem saraf dan tulang
belakang, mesodermakan membentuk jantung dan sistem peredaran darah,
dan endoderm akan membentuk paru paru, sistem pencernaan, kelenjar tiroid,
hati, dan pankreas. Sementara itu, plasenta dan tali pusar mulai terbentuk,
dimana tali pusar akan berfungsi untuk mengirimkan nutrisi dan makanan
untuk embrio yang masih berkembang.1,3,5,6
Walaupun saat ini embrio masih seukuran biji beras, ibu hamil akan mulai
merasakan tanda-tanda awal kehamilan seperti mual muntah di pagi hari, sering
buang air kecil, mengantuk, dan keinginan untuk suatu jenis makanan. Payudara
mulai terasa membesar, dan lebih lembek. Beberapa ibu bahkan mulai bertambah
berat badannya. Tetapi pada umumnya, karena mual muntah, berat badan akan
menurun. Pada masa inilah biasanya ibu mulai berkunjung ke dokter kandungan,
dan pada minggu kelima ini, USG sudah dapat menangkap detak jantung
janin.1,3,5,6
Ibu harus extra hati hati pada trimester pertama ini, karena saat inilah
organ organ utama janin mulai dibentuk. Sebaiknya ibu menghindari minum
alkohol, obat obatan tanpa pengawasan dokter, kafein, dan rokok. Ibu juga
dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, berolahraga ringan secara teratur
dan mengkonsumsi vitamin untuk memperkuat janin yang biasanya berupa asam
folat2
Dari embrio menjadi janin
Pada minggu minggu terakhir trimester 1, embrio mulai memiliki bentuk
seperti struktur wajah dan tunas yang kemudian membentuk tangan dan kaki.2

Pada minggu ke 8, embrio kemudian menjadi janin. Organ organ tubuh


seperti ginjal, hati, paru paru dan otak mulai berfungsi. Jari jari mulai
berbentuk demikian juga alat kelamin (yang belum dapat terlihat karena belum
berbentuk penis ataupun vagina).1,2
2. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27
Pada trimester 2 inilah banyak terjadi perubahan dalam dirinya. Mual
muntah di pagi hari mulai hilang, rasa malas dan lemas tidak lagi dirasakan.
Kesimpulannya, banyak yang merasakan dirinya kembali sehat pada trimester 2
ini. Napsu makan mulai kembali, bahkan mungkin menjadi lebih banyak dari
sebelumnya. Namun ada banyak juga wanita hamil yang pada trimester 2 ini
mulai sering merasakan nyeri lambung (sakit maag).1,2
Walaupun saat ini ukuran janin hanya beberapa centimeter (masih sangat
kecil), namun perut ibu mulai bertambah besar. Kelenjar susu pada payudara ibu
mulai bekerja untuk produksi susu. Pada trimester inilah, payudara ibu mulai
memproduksi cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi, yang disebut
dengan kolostrum. Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi lahir
hingga beberapa hari setelahnya.2
Sekarang janin sudah mulai bergerak dan menendang, namun ibu belum
dapat merasakannya. Ukuran kepala janin yang semula jauh lebih besar dari
tubuhnya, sekarang mulai mengecil dan menjadi lebih proporsional. Saat ini janin
memiliki rambut tipis dan halus, tumbuh di seluruh tubuhnya yang disebut
dengan lanugo. Ginjal janin dan saluran kemih mulai memproduksi air kemih

yang kemudian dikeluarkan ke air ketuban. Sel sel darah merah pun mulai
diproduksi.2
Minggu ke-15, ukuran janin kurang lebih 10-13 cm dengan berat sekitar 200
gram. Walaupun kelopak matanya masih menutup, namun ia mulai sensitif
terhadap sinar yang dapat tertangkap oleh matanya. Terkadang, dokter kandungan
sudah dapat melihat jenis kelamin janin melalui USG saat ibu melakukan
kunjungan di minggu ke 15 atau 16 ini.2
Antara minggu ke 16 dan 20, janin mulai dapat mendengar suara dari luar
rahim ibunya, bahkan dapat mengenali suara ibunya sendiri. Wajahnya pun sudah
dapat melakukan bermacam macam ekspresi seperti meringis, merengut,
tersenyum, dan lain lain. Kepalanya mulai tumbuh rambut, tengkorak-nya pun
mulai mengeras, dan jutaan syaraf kecil pada otaknya mulai memerintahkan otot
untuk bergerak. Organ reproduksi-nya mulai terlihat jelas. Di akhir minggu ke 19
atau 20, ibu mulai dapat merasakan tendangan kecil pada dinding rahim.2
Beberapa wanita hamil terlihat lebih cerah dan bersinar. Hal ini mungkin
disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke wajah ibu. Banyak pula ibu hamil
yang pada perut bagian bawahnya timbul garis garis hitam. Garis garis hitam
ini timbul karena adanya peningkatan pada pigmen kulit atau melanin, yang
biasanya akan hilang setelah melahirkan. Pada beberapa wanita juga akan timbul
stretchmark yang biasanya juga akan hilang setelah melahirkan.2
Pada minggu ke-20, panjang janin sekitar 15 17 cm, dengan berat hampir
1kg.

Sistem

pencernaannya

mulai

berfungsi

lebih

banyak

dan

memproduksimekonium. Tubuhnya diselimuti dengan semacam cairan kental

berwarna putih yang disebut vernix caseosa, dimana cairan ini berguna untuk
melindungi kulitnya dari air ketuban di dalam rahim ibu. 5,6,7
Untuk melatih sistem pencernaan dan paru parunya, janin mulai dapat
menelan dan menghirup air ketuban. Paru parunya akan memproduksi suatu
zat yang disebut surfactant, dimana zat ini akan membuat kantung udara dalam
paru parunya mengembang begitu ia dilahirkan ke dunia.5,6
Saat ini, kemungkinan besar wajah ibu hamil akan timbul jerawat, karena
kulitnya memproduksi minyak lebih banyak. Pada beberapa kasus juga timbul
varises pada kaki ibu. Perubahan lain yang dialami ibu hamil saat ini adalah
payudara yang semakin membesar, perubahan warna kulit, sakit maag, dan
kesulitan buang airbesar.5,6
Minggu 27 adalah minggu terakhir dari trimester kedua. Saat ini, janin telah
tumbuh hingga 35 cm dengan berat sekitar 1 kg. Tubuhnya sudah terlihat seperti
bayi yang baru lahir. Jika terpaksa dilahirkan pada masa ini, ia sudah mempunyai
kemungkinan untuk hidup walaupun akan menghadapi banyak masalah
bersangkutan dengan kesehatannya. 5,6
3.

Triwulan III : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran


Dalam masa 12 minggu ke depan, perkembangan janin di dalam rahim akan

mencapai kesempurnaan, dan bersiap siap untuk menjalani proses kelahiran.


Panjang badannya kurang lebih 40 cm dengan berat badan sekitar 1,5 kg.
Tubuhnya mulai berisi karena terbentuknya lemak di bawah kulitnya. Lemak yang
terbentuk ini akan membantu janin dalam mengatur suhu tubuhnya begitu ia

dilahirkan. Otak-nya sekarang lebih besar dan lebih terstruktur, demikian juga
tengkorak kepala-nya yang mulai menyesuaikan dengan pertumbuhan otak.2,6
Seiring dengan pertumbuhan janin, perut ibu mulai semakin membesar dan
berbagai rasa tidak nyaman akan muncul. Mungkin ibu hamil akan merasa
kesulitan untuk tidur (insomnia). Adanya tekanan pada diafragma ibu
membuatnya sering sesak napas. Ini juga akibat dari perut yang membesar dan
menekan organ organ pencernaan ke atas dan tentu saja membuat ibu menjadi
semakin tidak nyaman. Ibu juga akan merasakan pegal pada punggung dan
kakinya, juga keinginan untuk buang air kecil yang semakin sering karena
pertumbuhan janin yang semakin besar kini semakin menekan kandung kemih.1,5,6
Kebanyakan, pada trimester 3, otot otot pada dinding rahim ibu hamil
mulai melakukan latihan kontraksi yang disebut kontraksi palsu atau kontraksi
braxton hicks. Terkadang kontraksi ini dirasa sangat kencang sehingga ibu
mengira sudah mengalami proses persalinan. Kontraksi palsu ini hanya
berlangsung sesekali dan tidak memiliki interval yang sama. Jika posisi ibu
dirubah, kontraksi palsu kadang akan hilang dengan sendirinya. Berhati hatilah
akan adanya kelahiran prematur jika pada trimester 3, terjadi kontraksi yang
dianggap palsu, namun terjadi secara teratur dan semakin kencang.2,5
Pada minggu ke 32, janin sudah dapat menggerakkan bola matanya dan
dapat membedakan gelap dan terang. Saat ini, penambahan berat badan bayi
berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 200 hingga 250 gram per minggu. Sekarang
ukuran janin sudah mencapai kurang lebih 45 cm. Rambutnya sudah mulai
melebat, dan ia juga sudah memiliki kuku pada jari jari tangan dan kakinya.2

Rahim ibu mulai terasa sesak baginya, sehingga gerakan janin tidak leluasa
seperti sebelumnya. Tendangan tendangannya mulai terasa lebih kencang
daripada sebelumnya, dan terkadang membuat perut ibu berubah bentuk karena
posisi janin yang berubah ubah dan terus bergerak.2
Pada minggu ke 35, panjang janin mencapai antara 47-50 cm dengan berat
kurang lebih 2,5 hingga 3 kg. Rambut halus di sekujur tubuhnya perlahan lahan
mulai rontok. Cairan kental berwarna putih yang melindungi tubuhnya dari air
ketuban juga mulai menghilang. Seluruh organ tubuh janin semakin mendekati
sempurna.5,6
Biasanya pada bulan terakhir di trimester 3, dokter kandungan meminta ibu
untuk datang tiap seminggu sekali sampai saatnya melahirkan. Normalnya, pada
minggu ke 35 kepala janin sudah berada di bawah, dan semakin mendekati jadwal
kelahirannya, kepala janin akan menempati posisi engaged pada jalan lahir
(terkunci pada jalan lahir). Karena posisi terkunci ini lah, kadang ibu merasakan
sakit pada selangkangan dan pangkal paha jika sedang berjalan. Ibu hamil pun
mungkin sudah dapat lebih lega dalam bernapas, tidak sesak seperti sebelumnya
karena posisi janin sudah turun ke jalan lahir.1,5,6
Walaupun jadwal kelahiran biasanya ditetapkan pada 40 minggu, namun
mulai minggu ke 37 sebenarnya janin sudah sempurna dan dapat dilahirkan
dengan sehat. Panjangnya mungkin sudah mencapai 50 cm atau lebih dengan
berat normal sekitar 2,8 hingga 3,3 kg.2
Minggu ke 40 adalah masa yang sesuai dengan perhitungan tanggal
kelahiran (due-date). Namun sedikit sekali ibu yang melahirkan tepat dan sesuai

10

dengan tanggal perkiraan kelahiran. Kebanyakan melahirkan beberapa hari lebih


cepat atau lebih lambat. Namun jika hingga minggu ke 42 ibu belum juga
melahirkan, biasanya dokter kadungan akan menggunakan metode induksi untuk
memancing kontraksi agar janin dilahirkan. Hal ini karena takut terjadi keracunan
air ketuban bagi janin yang sudah melewati jadwal perkiraan lahir.2,5

2.2. Antenatal Care


Pengertian Antenatal Care /Asuhan antenatal adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh

suatu

proses

kehamilan

dan

persalinan

yang

aman

dan

memuaskan.7,8,9,10
Tujuan Antenatal Care :
1)

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.


2)

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

dan janin.
3)

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil.


4)

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

bayinya.
5)

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif.
6)

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.8,10

11

Kunjungan antenatal care ( ANC ) sebaiknya dilakukan 4 kali selama


kehamilan, yaitu :
a) 1 kali pada trimester pertama, yaitu :
i.

Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga suatu

mata rantai penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan.


ii.

Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat

mengancam jiwa.
iii.

Mencegah masalah, seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi,

penggunaan praktek tradisional yang merugikan.


iv.

Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi.
v.

Mendorong perilaku yang sehat ( nutrisi, latihan, dan kebersihan, istirahat

dan sebagainya ).7,8


b)

1 kali pada trimester kedua ( sebelum minggu ke 28 ),yaitu

i.

Sama seperti kunjungan pada trimester pertama.

ii.

Perlu kewaspadaan khusus mengenai pre eklampsia, pantauan tekanan

darah, periksa protein urine dan gejala yang lainnya.7


c)

2 kali pada trimester ketiga, yaitu :

i.

Sama seperti kunjungan sebelumnya.

ii.

Perlu adanya palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda.

iii.

Deteksi kelainan letak atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di

Rumah Sakit.7,8

12

2. Asuhan Standar minimal 7T, yaitu


a)

Timbang berat badan,

b)

Mengukur Tekanan darah

c)

Ukur Tinggi fundus uteri (TFU),

i.

Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang

janin.
ii.

Untuk mengetahui usia kehamilan.

iii.

Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur

(cm).
iv.

Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-

petunjuk badan.
d)

Pemberian imunisasi TT lengkap,

i.

TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.

ii.

TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.

iii.

TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.

iv.

TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.

v.

TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur

hidup.
e)

Pemberian Tablet Fe

i.

Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.

ii.

Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.

iii.

Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.

iv.

Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.

13

f)

Tes terhadap penyakit menular seksual, dan

g)

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.10


Kegiatan skrining antenatal, melalui kunjungan rumah merupakan langkah

awal dari pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan termasuk salah satu upaya
antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu. Skrining pertama dilakukan
untuk memisahkan kelompok ibu hamil tanpa resiko dari kelompok dengan faktor
resiko.17
Resiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor resikonya dapat diamati dan
ditemukan sedini mungkin pada awal kehamilan pada ibu hamil yang masih sehat
dan merasa sehat. Kemudian pada setiap kontak dilakukan skrining berulang,
secara periodic berulang 6 kali selama kehamilan sampai hamil genap enam
bulan.17
Tujuan Skrining antenatal :
1.

Melakukan Deteksi dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor

resikonya.
2.

Menemukan ibu risiko tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya

risiko kematian/kesakitan ibu


3.

Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),

mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam keluarga, agar tahu,
peduli dan patuh untukpersiapan mental, biaya dan transportasi dalam
pengambialan keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong menuju
persalinan aman.

14

4.

membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi

informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil.
2.3. Kehamilan Resiko Tinggi
Berbagai faktor yang menyebabkan ada perempuan yang tergolong sebagai
calon ibu berisiko tinggi atau menghadapi bahaya yang lebih besar pada waktu
kehamilan maupun persalinan. Kondisi ini yang bisa menyebabkan janin tidak
dapat tumbuh dengan sehat bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan
janin. Adapun kehamilan yang memiliki risiko atau bahaya yang lebih besar pada
waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan Ibu hamil yang
normal yang disebut dengan kehamilan resiko tinggi.11,12,13
Ada beberapa resiko kepada semua kehamilan, tetapi kemudian ada ayat
tertentu yang diklasifikasikan sebagai kehamilan berisiko tinggi. Kehamilan risiko
tinggi dibagi dalam 4 golongan:11,12,14
1.
a)

Penyakit yang menyertai kehamilan


Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal misalnya

darah tinggi, rendahnya kadar protein dalam darah dan tingginya kadar protein
dalam urin.
b)

Inkompatibilitas darah atau ketidaksesuaian golongan darah misalnya pada

janin dan ibu yang dapat menyebabkan bahaya baik bagi janin maupun ibu seperti
ketidaksesuaian resus.
c)

Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula

d)

Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu yang tidak memungkinkan atau

membahayakan bagi ibu jika hamil dan melahirkan.

15

e)

Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan pembekuan

darah yang memungkinkan terjadinya perdarahan yang lama yang dapat


mengancam jiwa.
f)

Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo

virus dan Herpes simpleks), dapat membahayakan ibu dan janin.


2.
a)

Penyulit kehamilan
Partus prematurus atau melahirkan sebelum waktunya yaitu kurang dari 37

minggu usia kehamilan. Hal ini merupakan sebab kematian neonatal yang
terpenting.
b)

Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil muda yang

disebabkan oleh abortus atau keguguran, kehamilan ektopik atau kehamilan diluar
kandungan dan hamil mola, maupun perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan
yang disebabkan oleh plasenta previa atau plasenta (ari-ari) yang berimplantasi
atau melekat tidak normal dalam kandungan dan solutio plasenta atau pelepasan
plasenta sebelum waktunya.
c)

Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan, misalnya

hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, gemelli atau kehamilan kembar dan
gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan.
d)

Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan lebih

dari 42 minggu.
e)

Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea dan lain-

lain

16

3.

Riwayat obstetris yang buruk

a)

Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak lahir dengan kelainan

congenital (cacat bawaan)


b)

Satu atau beberapa kali mengalami partus prematurus atau melahirkan

belum pada waktunya.


c)

Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi berulang kali dan berturut-

turut terjadi, sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.


d)

Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun yaitu tidak merencanakan

untuk menunda kehamilan dengan cara apapun, tapi selama 5 tahun tidak hamil.
4. Keadaan ibu secara umum
a)

Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

b)

Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang sudah

melahirkan lebih dari 4 orang anak.


c)

Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu gemuk.

d)

Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.

e)

Bentuk panggul ibu yang tidak normal.

f)

Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang dari 2

tahun.
g)

Ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi psikologis

h)

Keadaan sosio ekonomi yang rendah

i)

Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.11,12,14

Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi bisa terjadi pada
janin maupun pada ibu. Antara lain:12,14

17

1)

Bayi

a)

Bayi lahir belum cukup bulan.

b)

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)

c)

Janin mati dalam kandungan.15

2)

Ibu

a)

Keguguran (abortus).

b)

Persalinan tidak lancar / macet.

c)

Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

d)

Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

e)

Keracunan kehamilan/kejang-kejang.15
Pengobatan atau perawatan yang dilakukan pada ibu hamil dengan resiko

tinggi dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan penyakit dan efek
yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu hamil tersebut selama
kehamilannya. Jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan agar dapat lebih
membantu dalam menunjang pengobatan atau perawatan yang sebaiknya
dilakukan selama kehamilan.11

2.4.

Penanganan dan Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi


Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan risiko tinggi berbeda-beda

tergantung dari penyakit apa yang sudah di derita sebelumnya dan efek samping
penyakit yang dijumpai nanti pada saat kehamilan. Tes penunjang sangat
diharapkan dapat membantu perbaikan dari pengobatan atau dari pemeriksaan
tambahan.16

18

Kehamilan dengan risiko tinggi harus ditangani oleh ahli kebidanan yang
harus melakukan pengawasan yang intensif, misalnya dengan mengatur frekuensi
pemeriksaan prenatal. Konsultasi diperlukan dengan ahli kedokteran lainnya
terutama ahli penyakit dalam dan ahli kesehatan anak. Pengelolaan kasus
merupakan hasil kerja tim antara berbagai ahli. Keputusan untuk melakukan
pengakhiran kehamilan perlu dipertimbngkan oleh tim tersebut dan juga dipilih
apakah perlu di lakukan induksi persalinan atau tidak.12
Pendekatan risiko pada ibu hamil merupakan strategi operasional dalam
upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui
peningkatan efektifitas dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang lebih
intensif kepada risiko ibu hamil dengan cepat serta tepat, agar keadaan gawat ibu
maupun gawat janin dapat dicegah. Untuk itu diperlukan skrining sebagai
komponen penting dalam perawatan kehamilan untuk mengetahui ada tidaknya
faktor risiko pada ibu hamil tersebut.17
Pengenalan

adanya

Resiko

Tinggi

Ibu

Hamil

dilakukan

melalui

skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara pro/aktif pada semua ibu hamil,
sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau nonkesehatan
yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang Taruna, ibu
hamil sendiri, suami atau keluarga.17

Setiap kontak pada saat melakukan skrining dibicarakan dengan ibu hamil,
suami, keluarga tentang tempat dan penolong untuk persalinan aman.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam keluarga untuk persiapan mental

19

dan perencanaan untuk biaya, transportasi telah mulai dolakukan jauh sebelum
persalinan menuju kepatuhan untuk Rujukan Dini Berencana/ Rujukan In Utero
dan Rujukan Tepat Waktu.17
Mengingat sebagian besar kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, maka
diupayakan untuk mencegah 4 terlambat yang meyebabkan kematian ibu, yaitu :
1.

Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi

2.

Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga

3.

Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan

4.

Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara

memadai.17

20

BAB III
KESIMPULAN

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki risiko atau bahaya
yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan
dengan Ibu hamil yang normal. Kehamilan dengan risiko tinggi harus ditangani
oleh ahli kebidanan yang harus melakukan pengawasan yang intensif, misalnya
dengan mengatur frekuensi pemeriksaan prenatal.
Faktor resiko yang menyebabkan resiko tinggi pada kehamilan adalah umur
ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, paritas atau banyaknya
melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang sudah melahirkan lebih dari 4 orang
anak, berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu gemuk,
tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm, bentuk panggul ibu yang
tidak normal, jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang
dari 2 tahun, ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi psikologis,
keadaan sosio ekonomi yang rendah dan ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.
Sebagian besar kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, maka diupayakan
untuk mencegah 4 terlambat yang meyebabkan kematian ibu, yaitu mencegah
terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi, mencegah terlambat mengambil
keputusan dalam keluarga, mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam
rujukan dan mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara
memadai.

21

Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan risiko tinggi berbeda-beda


tergantung dari penyakit apa yang sudah di derita sebelumnya dan efek samping
penyakit yang dijumpai nanti pada saat kehamilan.

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Mittendorf R, Williams MA, Berkey CS, Cotter PF. Kehamilan. [on line] 2010
[cited
2010
july
20].
Available
from
:
URL
: http://id.wikipedia.org/wiki/kehamilan
2. Trimester kehamilan. [on line] 2014 [cited 2014 October 20]. Available from :
URL :http://www.dunia-ibu.org/artikel/ibu-hamil/trimester-kehamilan.html
3. Hanretty, Kevin P. Obstetrics illustrated. Sixth edition. Glasgow, UK.
Churchill Livingstone; 2003. Hal 6-14.
4. DeCherney, MD, Alan H. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics &
Gynecology. Tenth Edition . United States of America. 2007. The McGrawHill Companies, Inc; hal 1-18.
5. Cunningham,
MD F.
Gary, Williams
Obstetrics,
Twenty-Second
Edition. United States of America. the McGraw-Hill Companies; hal: 33-40,
111-116.
6. Kehamilan Risiko Tinggi. [on line] 2014 [cited 2014 October 20]. Available
from
:
URL
: http://www.conectique.com/tips_solutions/pregnancy/praconception/article.ph
p?article_id=3535.
7. Kehamilan risiko tinggi. [on line] 2014 [cited 2014 October 20]. Available
from : URL : http://annsilva.wordpress.com/2010/07/18/kehamilan-risikotinggi/
8. Harms, M.D. Roger W, Mayo Clinic Guide To A Healthy Pregnancy, Harper
Collins E-books. Hal 501-17.
9. Mc. Garry, Kelly A, Tong M.D Iris. Pregnancy, Prenatal Care. 5 Minute
Consult Clinical Companion to Women's Health, The first Edition, Lippincott
Williams & Wilkins; hal 1-9.
10.
James, dkk. High risk Pregnancy Management
Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders. 2005.

Options.

3rd

11. Dangal, Ganesh Dangal. High Risk Pregnancy. [on line] 2014 [cited 2014
October
20].
Available
from:
http://
www.ispub.com/ostia/index.php?xmlFilePath=journals/ijgo/vol7n1/risk.xml
12. Maternal Mortality in 2005. Estimated by WHO, UNICEF, UNFPA. [on line]
2014
[cited
2014
October
20].
Available
from
:
http://

23

www.who.int/making_pregnancy_safer/topics/maternal_mortality/en/index.ht
ml
13. Reproductive Health Indicators. Reproductive Health and Research, WHO.
2006. P16-24
14. Kaplowitz, P (2006 Oct). "Pubertal development in girls: secular
trends.". Current opinion in obstetrics & gynecology 18 (5): 48791. [on line]
2014
[cited
2014
October
20].
Available
from
: http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16932041
15. American Society for Reproductive Medicine (ASRM). Age and Fertility: A
Guide for Patients ASRM, Birmingham, AL, 2003". March of Dimes.
Retrieved 2/5/09.
16. Sannerstedt R, Lundborg P, Danielsson BR, et al. "Drugs during pregnancy:
an issue of risk classification and information to prescribers". Drug Saf 14 (2):
6977.
17. Beers, Mark H., et al., editors. "High-Risk Pregnancies." In The Merck
Manual of Diagnosis and Therapy. Rahway, NJ: Merck Research Laboratories,
2004.

24

LAMPIRAN

25

Lampiran 1. Dokumentasi Penyuluhan rumah kader kelurahan AKT

26

Anda mungkin juga menyukai