Anda di halaman 1dari 22

Terdapat sekitar 16.000 spesies lumut yang sudah dikenali dan diklasifikasikan.

Lumut
diklasifikasikan. menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerotopsida
(lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
Ciri-ciri
1. Merupakan tumbuhan darat sejati yang menyukai tempat yang lembab, kecuali spaghnum
(hidup di air)
2. Merupakan tumbuhan yang memiliki area penyebaran yang luas (kosmopolit)
3. Memiliki klorofil, tetapi belum memiliki jaringan atau pembuluh angkut
4. Bentuk tubuh yang sederhana berupa thalus (lembaran), dan yang kompleks berupa pohon
5. Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thalus dengan tumbuhan kormus
(berpembuluh)
6. Memiliki rhizoid yang berfungsi sebagai alat perekat pada tempat hidupnya dan untuk
menyerap air dan mineral dari lingkungan
7. Ukuran tubuh: Makroskopis
8. Bentuk tubuh:
a. Gametofit
Bentuk tubuh yang umumnya terlihat.
Menghasilkan gamet.
Berdasarkan letak gamet jenis gametofit ada yang monoceus/berumah 1 dan ada yang
diceus/berumah 2
b. Sporofit/Sporogonium
Bentuk tubuh yang jarang terlihat, dan menumpang atau menempel pada gametofitnya.
Menghasilkan spora karena memiliki sporangium.
Jenis spora yang dihasilkan berukuran sama sehingga disebut Isospora atau homospora
Cara hidup
1. Tumbuhan lumut (gametofit) mengambil makanan (Bahan anorganik) menggunakan rhizoid, dengan cara difusi
2. Lumut mensintesis sendiri bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis
3. Lumut hidup pada tempat yang teduh, lembab, dan basah, seperti tanah, bebatuan dan
pohon
4. Kebanyakan hidup menempel pada batang pohon (epifit) atau menempel pada daun
(epifil).

1. Hepaticopsida (Lumut Hati)


Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, pipih, dan
berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun, misalnya Marchantia dan Lunularia.
Namun, ada lumut hati yang berdaun, misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar
dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di
tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air,
misalnya Ricciocarpus natans.

Hepaticopsida berasal dari kata hepatica yang artinya hati, sehingga lumut ini dikenal
dengan nama lumut hati.

Kebanyakan hidup di tempat-tempat basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur
yang higromorf.
Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun.
Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis seperti kulit, yang tumbuh memipih rata diatas
medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan rizoid.
Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah dibedakan atas bagian yang
menyerupai batang dan daun-daun.
Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas, terdiri atas bagian kaki,
tangkai (seta) dan kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati yang primitif, bagian
kaki dan seta ini tidak ada.
Dalam kapsul spora berisi jaringan arkespora yang mana sel sel arkeospora akan
membelah menjadi sel sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan mempunyai
penebalan berbentuk spiral namanya elatera.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Hidup lumut ini mirip dengan lumut daun.
Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini
menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok
peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.
Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun.
Sel-sel induk spora melalui pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora yang
berkecambah hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau boleh dikatakan
lumut hati tidak membentuk protonema.
Sebagia besar mempunyai sel-sel yang mengandung minyak.
Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof, untuk lumut yang tumbuh pada tempat
yang kelembapannya tinggi. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan
banyak lekukan Contohnya: genus Riella
Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf, untuk lumut yang tumbuh pada tempat
yang kering.

Gambar di samping menunjukkan Marchantia, contoh umum lumut hati. Seluruh struktur
ditampilkan di sini adalah sekitar 2 cm

Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia dan Lunularia, gametofit memiliki
stuktur khas berbentuk seperti mangkok yang disebut gemmae cup (piala tunas). Gemmae
cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di dalamnya terdapat gemmae
atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan terpelanting oleh air hujan akan tumbuh
menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae cup, reproduksi vegetatif lumut hati juga dapat
dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnya Marchantia sp. Namun, ada pula yang
berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor
yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau payung dengan tepi
berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium
membentuk sel kelamin betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk
anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan dengan tepi
berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka
terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di bagian
bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk sporogonium yang akan
menghasilkan spora (n).
Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia polymorpha, Ricciocarpus
natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica.

2. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)


Anthocerotopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya berbentuk
kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan
cawan arkegonium. Setelah sporoft masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium
memiliki benang-benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya
terdapat stomata. Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama
(berumah satu), ada pula yang terletak pada talus yang berbeda (berumah dua).

Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang dimasukkan dalam satu golongan saja,
yaitu suku Anthocerotaceae.
Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh
Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas hanya mempunyai satu kloroplas dengan
satu pirenoid besar
Pada sisi bawah talus terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal.
Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rhizoid, melekat pada talus
gametofitnya.
Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan paling dekat dengan
tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Sporofit pada lumut ini
membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk
Habitatnya di daerah yang mempunyai kelembaban tinggi
Sepanjang poros sporogonium terdapat jaringan yg terdiri atas beberapa deretan sel
mandul yang disebut Kolumela.
Kolumela diselubungi oleh jaringan yg kemudian menghasilkan spora, disebut arkespora.
Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang disebut elatera

Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya kapsul spora pada
sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari atas dan berturut-turut sampai
bagian bawah.
Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel penutup
Anthocerotales terdiri dari satu suku, yaitu Anthocerotaceae.

Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembap. Terdapat sekitar 100 spesies lumut
tanduk, antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Folioceros, dan
Leiosporoceros.

3. Bryopsida (Lumut Daun)


Bryopsida merupakan lumut sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies dari dua
kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dan permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah
ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di atas
permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong satu sama lain, dan
memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya menyerap dan menahan air.

Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan


kecil yang tumbuh tegak. Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula
yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum commune. Bila diperhatikan dengan cermat,
tubuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang,
dan daun. Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut daun
bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun berukuran kecil dan
berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit. Gametofit
dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan
spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan menghasilkan ovum. Ada
yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan
menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk
sporogonium yang bentuknya bervariasi, antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak,
atau kerucut berparuh. Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak
spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok.
Selain dengan spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
Terdapat sekitar 10.000 spesies lumut daun, antara lain Polytrichum commune, Polytrichum
hyperboreum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre, Dichodontium, dan Campylopus.

Peranan
1. Marchantia polimorpha, sebagai obat penyakit hati atau lever
2. Spaghnum sp sebagai bahan dasar pembuatan kapas untuk pembalut dan bahan bakar
alternatif.
3. Melapukkan batuan candi
http://www.sridianti.com/klasifikasi-lumut-01.html

Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Bryopsida

Lumut Kelas Bryopsida


Perbedaan lumut kelas bryopsida (lumut daun) dengan lumut hati terletak pada letak daun daun
yang selalu ada pada semua sisi sumbu utama. Itulah alasan mengapa lumut kelas bryopsida juga
disebut sebagai lumut daun.

Gametofit terdiri dari :


Protonema (benang yang bercabang banyak)
Gametofora (batang dengan daun yang mengelilinginya)

PROTONEMA
Protonema lumut kelas bryopsida dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
Protonema primer, berasal dari perkembangan spora dan bersifat haploid.
Protonema sekunder, berasal dari jaringan vegetatif tumbuhan lumut ataupun dari perkembangan
protonema primer.

Protonema tersier yaitu bila berasal dari perkembangan protonema sekunder.

Semua protonema kaya akan kloroplas sehingga disebut dengan kloronema. Pada umumnya
protonema berumur pendek karena akan segera membetuk banyak cabang hingga terbentuk
tumbuhan lumut berdaun yang baru.
GAMETOFORA
Gametofora umumnya terdiri atas batang, daun, dan risoid.
a. Batang
Panjang batang bervariasi begitu pula dengan bentuk batang : bentuk bulat, sedikit
bersegitiga, bulat panjang, dan segi banyak. Pada umumnya batang tumbuh tegak, namun
tetap ada pembagian batang berdasar cara tumbuhnya, yaitu:

Tegak (ortotrop) : pertumbuhan terbatas (acrocarp).


Mendatar (plagiotrop) : pertumbuhan tak terbatas (pleurocarp).

Umumnya anatomi batang lumut ini adalah :

Epidermis dengan sel sel panjang dan berdinding tebal


Korteks, berupa jaringan parenkimatis dengan rongga antar sel
Silinder pusat

b. Daun
Umumnya terdiri dari 1 lapis sel, namun untuk ibu tulang daun/costa umumnya tersusun oleh
beberapa lapis sel. Ukuran daun bervariasi. Sisi daun yang agak cekung dinamakan dengan
sisi dalam (sisi ventral), sisi aksial disebut sisi bawah (sisi dorsal). Terdapat 3 susunan daun
pada batang, yaitu:

Daun bawah, pada bagian basal batang


Daun tajuk tumbuhan (leaf blad), daun biasa
Daun atas, melindungi alat kelamin disebut daun perichaetal.

Kedudukan daun pada batang selalu spiral.


c. Gametangium
Androsium (kelamin jantan) terdiri dari beberapa anteridia yang dikelilingi oleh daun daun
perigonium dan parafisa. Sedangkan Ginaesium (kelamin betina) terdiri dari beberapa
arkegonia yang dikelilingi daun daun perichaetium. Di dalam perut Ginaesium terdapat sel
telur.
d. Sporofit
Sporofit terdiri atas kaki, seta, dan kapsul. Kaki berfungsi sebagai haustorium (struktur
pengambil zat zat makanan). Pada kapsul (theca) terdapat spora, dan pada lubang bagian

atas kotak spora dinamakan stoma dan disekitarnya terdapat gigi gigi peristoma. Peristoma
merupakan tonjolan yang berupa gigi atau rambut. Pada peristom yang terdiri atas 2 baris
dibedakan eksostom (gigi luar) dan endostom (gigi dalam).
Berdasarkan ada tidaknya gigi teristoma :
1. Clistocarpi : tidak mempunyai peristoma
2. Stegocarpi : mempunyai peristoma

Gigi peristoma dapat bergerak secara higroskopis dengan gerakan menutup apabila udara
lembab (sedikit angin untuk menerbangkan spora) dan gerakan membuka apabila udara
kering (banyak angin untuk menerbangkan spora). Bagian antara kotak spora dan tutup
kapsul (operculum) disebut dengan anulus (cincin). Pada jenis tertentu operculum tidak
dijumpai.
e. Spora
Umumnya spora berupa sel tunggal dengan ukuran 1 hingga 200, dan rata rata 10-20 .
Bentuk spora bermacam macam : bulat, bulat memanjang, seperti ginjal, tetrahedris, dll.
Dinding spora (sporodermis) terdiri atas :
Lapisan dinding luar : eksospor (exine) yang terbuat dari chitine, berwarna kuning cokelat dengan
penabalan hyalin.
Lapisan dinding dalam : endospor (intine) yang terbuat dari selulose.

Perbedaan spora dengan pollen adalah pada tanggung jawabnya genetiknya untuk melakukan
pembuahan. Spora tidak bertanggung jawab sedangkan pollen bertanggung jawab.

Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Anthocerotopsida

Lumut Tanduk
Lumut kelas anthocerotopsida dahulu pernah bernama lumut hati bertanduk karena masih
termasuk dalam golongan lumut hati. Namun pada akhirnya diketahui bahwa baik gametofit
maupun sporofit dari lumut ini berbeda dengan golongan lumut hati.

GAMETOFIT LUMUT TANDUK


Gametofit dari lumut ini berbetuk cakram, bersifat dorsiventral (dapat dibedakan antara
bagian dorsal/punggung dan ventral/perut ) dan tidak memiliki sisik. Di sini dijumpai adanya
risoid yang halus seperti rambut. Jaringan penyusun talus bersifat homogen, memiliki
kloroplas dengan pyrenoid besar di mana di dalam pirenoid terdapat beberapa granula. Organ
seks tertanam pada jaringan gametofit di sisi dorsal. Pada bagian ventral gametofit dijumpai
adanya stoma.
SPOROFIT LUMUT TANDUK
Sporofit kelas anthocerotopsida hanya terdiri atas kaki dan kapsul, dengan kata lain tidak
memiliki seta di mana bentuk kapsul adalah silinder dengan panjang beberapa sentimeter.
Pengamatan irisan melintang kapsul menunjukkan adanya kelompok sel-sel steril di tengahtengah yang disebut kolumela. Kolumela dikelilingi oleh silinder berongga yang berisi elatera
dan spora yang biasanya berupa tetra spora. Struktur elatera memanjang ke seluruh bagian
kapsul. Di sebelah luar kapsul terdapat sel-sel epidermis (dinding kapsul), dan umumnya
terdapat stomata. Sporofit tidak bertangkai dan mempunyai bentuk seperti tanduk, inilah yang
membedakannya dengan sporofit kelas hepaticopsida.
KLASIFIKASI LUMUT TANDUK
Terdapat 1 Ordo dalam kelas ini, yaitu Anthocerotales yang kemudian terbagi lagi menjadi 2
suku, antara lain :
Anthocerotaceae, memiliki sporofit di tengah kapsul dengan contoh spesies yang posisi
sporogoniumnya tegak.
Notothylaceae, memiliki sporofit di tepi kapsul dengan contoh spesies yang posisi sporogoniumnya
mendatar.

Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Hepaticopsida


Gametofit dari kelas ini masih sangat sederhana dan berdasar bentuk tubuhnya, lumut kelas
ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Tipe frondose / lumut hati bertalus (thalloid liverwort), merupakan golongan yang talusnya
berupa lembaran.
2. Tipe foliose / lumut hati berdaun (leafy liverworts), merupakan golongan yang talusnya
menyerupai batang dengan daun daun.

Lumut hati bertalus


Golongan ini meliputi tubuh bagian dorsal (punggung) dan ventral (perut).
Pada sisi dorsal :

Pada jenis tertentu terdapat alur di tengah di mana pada bagian ujungnya terdapat
penonjolan yang berfungsi sebagai gametangiofor (pendukung gametangium).
Terdapat sel sel asimilasi yang membatasi ruang ruang udara.
Terdapat lapisan epidermis yang merupakan lapisan yang berbatasan dengan udara luar.
Terdapat porus yang menghubungkan ruang udara dengan udara luar.

Pada sisi ventral :

Ada yang namanya rusuk tengah yang merupakan penebalan dari talus.
Terdapat risoid dengan karakteristik unisel, tidak ada cabang, tekstur halus, serta licin dan
berjendol.
Terdapat sisik dengan hanya 1 lapis sel meskipun ini bersifat multisel.
Terdapat jaringan parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan makanan.

Tipe penampang melintang talus :


a. Tipe Marchantia
Pada tipe ini daerah ventral melebar hingga ke tepi kanan kiri talus. Daerah rusuk tengah
merupakan bagian yang paling tebal dan semakin ke tepi semakin berkurang penebalannya.
Daerah dorsal terdiri atas 1 lapis ruang udara yang di batasi oleh 1 lapis sel asimilasi di mana
pada dasar ruang udara tersebut terdapat benang benang asimilasi yang berfungsi untuk
membantu dalam proses pengikatan CO2. Contoh pada Marchantia sp. dan Targonia
hipophyla.
b. Tipe Plagiochasma
Daerah ventral sedikit melebar tetapi tidak sampai ke tepi talus. Daerah dorsal terdiri dari
beberapa lapis ruang udara yang kosong. Lapisan atas dan tengah pada lapisan udara
berukuran lebih kecil dibandingkan dengan lapisan di bawahnya. Contoh pada Plagiocasma
appendiculatum, P. articulatum, dan masih terdapat contoh yang lain.
c. Tipe Stepensoniella
Daerah ventral khususnya pada rusuk tengah, tebal. Daerah dorsal terdiri dari 1 lapis ruang
udara yang besar dan kosong. Contoh pada Stepensoniella brevipedunculata, Sauchia
spongiosa, dan masih banyak lagi.

Lumut hati berdaun


Golongan ini meliputi morfologi daun dan batang
Pada daun :

Bersifat dorsiventral (dapat dibedakan antara sisi dorsal dan sisi ventral) dengan
karakteristik tubuh yang lunak.
Terdapat 2 3 baris daun
Di tepi talus terdapat yang namanya daun lateral yang dibagi menjadi : daun tunggal dan
daun bilobus. Daun bilobus dibagi lagi menjadi 2, yaitu lobus postical (atas) dan lobus antical
(bawah).

Daun ke 3 pada garus tengah di sisi ventral dinamai dengan amfigastrium yang bercirikan
ukuran lebih kecil dari daun lateral.
Daun umumnya terdiri atas 1 lapis sel.
Terdapat kloroplas.
Terdapat trigome (penebalan berbentuk segitiga pada sudut sudut sel).

Pada batang yang telah maju terdapat 3 macam jaringan :

Epidermis, yaitu sel selnya berdinding tebal dengan lapisan kutikula


Korteks, sel selnya berdinding tebal namun berukuran kecil. Sifat jaringan korteks
parenkimatis, berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, dan juga sebagai tempat penimbunan
zat makanan cadangan.
Medula, dindingnya tipis akan tetapi lebar

Terkadang pada beberapa suku tidak dijumpai adanya epidermis, namun korteks terdiri dari
sel sel hyalin berdinding tipis dan berukuran relatif besar yang dinamakan dengan
hyaloderm. Jadi hyaloderm merupakan jaringan korteks yang terdiri dari sel sel hyalin
berdinding tipis dan berukuran relatif besar.
Sumber : Catatan kuliah Mata Kuliah Briologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Klasifikasi Tumbuhan Lumut

antoine laurent
Antonae Laurent de Jussieu
Pada tahun 1836 beliau mengklasifikasikan tumbuhan lumut dengan cara membedakan antara
[Mosses] dengan kelompok [tumbuhan lumut].
Alfred Forbes Boun
Oleh beliau pada tahun 1864 dibedakan antara kelompok [algae, fungi, lichens & mosses]
dengan kelompok [tumbuhan lumut].
Wilhelm Philipp Schimper
Beliau membagi antara [bryophita] dengan [tumbuhan lumut/mosses] pada tahun 1879.

Berdasarkan bentuk dan susunan tubuhnya, Wilhelm Eichler, pada tahun 1883 membedakan
lumut menjadi 2 kelas, yaitu Kelas Hepaticae dan Kelas Musci.
Masing masing kelas yang telah dibagi oleh Wilhelm Eichler dibagi lagi menjadi 3 bangsa
oleh Heinrich Gustav Adolf Engler pada tahun 1892, antara lain :
Untuk kelas Hepaticae :

Marchantiales
Yungermaniales
Anthocerotales

Untuk kelas Musci :

Spagnales
Andreaeales
Bryales

marshall avery howe


Kemudian karena Anthocerotales mempunyai perbedaan struktur gameofit dan sporofit
dengan bangsa lain, maka Marshall Avery Howe, pada tahun 1899 menaikkan kategori takson
menjadi kelas tersendiri, yaitu :

Hepaticae
Anthocerotaceae
Musci

Sumber : Catatan kuliah Mata Kuliah Briologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Mengenal Divisi Bryophyta (Lumut)


Bryophyta (lumut) digolongan ke dalam tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta)
karena tidak memiliki pembuluh sehingga tidak memiliki jaringan yang berfungsi
mengangkut zat makanan, air, dan mineral. Pengangkutan tidak dilakukan oleh pembuluh,
hanya melalui antarsel. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor (perintis) yang
tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan
lumut berukuran kecil, tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
1. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut
Ciri-ciri tumbuhan lumut sebagai berikut.
a. Berwarna hijau karena mempunyai klorofil.
b. Gametofit lebih dominan daripada sporofit.
c. Hidup di tempat basah atau lembap dan terlindung dari cahaya matahari.
d. Pada permukaan luar tubuh terdapat lapisan berlilin untuk menahan masuknya air.
e. Peralihan dari Thallophyta (tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun) ke
Cormophyta (dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun).
Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit, yaitu generasi yang menghasilkan sel
kelamin (gamet). Gamet jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh anteridium dan gamet betina
(ovum) dihasilkan oleh arkegonium. Anteridium didukung oleh anteridiofor dan arkegonium
didukung oleh arkegoniofor. Sporofit merupakan badan pembentuk spora yang berkembang
dari zigot (peleburan ovum dan spermatozoid).
2. Struktur Tubuh Lumut
Struktur tubuh tumbuhan lumut sebagai berikut.

a. Akar
Tumbuhan lumut mempunyai akar semu yang disebut rizoid. Rizoid berfungsi untuk melekat
pada tempat tumbuh (substrat) serta menyerap air dan unsur hara.
b. Batang
Struktur batang tumbuhan lumut sebagai berikut.
1) Lumut hati dan lumut tanduk tidak berbatang dan tidak mempunyai pembuluh angkut.
Tubuhnya berbentuk lembaran (talus).
2) Lumut daun mempunyai batang sederhana dengan pembuluh angkut tunggal.
c. Daun
Lumut hati dan lumut tanduk tidak mempunyai struktur daun. Lumut daun mempunyai daun
sederhana, berbentuk pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut di dalam ibu tulang daun,
dan mengandung kloroplas.
Bagaimana sistem transportasi tumbuhan lumut? Air masuk ke dalam tubuh Bryophyta secara
imbibisi. Imbibisi adalah proses penyerapan air oleh dinding sel dan plasma sel dari luar sel.
Selanjutnya, air tersebut didistribusikan ke bagian-bagian tubuh secara difusi.

3. Klasifikasi Tumbuhan Lumut


Berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu
Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.
a. Hepaticopsida (Lumut Hati)
Hepaticopsida (lumut hati) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Generasi gametofit berupa talus dan berbentuk lembaran-lembaran seperti hati.
2) Talus berwarna hijau dengan percabangan menggarpu. Pada sisi bawah terdapat selapis
sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik ventral. Talus
melekat pada substrat dengan bantuan rizoid.
3) Sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina. Contoh Hepaticopsida
yaitu Marchantia polymorpha dan Lunularia sp.

Gambar: Marchantia polymorpha

b. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)


Anthocerotopsida (lumut tanduk) memiliki ciriciri sebagai berikut.
1) Generasi gametofit berupa talus dengan tepi rata atau bertoreh.
2) Sporofit tertancap di dalam gametofit, tetapi kapsul sporofit berada di luar talus berbentuk
seperti tanduk (horn).
3) Pangkal kapsul sporofit dilindungi oleh involukrum. Contoh Anthocerotopsida yaitu
Notothylas sp. dan Anthoceros sp.

Gambar: Anthoceros sp.


c. Bryopsida (Lumut Daun)
Bryopsida (lumut daun) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Generasi gametofit berupa talus yang bentuknya seperti tumbuhan kecil.
2) Talusnya mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. Daun
berfungsi untuk fotosintesis. Pada bagian dasar batang semu terdapat rizoid yang berbentuk
seperti benangbenang halus dan berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat
perkembangbiakan generatif berupa anteridium dan arkegonium.
3) Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri, serta bersifat
sebagai parasit terhadap gametofit. Contoh Bryopsida yaitu Sphagnum sp., Fissident sp., dan
Polytrichum sp. Polytrichum sp. merupakan tumbuhan lumut berumah satu. Sporofit
Polytrichum tumbuh menjulur dari gametofit.

Contoh Bryopsida:
1). Polytrichum sp.

2). Sphagnum sp.

4. Reproduksi Bryophyta
Pada reproduksi tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara teratur
antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Generasi sporofit menghasilkan
spora,sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gametofit
merupakan generasi yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut.
Reproduksi generatif dilakukan melalui perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina.
Reproduksi vegetatif dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Membentuk spora haploid (n) yang bersifat homospora.
b. Membentuk pundi kuncup (gemma cup).

Keteragan: a). Anteridium b). Arkegonium c). Gemma cup


Metagenesis pada tumbuhan lumut digambarkan pada skema berikut:

Pada siklus hidup lumut, fase generatif _yaitu tumbuhan lumut penghasil gamet, lebih
mendominasi. Ciri-ciri fase yang mendominasi pada metagenesis tumbuhan yaitu wujud yang
sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada lumut, wujud yang sering kita jumpai
adalah semacam tumbuhan kecil berdaun hijau. Fase itulah yang lebih dominan. Perhaikan
pula bagan berikut ini.

5. Peranan Lumut dalam kehidupan


Dalam kehidupan, tumbuhan lumut memiliki peranan atau manfaat sebagai berikut.
a. Sebagai vegetasi perintis, yaitu dapat melapukkan batu-batuan sehingga secara bertahap
akan membentuk tanah baru yang berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman lainnya.
b. Tumbuhan lumut yang hidup di hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah erosi
dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau.
c. Tumbuhan lumut yang sudah mati juga dapat dimanfaatkan sebagai penambat zat organik
dalam tanah sehingga tanah menjadi subur.
d. Marchantia polymorpha untuk mengobati gangguan fungsi hati.
e. Sphagnum sp. sebagai pengganti kapas dan sebagai bahan bakar.
f. Sphagnum sp. di daerah rawa akan membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat
untuk menggemburkan media tanam dalam pot.
http://kumpulan-perbedaan.blogspot.com/2013/07/mengenal-divisi-bryophyta-lumut.html

KLASIFIKASI LUMUT
Klasifikasi
Terdiri dari 3 klas yaitu :
1. kelas Hepaticopsida (Hepaticae)
2. kelas Anthocerotopsida (Anthocerotae)
3. kelas Bryopsida (Musci)
HEPATICOPSIDA
Hepaticopsida berasal dari kata Hepatica artinya Hati maka dikenal dengan nama lumut
hati.
Ciri ciri Kelompok Hepaticopsida
Gametofit berwarna hijau, pipih, dorsiventral, struktur talus sederhana atau terdifrensiasi
atas batang dan daun-daun, menempel pada tanah dengan menggunakan rizoid
Sporofit tidak mempunyai sel yang mengandung kloroplas dan didalamnya tidak ada
kolumella
Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema
Perkembangbiakan aseksual
fragmentasi
pembentukan kuncup (Gemma) contoh pada Marchantia, Lunularia dan Blasia
Pembentukan tunas cabang contoh Riccia fluitan, Targionia dan Reboulia
Pembentukan umbi (tuber) contohnya Petalophyllum, Anthoceros
Penebalan ujung talus contohnya Anthalamia,
KLASIFIKASI
Ordo Marchantiales
Ciri ciri :
Gametofit berupa talus sederhana
Struktur anatomi talus memperlihatkan difrensiasi jaringan, ada ruang uadara dan poros
Gametangium letaknya tenggelam didalam talus, arkegonium mempunyai 6 sel saluran
leher

Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul
Ordo Marchantiales terdiri 6 famili yaitu
Famili Ricciaceae contohnya Riccia fluitan
Famili Corsiania contohnya Corsinia
Famili Targoniaceae contohnya Targonia
Famili Marchantiaceae contohnya Marchantia
Famili Monocleaceae contohnya Monoclea
Famili Monocarpaceae contohnya Monocarpa
Ordo Spaerocarpales
Ciri-ciri :
Gametofit berupa talus sederhana
Struktur anatomi talus tidak memperlihatkan difrensiasi jaringan, tidak ada ruang udara dan
poros
Gametangium diselubungi involukrum, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
Sporofit terdiri dari kaki, seta dan kapsul
Contohnya Spaerocarpa
Ordo Jungermanniales
Ciri-ciri :
Gametofit berupa talus sederhana
Arkegonium diselubungi involukrum dan mempunyai 5 sel saluran leher
Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul
Subordo Metzgerineae atau Anacrogynae
Memuat golongan yang masih berupa talus sederhana, bentuknya seperti pita dan
dorsiventral. Sporofit terletak disisi dorsal dan diliputi involukrum
Terdiri 7 famili yaitu :
Famili Riccardiaceae contohnya Riccardia
Famili Pelliaceae contohnya Pellia
Famili Treubiaceae contohnya Treubia
Famili Fossombroniaceae contohnya Fossombronia
Famili Pallaviciniaceae contohnya Pallavicinia
Famili Blasiaceae contohnya Blasias
Famili Metzgeriaceae contohnya Metzgeria
Subordo Jungermannineae atau Accrogynae
Memuat golongan yang talusnya menyerupai batang dengan daun-daun menyerupai batang
dengan daun tersusun dalam 3 deretan yaitu 2 deretan daun samping (daun lateral) dan satu
deretan daun ventral (amfigastrum). Daun samping tersebut terbagi atas lobus dorsal dan
lobus ventral. Daun yang melindungi aarkegonium disebut periketium atau periantium,
sedang daun yang melindungi anteridium disebut Perigonium. Contoh. Jungermannia,
Madontheca
Ordo Calobryales
Cirri-ciri
Gametangium tidak mempunyai batang dengan daun-daun yang tersusun dalam 3 baris
Gametangium terbenuk diujung batan, arkegonium mempunyai 4 sel saluran leher
Sporofit terdiri dari kapsul saja
Contohnya Calobryum, Haplomitrium
Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk
Ciri Ciri :
Gametofit berbentuk lembaran
Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti tanduk

Di dalam tanduk dihasilkan spora


Struktur anatomi talus homogen, tiap sel mengandng satu kloroplas dengan satu pirenoid
yang besar
sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul saja,
Spora berkecambah tidak membentuk protonema,
Perkembangbiakan aseksual sama dengan lumut hati
Terdiri 1 ordo yaitu Ordo Anthocerotales. Contohnya : Anthoceros, Phaeceros, Megaceros
dan Denroceros
Kelas Bryopsida
Merupakan kelas yang paling besar dan paling tinggi tingkatan perkembangannya diantara
ketiga kelas briopyta. Dikenal dengan lumut daun
Ada yang homotalik dan ada yang heterotalik
Pada yang homotalik dapat dibedakan atas
a. Paroisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang sama tetapi dalam
kelompk yang berbeda
b. Autosisi : Apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang berbeda
c. Sinoisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada kelompok dan cabang yang sama
Terdiri atas 3 subklas Yaitu :
Subclas Spagnobrya=Sphagnidae
Merupakan subclass yang paling primitive dalam klas Bryopsida
Ciri-ciri :
Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan membentuk satu gametopora
Gametofora terdiri dari batang-batang yang bercabang dengan daun-daun dan gameetofora
tidak mempunyai rizoid
sporangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul.
Tidak terdapat peristom pada kapsul
Hanya terdiri 1 Ordo Yaitu Spagnales, 1 Famili yaitu Spagnaceae dan 1 genus yaitu
Spagnum (ada 336 species)
Subclas Andreaobrya=Andreaeaidea
Cirri ciri :
Protonema berbentuk seperti batang atau pita yang bercabang
daun-daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang
Gametangium terdapat pada ujung cabang tetapi anteridium dan arkegonium terdapat pada
cabang yang berbeda
sporangium terdiri dari kaki adan kapsul
hanya terdiri dari 1 ordo saja yaitu ordo Andreaeales dan 1 famili yaitu famili Andreaeaceae
dengna 2 genus yaitu Andreaea dan Neuroloma
Subclas Eubrya = Bryidea
Merupakan subclass terbesar dari lumut daun dan sering dinamakan lumut sejati
Ciri-ciri :
Protonema hampir selalu berbentuk benang yang bercabang berwarna hijau. Protonema
mengeluarkan rizoid yang tidak berwarna
Gametofora selalu dengan jelas dapat dibedakan antara batang dengan daun-daun
Sporagium terdiri dari kapsul, kaki dan seta
Berdasarkan cara pertumbuhannya Bryidea dibedakan atas 2 type yaitu
Yang tumbuh tegak (Ortotrop) =- acrocarpi
Yang tumbuh mendatar (Plagiatrop)=Pleurocarpi
Penggolongan berdasarkan ada tidak gigi peristome

Clestocarpi (kapsul spora tidak punya peristom)


Stegocarpi (kapsu spora punya gigi peristom
LUMUT DAUN (Bryopsida sp)
2.1Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp
2.2Pengertian
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk
kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Lumut daun banyak terdapat ditempat tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti
akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi
tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai
bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2
tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang
berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan
kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak
spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida
menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga
anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya. Anak kelas
Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari
satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang
menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung
batang yang namanya pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan
Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam
hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang
tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari
peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan
Arthrodonteae.Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada
kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora
sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar. Dalam
klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun
kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah
protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang
hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat
terbentuk individu yang lebih banyak.

Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum,

Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.


2.3Ciri-ciri
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah:
"serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
Secara lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu:
fase dominannya adalah fase gametofit
Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid
reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum
dan anteridium yang menghasilkan sperm.
Mempunyai struktur spt akar (rizoid) dan struktur spt daun.
Sporofit pd umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.
tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai
sel/jaringan dan fungsi spt pada tumbuhan tingkat tinggi
gametofit dibedakan dgn 2 tingkatan, yaitu protonema yg berbntk benang dan gametofora yg
berupa tumbuhan lumut
sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra
spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab
2.4Tempat hidup
Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa
kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini
dapat juga kita jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, pada batang pohon
dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.
2.5Susunan tubuh
Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam
3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun
biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder pusat.
Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan
kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul.
2.6 Perkembangbiakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga dinamakan
periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu
terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan
anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya
terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu
cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.
2.6PERANAN
a)Fungsi
-Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat
selnya yang menyerupai spons).
-Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.
-Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah

dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.


b)Manfatat
lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian
lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk
obat diare atau sakit perut dengan cara direbus.. Sementara dari marga lumut spagnum
dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.
http://alhakimslank.blogspot.com/2010/11/klasifikasi-lumut.html

Anda mungkin juga menyukai