Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan karbonat menyusun 20-25% batuan sedimen dalam sejarah geologi. Batuan
karbonat hadir pada Prakambrium sampai Kuarter. Suksesi batuan karbonat pada
Prakambrium dan Paleozoikum melimpah dalam bentuk dolomit sedangkan pada pada
Mesozoikum dan Kenozoikum, batuan karbonat hadir melimpah dalam bentuk batugamping.
Batugamping mengandung tekstur dan struktur yang bervariasi, dan fosil yang mengadung
informasi tentang lingkungan laut purba, dan kondisi paleoekologi, dan juga evolusi dari
bentuk kehidupan terutama kehidupan dalam laut dari waktu ke waktu.
Sebagian besar batuan karbonat diendapkan dibawah laut, walaupun batuan karbonat
dapat juga ditemukan tidak dalam lingkungan laut. Setelah pengendapan, sedimen karbonat
dipengaruhi oleh proses diagenesa yang menyebabkan perubahan dalam porositas,
mineralogi, dan kimiawi. Perubahan ini disebabkan oleh karena proses pelarutan,
rekristalisasi, dan penggantian mineral (replacement). Proses pengendapan sedimen karbonat
dibagi menjadi 3 tahap diagenensis yaitu eogenesis (penimbunan dangkal), mesogenesis
(penimbunan dalam), telogenesis (pengangkatan). Proses diagenesa sedimen karbonat sendiri
terjadi dalam 3 regim yaitu: laut, meteorik, dan bawah permukaan.
Pada regim laut, proses diagenesa terutama dicirikan oleh bioturbasi dari sedimen,
sementasi dari butiran, reef, endapan karbonat pantai. Regim ini memiliki kontrol yaitu
tempratur air laut, salinitas, kejernihan air laut, nutrisi yang tersedia. Proses diagenesa yang
utama pada tahapan ini meliputi bioturbasi dari sedimen, perubahan dari cangkang karbonat
dan boring dari organisme, dan sementasi dari butiran.
Regim meteorik dicirikan oleh kehadiran pengaruh air tawar pada batuan karbonat
berupa zona vadose atau zona saturasi air. Regim meteorik ini disebabkan oleh permukaan air
laut yang turun yang menyebabkan batuan karbonat tersingakap ke permukaan dan mendapat
pengaruh dari air meteorik, atau karena proses pengisian sedimen laut secara terus menerus
pada cekungan karbonat yang dangkal. Air meteorik ini menyebabkan aragonit dan
magnesium melarut dalam air menjadi kalsit, proses ini dinamakan kalsitisasi. Proses ini
menyebabkan konsentrasi magnesium dan aragonit dalam batauan karbonat berkurang dan
meninggalkan rongga pada batuan karbonat, sebagian dari rongga ini ditutup oleh kalsit
1

(sementasi oleh kalsit) dan sebagian lagi tetap berupa rongga. Rongga rongga ini
menyebabkan timbulnya porositas yang baru akibat proses diagenesa atau lebih dikenal
dengan nama porositas sekunder.
Regim bawah permukaan terjadi setelah batuan karbonat tertimbun massa sedimen
lain di bawah permukaan. Penimbunan ini menyebabkan peningkatan tekanan, tempratur, dan
secara komposisi mengubah fluida pori. Pada kondisi ini sedimen karbonat mengalami
kompaksi fisik, kompaksi kimiawi dan perubahan mineralogi.
Batuan karbonat memiliki nilai ekonomis karena sangat berguna untuk industri, bahan
dasar pembuatan bangunan, dan yang paling penting batuan karbonat berguna sebagai batuan
reservoir sebagai tempat akumulasi minyak bumi. Hal ini mendorong para akademisi maupun
ahli kebumian tertarik untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang karakteristik batuan
karbonat yang sangat beragam baik dalam tekstur, struktur dan genesa.
Pada kesempatan penelitian tugas akhir ini akan diteliti mengenai geologi dan analisis
fasies Batugamping Formasi Cimapag, Daerah Pasir Salam dan Sekitarnya, Kecamatan
Cilograng, Kabupaten Lebak, Banten.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
mempelajari litologi pada daerah penelitian dan hubungan antara litologi litologi
yang ada, untuk selanjutnya mengetahui satuan batuan dan hubungan antara satuan
satuan batuan yang ada,
menentukan lingkungan pengendapan dari masing masing litologi yang ada,
mempelajari fasies-fasies batuan karbonat pada daerah penelitian dan selanjutnya
membuat peta fasies batuan karbonat,
mempelajari struktur geologi pada daerah penelitian dan melakukan pembuatan
model penampang geologi,
mempelajari sejarah geologi darah penelitian dan menghubungkan dengan sejarah
tektonik skala regional dari daerah penelitian ,
mendalami ilmu yang telah diperoleh pada saat perkuliahan di lapangan,
sebagai syarat mencapai gelar sarjana strata satu di Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

1.3 Batasan Masalah


Sesuai dengan judul penelitian yaitu GEOLOGI DAN ANALISA FASIES
BATUGAMPING

FORMASI

CIMAPAG,

DAERAH

PASIR

SALAM

DAN

SEKITARNYA, KECAMATAN CILOGRANG, KABUPATEN LEBAK, BANTEN


maka penelitian akan difokuskan pada tatanan geologi daerah penelitian berupa
geomorfologi, stratigrafi, analisis batuan karbonat Formasi Cimapag, struktur geologi dan
sejarah geologi di Daerah Pasir Salam dan sekitarnya. Analisa batuan karbonat mencakup
jenis batuan karbonat, fasies-fasies batuan karbonat dan gambaran umum diagenesa batuan
karbonat Formasi Cimapag di darah penelitian.

1.4 Lokasi Penelitian


Secara administratif daerah penelitian berada di sebelah barat Kabupaten Sukabumi,
tepatnya di Daerah Pasir Salam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Daerah penelitian

memiliki luas 10,88 km2 . Dengan menggunakan transportasi darat daerah penelitian dapat
dicapai dalam waktu 6 jam perjalanan dari Bandung. Letak geografis daerah penelitian
yaitu 106000 - 106030 BT dan 6030 7000 LS.

Daerah Penelitian

Gambar 1.1 Lokasi penelitian

1.5 Metode dan Tahapan Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi survey lapangan, akusisi data
lapangan, pengamatan laboratorium, dan interpretasi berdasarkan data lapangan dan hasil dari
laboratorium.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini (lihat gambar 1.2) adalah:

1.5.1 Tahap Persiapan


Tahap persiapan ini meliputi penyusunan proposal dan melengkapi beberapa
persyaratan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas akhir, selain itu juga dilakukan
persiapan persiapan alat alat lapangan yang diperlukan untuk menunjang penelitian lapangan
seperti GPS, Palu Geologi, Kompas Geologi, Lup, Meteran, dan lain lain dan peta peta
regional yang dapat menunjang penelitian seperti peta administratif Daerah Cisolok dan
sekitarnya dan peta geologi regional Lembar Leuwih Damar.

1.5.2 Tahap Studi Pendahuluan


Tahap studi pendahuluan ini dilakukan untuk mempelajari geologi regional daerah
penelitian serta studi khusus terkait yang diambil dari berbagai literatur berupa text
book/diktat kuliah yang berkaitan tentang karakteristik batuan karbonat, laporan, jurnal,
prosiding, dan makalah-makalah geologi terdahulu serta tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan daerah penelitian. Studi pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman
tentang kajian penelitian dan dipakai sebagai dasar penelitian di lapangan.
Pada tahap ini dilakukan pula interpretasi citra satelit, peta topografi skala 1 : 25.000,
foto udara, peta geomorfologi yang selanjutnya akan digunakan untuk memperoleh gambaran
umum mengenai kondisi geologi dan morfologi daerah penelitian sehingga dapat digunakan
untuk perencanaan lintasan dan kegiatan lapangan lainnya yang efektif dan efisien.

1.5.3 Tahap Penelitian Lapangan


Tahapan penelitian ini dibagi menjadi 2 tahapan yaitu tahapan penelitian umum geologi
dan tahapan penelitian khusus berupa pengamatan fasies batuan karbonat secara mendalam
mengikuti lintasan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tahapan penelitian umum geologi meliputi:
pengamatan morfologi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dari
rupa bumi yang juga mencerminkan karateristik litologi penyusun dari rupa
bumi tersebut. Pengamatan morfologi ini juga bertujuan sebagai dasar
pengklasifikasian peta satuan morfologi,
pengamatan pola persebaran batuan dengan melakukan pengamatan singkapan
singkapan batuan yang ada di wilayah penelitian. Pada tahapan ini juga

dilakukan pengukuran kedudukan batuan dan hubungan antara litologi satu


dengan yang lain berupa kontak batuan.
pengambilan sampel fosil dan batuan yang selanjutnya akan digunakan untuk
analisa petrografi.
pengambilan data struktur seperti data bidang sesar, data rekahan, data
breksiasi, data ini selanjutnya akan dimasukkan kedalam analisa deformasi
dalam sejarah geologi. Namun analisa struktur tidak akan dilakukan secara
mendetil karena fokus utama dari penelitian ini adalah analisa fasies batuan
karbonat
Tahapan pengamatan selanjutnya adalah:
analisa mendetil tentang batuan karbonat seperti fasies batuan karbonat
berdasrkan tekstur batuan karbonat, dan gambaran umum tentang proses
diagenesa seperti sementasi, pelarutan (dissolution), dengan menggunakan
lintasan lintasan yang dibuat memotong singkapan batugamping untuk
pengambilan sampel dan analisa mikroskopis dari sampel yang diambil di titik
singkapan yang berbeda.
1.5.4 Tahap analisis dan pengolahan data
Tahapan ini merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengolah data data yang
didapatkan dari penelitian lapangan. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara melakukan
penelitian sampel sampel yang diambil dari lapangan baik sampel batuan, sampel fosil yang
terkandung dalam batuan, dan juga penelitian data data struktur yang didapatkan di lapangan
untuk menghasilkan tipe deformasi yang telah terjadi (jenis sesar dan sebagainya).
Selama dalam tahapan penelitian dan pengolahan, penulis telah melakukan konsultasi
rutin dengan pembimbing untuk melakukan diskusi dalam pemecahan kasus kasus geologi
yang didapat dari lapangan, selain itu penulis juga melakukan korelasi data dengan
pemahaman konsep geologi yang didapat dari studi pustaka sehingga diharapkan analisa dan
pengolahan data yang dilakukan dapat menghasilkan model geologi yang tepat dan korelatif
dengan konsep dasar geologi yang ada dan kenyataan geology record yang ada di lapangan.
Analisa dan pengolahan data ini meliputi analisis laboratorium, dan studio pengolahan
data. Adapun analisa-analisa yang dilakukan pada tahap ini :
5

analisa biostratigrafi, analisa ini diperlukan untuk mengetahui umur relatif dari
lokasi observasi dan menentukan lingkungan pengendapannya,
analisa petrografi, analisa ini diperlukan untuk mengetahui komposisi batuan dan
menentukan jenis litologi dari sampel yang diambil di lapangan. Analisa
petrigrafi ini mencakup analisa sayatan batuan sebagai representasi dari tiap
satuan batuan dan juga analisa mikrofasies pada sampel batugamping berdasarkan
teksturnya dan juga proses diagenesa yang telah terjadi.
analisa struktur geologi, analisa ini diperlukan untuk menganalisis deformasi
yang telah terjadi pada daerah terkait dan mengetahui karakteristik dari sistem
sesar anjak daerah terkait.
Pada akhir tahapan ini diharapkan dapat menghasilkan:
peta geomorfologi,
peta lintasan dan lokasi,
peta geologi,
peta sebaran fasies batugamping,
penampang geologi,
laporan ilmiah tertulis mengenai fasies-fasies Batugamping Formasi Cimapag
di daerah penelitian.

1.5.5 Tahap Penulisan Skripsi


Pada tahap ini dilakukan penulisan berupa laporan terhadap penelitian yang telah
dilakukan. Laporan berupa skripsi yang memuat informasi serta penjelasan mengenai tatanan
geologi dan fasies-fasies batugamping di daerah penelitian.

1.6 Pembimbing
Adapun dosen dari pihak program studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung,
yang menjadi pembimbing penelitian ini adalah Prof. Dr. Emmy Suparka dan Ir. Nurcahyo I.
Basuki, M.T., Ph.D.

Penyusunan Proposal dan Melengkapi


Persyaratan Tugas Akhir

Studi Pustaka, Interpretasi Peta Topografi dan


Interpretasi Citra Satelit

Penelitian Lapangan:
Pengambilan Data,
Penyebaran Litologi,
Pengukuran Data Struktur,
Pengambilan Contoh Batuan,
Dokumentasi.

Tahap
Persiapan

Tahap Studi
Pendahuluan

Tahap
Penelitian
Lapangan

Pengolahan Data

Analisis
Mikropaleotologi

Analisis Petrografi

Analisis Struktur

Penyajian Data:
Peta Lintasan,
Peta Geomorfologi,
Peta Geologi,
Penampang Geologi,
Profil Penampang,

Tahap
Pengolahan
Data dan
Analisis

Sintesis Geologi

Geologi dan Fasies Batugamping Formasi Cimapag, Daerah Pasir Salam


dan Sekitarnya, Kecamatan Cilograng,Kabupaten Lebak, Banten

Tahap
Penulisan
Skripsi

Gambar 1.2 Diagram Alir Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai