19
Penentuan harga pokok produk pada perusahaan yang memproduksi barang secara
masal
Dalam sistem harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap periode. Harga
pokok produk ditetapkan pada akhir periode.
Jika dalam sistem harga pokok pesanan digunakan buku pembantu kartu harga pokok
pesanan (job order cost sheet) yang dibuat untuk setiap pesanan, maka dalam sistem harga
pokok proses buku pembantu dibuat untuk setiap jenis biaya pada masing-masing
departemen terjadinya biaya tersebut (pusat biaya)dan Departemen tempat terjadinya biaya,
dapat merupakan departemen produksi atau departemen pembantu.
Metode harga pokok proses digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara
massa.
Dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap roses selama jangka waktu
tertentu
Biaya produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses
tertentu selama periode tertentu, dengan jumlah satua produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Perbedaan Metode Harga Pokok Proses Dengan Metode Harga Pokok Pesanan, terletak
pada:
1. Pengumpulan biaya produksi.
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan.
3. Penggolongan biaya produksi.
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
20
Rp 5.000.000
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
Rp 39.875.000
2.000 kg
500 kg
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
21
Pertanyaan:
a. Hitung harga pokok produksi persatuan dan ekuivalensi
b. Hitung harga pokok barang jadi dan barang dalam proses
c. Jurnal semua transaksi diatas.
Jawaban:
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsure biaya produksi
(1)
Bahan baku
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Total biaya
Unit ekuivalensi
(2)
Rp 5.000.000
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
39.875.000
(3)
2.500
2.500
2.250
2.150
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000
Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000
Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1
Rp 35.000.000
Rp 4.875.000
Rp 39.875.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 7.500.000
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
Rp 16.125.000
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
22
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja
Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada
akhir bulan januari 19 x1
Persediaan produk dalam proses
Rp 4.875.000
Barang dalam proses biaya bahan baku
Rp 1.000.000
Barang dalam proses biaya bahan penolong
Rp 1.500.000
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja
Rp 1.250.000
Barang dalam proses biaya overhead pabrik
Rp 1.125000
Latihan:.
PT Romeo mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Januari 2014 disajikan sbb:
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Total biaya produksi
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga
kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
8.000.000
10.500.000
14.250.000
17.125.000
49.875.000
3.000 kg
1.000 kg
4. Metode dan cara perhitungan, pencatatan transaksi Harga Pokok Proses lebih dari satu departemen.
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen
pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh
departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya,
yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok
produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
a.
b.
23
Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19
x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A
35.000 kg
30.000 kg
Departemen B
5.000 kg
24.000 kg
6.000 kg
Rp 70.000
Rp 155.000
Rp 248.000
Rp 0
Rp 270.000
Rp 405.000
100%
20%
50%
Total biaya
Unit ekuivalensi
Rp 70.000
155.000
248.000
Rp 173.000
35.000
31.000
31.000
Rp 2
5
8
Rp 15
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Rp 450.000
Rp 23.000
Rp 473.000
Rp 155.000
Rp 155.000
Rp 248.000
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
24
Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke dep. B:
Barang dalam proses biaya bahan baku departemen B
Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen A
Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 10.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 5.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 8.000
Total biaya
Unit ekuivalensi
270.000
405.000
Rp 675.000
27.000
27.000
10
15
Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25
Rp 360.000
600.000
960.000
90.000
Rp 75.000
165.000
Rp 1.125.000
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
25
Rp 270.000
Rp 270.000
Rp 405.000
Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B
Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 90.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 30.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 45.000
5. Metode dan cara Penghitungan akibat terjadinya produk hilang di awal dan di akhir proses
a. Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19
x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
Produk yang hilang pada awal proses
Departemen A
1.000 kg
700 kg
Departemen B
400 kg
200 kg
100 kg
100 kg
200 kg
Departemen A
Rp 22.500
Departemen B
Rp
-
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
26.100
35.100
45.800
26
16.100
22.500
24.750
Rp 111.300
Rp 19.200
Rp 130.500
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A
Rp 111.300 : 700
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah
adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah
Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen
A
Rp 159,00
Rp 222.60
Rp 63.60
Rp 22.500
Rp 50
Rp 24.750
Rp 55
Rp 63.350
Rp 140
Rp 145.040
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
27
Rp 29.610
Rp 174.650
Latihan:
PT Buana sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 1914
disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 201
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 50 %
Biaya bahan penolong 70 %, biaya konversi 50 %
Produk yang hilang pada awal proses
Departemen A
2.000 kg
1.500 kg
Departemen B
1.000 kg
400 kg
100 kg
300 kg
200 kg
Departemen A
Rp 30.500
34.100
33.100
53.800
Departemen B
Rp
24.100
30.500
32.750
Pertanyaan:
1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN !
2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN!
3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN!
b. Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan
Contoh:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19
x1 disajikan dalam gambar berikut :
Departemen A
1.000 kg
700 kg
Departemen B
400 kg
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
28
200 kg
100 kg
200 kg
100 kg
Departemen A
Rp 22.500
26.100
35.100
45.800
Departemen B
Rp
16.100
22.500
24.750
Rp 99.169
14.167,00
113.334,40
Rp 17.165.60
Rp 130.500,00
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi
pertama
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya
Jumlah produk yang dihasilkan oleh Jumlah biaya Biaya per kg
departemen B ( unit ekuivalensi)
produksi
yang
yang
ditambahkan di
ditambahkan Departemen B
di
departemen B
Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 16.100
Rp 24.39
660 kg
Biaya tenaga kerja
400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg =
Rp 22.500
Rp 34.62
650 kg
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
29
Rp 24.750
Rp 38.08
Rp 63.350
Rp 97.09
Rp 64.764,00
38.836,00
51.800,00
155.400,00
Rp 21.289.40
Rp 176.689.40
LATIHAN
PT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1
dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi
tersebut disajikan berikut ini :
Data produksi
Dept 1
Dept 2
Dimasukkan dalam proses bulan ini
31.000 kg
Unit yang ditransfer ke dept 2
27.000 kg
Unit yang diterima dari departemen 1
27.000 kg
Produk yang ditranfer ke gudang
23.000 kg
Produk dalam proses akhir
Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 %
2.000 kg
Biaya tenaga kerja 40 %; BOP 70 %
3.000 kg
Produk hilang akhir proses
2.000kg
Produk hilang akhir proses
1.000 kg
Biaya produksi
Biaya bahan baku
20.000.000
Biaya tenaga kerja
31.000.000
33.000.000
Biaya overhead pabrik
29.000.000
27.000.000
1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN !
2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN!
3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP
DEPARTEMEN!
c. Penetapan Metode FIFO dan Metode Average dalam perhitungan Harga Pokok Proses.
Penyusun Modul Akuntansi Biaya: Suratno, MM, Dosen Akuntansi Politeknik Dharma Patria Kebumen.
30