Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENGAPIAN

A. Pendahuluan
Ada berbagai jenis sistem pengapian. Sebagian besar sistem ini dapat ditempatkan
ke dalam salah satu dari tiga kelompok yang berbeda: pemutus jenis sistem konvensional
titik pengapian (digunakan sejak awal 1900-an), sistem pengapian elektronik (populer
sejak pertengahan tahun 70-an), dan sistem pengapian distributor less (diperkenalkan di
pertengahan 80-an).
Sistem pengapian otomotif memiliki dua fungsi dasar antara lain mengontrol
percikan dan waktu spark plug tembak untuk menyesuaikan berbagai kebutuhan mesin,
dan harus menaikkan tegangan baterai ke titik di mana itu akan mengatasi perlawanan
yang ditawarkan oleh spark plug gap dan api steker.

B. Tujuan Sistem Pengapian


Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan
percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan
bakar di dalam ruang bakar engine.

Maksud dari penggunaan sistem pengapian elektronik adalah agar platina dapat
bekerja lebih efisien dan tahan lama, atau justru platina ini dihilangkan sama sekali. Bila
platinanya dihilangkan, maka sebagai penggantinya adalah berupa gelombang listrik atau
pulsa yang relatip kecil, dimana pulsa ini berfungsi sebagai pemicu (trigger). Rangkaian
elektronik dari sistem pengapian ini terdiri dari transistor, diode, capacitor, SCR (Silicon
Control Rectifier) dan sebagainya. Keunggulan sistem pengapian elektronik adalah tidak
dibutuhkannya penyetelan berkala seperti pada sistem pengapian biasa. Api pada busi
dihasilkan cukup besar dan stabil, baik pada putaran mesin lambat ataupun pada putaran
mesin tinggi dan mesin menjadi mudah hidup dalam cuaca yang buruk. Pulsa yang
memicu rangkaian elektronik berasal dari putaran magnet (sebagai pengganti hubungan

pada sistem pengapian biasa). Magnet akan melewati sebuah kumparan kawat yang kecil
yang efeknya dapat memutuskan dan menyambungkan arus pada kumparan primer di
dalam koil pengapian. Jadi dalam sistem ini koil pengapian masih tetap harus digunakan.
Sebab rangkaian elektronik tidak dapat menggantikan fungsi koil pengapian, kecuali pada
mesin mesin yang harganya mahal dan istimewa kelasnya, di mana sistem yang
digunakan adalah capacitor discharge.

C. Cara Kerja Sistem Pengapian


Sebuah sistem pengapian otomotif dibagi menjadi dua sirkuit listrik - sirkuit
primer dan sekunder. Rangkaian utama membawa tegangan rendah. Sirkuit ini hanya
beroperasi pada baterai saat ini dan dikendalikan oleh poin pemutus dan saklar
pengapian. Rangkaian sekunder terdiri dari gulungan sekunder di kumparan, memimpin
ketegangan tinggi antara distributor dan koil (biasanya disebut kawat koil) pada
distributor koil eksternal, tutup distributor, distributor rotor, spark plug memimpin dan
busi .
Ini switch arus utama dan mematikan dan mendistribusikan arus ke percikan tepat
steker setiap kali percikan diperlukan. distributor adalah stasioner perumahan yang
mengelilingi sebuah poros yang berputar. poros yang digerakkan dengan kecepatan
mesin satu-setengah oleh camshaft mesin melalui roda gigi distributor drive Sebuah cam
di dekat bagian atas poros distributor memiliki satu lobus untuk setiap silinder mesin.
cam beroperasi titik kontak yang sudah terpasang di piring dalam perumahan distributor.
Sebuah rotor melekat ke atas poros distributor. Ketika tutup distributor di tempat,
sepotong pegas logam di bagian tengah topi membuat kontak dengan strip logam di atas
rotor. Ujung luar rotor melewati sangat dekat dengan kontak tersambung ke busi
memimpin sekitar bagian luar tutup distributor.
Pada dasarnya, itu tak lebih dari sebuah transformator yang mengambil tegangan
relatif rendah (12 volt) yang tersedia dari baterai dan meningkatkan ke titik di mana ia
akan api busi sebanyak 40.000 volt. Istilah "kumparan" yang mungkin keliru karena
sebenarnya ada dua gulungan kawat luka tentang inti besi. Koil ini terisolasi dari satu
sama lain dan seluruh hadirin terlampir dalam kasus-diisi minyak. Kumparan primer,
yang terdiri dari ternyata relatif sedikit dari kawat berat, terhubung ke dua terminal
utama yang terletak di atas kumparan. Kumparan sekunder terdiri dari banyak berubah
dari kawat halus. Hal ini terhubung dengan sambungan tegangan tinggi di atas kumparan
(menara dimana kabel koil dari distributor adalah terpasang).

Dalam kondisi pengoperasian normal, daya dari baterai diberi melalui resistor
atau hambatan kawat dengan rangkaian kumparan utama dan kemudian didasarkan
melalui titik pengapian di distributor (poin ditutup). Kumparan energi rangkaian primer
dengan tegangan baterai menghasilkan arus melalui gulungan primer, yang menginduksi
medan, sangat besar magnetik intens. Ini medan magnet tetap selama arus dan poin tetap
tertutup.
Sebagai distributor berputar cam, poin didorong terpisah, melanggar sirkuit
primer dan menghentikan aliran arus. Mengganggu aliran arus primer menyebabkan
medan magnet runtuh. Sama seperti saat ini mengalir melalui kawat menghasilkan
medan magnet, medan magnet bergerak melintasi sebuah kawat akan menghasilkan arus.
Sebagai runtuh medan magnet, garis-garis gaya salib gulungan sekunder, mendukung
arus di dalamnya. Karena ada ternyata lebih banyak dari kawat di gulungan sekunder,
tegangan dari gulungan primer jauh diperbesar hingga 40.000 volt.
Tegangan dari kumparan gulungan sekunder mengalir melalui koil memimpin
tegangan tinggi ke tengah tutup distributor, dimana didistribusikan oleh rotor ke salah
satu terminal luar di tutup. Dari sana, mengalir melalui spark plug mengarah ke busi.
Proses ini terjadi dalam hitungan detik dan diulang setiap kali membuka dan menutup
poin, yang sampai 1500 kali per menit pada mesin 4-silinder di siaga.
Untuk mencegah tegangan tinggi dari pembakaran titik, kondensor yang dipasang
di sirkuit. Ia menyerap sebagian kekuatan gelombang arus listrik yang terjadi selama
runtuhnya medan magnet. kondensor ini terdiri dari beberapa lapisan aluminium foil
dipisahkan oleh isolasi. Lapisan-lapisan dari aluminium foil mampu menyimpan listrik,
membuat kondensor tangki surge listrik.
Tegangan tepat setelah poin terbuka dapat mencapai 250 volt karena jumlah energi
yang tersimpan di gulungan primer dan medan magnet berikutnya. Sebuah kondensor
yang rusak atau tidak benar grounded tidak akan menyerap kejutan dari sungai yang
bergerak cepat listrik ketika poin terbuka dan arus dapat memaksa melintasi kesenjangan
titik, menyebabkan pitting dan terbakar.

D. Kontak Pemutus dan Sudut Dwell


1. Kontak Pemutus
Kontak pemutus atau yang lebih sering dikenal dengan nama platina. Platina
mobil berupa plat kontak yang berfungsi sebagai penghubung & pemutus yang di
hubungkan oleh ebonit/kaki platina dan di kontrol oleh nok delco(Distributor),

apabila kaki ebonit tidak terdorong oleh nok delco maka plat kontak akan terhubung
sekaligus mengalirkan aliran listrik primer koil ke ground dan menciptakan medan
magnet pada primer coil, dan pada saat nok delco menyentuh/mendorong ebonit
platina maka listrik dari primel coil akan terputus, pada saat listrik primer coil
terputus maka terjadi GGL/induksi tegangan tinggi pada sekunder coil, dengan
adanya kondesor/kapasitor yang terhubung secara paralel dengan platina akan
membantu meningkatkan besar induksi dan menghilangkan bunga api pada saat
platina mulai terbuka/memutus, hal ini bertujuan agar plat kontak platina tidak mudah
terbakar dan mampu berumur panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
platina ialah memutuskan dan menghubungkan arus primer agar terjadi induksi tinggi
pada sirkuit sekunder.
Besar/lamanya saat platina terhubung di pengaruhi oleh lebar Permukaan AS
delco yang rata/datar hal ini di sebut dengan sudut dwell, dimana sudut/lama saat
platina

menghubungkan

aliran

listrik

ke

primer

coil.

Apabila celah

platina rapat maka sudut dwell akan menjadi besardan kebalikannya. Kesetiaan
menggunakan sistem pengapian konvensional pada mobil sering terjadi pada orangorang yang belum percaya pada sistem elektronik terutama mereka yang lebih
memahami sistem konvensional platina yang mudah di stel berulang kali, walau
padahal kalau sudah menggunakan sistem pengapian elektronik cukup sekali stel
untuk selamanya(jangka waktu yang panjang). Berikut akan ditunjukkan bagaimana
langkah- loangkah peyetelan platina.
2. Sudut Dwell
Devinisi sudut dwell adalah sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat
kontak pemutus mulai menutup sampai dengan titik pada saat kontak pemutus mulai
terbuka. Atau dengan kata lain sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat celah
rubbing blok dengan as distributor mulai renggang sampai dengan titik pada saat
celah rubbing blok dengan as distributor mulai menutup.
a. Sudut dwell kecil

Waktu penutupan kontak pemutus pendek

Arus primer tidak mencapai maksimum

Kemampuan pengapian kurang

Celah platina kecil


b. Sudut dwell besar

Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama

Kontak pemutus menjadi panas

Kontak pemutus cepat aus

Celah platina besar


Besar sudut dwel merupakan kompromis antara kemampuan pengapian dan
umur kontak pemutus
a. Celah kontak pemutus kecil

b.

Sudut buka kecil ( b )

Sudut Dwel besar ( a )

Celah kontak pemutus besar

Sudut buka besar ( b )

Sudut Dwel kecil ( a )

Penjelasan :
Sudut pengapian =
Z = jumlah silinder

Sudut dwell 60% x sudut pengapian


Contoh : Menghitung sudut dwell motor 4 silinder dan 6 silinder
a. Motor 4 silinder
Sudut pengapian motor 4 silider = 360 4 = 90
Sudut dwel = 60% x 90 = 54
toleransi 2
Besar sudut dwel = 54 2 atau sudut dwel = 52 56

b. Motor 6 silinder
Sudut pengapian = 360 6 = 60
Sudut dwel

= 60% x 60 = 36

toleransi 2
Besar sudut dwel

= 36 2 atau sudut dwel = 34 38

Perlu diketahui bahwa angka toleransi masing-masing pabrikan berbeda.

Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian


Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer.Untuk mencapai arus
primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup.

Sudut dwell kecil

Waktu penutupan kontak pemutus pendek ->Arus primer tidak mencapai


maksimum >Kemampuan pengapian kurang

Sudut dwell besar

Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama, kontak
pemutus menjadi panas dan konntak pemutus cepat aus.

E. Komponen Sistem Pengapian


1. Baterai
Baterai ialah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai arus listrik ke
sistem pengapian. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
dikeluarkannya bila diperlukan dan mensuplainya ke alat yang memerlukannya.
Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 Volt) untuk ignition
coil. Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan
elektroda negatif dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasal dari
timah.
2. Coil Pengapian
Koil berfungsi untuk merubah arus listrik 12 Volt yang diterima dari baterai
menjadi tegangan tinggi (15 Kilo Volt atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga

api yang kuat pada celah busi. Pada koil, kumparan primer dan kumparan sekunder
digulung pada inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang
diterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi dengan cara induksi magnet
listrik (induksi sendiri dan induksi bersama).

Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum


Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam
untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai
lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke
inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat
pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus
diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relative tebal,
di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar
kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada
penggunaannya. Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil
menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busibusi untuk
menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada
waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan
magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya.
Tegangan sekunder menyalakan busi.
3. Distributor
Distributor dalam sistem pengapian berperan sebagai penyalur tegangan
tinggi, tegangan tinggi yang dibangkitkan pada kumparan sekunder ignition coil

mengalir dari terminal sekunder ignition coil ke elektroda pusat pada tutup distributor
melalui kabel tegangan tinggi yang kemudian disalurkan ke masing-masing busi
sesuai dengan urutan penyalaannya.

Gambar. Distributor
Nama nama komponen
Distributor cup
Distributor cup (tutup distributor) dibuat dari injectionmolded epoxy resin
yang memiliki daya tahan panas yang tinggi dengan kemampuan isolasi yang
kuat. Pada tutup distributor terdapat carbon center contact piece yang
berhubungan dengan elektroda pusat yang terbuat dari alumunium melalui
pegas untuk membagikan tegangan tinggi. Elektroda sisi yang terbuat dari
alumunium ditempatkan pada sisi sekeliling tutup distributor dan menerima
arus tegangan tinggi dari elektroda pusat melalui rotor. Elektroda rotor
mempunyai celah sebesar 0,8 mm dengan elektroda sisi untuk mencegah agar
tidak terkena putaran rotor. Selama pengaliran tegangan tinggi terjadi ionisasi
yang membentuk ozon, maka pada tutup distributor diberikan lubang kecil
untuk fentilasi.

Gambar. Distributor Cup


Rotor
Rotor dibuat dari epoxy resin, sama halnya dengan tutup distributor. Ujung
elektroda rotor yang diberi lapisan kekuatan seperti sudah terkena oksidasi
karena pengaliran listrik, tetapi ini sebenarnya sebagai hasil flame coating
(pelapisan dengan lapisan tahanan listrik).

Gambar. Rotor
Signal generator
Signal generator adalah semacam generator AC (arus bolak balik) yang
berfungsi untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk
memutuskan arus primer ignition coil pada saat pengapian yang tepat.

Gambar. Signal Generator


Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi magnet
kepada pick-up coil untuk membangkitkan arus bolak balik dan signal rotor
yang menginduksi tegangan bolak balik di dalam pick-up coil sesuai dengan
saat pengapian.

Gambar. Konstruksi Signal Generator


Posisi Signal rotor
Posisi signal rotor, perubahan garis gaya yang terjadi, dan EMF yang
dibangkitkan pada pick-up coil dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Bila gigi rotor berada pada posisi A, celah dengan pick- up coil adalah
celah yang terbesar, jadi flux density sangat lemah. Pada posisi A tidak ada
EMF yang dibangkitkan. Signal rotor terus berputar lebih jauh dari posisi A,
maka celah udara mengecil dan flux density menjadi besar.
Perubahan flux yang terbesar dan dibangkitkan EMF maksimum terjadi
pada posisi B dan posisi D, karena EMF dalam pick-up coil diinduksikan
dengan arah melawan perubahan garis gaya, arah EMF terbalik pada saat gigi
signal rotor mendekati pick-up coil seperti terlihat pada gambar B dan saat
signal rotor bergerak menjauhi pick-up coil seperti terlihat pada gambar D.
Pada posisi gambar C perubahan flux berkurang dan EMF yang dibangkitkan
juga berkurang.
Vacuum ignition advancer
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran
engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari
dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor.

Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan
sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar
(karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya
memajukan bubungan kontak point

Titik putar

Gambar. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal


Hubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat
pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser,
atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan
kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian
terjadilah pemajuan pengapian.
Centrifugal governor advancer
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan
kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan
pembakaran.

Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar
dengan sangat cepat sewaktu di sulut.

Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan


terbakar dengan lambat vacuum diafragma ditahan pada posisinya oleh
pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma
berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine

Gambar. Centrifugal Governor Advancer


Cara kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat
kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan
berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle
membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi
pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan
tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
4. Condenser

Condenser
Gambar. Kondensor Dipasang Pada Distributor
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poinpoin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam
kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa
lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar
tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing
kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat Modul OPKR 50-011 B sebagai
kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan
ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:


Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat
lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus
Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit
Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi
Cara kerja condenser
Tahap 1. Poin Tertutup

Gambar. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop


MenunjukkanTegangan Kondensor
Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang
tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop
mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil.
Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah.
Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan


Kondenwr Naik

Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan


sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka
tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini
akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan
kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan


Kondensor turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang


akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini
memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang
akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya
medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah
yang berlawanan.
Tahap 4

Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor

Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus


pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer
beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor
melalui lilitan sampai energy listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek
osilasi.
5. Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di
pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara
yang telah di kompresikan di dalam selinder.

Gb. Konstruksi busi

Anda mungkin juga menyukai