Anda di halaman 1dari 12

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

19

BAB III. HARGA POKOK PROSES (Job Process Cost)


Pertemuan 4, 5 dan 6
1. Karakteristik dan manfaat perhitungan Harga Pokok Proses.
a. Karakteristik Harga Pokok Proses

Penentuan harga pokok produk pada perusahaan yang memproduksi barang secara

masal

atau berkesinambungan, seperti perusahaan semen, perusahaan mie instant, perusahaan


pengolah gandum, dan perusahaan pembuat sepeda motor, sangat cocok menggunakan
sistem harga pokok proses.
-

Dalam sistem harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap periode. Harga
pokok produk ditetapkan pada akhir periode.

Jika dalam sistem harga pokok pesanan digunakan buku pembantu kartu harga pokok
pesanan (job order cost sheet) yang dibuat untuk setiap pesanan, maka dalam sistem harga
pokok proses buku pembantu dibuat untuk setiap jenis biaya pada masing-masing
departemen terjadinya biaya tersebut (pusat biaya)dan Departemen tempat terjadinya biaya,
dapat merupakan departemen produksi atau departemen pembantu.

Metode harga pokok proses digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara
massa.

Dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap roses selama jangka waktu
tertentu

Biaya produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses
tertentu selama periode tertentu, dengan jumlah satua produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

KARASTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES


1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
b. Manfaat perhitungan Harga Pokok Proses

Perbedaan Metode Harga Pokok Proses Dengan Metode Harga Pokok Pesanan, terletak
pada:
1. Pengumpulan biaya produksi.
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan.
3. Penggolongan biaya produksi.

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

20

4. Unsur biaya yang dikelompokan dalam biaya overhead pabrik.


Manfaat Informasi Harga Pokok Proses, Informasi harga pokok proses yangdihitung untuk
jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
3. Menghitung laba atau rugi periodik.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Masalah pokok yang terdapat dalam metode harga pokok proses adalah bagaimana
menentukan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya
atau kegudang dan bagaimana menentukan harga pokok produk yang pada akhir periode
masih dalam proses suatu departemen. Untuk menentukan harga pokok tersebut, diperlukan
perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen. Untuk
menghitung biaya per satuan produk yang dihailkan oleh suatu departemen, perlu ditentukan
unit ekuivalensi. Unit ekuivalensi ini dipengaruhi oleh jumlah produk selesai ang di transfer
ke departemen selanjutnya atau ke gudang, tingkat penyelesaian persedian produk dalam
proses pada akhir periode, dan ada tidaknya produk yang hilang dalam proses.
2. METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES
AWAL
VARIASI CONTOH PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES YANG DIURAIKAN DALAM BAB INI
MENCAKUP:
a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh hanya
melalui satu departemen produksi
b. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui
lebih dari satu departemen produksi
c. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi
per satuan, dengan anggapan:
produk hilang pada awal proses
proiduk hilang pada akhir proses
3. METODE HARGA POKOK PROSES PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Contoh 1.
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya
yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Total biaya produksi
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga
kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.

Rp 5.000.000
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
Rp 39.875.000
2.000 kg
500 kg

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

21

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1


Masuk ke dalam proses: 2.500 kg
Produk jadi : 2000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg

Pertanyaan:
a. Hitung harga pokok produksi persatuan dan ekuivalensi
b. Hitung harga pokok barang jadi dan barang dalam proses
c. Jurnal semua transaksi diatas.
Jawaban:
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsure biaya produksi
(1)
Bahan baku
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead pabrik

Total biaya

Unit ekuivalensi

(2)
Rp 5.000.000
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
39.875.000

(3)
2.500
2.500
2.250
2.150

Biaya produksi per


satuan
(2);(3)
Rp 2.000
3.000
5.000
7.500
17.500

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000
Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000
Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1

. Jurnal pencatatan biaya produksi


jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Persediaan bahan baku

Rp 35.000.000

Rp 4.875.000
Rp 39.875.000

Rp 5.000.000
Rp 5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong


Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Persediaan bahan penolong

Rp 7.500.000
Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja


Barang dalam proses- biaya tenaga kerja
Gaji dan upah

Rp 11.250.000
Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik


Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Berbagai rekening yang dikredit

Rp 16.125.000
Rp 16.125.000

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

22

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja
Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Rp 15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada
akhir bulan januari 19 x1
Persediaan produk dalam proses
Rp 4.875.000
Barang dalam proses biaya bahan baku
Rp 1.000.000
Barang dalam proses biaya bahan penolong
Rp 1.500.000
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja
Rp 1.250.000
Barang dalam proses biaya overhead pabrik
Rp 1.125000
Latihan:.
PT Romeo mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2014 disajikan sbb:
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Total biaya produksi
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga
kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

8.000.000
10.500.000
14.250.000
17.125.000
49.875.000

3.000 kg
1.000 kg

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1


Masuk ke dalam proses: 4.000 kg
Produk jadi : 3000 kg
Produk dalam proses akhir 1000 kg

1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN !


2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN!
3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN!

4. Metode dan cara perhitungan, pencatatan transaksi Harga Pokok Proses lebih dari satu departemen.
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen
pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh
departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya,
yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok
produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

a.
b.

23

biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya


biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama

Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19
x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A
35.000 kg
30.000 kg

Produk yang dimasukkan dalam proses


Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir
Biaya bahan baku
Biaya konversi

Departemen B

5.000 kg

24.000 kg
6.000 kg

Rp 70.000
Rp 155.000
Rp 248.000

Rp 0
Rp 270.000
Rp 405.000

100%
20%

50%

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A


Unsur biaya produksi
Bahan baku
Tenaga kerja
Overbead pabrik
Total

Total biaya

Unit ekuivalensi

Rp 70.000
155.000
248.000
Rp 173.000

Biaya produksi per kg

35.000
31.000
31.000

Rp 2
5
8
Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000

Rp 450.000

Rp 23.000
Rp 473.000

Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A


Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A
Rp 70.000
Persediaan bahan baku
Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A
Gaji dan upah
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A

Rp 155.000
Rp 155.000

Rp 248.000

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

Berbagai rekening yang di kredit

24

Rp 248.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke dep. B:
Barang dalam proses biaya bahan baku departemen B
Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen A
Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 10.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 5.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 8.000

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B


Unsur biaya produksi
Tenaga kerja
Overbead pabrik
Total

Total biaya

Unit ekuivalensi

270.000
405.000
Rp 675.000

Biaya produksi per kg

27.000
27.000

10
15
Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang


24.000 x Rp 40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:
Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000
Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1

Rp 360.000
600.000
960.000

90.000

Rp 75.000
165.000
Rp 1.125.000

jurnal pencatatan biaya produksi departemen B


Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :
Barang dalam proses biaya bahan baku departemen B
Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 240.000

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :


Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B
Gaji dan upah

25

Rp 270.000
Rp 270.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B


Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B
Berbagai rekening yang di kredit

Rp 405.000
Rp 405.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B
Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 90.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 30.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 45.000

5. Metode dan cara Penghitungan akibat terjadinya produk hilang di awal dan di akhir proses
a. Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19
x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
Produk yang hilang pada awal proses

Departemen A
1.000 kg
700 kg

Departemen B

400 kg

200 kg
100 kg

100 kg
200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1


Biaya bahan baku

Departemen A
Rp 22.500

Departemen B
Rp
-

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

Biaya bahan penolong


Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

26.100
35.100
45.800

26

16.100
22.500
24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1


Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh
Biaya produksi
Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi)
Departemen A
produk yang
dihasilkan oleh
departemen A
Biaya bahan baku
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
Rp 22.500
Rp 25
Biaya bahan
700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg
26.100
29
penolong
Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg=780kg
35.100
45
Biaya overhead
700 + 40%x200kg=780kg
46.800
60
pabrik
Rp 130.500
Rp 159
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku
200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800
Biaya tenaga kerja
200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800
Jumlah biaya produksi Departemen A

Rp 111.300

Rp 19.200
Rp 130.500

Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A
Rp 111.300 : 700
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah
adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah
Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen
A

Rp 159,00
Rp 222.60

Rp 63.60

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1


Jenis biaya

Biaya bahan penolong


Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Jumlah produk yang


dihasilkan oleh departemen
B ( unit ekuivalensi)
400 kg + 60 % x 100 kg =
460 kg
400 kg + 50 %x 100 kg =
450 kg
400 kg + 50 %x 100 kg =
450 kg

Jumlah biaya produksi


yang ditambahkan di
departemen B
Rp 16.100

Biaya per kg yang


ditambahkan
Departemen B
Rp 35

Rp 22.500

Rp 50

Rp 24.750

Rp 55

Rp 63.350

Rp 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1


Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):

Rp 145.040

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260


Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100
Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500
Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750
Jumlah kumulatif dalam departemen B

27

Rp 29.610
Rp 174.650

Latihan:
PT Buana sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 1914
disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 201
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 50 %
Biaya bahan penolong 70 %, biaya konversi 50 %
Produk yang hilang pada awal proses

Departemen A
2.000 kg
1.500 kg

Departemen B

1.000 kg

400 kg
100 kg

300 kg
200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 2014


Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Departemen A
Rp 30.500
34.100
33.100
53.800

Departemen B
Rp
24.100
30.500
32.750

Pertanyaan:
1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN !
2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN!
3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN!

b. Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19
x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1


Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut :

Departemen A
1.000 kg
700 kg

Departemen B

400 kg

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %


Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
Produk yang hilang pada akhir proses

28

200 kg
100 kg
200 kg

100 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1


Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Departemen A
Rp 22.500
26.100
35.100
45.800

Departemen B
Rp
16.100
22.500
24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1


Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh
Biaya
Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi)
produksi
produk yang
Departemen
dihasilkan oleh
A
departemen A
Biaya bahan baku
700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000
Rp 22.500
Rp 22.5
kg
Biaya bahan
700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000
26.100
26.10
penolong
kg
Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg
35.100
39.89
Biaya overhead
700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg
46.800
53.18
pabrik
Rp 130.500
Rp141.67
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada
akhir proses 100 xRp 141,67
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan :
700 x Rp 161,91
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku
200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220
Biaya tenaga kerja
200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4
Jumlah biaya produksi Departemen A

Rp 99.169
14.167,00
113.334,40

Rp 17.165.60
Rp 130.500,00

Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi
pertama
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh Jumlah biaya Biaya per kg
departemen B ( unit ekuivalensi)
produksi
yang
yang
ditambahkan di
ditambahkan Departemen B
di
departemen B
Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 16.100
Rp 24.39
660 kg
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 22.500
Rp 34.62
650 kg

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

Biaya overhead pabrik

400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg =


650 kg

29

Rp 24.750

Rp 38.08

Rp 63.350

Rp 97.09

Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1


Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91
Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan :
400 x Rp 388.5
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)
Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00
Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3
Biaya tenaga kerja
100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904
Jumlah biaya produksi Departemen B

Rp 64.764,00
38.836,00
51.800,00
155.400,00

Rp 21.289.40
Rp 176.689.40

LATIHAN
PT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1
dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi
tersebut disajikan berikut ini :
Data produksi
Dept 1
Dept 2
Dimasukkan dalam proses bulan ini
31.000 kg
Unit yang ditransfer ke dept 2
27.000 kg
Unit yang diterima dari departemen 1
27.000 kg
Produk yang ditranfer ke gudang
23.000 kg
Produk dalam proses akhir
Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 %
2.000 kg
Biaya tenaga kerja 40 %; BOP 70 %
3.000 kg
Produk hilang akhir proses
2.000kg
Produk hilang akhir proses
1.000 kg
Biaya produksi
Biaya bahan baku
20.000.000
Biaya tenaga kerja
31.000.000
33.000.000
Biaya overhead pabrik
29.000.000
27.000.000
1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN !
2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN!
3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP
DEPARTEMEN!
c. Penetapan Metode FIFO dan Metode Average dalam perhitungan Harga Pokok Proses.

Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.

30

Anda mungkin juga menyukai