Laporan Hidrologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Adapun wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu propinsi kepulauan di
Indonesia, dimana didominasi daerah perbukitan dengan kondisi alur sungai yang
relatif curam dan musim penghujan yang pendek serta musim kering yang lebih
panjang dari wilayah lain. Kondisi seperti ini menyebabkan umumnya masyarakat NTT
mengalami kekurangan air khususnya pada musim kering (kemarau).
Umumnya, pada daerah pegunungan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani dan peternak. Kenyataan yang diperoleh di lapangan,
populasi ternak di daerah-daerah yang dimaksud selalu mendapat hambatan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya sumber air untuk memenuhi kebutuhan air minum ternak,
terutama pada musim kemarau.
Sedangkan dari beberapa referensi dan hasil studi, kondisi topografis di wilayah ini
tegolong kasar atau relatif berbukit-bukit. Kemiringannya berkisar 20-60% merupakan
daerah perbukitan dan 0-20% merupakan dataran. Keadaan iklim NTT adalah
tergolong tropis kering (semi arid), dimana disebabkan oleh tiupan angin yang cukup
kencang setiap tahunnya dan berganti arah setiap enam bulan (bulan April Oktober)
bertiup angin Timur yang kering dan bulan November Maret bertiup angin Barat.
Kondisi curah hujan berkisar antara 600 mm 1.200 mm dengan interval hujan yang
terjadi antara 3 -4 bulan (bulan Desember bulan Maret).
Embung kecil memiliki beberapa fungsi, yakni: air tampungannya dapat dimanfaatkan
untuk air minum penduduk dan ternak serta airnya dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
Di samping itu juga berfungsi sebagai embung konservasi dan pengendali banjir. Hal
ini sangat dirasakan permanfaatannya oleh penduduk dan sebagai bukti begitu banyak
surat permintaan masyarakat untuk dibuatkan embung kecil diberbagai pelosok wilayah
Pulau Timor, Rote dan Alor.
Halaman I - 1
Laporan Hidrologi
Salah satu persyaratan pembuatan embung kecil ini adalah harus dibangun pada
lokasi/desa dimana penduduknya sulit mendapatkan air, sehingga lokasi embung kecil
tidak jauh dari desa atau permukiman penduduk.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, sebagian masyarakat pedesaan di Pulau Timor
harus memperoleh air minum dengan jangkauan yang cukup jauh (3 10 km) di dasar
sungai ataupun sumber air lainnya, melewati bukit dan lembah. Kondisi seperti ini,
secara tidak langsung akan mempengaruhi sebagian waktu mereka hanya untuk
memperoleh air dan pastinya akan berpengaruh terhadap kegiatan produktif lainnya,
seperti bertani, beternak dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, agar dapat dicapai sasarannya, maka
Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT melakukan
kegiatan Studi Identifikasi & Desain (SID) Embung Kecil 10 Buah di Pulau Timor,
Rote dan Alor
1.2. MAKSUD , TUJUAN DAN SASARAN
Salah satu cara memanfaatkan kondisi alam, keadaan geologi dan keadaan sifat
tanahnya yang ada adalah membuat bangunan dari tanah homogen yang disebut
bendungan kecil atau lazimnya embung pada daerah sempit diantara 2 (dua) bukit
yang dapat menyimpan air pada waktu musim hujan pada daerah cekungannya dan
dapat dipakai untuk kebutuhan yanaman, air minum manusia, air minum hewan,
perikanan, meninggikan muka air tanah, penanggulangan banjir dan pariwisata
setempat.
Dalam penetapan calon lokasi bangunan embung ini sebaiknya diadakan lebih dahulu
peninjauan lapangan untuk menentukan calon lokasi embung yang layak/flexksibel
dilihat dari lokasi dan jenis tanahnya.
Untuk pekerjaan perencanaan dari bangunan embung disetiap lokasi sebaiknya
dilakukan juga penelitian lebih mendalam mengenai areal potensi yang dapat
dikembangkan, masalah penduduk, sosial budaya dan perkiraan secara visual dari
catchment area.
Sehingga dengan adanya peninjauan lapangan pendahuluan ini maka dapat dipastikan
lokasi-lokasi yang memang layak/fleksibel untuk dilanjutkan pekerjaan perencanaan,
lokasi bangunan embung yang kurang layak/fleksibel untuk dikembangkan tapi masih
(Persero) PT. INDRA KARYA Cab. Kupang
Halaman I - 2
Laporan Hidrologi
Pedoman, kriteria dan standar yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di Indonesia saat ini. Dalam
penerapannya harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian, perubahan atau
Halaman I - 3
Laporan Hidrologi
penggantian
bangunan
yang
telah
ada,
kemudian
sistem
operasi
dan
Sebagai acuan dipakai pedoman, kriteria dan standar yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum
3.
pertimbangan
kemudahan
operasional
penyesuaian
dan
terhadap
pemeliharaan
kondisi
serta
biaya
di
lapangan,
yang
paling
Survei dan investigasi lapangan harus dilaksankan secara benar, teliti dan cukup
sehingga didapat data teknis yang akurat untuk dianalisis sehingga dapat
dijadikan dasar/landasan dalam memberikan solusi dan desain.
5.
Mutu hasil identifikasi haruslah mantap, dan didukung oleh data yang akurat,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai acuan
untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
untuk
menentukan
lokasi
Halaman I - 4
Laporan Hidrologi
o
o
4. Analisa Hidrologi
o
o
o
o
Halaman I - 5
Laporan Hidrologi
Penyelidikan di Lapangan
Serangkaian penyelidikan di lapangan yang akan dilaksanakan adalah
Sondir (jika dapat dilaksanakan) pada lokasi rencana bangunan dan
Test Pit sebanyak 30 titik tersebar pada setiap lokasi bangunan untuk
mengetahui daya dukung tanah, jenis lapisan tanah dan sekaligus
dengan pengambilan contoh tanah (sampling) sebanyak 30 sampel.
Penyelidikan di Laboratorium
Atas sejumlah contoh tanah yang diambil dari lapangan, selanjutnya
dilakukan serangkaian pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah,
berupa :
Penentuan sifat-sifat fisik dan teknis tanah yaitu :
- Berat isi tanah
- Kadar air tanah asli
- Berat jenis tanah asli
- Angka pori
- Grain size analisis
- Pengujian Triaxial (UU).
Penelitian sedimen dan pasir, yaitu :
- Berat Volume
- Grain Size
- Direct Shear
Penentuan sifat bahan bangunan / batuan, yaitu :
- Berat volume batu
- Pengujian Uniaxial Compressive strength / Kuat Tekan
Kegiatan pengujian di Laboratorium menggunakan acuan ASTM yang
sedikit mengalami perubahan dan disesuaikan dengan kondisi tanah di
Indonesia (berdasarkan SNI Standar Nasional Indonesia).
Halaman I - 6
Laporan Hidrologi
5. Penggambaran Desain
Penggambaran desain dilakukan di atas kertas kalkir sesuai dengan standar
yang berlaku di bidang pengairan :
- Membuat ploting / peta lokasi
- Gambar penampang memanjang alur
- Gambar penampang melintang alur
- Gambar rencana bangunan embung yang meliputi potongan memanjang
dan melintang, tampak atas, depan dan menurut skala yang sesuai untuk
pekerjaan pelaksanaan.
6. Rencana Pelaksanaan Fisik
Detail rinci dan gambar yang telah selesai, maka konsultan harus menyusun:
- Jadwal pelaksanaan yang terbagi dalam beberapa paket kegiatan sesuai
dengan urutan prioritas dari masing-masing kegiatan tersebut.
- Volume dan Rencana Anggaran Biaya dari masing-masing paket
kegiatan beserta alokasi dana yang diperlukan termasuk dana yang
harus disediakan untuk pekerjaan pembebasan tanah dan bangunan
(jika ada).
- Membuat syarat-syarat teknis dari masing-masing pekerjaan yang
diusulkan.
1.8. PENYUSUNAN LAPORAN
Konsultan harus membuat dan menyerahkan laporan produk pekerjaannya sebagai
berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan berupa hasil pengumpulan data, hasil peninjauan pendahuluan ke
lapangan, program kerja yang akan dikembangkan. Laporan ini harus
diserahkan paling lambat satu bulan sesudah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
disampaikan kepada konsultan, dan hasil laporan perlu didiskusikan atau
dipresentasikan kepada proyek.
b. Laporan Bulanan
Laporan ini berisi informasi mobilisasi tenaga dan peralatan, kemajuan
pekerjaan, masalah yang ada dan rencana kerja untuk bulan berikutnya.
c. Draft Laporan Akhir
Laporan ini dibuat sebagai kelengkapan setelah pekerjaan selesai dilakukan.
Laporan tersebut harus berisi tentang kemajuan pekerjaan dan segala
kesimpulan penting yang didapat dari pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini harus
diserahkan paling lambat dua minggu sebelum masa kontrak dan didiskusikan
atau dipresentasikan di proyek.
(Persero) PT. INDRA KARYA Cab. Kupang
Halaman I - 7
Laporan Hidrologi
Halaman I - 8
Laporan Hidrologi
Halaman I - 9