Anda di halaman 1dari 5

I.

DASAR TEORI
A. Pengenalan Sel Darah Merah
Sel darah merah, eritrosit (red blood cel, RBC , erythrocyte) adalah jenissel
darahyang

paling

banyak

dan

berfungsi

membawaoksigenke

jaringan-

jaringan tubuh lewatdarahdalamhewan bertulang belakang.Bagian dalameritrosit terdiri


darihemoglobin,sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.Hemoglobinakan
mengambil oksigen dariparu-parudaninsang,dan oksigenakan dilepaskan saat eritrosit
melewatipembuluh kapiler.Warna merah sel darahmerah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi.Pada manusia, sel darah merah
dibuat disumsum tulang belakang,lalumembentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah
merah tidak terdapatnukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum
akhirnya dihancurkan.Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal
dariBahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel). (Nurul
Anggra, dkk)
B. Struktur Eritrosit
Sel

darah

merah

(eritrosit)

bentuknya

seperti

cakram/

bikonkaf

dan

tidak mempunyai inti. Ukuran diameter 7-8 m tebalnya 1-2m, bersifat elastic, serta
tidak memiliki inti (pada eritrosit tua). Di dalam tubuh manusia ada sekitar 30 triliun
eritrosit. Jumlah eritrosit pada laki-laki berkisar 4,2 juta-5,4 juta l, sedangkan pada
perempuan berkisar 3,6 juta-5,0 juta l (Elizabeth. 2012).

Keterangan Gambar: Eritrosit normal


Sumber: Prop.Dr. Made Bakta2006

C. Kelainan Sel Darah Merah


1. Kelainan Ukuran Eritrosit
Eritrosit normal berukuran 6-8 um. Dalam sediaan apus, eritrosit normal
berukuran sama dengan inti limposit kecil dengan area ditengah berwarna pucat.
Kelainan morfologi eritrosit berupa kelainan ukuran (size), bentuk (shape), warna
(staining characteristics) dan benda-benda inklusi.
Kelainan ukuran eritrosit meliputi
a. Mikrositer
Sel ini dapat berasal dari fragmentasi eritrosit yang normal seperti pada
anemia hemolitik, anemia megaloblastik dan dapat pula terjadi pada anemia
defisiensi besi. Diameter < 7 mikron, biasa disertai dengan warna pucat
(hipokromia). Pada pemeriksaan sel darah lengkap didapatkan MCV yang
rendah. Ditemukan pada
-

Anemia defesiensi besi

Keracunan tembaga

Anemia sideroblasik

Hemosiderosis pulmoneridiopatik

Anemia akibat penyakit kronik

Keterangan Gambar: Eritrosit dalam gambar adalah


mikrosit dan diameternya jauh lebih kecil daripada
diameter limfosit kecil (10-12 m). Eritrosit bersifat
hipokrom.
Sumber: Prop.Dr. Made Bakta2006

b. Makrosit
Makrosit adalah eritrosit yang berukuran lebih dari 8 um. Sel ini didapatkan
pada anemia megaloblastik. Diameter rata-rata > 8 mikron.MCV lebih dari
normal dan MCH biasanya tidak berubah. Ditemukan pada:

c.

Anemia megaloblastik

Anemia aplastik/hipoplastik

Hipotiroidisme

Malnutrisi

Anemia pernisiosa

Leukimia

Kehamilan

Anisositosis
Anisositosis tidak menunjukkan suatu kelainan hematologik yang spesifik.
Keadaan ini ditandai dengan adanya eritrosit dengan ukuran yang tidak sama
besar dalam sediaan apus darah tepi. Anisositosis jelas terlihat pada anemia
mikrositik yang ada bersamaan dengan anemia makrositik seperti pada anemia
gizi (Lisa Suryani. 2012).

2. Kelainan Warna Eritrosit


Sebagai patokan untuk melihat warna rotrosit adalah sentralakromia. Eritrosit
yang mengambil warna normal disebut normokromia.
a. Hipokromia
Dalah suatu keadaan dimana konsentrasi Hb kurang dari normal sehingga sentral
akromia melebar (>1/2 sel). Pada hipokromia yang berat lingkaran tepisel sangat tipis
disebut dengan eritrosit berbentuk cincin
krositosis. Ditemukanpada:

(anulosit). Hipokromia sering menyertai

Anemia defesiensife

Anemia sideroblasti

Penyakit menahun(mis. Gagal ginjal kronik)

Talasemia

Hb-pati (C dan E)

(Kinositha . 2012).

Keterangan Gambar: Gambaran sel darah


merah yang hipokrom
Sumber: Lisa Suryani. 2012

b.

Hiperkromik
Adalah eritrosit yang tampak lebih merah/gelap dari warna normal.Keadaan ini

kurang mempunyai arti penting karena dapat disebabkan oleh penebalan membrane sel
dan bukan karena naiknya Hb (oversaturation).Kejenuhan Hb yang berlebihan tidak dapat
terjadi pada eritrosit normal sehingga true hypercromia tidak dapat terbentuk (Kinositha .
2012).
c. Polikromasia
Adalah keadaan dimana terdapat bebrapa warna di dalam sebuah lapangan sediaan
apus. Misalnya ditemukan basofilik dan asidofilik dengan kwantum berbeda beda
karena ada penambahanr etikulosit dan defek maturasi eritrosit. Dapat ditemukan pada
keadaan eritropoesis yang aktif misalnya anemia pasca perdarahan dan anemia
hemolitik.Juga dapat ditemukan pada gangguan eritropoesis seperti mielosklerosis dan
hemopoesis ekstrameduler (Kinositha . 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth.

2012.

Kelaianan

Morfologi

Eritrosit

Online.

Http://elizabethmine7.blogspot.com/2012/09/defenisimorfologikelainannilaiindeks.html. Diakses pada 1 Mei 2014


Kinositha

2012.

Morfologi

Eritrosit

dan

kelainannnya

Online.

Http://cocoquiin.blogspot.com/2012/03/morfologi-eritrosit-dan-kelainannya.html.
Diakses pada 1 Mei 2014.
Lisa Suryani. 2012. Kelainan Eritrosit. Online.

Http://lisasurya.blogspot.com/2012/10/v-

behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada 1 Mei 2014


Nurul Anggraeni, dkk. 2012. Makalah Praktikum Patologi Klinik Kadar Eritrosit. Online.
http://www.scribd.com/doc/92386981/makalah-eritrosit. (diakses 13 Mei 2014)
Prop. Dr. I Made Bakta. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai