Anda di halaman 1dari 5

ISSN No.

1978-3787

Media Bina Ilmiah5

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PARTUS SEROTINUS DI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARATTAHUN 2013
Oleh:
Ridawati Sulaeman
Gusti Ayu Sri Puja Warnis Wijayanti
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

Abstract : One of the causes of the high maternal mortality rate and infant mortality rate is a post term
pregnancy (serotinus). Post-term pregnancy is related to mortality, morbidity, perinatal, or makrosomia.
While the risks to the mother in the post-term pregnancy can be a postpartum hemorrhage and increased in
obstetric care. Fetal death due to pregnancy post term occurs at 30% before delivery, 55% in labor, and 5%
post-natal. The main cause of death was hypoxia, and mikonium aspiration. Complications that can be
experienced by the newborn is unstable temperature, hypoglycemia, polycythemia and neurologic
abnormalities. This study aims to determine the relationship between the characteristics of pregnant women
with the incidence of post-term delivery in RSUD Patut Patuh Patju on 2013.The design of the study is
correlation with cross sectional approach. Type of study is quantitative. The population is all of the mother
who give birth at vk RSUD Patuh Patuh Patju on september 2013 until november 2013. Total mother give
birth are 1367 person. Sampling collecting technique is simple random sampling. Total of the sampling are
373 sample ; independent variable : pregnant woman characteristics ; dependent variable : post term delivery
incident. Analytic technique : chi square test. The result are from the age of 20 - 35 years old as many as 297
people (79,4%), unemployment as many as 337 people (99,1%), primiparous 176 people (47,1%) and post
term 305 people (81,6%). Based on the results of statistical tests using Chi Square test showed that the
characteristics of pregnant women there was no significant relationship with the incident of post-term.
Where the result showed that maternal age with post term incident p=0,369, job p=0,712 and parity p=0,082.
Summary : the characteristics of pregnant woman have no significant relationship with incident of post term
delivery so the characteristics of pregnant woman is not risk factor of post-term but the other factor are
involves like hormonal, uterine nerves and genetic. Suggestion to pregnant woman is to routine check up so
that can detect the post-term incident and for the other researchers, this study can be used as a reference for
carrying out further research to examine other factors that may affect post-term pregnancy.
Key words : Characteristics of pregnant woman, post-term delivery
Pendahuluan
Kehamilanlewatwaktumerupakankehamilan
yang
melebihiwaktu
42
mingguataulebihbelumterjadipersalinan.Kejadiankeh
amilanlewatwaktuberkisarantara 10% denganvariasi
4% sampai 15%. Perlu diperhatikan bahwa sebagian
besar ibu di daerah pedesaan tidakm engetahui
dengan pasti tanggal haid terakhir, sehingga sulit
melakukan evaluasi (Manuaba, 2007). Kehamilan
umumnya berlangsung 40 minggua tau 280 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
aterm ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu dan
ini merupakan periode persalinan normal. Namun
sekitar 3,414% atau ratarata 10% kehamilan
berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini

bervariasi dari beberapa penelitit ergantung pada


kriteria yang dipakai (Prawirohardjo, S.2008).
Kehamilan post term mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan janin dan kematianj anin.
Ada anin yang dalam usia kehamilan 42 minggu
atau lebih, berat badannya meningkatt erus, ada yang
tidak bertambah, ada yang lahir dengan berat badan
kurang dari semestinya, atau meninggal dalam
kandungan karena kekurangan zat makanan dan
oksigen. Kehamilan post term mempunyai hubungan
yang erat dengan mortalitas, morbiditas, perinatal,
ataupun makrosimia. Sementara itu resiko pada ibu
pada kehamilan post term dapat berupa perdarahan
pascapersalinan maupun tindakkan obsestrik yang
meningkat. Berbeda dengan angka kematiani bu

_______________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume 7, No. 6,Desember 2013

6 Media Bina Ilmiah

yang cenderung menurun, kematian perinatal


nampaknya masih menunjukkan angka yang cukup
tinggi, sehingga pemahaman danp enatalaksanaan
yang tepat terhadap kehamilan post term akan
memberikan sumbangan yang besar dalam
menurunkan angka kematian , terutama angka
kematian perinatal (Prawirohardjo, S. 2008 ).
Kematian janin akibat kehamilan lewat waktu
terjadi pada 30% sebelum persalinan, 55% dalam
persalinan,dan 5% post natal. Penyebab utama
kematian adalah hipoksia, dan aspirasi mikonium.
Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir
ialahs uhu yang tidak stabil, Hipoglikemia,
polisitemia dan kelainan neurologic (Prawirohardjo,
S.2008).
Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan
belum diketahui pasti namun beberapa faktor yang
diduga sebagai penyebab antara lain : cacat bawaan,
efisiensi plasenta, pemakaian obatobatan yang
berpengaruh sebagai tokotikantiprosfatglandin,
lbutamol, progestin, asamfenamat dansebagainya
(Nugroho,T. 2011 ).
Berdasarkan catatan rekam medik RSUD Patuh
Patut Patju Kabupaten Lombok Barat jumlah kasus
dengan kehamilan post term yang berkunjung ke
rumah sakit terus mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari jumlah kunjungan dari tahun 20102012.Jumlah pasien yang mengalami kehamilan post
term tahun 2010 sebanyak 20 orang, tahun 2011
sebanyak 55 orang dan pada tahun 2012 sebanyak
128 orang. Data tersebut menunjukkan adanya
peningkatan kejadian 2 kali lipat setiap tahunnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penelit itertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul Hubungan Karakteristik Ibu Hamil
dengan Kejadian partus serotinus di RSUD Patut
Patuh Patju.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang bersalin
RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013 selama 4 bulan
yaitu dari bulan September sampai dengan bulan
Desembar 2013. Penelitian ini merupakan penelitian
korelasional yaitu suatu bentuk penelitian yang
bertujuan untuk mencari hubungan antara variable
yang diteliti, sedangkan pendekatan adalah secara
Cross Sectional (Notoatmodjo, 2005).
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu
melahirkan di ruang Bersalin RSUD Patut Patuh
Patju bulan Januari sampai dengan Nopember 2013.
Jumlah ibu yang melahirkan sebanyak 1367 orang.
Sedangkan sample dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan Rumus Slovin yaitu :
_______________________________________________
Volume 7, No. 6, Desember 2013

ISSN No. 1978-3787

N
--------------------------1 + N (d)
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
d = galat penduga (0,05 0,1)
Apabila menggunakan rumus tersebut didapatkan :
1367
n = -----------------------1+ 1367 (0.05)
n=

n = 374 sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling. Variabel Penelitian adalah
Variabel Independent : karakteristik Ibu hamil dan
variable Dependent
: kejadian partus serotin.
Pengambilan data dilakukan dengan penelusuran
kohort ibu ( register pasien) di ruang IIDA RSUD
Patuh, Patut Patju untuk mengetahui karakteristik
ibu hamil dan untuk data kejadianserotinus
dilakukan abservasional meggunakan check list.
Sedangkan analisa data menggunakan uji statistik
uji Chi Square (Sugiyono, 2010)
Hasil
a.

Karakteristik responden

Tabel1. Distribusi
responden
berdasarkan
karakteristik ibu bersalin di ruang bersalin
RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013
Karakteristik ibu
Usia :
< 25 thn
20-35 thn
> 35 thn
Pekerjaan :
Bekerja
Tidak bekerja
Paritas :
Primi
Multi
grande

Jumlah

Persen

45
297
32

12
79,4
8,6

37
337

9,9
90,1

176
150
48

47,1
40,1
12,8

Melihat tabel 1 di atas bahwa sebagian besar


responden berada pada usia 20 35 tahun sebanyak
297 orang (79.4 %), tidak bekerja sebanyak 337
orang (90,1%) dan primi gravida sebanyak 176
orang (47,1%)

http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787

Media Bina Ilmiah7

Pada Tabel 2 di bawah ini dapat menjelaskan


tentang kehamilan responden. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Distribusi
Responden
Berdasarkan
Kehamilan Ibu Hamil di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Patut Patuh Patju
Tahun 2013
No
1
2

Kehamilan
Jumlah
Serotinus
69
Tidak serotinus 305
Total
374

Persen (%)
18,4
81.6
100

Berdasarkan tabel 2 di atas memperlihatkan


bahwa sebagian besar responden tidak mengalami
serotinus yaitu sebanyak 305 orang (81.6%)
Analisis Hubungan karakteristik ibu bersalin
(umur, pekerjaan, paritas) dengan Kejadian
Serotinus di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Patut Patuh Patju Tahun 2013 . Berdasarkan hasil
analisa data dengan menggunakan tabel silang
(Cross tabulation) didapatkan hasil seperti pada
tabel 3 di bawah :
Tabel 3. Distribusi
Responden
Berdasarkan
karakteristik ibu bersalin dan Usia
Kehamilan Ibu Hamil di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Patut Patuh Patju
Tahun 2013
Karakteristik

Usia kehamilan
serotinum
Tidak serotinum
jumlah persen jumlah persen

UMUR
< 20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
PEKERJAAN
Bekerja
Tidak bekerja
PARITAS
Primipara
Multigravida
grandemultigravida

8
58
3

37
239
29

P= 0,369

6
63

31
274

P= 0,712

39
26
4

137
124
44

P= 0,082

memandang usia. Semua golongan usia baik yang


beresiko terhadap kehamilan maupun yang tidak
beresiko terhadap kehamilan. Sebagian besar ibu
tidak bekerja dan tidak mengalami serotinus yaitu
sebanyak 274 orang (73 %) dan tidak bekerja tetapi
mengalami serotinus berjumlah 63 orang (17 %).
Kemudian ibu yang bekerja mengalami serotinus
sebanyak 6 orang (0.16 %) dan 31 orang (0.82 %).
Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square
didapatkan hasil p = 0.712 artinya p > = 0.05
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
pekerjaan ibu hamil dengan kejadian serotinus,
Sedangkan ibu yang mengalami serotinus adalah
primipara sebanyak 39 orang (10.4 %), ibu
multigravida sebanayak 26 orang (6.95 %) dan
grandemultigravida sebanayk 4 orang (1.06 %).
Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square
didapatkan hasil p = 0.082 artinya p > = 0.05
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
paritas ibu hamil dengan kejadian serotinus,
Pembahasan
a.

Melihat tabel 1 di atas bahwa sebagian besar


responden berada pada usia 20 35 tahun. Hal ini
didukung oleh teori Cuningham (2006) yang
menyatakan bahwa kelompok usia 20 35 tahun
merupakan kelompok usia reproduksi sehat dan
kebanyakkan kehamilan akan terjadi pada kelompok
usia ini. Dari teori dan hasil penelitian yang ada,
peneliti mengetahui bahwa sebagian besar responden
(79.40 %) berada pada kelompok usia reproduksi
sehat.
b.

Melihat tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa


terbanyak responden yang mempunyai umur 20 35
tahun mengalami serotinus sebanyak 58 orang (0.15
%) dan tidak mengalami serotinus sebanyak 239
orang (0.64 %). Hal tersebut didukung oleh hasil
analisis dengan menggunakan uji Chi Square
didapatkan hasil p = 0.369 artinya p > = 0.05
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
umur ibu hamil dengan kejadian serotinus, dalam hal
ini
untuk umur terjadinya serotinus tidak

Identifikasi usia ibu melahirkan di RSUD


Patut Patuh Patju tahun 2013

Identifikasi paritas ibu melahirkan di RSUD


Patut Patuh Patju tahun 2013

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa


jumlah responden tertinggi yaitu responden dalam
kategori paritas 1 (primipara)yaitu sebanyak 176
orang (47.1 %) dan grande multigravida sebanyak
48 orang (12. 8 %). Dari data tersebut peneliti
mengetahui bahwa jumlah responden terendah
berada pada paritas >4, disebabkan karena telah
digalakkannya program KB pada masyarakat
sehingga jumlah kelahiran ( paritas ) pun semakin
rendah juga didukung oleh ibu ibu mayoritas
termasuk golongan primipara artinya baru pertama
kali mengalami kehamilan. Melihat hasil tersebut
menurut teori yang dikemukakan oleh Erica. R (
1994 ) bahwa tujuan KB adalah untuk memberikan
wewenang untuk menentukan sendiri jumlah dan
jarak persalinan serta mengurangi jumlah paritas

_______________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume 7, No. 6,Desember 2013

8 Media Bina Ilmiah

yang merajuk pada pengendian kepadatan penduduk


sedangkan untuk golongan primipara program KB
ini disosialisasikan sehingga ibu ibu ini
menggunakan salah satu alat kontrasepsi KB untuk
mengatur jarak kehamilannya.
3. Identifikasi pekerjaan ibu melahirkan di
RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013
Dari hasil penelitian terlihat bahwa responden
terbanyak terdapat dalam kategori ibu rumah tangga
(IRT) sebanyak 337 responden (90.10 %) . Dari
teori dan hasil penelitian yang ada, peneliti
mengetahui bahwa pekerjaan mempengaruhi
seseorang dalam membatasi jumlah keluarga,
dimana seorang wanita yang memiliki pekerjaan
dengan penghasilan yang rendah atau tanpa
pekerjaan akan cenderung memiliki angka kelahiran
yang tinggi. Hal ini didukung oleh hasil suatu
penelitian yang diungkapkan dalam Eric R. (1994)
bahwa di India yang mempunyai angka kelahiran
yang tinggi, 94% dari pekerja wanita bekerja
disektor formal yang tanpa jaminan dan dengan gaji
yang rendah.
d.

Identifikasi kejadian partus serotinus ibu


melahirkan di RSUD Patut Patuh Patju
tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan


dari 374 responden, mengalami kehamilan serotinus
sebanyak . Menurut Sarwono. P. (2008), salah satu
masalah yang sering dijumpai pada pengelolaan
kehamilan serotinus adalah kesulitan dalam
menentukan umur kehamilan dimana tidak selalu
dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin bisa
saja belum matur sebagaimana yang diperkirakan.
Dari teori dan hasil penelitian yang ada, peneliti
mengetahui bahwa kesulitan dalam menentukan
umur kehamilan dapat mempengaruhi angka
kejadian kehamilan serotinus. Responden cenderung
untuk tidak mengingat HPHT sehingga mengalami
kesulitan dalam menentukan usia kehamilan yang
akhirnya meningkatkan angka kejadian serotinus di
RSUD Patut Patuh Patju.
e.

Analisis hubungan antara karakteristik Ibu


hamil dengan kejadian partus serotinus di
RSUD Patut Patuh Patju tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi


square antara karakteristik ibu hamil yang terdiri
dari umur, pekerjaan dan paritas tidak ada hubungan
yang signifikan dengan kejadian partus serotinus. Ini
menunjukkan bahwa semua golongan umur baik
yang beresiko terhadap kehamilan maupun yang
tidak beresiko terhadap kehamilan berpotensi yang
_______________________________________________
Volume 7, No. 6, Desember 2013

ISSN No. 1978-3787

sama untuk mengalami serotinus, begitupun dengan


paritas tidak melihat apakah paritas yang rendah atau
yang banyak memiliki potensi yang sama untuk
terkena serotinus. Pekerjaan juga demikian halnya
juga berpotensi sama untuk terkena serotinus baik
ibu ibu yang tidak bekerja maupun ibu yang
bekerja semua berpotensi untuk mengidap serotinus.
Menurut Nugroho T, 2011 hal yang menyebabkan
terjadinya partus serotinus atau kehamilan lewat
bulan belum diketahui secara pasti tetapi diduga
karena :penurunan kadar estrogen, pada kehamilan
normal umunya tinggi, pada kasus insufisensi
plasenta /andrenalin sulfat janin, hormone prokusor
yaitu isoandrosteron sulfat dieksresikan dalam cukup
tinggi konversi menjadi estradiol dan secara
langsung estriol didalam plasenta, Faktor hormonal
yaitu kadar progesterol tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitoksin berkurang. Faktor lain
adalah
hetereditas,karena
post
matur/
serotinus,sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu.
Pendapat Nugroho T didukung oleh Sarwono P.
2008 mengatakan bahwa persalinan, sampai saat ini
sebab terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat
gangguan terhadap timbulnya persalinan. Beberapa
teori diajukan antara lain sebagai berikut :Pengaruh
Progesteron :Penurunan hormon progesteron dalam
kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan
endokrin yang penting dalam memacu proses
biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan
sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga
beberapa penulis menduga bahwa terjadinya
kehamilan postterm adalah karena masih
berlangsungnya
pengaruh
progesterone.Teori
Oksitosin :Pemakaian oksitosin untuk induksi
persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan
atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan penting dalam menimbulkan
persalinan
dan
pelepasan
oksitosin
dari
neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia
kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor
penyebab kehamilan postterm. Teori Kortisol/ACTH
Janin : Dalam teori ini diajukan bahwa pemberi
tanda untuk dimulainya persalinan adalah janin,
diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol
plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi
plasenta sehingga produksi progesteron berkurang
dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya
berpengaruh terhadap meningkatnya produksi
prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti
anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak
adanya kelenjar hipofisis pada janin akan
http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787

menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan


baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat
bulan. Saraf Uterus : Tekanan pada ganglion
servikalis dari pleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di
mana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti
pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian
bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai
penyebab terjadinya kehamilan postterm. Herediter :
Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu
yang mengalami kehamilan postterm mempunyai
kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada
kehamilan berikutnya. Menurut Sarwono, P. 2008,
Pada kehamilan fungsi plasenta `mencapai
puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan
kemudian mulai menurun terutama setelah 42
minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan
penurunankadarestriol dan plasental laktogel.
Rendahnyafungsi plasenta berkaitan dengan
peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3
kali. Akibat dari proses penuaan plasenta maka
pemasokkan makanan dan oksigen akan menurun
disamping akan terjadinya spasme arteri spinalis.
Janin akan mengalami pertumbuhan yang terhambat
dan penurunan berat.
Penutup
a.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat


disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil adalah
sebagai berikut :sebagian besar berusia 20-35 tahun
sebanyak 297 orang (79,4 %); tidak bekerja
sebanyak 337 orang (99,1%) dan tidak serotinus
sebanyak 305 orang (81,6%). Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan
bahwa karakteristik ibu hamil yang terdiri dari usia,
paraitas dan pekerjaan tidak ada hubungan yang
signifikan dengan kejadian serotinus
b.

Saran

1.

Penelitian
ini
dapat
dijadikan,
sebagaibahanuntukreferensi dalam pengelolaan
kasus serotinus (lewat bulan ) kepada ibu hamil.

Media Bina Ilmiah9

usdenganrajinmemeriksakankandunganmelaluis
osialisasiinformasi yang didapatdaripeneliti
sehingga kejadian kehamilan lewat bulan dapat
segera diketahui
Daftar Pustaka
Cuningham f.dkk. 2006. Obstetri Williams edisi 2.
Jakarta: EGC
KIA Dikes NTB. 2009. Pemberdayaan Masyarakat
Kesehatan
Ibu
dan
Anak,
http://Wijaya.27.blogspot.com/2009/01. di
akses tanggal 8 Agustus 2013
Manuaba.I. G. B., 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan
Keluarga
Berencana Untuk Pendidikkan Bidan.
Buku kedokteran: Jakarta.
I. G. B.,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran:
EGC.
Notoatmodjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan.
Rineka Cipta: Jakarta.
-------------. 2005. Metode Penelitian Kesehatan.
ECG: Jakarta.
Nugroho, T. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk
Mahasiswa
Kebidanan.Muha Medika :
Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Statistik
Alfabeta. Bandung

Untuk

Penelitian.

Prawiroharjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Profil Rumah Sakit Umum daerah Patut Patuh Patju.
2011
-------------. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal DanNeonatal. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Varney, Helen Dkk.2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC.

2.
Sebagaibahanpertimbanganbagimasyarakatd
alamupayamencegahterjadinyakehamilanserotin

_______________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume 7, No. 6,Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai