Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri
intraseluler fakultatif gram negatif Salmonella typhi.

Gambar 1. Bakteri Salmonella typhi

B. EPIDEMIOLOGI
Demam tifoid ditularkan melalui air dan makanan yang tercemar oleh tinja
orang yang terinfeksi Salmonella typhi. Setiap tahun, diperkirakan 21.7 juta kasus
terjadi dan mengakibatkan sekitar 217.000 kematian. Insiden tertinggi adalah di
Asia Tenggara dimana banyak sanitasi yang buruk. Di Amerika Serikat 450 kasus
dilaporkan setiap tahun, dan sebagian besar setelah melakukan perjalanan
internasional dalam waktu 6 minggu setelah onset penyakit.
Sebelum era antibiotik, demam tifoid pada kehamilan adalah penyakit
terkenal dan ditakuti, dikaitkan dengan risiko 60-80% dari abortus dan persalinan

prematur dan 15 % kematian ibu. Sejak diperkenalkannya antibiotik telah ada


beberapa laporan kasus dan seri kasus menggambarkan demam tifoidpada
kehamilan. Kebijakan konvensional dan rekomendasi CDC untuk pengobatan
didasarkan pada studi kasus-kontrol oleh Sulaiman et al yang menunjukkan
bahwa demam tifoid tidak mempengaruhi hasil kehamilan. Namun, penelitian
yang dilakukan oleh Carles et al mengungkap bahwa infeksi yang terjadi pada
awal kehamilan membawa implikasi prognosis yang lebih buruk bagi janin seperti
yang digambarkan pada tabel 1.

Tabel 1. Data Kasus Demam Tifoid Pada Kehamilan Beserta Data


Kematian Janin dan Neonatus

C. PATOFISIOLOGI
Infeksi desidua mungkin terjadi di awal penyakit, sebelum diagnosis, saat
perawatan, dan selama episode bakteremia. Diduga terjadi nekrosis plasenta pada

kehamilan 16 minggu sebagai akibat dari respon inflamasi kuat tubuh yang
tertunda akibat adanya patogen di plasenta. Salmonella typhi yang berproliferasi
dalam plasenta yang terinfeksi menyebabkan peradangan pada plasenta.
Menariknya, respon inflamasi dipicu oleh bakteri tampaknya lebih penting bagi
dari segi klinis dibandingkan beban jumlah bakteri. Sebagai bukti, infeksi plasenta
dengan strain mutan Salmonella typhi yang dikondisikan tidak menyebabkan
peradangan tidak dapat menyebabkan kematian janin atau ibu meskipun beban
bakteri tersebut mirip dengan infeksi Salmonella tipe liar. Diduga organisme yang
menyeberang ke kompartemen janin, melalui mekanisme infeksi invasif pada
trofoblas janin dalam desidua maternal. Minimalnya korioamnionitis dalam
plasenta sugestif bahwa infeksi hematogen terutama yang mengarah pada
placentitis. Hal ini ditunjang data bahwa solusio plasenta yang terjadi pada pasien
hamil dengan tifoid melibatkan 70% dari permukaan maternal yang pada akhirnya
menyebabkan nekrosis plasenta.

D. PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Berikut ini adalah tabel yang memuat manifestasi klinis dari pasien hamil
dengan demam tifoid
Tabel 2. Gejala dan Tanda Pasien Hamil dengan Demam Tifoid

E. PENATALAKSANAAN
Ada sedikit data tentang pengobatan wanita hamil dengan demam tifoid.
Antibiotik beta-laktam dianggap aman. Selain itu, ada beberapa laporan kasus dari
keberhasilan penggunaan antibiotik fluoroquinolon. Meskipun obat ini umumnya
dihindari karena kekhawatiran tentang keselamatan, namun konsensus umum
menyatakan bahwa obat tersebut juga aman pada kehamilan.

F. PROGNOSIS
Kehamilan yang disertai dengan demam tifoid akibat infeksi Salmonella
typhi pada trimester pertama mengakibatkan komplikasi pada kehamilan
sedangkan infeksi pada trimester kedua dan ketiga relatif tidak membawa
implikasi medis signifikan pada kehamilan dan janin.
Tabel 3. Outcome Kehamilan dengan Demam Tifoid

Anda mungkin juga menyukai