1. Bidang Politik
Landasan aksiologis (sumber nilai) system politik Indonesia adalah dalam
pembukaan UUD 1945 alenia IV .. maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
Berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemasusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia.
Sehingga sistem politik Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
Dimana demokrasi Pancasila itu merupakan system pemerintahan dari
rakyat dalam arti rakyat adalah awal mula kekuasaan Negara sehingga rakyat
harus ikut serta dalam pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita-cita.
Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam
bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung
jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik seperti
para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengamalan
Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selain warga negara
Indonesia, juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka segala kendala
akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan
terwujud.
Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi Pancasila adalah yang
berhakikat:
a.
Kebebasan,terbagikan/terdesentralisasikan,
kesederajatan,
keterbukaan,
masyarakat
dijamin
keleluasaannya
untuk
mengekspresikan
kepentingan.
Pada kalimat itulah yang kemudian berkembang bahwa kepentingan
kelompok cenderung akan lebih besar daripada kepentingan nasional. Demi
kepentingan kelompok/ partai, mereka rela menggunakan segala cara untuk
mempertahankan kekuasaan dan untuk memperbesar cengkeramannya pada
upaya penguasaan bangsa. Pada kenyataannya kepentingan rakyat dan
kepentingan Nasional justru diabaikan pada hal mereka itu adalah konstituen
yang harusnya mendapat perhatian dan kesejahteraan.
Penyelenggaraan negara yang menyimpang dari ideologi Pancasila dan
mekanisme Undang Undang Dasar 1945 telah mengakibatkan ketidak
seimbangan kekuasaan diantara lembaga-lembaga negara dan makin jauh dari
cita-cita demokrasi dan kemerdekaan yang ditandai dengan berlangsungnya
sistem kekuasaan yang bercorak absoluth karena wewenang dan kekuasaan
Presiden berlebih (The Real Executive ) yang melahirkan budaya Korupsi
kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga terjadi krisis multidimensional pada
hampir seluruh aspek kehidupan.
Ini bisa dilihat betapa banyaknya pejabat yang mengidap penyakit
amoral meminjam istilah Sri Mulyani-moral hazard. Hampir tiap komunitas
(BUMN maupun BUMS), birokrasi, menjadi lumbung dan sarang bandit yang
sehari-hari menghisap uang negara dengan praktik KKN atau kolusi, korupsi,
dan nepotisme.
Sejak Republik Indonesia berdiri, masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme
selalu muncul ke permukaan. Bermacam-macam usaha dan program telah
dilakukan oleh setiap pemerintahan yang berkuasa dalam memberantas korupsi
tetapi secara umum hukuman bagi mereka tidak sebanding dengan
kesalahannya, sehingga gagal untuk membuat mereka kapok atau gentar.
Mengapa tidak diterapkan, misalnya hukuman mati atau penjara 150 tahun bagi
yang terbukti.
Para elit politik dan golongan atas seharusnya konsisten memegang dan
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan. Dalam era
globalisasi saat ini , pemerintah tidak punya banyak pilihan. Karena globalisasi
adalah sebuah kepastian sejarah, maka pemerintah perlu bersikap. Take it or
Die atau lebih dikenal dengan istilah The Death of Government. Kalau
kedepan pemerintah masih ingin bertahan hidup dan berperan dalam paradigma
baru ini maka orientasi birokrasi pemerintahan seharusnya segera diubah
menjadi public services management
2. Bidang Ekonomi
Pengaktualisasian Pancasila dalam bidang ekonomi yaitu dengan
menerapkan sistem ekonomi Pancasila yang menekankan pada harmoni
mekanisme harga dan sosial (sistem ekonomi campuran), bukan pada
mekanisme pasar yang bersasaran ekonomi kerakyatan agar rakyat bebas dari
kemiskinan, keterbelakangan, penjajahan/ ketergantungan, rasa was-was, dan
rasa diperlakukan tidak adil yang memosisikan pemerintah memiliki asset
produksi dalam jumlah yang signifikan terutama dalam kegiatan ekonomi yang
penting bagi negara dan yang menyangkut hidup orang banyak. Sehingga perlu
pengembangan Sistem Ekonomi Pancasila sehingga dapat menjamin dan
berpihak pada pemberdayaan koperasi serta usaha menengah, kecil, dan mikro
(UMKM). Selain itu ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat
dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya tetapi
manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada
atau turut campur.
Ekonomi menurut Pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan,
kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka
tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan.
Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya
tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan
mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini dilakukan
karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan.
Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling
menjatuhkan.
Pilar Sistem Ekonomi Pancasila yang meliputi:
sampai-sampai seorang bayi baru lahir pun telah harus menanggung hutang
tidak kurang dari 7 juta rupiah.
Seorang pengamat Ekonomi Indonesia, Laurence A. Manullang,
mengemukakan bahwa selama bertahun-tahun berbagai resep telah dibuat untuk
menyembuhkan penyakit utang Internasional, tetapi hampir disepakati bahwa
langkah pengobatan yang diterapkan pada krisis utang telah gagal. Fakta yang
menyedihkan adalah Indonesia sudah mencapai tingkat ketergantungan
(kecanduan) yang sangat tinggi terhadap utang luar negeri. Sampai sejauh ini
belum ada resep yang manjur untuk bisa keluar dari belitan utang. Penyebabnya
adalah berbagai hambatan yang melekat pada praktik yang dijalankan dalam
sistem pinjaman internasional, tepatnya negara-negara donor (BogdanowiczBindert, 1993).
Keputusan pemerintah yang terkesan tergesa-gesa dalam mengambil
kebijakan untuk segera memasuki industrialisasi dengan meninggalkan agraris,
telah menciptakan masalah baru bagi national economic development. Bahkan
menurut sebagian pakar langkah Orde baru dinilai sebagai langkah spekulatif
seperti mengundi nasib, pasalnya, masyarakat Indonesia yang sejak dahulu
berbasis agraris Sebagai konsekuensinya, hasil yang didapat, setelah 30 tahun
dicekoki ideologi ekonomisme itu justru kualitas hidup masyarakat Indonesia
semakin merosot tajam (dekadensia).
Jika hingga saat ini kualitas perekonomian belum menampakkan
perubahan yang signifikan, tidak menutup kemungkinan, akan mendapat
4. Bidang Hukum
Pertahanan dan Keamanan Negara harus berdasarkan pada tujuan demi
tercapainya hidup manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, harus
menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan dan
hankam. Pertahanan dan keamanan harus diletakkan pada fungsi yang
sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang
berdasarkan kekuasaan.
Pertahanan dan Keamanan, Pancasila dapat dijadikan sebagai margin of
appreciation akan mengandung fungsi-fungsi sebagai: the line at which
supervision should give way to States discretion in enacting or enforcing its
law, striking (menemukan) a balance between a right quaranteed and a
permitted derogation (limitation), Move principle of justification than
interpretation, Preventing unneccesarry restriction, To avoid damaging dispute,
A Uniform Standard of Protection, Gives flexibility needed to avoid damaging
confrontantions.
kesejahteraan,
dukungan
sarana
dan
prasarana hukum,
C.
Membangun
Kembali
Paradigma
Pancasila
Melalui
Komonikasi
Partisipatoris
Komonikasi yang partisipatoris adalah kritik yang dibangun atas krisis
legitimasi terhadap corak kepemimpinan negara yang tidak memihak pada
kepentingan rakyat. Kritik itu pertama kali dalam ideologi Marxian, ideologi
neo-Marxian, Teo Adorno, Horkeimer, bahkan mereka yang sekarang tergolong
dalam Mazhab Frankfrut.
Kritik diatas kritik dicari dalam menyetarakan atau memberi jalan
keseimbangan antara komonikasi dengan tindakan. Antara pejabat dan rakyat
dalam kerangka undang-undang yang tidak multitafsir dan pemihakan pada satu
kepentingan. Undang-undang dibuat konkret dengan melibatkan secara
langsung rakyat, dengan alur komonikasi partisipatoris antara rakyat dengan
penegakan hukum penting dihadirkan agar tidak terjadi mafia poltik, mafia
hukum, mafia demokrasi, dan mafia pajak.sepertinya hilang sosok pejabat
yang teladan untuk dijadikan alat ukur, dalam menilai bahwa ia telah
membawa harapan menegakkan semua nilai-nilai aktual yang diabstraksikan
dan diejawantahkan oleh Pancasila sebagai landasan filsufis, normatif, dan
praktis.
Hanya dengan komonikasi yang partisipatif, akan terlahirkan pluralisme
dan multikulturalisme yang termaktub dalam sila pertama. Hanya dengan
demokrasi yang mensejahterakan akan tercipta persatuan dalam negara yang
terdiri dari beberapa kepulauan. Hukum yang tegak akan menciptakan
kesejahteraaan dalam memulihkan luka lama dari tidur panjang, karena telah
melupakan nilai Pancasila agar diaktualisasikan demi tegaknya keadilan seperti
yang diurai oleh semiotik dewi Themis keadilan sejak pertama kali term
adil, ramai diimpikan oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keniscayaan, agar
Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi
pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warganegara
terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme dan resistensi terhadap
Pancasila bisa diminimalisir.
Pengamatan Subyektif
Di dalam Pancasila terdapat sila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia,
Pengusaha ingin menekan biaya produksi biaya upah , di sisi lain buruh
menuntut upah yang tinggi untuk menghadapi sehari hari. Jika di telisik lebih
dalam ini sangat bertentangan dengan sila ke empat adil dalam segala hal , para
pengusaha di untungkan produksi nya karena ada buruh . para buruh pun di
sejahterahkan oleh para pemilik pengusaha
Ini berbanding balik ketika kasus buruh, Tarik Menarik antara buruh dan
pengusaha soal upah minimum provinsi ( UMP) hampir setiap tahun terjadi.
Buruh terus berjuang untuk mengoptimalkan hak haknya, sedang pengusaha
terus berusaha menghemat biaya produksi dengan meminimalkan
upah.Pemerintahpun dihadapkan pada posisi yang sulit memenuhi keinginan
kedua pihak.Isu utamanya ialah upah dan kesejahteraan buruh.Para Pemilik
perusahaan seperti merasa di atas angin dan berhak memberhentikan karyawan
seenak nya.
Kondisi tersebut diperburuk dengan daya saing sebagian besar produk kita yang
belum berkompetisi di pasar globalatau memiliki nilai jual yang masih
tergolong rendah sehingga pendapatan pengusaha pun belum optimal.Karena itu
,di era pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla ini, saatnya buruh dan
pengusaha berjuang bersama pemerintah dalam menciptakan suasana kondisi
hubungan industrial yang bebas dari polemik serta tarik menarik antara buruh
dan pengusaha.Buruh dan pengusaha malah saling memberi lebih dalam
kewajiban masing masing, yaitu buruh berkinerja lebih dalam kewajiban
masing masing dan pengusaha mengubah lebih. Ada empat langkah dalam
menciptakan suasana menyenangkan dalam bekerja dan berproduksi sehingga
produksi dapat bersaing di pasar global.Pertama segala bentuk korupsi di
birokasi yang terus menggerogoti moral perekonomian dan menghambat
kemajuan sumber daya manusia (SDM) kita.Pungutan terhadap liar terhadap
pengusaha juga harus dihapuskan.Birokasi yang korup selalu berdampak buruk
terhadap hubungan industrial.
Kedua , Mengurangi jenis jenis usaha yang menghalangi buruh untuk
berkembang (Secara pengetahuan dan karir).Jangan sampai karir seorang buruh
selama bertahun tahun tetap stagnan gara- gara sistem kerja yang monoton
atau proses produksi yang tidak memotivasi buruh untuk lebih maju itu bisa
menjadi penghalang bagi masuknya buruh baru ( membawa perubahan ) bagi
perusahaan.
Ketiga, meningkatkan kualitas produk lewat ragam inovasi demi meningkat
omzet penjualan yang bakal berdampak kesejahteraan buruh. Konsumen ditarik
ke pola pikir produk barang / jasa yang berkualitas tinggi bukan tiruan yang
bermutu rendah
Keempat , Penciptaan Pemerintah dan DPR perlu menciptakan aturan
ketenagakerjaan yang mendorong buruh menjalankan hak dan kewajiban
masing masing . Implementasi hukum secara progesif pernah di populerkan
oleh Sajipto Rahardjo dalam menyikapi kekakuan hukum positif.Menurut
Sajipto, hukum positif bukanlah produk final, melainkan tatanan yang dalam
implementasinya perlu terus menerus dibangun dengan nilai ketuhanan serta
moral kemanusiaan.
Misalnya, di dalam hukum negara kita mengatur tentang upah minimum dalam
hal ini buruh yang di sejahterahkan dalam bekerja pun akan semangat dan
dimana produk yang diciptakan pun dapat bersaing karena pengerjaannya tidak
asal asal an.