Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK I
Nama

Fadli

Ahmad

Muntaqo
NIM
: G44080106
Tanggal Praktikum
: 11 November
2009
Nama Asisten
Nama PJP

: Riky Fajrin
: Mohammad Raffi

EKSTRAKSI KOMPONEN DARI BAHAN HAYATI


Prinsip/teori dasar percobaan
Temulawak adalah jenis tanaman obat yang biasa digunakan
oleh masyarakat sebagai pemicu nafsu makan. Dipercobaan kali ini
praktikan akan mencoba mengekstrak komponen bahan yang ada
pada temulawak tersebut dengan menggunakan pelrut alcohol.
Ekstraksi adalah proses pengambilan senyawa tunggal atau
majemuk dari suatu bahan dengan menggunakan pelarut tertentu
berdasarkan distribusinya pada dua fase yang tidak saling
campur.terdapat bebagai macam metoded ekstraksi yang dapat
digunakan. Metode yang tepat ditentukan berdasarkan sifat-sifat
senyawa yang akan diekstraksi. Kemudahan larut, ketahanan panas,
dan interakasi dengan pelarut merupakan sifat-sifat yang harus
diperhatikan. Oleh karena itu pemilihan metode dan pelarut yang
tepat akan memberikan hasil rendeman yang baik pula. Berbagai
macam metode proses ekstraksi, yaitu metode soxhlet, penggodokan
(refluks) dan perendaman.
Tujuan percobaan
Praktikan melakukan proses ekstraksi zat yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan
dengan
menggunakan
metode
soxhlet,
penggodokan (refluks) dan perendaman.
Prosedur percobaan
A.
Metode soxhlet
Serbuk temulawak ditimbang 2,5 gram dan dimasukkan ke
dalam kertas saring yang telah dibentuk silinder dan ditutup salah
satu ujungnya dan diberi kapas, kemudian ujung lainnya juga ditutup.
Silinder yang telah diisi dimasukkan ke dalam alat soxhlet dan
diatasnya diberi pemberat. Labu didih soxhlet diberi batu didih dan
soxhlet dipasang secara lengkap. Sebelum dipasang dengan
kondensor, dimasukkan 50 ml pelarut ke dalam soxlet. Setelah

dipasang dengan kondensor, soxhlet diletakkan di atas penangas air.


Soxhletasi dibiarkan selama 4-8 jam, dengan kecepatan 5-8 sirkulasi
per jam. Setelah itu ekstraksi dihentikan. Ekstrak dalam labu didih
dipindahkan ke erlenmeyer yang telah diketahui bobot kosongnya.
Kemudian ekstrak dalam erlenmeyer diuapkan dengan rotavapor.
Hasil ekstrak yang pekat tersebut diuapkan kembali dengan oven
hingga kering lalu ditimbang.
B.
Metode penggodokan (refluks)
Serbuk temulawak ditimbang 2,5 gram dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 500 ml. Ditambahkan 50 ml pelarut dan batu didih.
Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak dan ditempatkan di
atas penangas air. Penggodokan dibiarkan selama 4-8 jam. Setelah
penggodokan selesai, larutan disaring dengan kertas saring dalam
corong. Ampas dibilas dan disaring tiga kali dengan 20 ml pelarut.
Ekstrak yang tertampung dipindahkan ke erlenmeyer yang telah
diketahui bobot kosongnya. Kemudian diuapkan dengan rotavapor.
Hasil ekstrak yang pekat tersebut diuapkan kembali dengan oven
hingga kering lalu ditimbang.
C.
Metode perendaman
Serbuk temulawak ditimbang 2,5 gram dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 500 ml. Ditambahkan 50 ml pelarut dan kemudian
erlenmeyer ditutup dan dikocok selama 1 jam. Larutan disaring
dengan kertas saring dalam corong. Ampas dibilas dan disaring tiga
kali dengan 20 ml pelarut dan dikocok lagi 1 jam. Filtrat semua
ulangan digabungkan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang
telah diketahui bobot kosongnya. Kemudian diuapkan dengan
rotavapor. Hasil ekstrak yang pekat tersebut diuapkan kembali
dengan oven hingga kering lalu ditimbang.
Pengamatan
Metode maserasi

Metode refluks dan soklet

Hasil dan perhitungan data


Tabel 1. Data hasil ekstraksi dengan beberapa metode

Metode

Soxhlet
Refluks
Perenda
man
Perenda
man
Perenda
man

Jenis
Bobot
pelaru conto
t
h
(gram
)
Metan 2.507
ol
8
Metan 2.527
ol
8
Metan 2.500
ol
0
Metan 2.500
ol
7
Metan 2.500
ol
7

Contoh perhitungan
Metode soxhlet

Bobot
erlenmeyer
kosong
(gram)

Bobot
erlenmey
er + isi
(gram)

Bobot
ekstra
k
(gram)

%
rendem
an

84.3189

84.7204

0.3815

15.21

57.4709

59.2240

1.7531

69.35

55.0693

55.2718

0.2025

8.10

56.2031

56.3817

0.1786

7.10

58.4137

58.6051

0.1914

7.65

Bobot ekstrak Bobot erlenmeyer isi - Bobot

erlenmeyer kosong

Bobot ekstrak 84.7204 gram - 84.3189 gram


Bobot ekstrak 0.3815 gram
Bobot ekstrak
% Rendeman
Bobot contoh
0.3815 gram
% Rendeman
2.5078 gram
% Rendeman 15.21 %

Pembahasan
Dari hasil praktikum didapat persen rendeman untuk metode
soxhlet sebesar 15.21%, metode refluks sebesar 69.35%, dan metode
perendaman sebesar 8.10%, 7.10%, dan 7.65%. Dari data di atas
dapat dilihat bahwa metode refluks memiliki persen rendeman paling
besar. Berdasarkan teori metode soxhlet merupakan metode yang
paling baik dan memiliki persen rendeman yang paling besar. Hal ini
merupakan suatu penyimpangan. Penyimpangan ini disebabkan oleh
kesalahan, yaitu kesalahan saat penimbangan, kesalahan penggunaan
pelarut yang seharusnya menggunakan pelarut yang pekat, kesalahan
karena penggunaan alat yang kotor, kesalahan saat memindahkan
hasil ekstrak ke wadah baru yang telah diketahui bobotnya dimana
masih adanya analat yang tertinggal dan menempel pada dinding labu
didih , kesalahan waktu ekstraksi yang terlalu cepat sehingga proses
ekstraksi tidak sempurna, kesalahan saat penyaringan dimana masih
adanya analat yang tidak ikut terbilas pelarut sehingga menempel
pada kertas saring dan kesalahan adanya analat dalam sampel yang
ikut terurai karena panas. Kesempurnaan suatu ekstraksi tergantung
pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh
jika jumlah ekstraksi yang dilakukan relatif besar dengan jumlah
pelarut yang kecil (Khopkar, 2007). Dengan kata lain semakin besar
hasil ekstraksi maka semakin besar pula persen rendeman yang
didapat sehingga metode yang dilakukan semakin baik.
Pemilihan
pelarut
merupakan
salah
satu
hal
yang
mempengaruhi hasil ekstraksi. Pada percobaan ini digunakan pelarut
metanol. Metanol memiliki titik didih 64,5 C (Fessenden dan
Fessenden, 1982). Pelarut yang digunakan haruslah pelarut yang
dapat berinteraksi dengan bahan. Selain dapat melakukan interaksi
dengan bahan, pelarut harus memiliki titik didih yang lebih rendah
dibandingkan titik didih analat yang terkandung dalam contoh. Serta
pelarut tersebut mudah untuk dimurnikan kembali. Namun, pada saat
praktikum terjadi kesalahan penggunaan konsentrasi pelarut,
seharusnya digunakan pelarut dengan konsentrasi 98%. Kesalahan
tersebut menyebabkan ekstaksi menjadi lebih lama karena dengan
konsentrasi yang lebih encer interaksi antara pelerut yang seharusnya
menjadi jarang. Berbeda dengan pelarut yang pekat, pelarut akan

lebih sering berinterakasi dengan komponen yang akan diekstrak


sehingga proses ekstraksi akan lebih cepat.
Kesimpulan
Pada percobaan ini praktikan melakukan proses ekstraksi
dengan berbagai macam metode, yaitu metode soxhlet, penggodokan
(refluks) dan perendaman. Praktikan juga membandingkan besar
persen rendeman yang dihasilkan tiap metode serta menilai metode
mana yang paling baik. Pada percobaan ini didapat persen rendeman
refluks yang paling besar. Seharusnya metode soxhletlah yang
memiliki persen rendeman yang paling besar.
Daftar pustaka
Fessenden Ralp J dan Fessenden Joan S. 1982. Kimia Organik Edisi
Ketiga. Aloysius
Hadyana
Pudjaatmaka,
penerjemah.
Jakarta:
Erlangga.
Terjemahan dari: Organic
Chemistry Third Edition.
Jr R. A. Day, Underwood A. L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.
Hilarius Wibi H,
Lemeda Simarmata, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan
dari:
Quantitative Analysis.

Anda mungkin juga menyukai