Anda di halaman 1dari 9

Modul 3

Perhitungan Link Budget


Untuk mendapatkan sistim komunikasi yang baik, yang perlu dilakukan adalah
melakukan perhitungaan link ( link budget ) dari sistim tersebut. Dalan perhitungan link
ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan diantaranya :
Perhitungan loss ( redaman redaman )
Perhitungan EIRP ( Equivalent Isotropic Radiated Power )
Perhitungan RSL ( Receiver Signal Level )
Perhitungan fade margin dan kualitas transmisi.
Perhitungan Loss ( Redaman Redaman )
Dalam suatu perencanaan sistim komunikasi perlu diperhatikan redaman yang
terjadi di sepanjang sehingga daya signal yang sampai ke penerima dapat dipenuhi
sesuai dengan daya yang dipancarkan. Adapun beberapa redaman yang perlu
diperhatikan antara lain : redaman propagasi, rugi-rugi konektor dan saluran transmisi.
Pada redaman propagasi akan digunakan model free space loss ( FSL ).
Standart IEEE 802.16a.
Propagasi gelombang radio diatas 1 GHz yang melalui atmosfir tidak hanya
melibatkan free space loss tetapi juga beberapa faktor penting lainnya, antara lain : 1)
resonan, 2 ). Kontribusi ketidak homogenan atmosfir, dan kontribusi akibat hujan, kabut,
debu,asap dan partikel garam di udar
Pada poit pertama, hubungan antara propagasi gelombang melalui atmosfir
dibawah pengaruh beberapa resonan molecular, seperti uap air (H2O) yang sangan
dominat pada frekuensi 22 GHz dan 183 GHz, sedangkan pengaruh oksigen ( O 2 )
dominat pada frekuensi 60 GHz dan 119 GHz.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

Sistim WiMAX dengan standart IEEE 802.16a menggunakan frekuensi 5,8 GHz
sehingga pengaruh O2 dan H2O dapat diabaikan, jenis gas-gas yang lain seperti
N2O,S2O,O3,NO2 DAN NH2 tetapi kepadatan di atmosfir kecil, maka pengaruhnya dapat
diabaikan. Dengan demikian pada standart IEEE 802.16a dengan frekuensi 5,8 GHz
redaman yang turut berpengaruh pada site hasil perencanaan dengan menggunakan
model free space loss ( lfs ) dengan penjelasan sebagai berikut :
La Redaman Hujan ( preciptation attenuation)
Curah hujan dapat menyebabkan degradasi pada jarak sistim WiMAX. Panjang
gelombang pada frekuensi 5,8 GHz akan sama dengan butir-butir air hujan sehingga
redaman dapat terjadi. Gelombang radio dengan frekuensi diatas 4 GHz akan
mengalami redaman karena daya sinyal oleh air hujan akan mengalami penyerapan
oleh air hujan, jal ini disebut redaman ( precipitation attenuation ).
Curah hujan dapat menyebabkan depolarisasi dan mengurangi level sinya yang
diinginkan dan interferensi. Redaman hujan dapat mempengaruhi perencanaan link
transmisi.
Biasanya daerah cakupan hujan terbatas dan tidak seluruh daerah yang terkena
hujan memiliki curah hujan rata atau sama. Hal ini dapat dimodelkan dengan
menggunakan nilai faktor reduksi ( r ) yang akan menentukan panjang jejak efektif (Leff)
yang terkena hujan.
r

1
1 (0,045 xL)

Dimana : L meruapakn jejak jejak yang sebenarnya.


Salah satu model pengukuran redaman hujan yang paling diterima adalah penggunakan
persamaan empiris, formulasinya adalah :
A = axRb ( dB/Km )
Parameter a dan b merupakan fungsi dari frekuensi, temperaturr hujan, dan polarisasi.
Jenis yang digunakan adalah polarisasi vertical dan horizontal. Nilai a dan b yang tertera
hanya berlaku dengan prosentase hujan 0,01%. Nilai hujan dapat diukur di daerah lokal
dimana pengukuran akan dilakukan, akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan maka
dapat diperkirakan nilainya dengan melihat peta yang telah dibagi 14 daerah hujan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

Jarak daerah hujan tidak selalu sama, maka dapat disimpul suatu nilai yang
menyatakan nilai redaman efektif yang merupakan redaman yang dihasilkan pada jarak
tersebut dengan rumus :
Aeff = A x L x r (dB).
Indonesia terletak di daerah hujan P, nilai curah hujan yang dikeluarkan oleh CCIR
adalag R = 145 mm /hr.
Lb Redaman ruang bebas ( Free Space Loss )
Redaman ruang bebas didefinsikan sebagai yang terjadi pada ruang bebas di
antara dua buah antena isotropis ( pemancar dan penerima ) dimana pengaruh dari
difraksi refraksi,refleksi,absorbsi maupun bloking dianggap tidak ada. Besarnya
redaman ruang bebas secara matematis dapat dihitung dengan rumus :

Pt
Pr

L fs

Besarnya rapat daya F pada tempat-tempat yang terletak

dari antena isotropis

dengan daya pemancar Pt adalah :

Pt
4. .d 2

Jika luas tangkap ( aperture ) antena isotropis adalah

2
, dimana adalah panjang
4.

gelombang sinyal, maka besarnya daya yang ditangkap oleh antena penerima adalah :
Pr F.

2
4.

Pt 2
4. .d 2 4

Pt

4. .d

Jadi besarnya redaman ruang bebas adalah :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

L fs

Pt
pr
Pt

4. .d

Pt

4. .d

Karena = c/f dengan c adalah cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa
( 3x108 m/dt), maka besarnya redaman ruang bebas menjadi :
Lfs 10log

4. .d.f
.c

L fs 20log

4.
20 log 20 log f
c

= 32,5 + 20 log d + 20 log f.


dimana :
Lfs = redaman ruang bebas ( dB )
d = jarak antara antena pemancar ke antena penerima ( km )
f

= frekuensi ( MHz)

EIRP ( Equivalent Isotropic Radaiated Power )


EIRP merupakan besarnya yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu
antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF
dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan :
EIRP = Daya pancar (dBW)
GRX

= Gain antena (dB)

Lpath = Redaman lintasan


LKT

= Redaman feeder transmitter ( kabel )

LCT

= Redaman branching transmitter ( konektor )

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

RSL ( Receiver Signal Level )


Receiver Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.
Persamaan dari receiver signal level adalah :
dimana :
PTX = daya tansmitter
GTX = gain antena transmitter
LKT = loss kabel transmitter
LCT = loss konektor tansmitter
Lpath = redaman lintasan propagasi
GRX = gain antena penerima
LCR = loss konektor receiver
LKR = loss kabel receiver.
Redaman propagasi disesuaikan dengan standart yang digunakan. Sedangkan untuk
perhitungan RSL pada standart IEEE 802.16a dengan adanya penambahan redaman
hujan atau precipitation attnuation karena frekuensi kerja standart tersebut cukup tinggi
sehingga pengaruh redaman harus diperhatikan, sedangkan WLAN redman hujan dapat
diabaikan.
Fade Margin
Fade margin adalah perbedaan antara besarnya sinyal pada receiver ( RSL )
dengan sinyal minimum yang ditentukan oleh suatu perangkat. Kondisi fade margin
yang baik adalah lebih besar dari 10dB. Besarnya fade margin dapat dihitung dengan
persamaan :
Fade margin = RSL Receiver threhold.
Kualitas transmisi
Ukuran dari kualitas layanan pada sisi penerima untuk sistim digital adalah BER (
Bit Error Rate ). BER menunjukan perbandingan kesalahan bit dengan keseluruhan bit
pada penerima.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

Jika BER tidak memenuhi standart minimum maka kualitas yang titerima akan
sangat tidak baik.

Untuk menetukan Eb/No dapat dihitung dengan menggunakan grafik yang


menghubungkan antara BER yang disyaratkan dengan jenis modulasi yang digunakan.
Eb

No

Eb

No

coding

C Eb


N No

Condinggain IM '
noncoding

10 log

Dimana :
m : level modulasi yang digunakan
= roll of faktor
Dalam penetuan transmisi maka yang harus kita perhatikan adalah Receiver
Signal ( RSL ) hasil perancangan harus lebih besar dari pada sensitifitas perangakan
yang kita gunakan.
Untuk penentukan daya pancar Transmitter dapat digunakan :
PT

C
GT G R 204 LTX LRK Lfs Lhujan NF 10 log( BW ) FM
N

Dan untuk menetukan RSL hasil perancangan maka digunakan :


RSL RANCANGAN = PT + GT + GR Lfs Lhujan LTX LRX

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

dimana :
Lfs = redaman ruang bebas ( dB )
d = jarak antara antena pemancar ke antena penerima ( km )
f

= frekuensi ( MHz)

EIRP ( Equivalent Isotropic Radaiated Power )


EIRP merupakan besarnya yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu
antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF
dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan :
EIRP = Daya pancar (dBW)
GRX

= Gain antena (dB)

Lpath = Redaman lintasan


LKT

= Redaman feeder transmitter ( kabel )

LCT

= Redaman branching transmitter ( konektor )

RSL ( Receiver Signal Level )


Receiver Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

Persamaan dari receiver signal level adalah :


dimana :
PTX = daya tansmitter
GTX = gain antena transmitter
LKT = loss kabel transmitter
LCT = loss konektor tansmitter
Lpath = redaman lintasan propagasi
GRX = gain antena penerima
LCR = loss konektor receiver
LKR = loss kabel receiver.

Lfs 10log

4. .d.f
.c

L fs 20log

4.
20 log 20 log f
c

= 32,5 + 20 log d + 20 log f.


dimana :
Lfs = redaman ruang bebas ( dB )
d = jarak antara antena pemancar ke antena penerima ( km )
f

= frekuensi ( MHz)

EIRP ( Equivalent Isotropic Radaiated Power )


EIRP merupakan besarnya yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu
antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF
dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan :
EIRP = Daya pancar (dBW)
GRX

= Gain antena (dB)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

Lpath = Redaman lintasan


LKT

= Redaman feeder transmitter ( kabel )

LCT

= Redaman branching transmitter ( konektor )

RSL ( Receiver Signal Level )


Receiver Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.
Persamaan dari receiver signal level adalah :
dimana :
PTX = daya tansmitter
GTX = gain antena transmitter
LKT = loss kabel transmitter
LCT = loss konektor tansmitter
Lpath = redaman lintasan propagasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Hutomo

SISTEM KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai