Anda di halaman 1dari 96

BAB 1 PENDAHULUAN

Saat ini usaha pada industri kreatif relatif banyak digemari oleh para
pengusaha lokal khususnya generasi muda. Hal tersebut dapat terlihat
dari maraknya acara yang menawarkan penjualan produk lokal.
Sebelum pembahasan perencanaan bisnis lebih lanjut, pada Bab 1
dijelaskan alasan pemilihan proyek bisnis serta produk yang Canary
tawarkan.
1.1 Alasan Pemilihan Proyek Bisnis
Canary memutuskan untuk menggeluti usaha pada industri sepatu
wanita, dikarenakan alas kaki merupakan salah satu kebutuhan yang
selalu digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Dari Tabel 1.1 terlihat
bahwa penjualan sepatu wanita memiliki angka paling tinggi
dibandingkan pria dan anak-anak pada lima tahun ke depan, sehingga
dapat menjadi peluang bagi Canary untuk berkompetisi pada industri
sepatu wanita.
Indonesia merupakan salah satu produsen sepatu terbesar di dunia
yang memproduksi, baik fungsional atau fashionable ke pasar nasional
maupun internasional. Jumlah pengeluaran konsumen Indonesia di
tahun 2011 akan pakaian dan sepatu berada pada peringkat delapan
di Asia Pasifik. Pengeluaran
1
tersebut senilai Rp 35 ribu miliar dan mengalami peningkatan dari
tahun 2010 (Euromonitor International 2012).
Dari berbagai variasi model sepatu, Canary memilih untuk
memproduksi flat shoes sebagai model pertama. Sepatu model flat
shoes dimiliki oleh sebagian besar wanita yang didukung oleh hasil
survei kepada 103 responden yang sudah dilakukan pada minggu
kedua bulan Desember 2012. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
meskipun setiap responden memiliki gaya fesyen yang berbeda,
mereka memiliki flat shoes yang digunakan untuk kegiatan tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 1.1 Perkiraan Penjualan Sepatu di Indonesia tahun 2011 - 2016
Sumber: Euromonitor International 2011
Flat shoes sesuai untuk digunakan oleh wanita yang memiliki mobilitas
tinggi dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, seperti pergi ke
sekolah, kampus, dan mal. Sebanyak 53,47 persen responden membeli
flat shoes sebanyak satu sampai tiga kali dalam setahun, 35,64 persen
responden membeli empat sampai enam kali, dan sisanya lebih dari
enam kali. Tingginya frekuensi
pembelian flat shoes setiap tahunnya dikarenakan pemakaian yang
cukup sering, 2
sehingga menyebabkan masa pakai sepatu semakin rendah. Hal
tersebut dapat menjadi peluang bagi Canary untuk menawarkan
produk flat shoes dengan model yang mengikuti perkembangan tren
mode, kualitas baik, dan harga terjangkau agar dapat bersaing secara
kompetitif di pasar.

Industri fesyen termasuk ke dalam industri kreatif yang meliputi


pakaian, alas kaki, dan aksesoris. Perkembangan dunia fesyen
membuat masing-masing individu memiliki selera yang beragam,
khususnya para wanita yang lebih memperhatikan penampilan
dibandingkan pria (Euromonitor International 2012). Berdasarkan hal
tersebut, prospek bisnis di industri fesyen memiliki potensi
keberhasilan yang baik, sehingga Canary memilih untuk terjun ke
dalam industri ini.
Selain itu, proyek bisnis Canary didirikan oleh lima orang wanita yang
memiliki minat di dunia fesyen. Kelima anggota adalah wanita muda
yang selalu mengikuti perkembangan tren dan kebutuhan dunia
fesyen. Selain itu, sebagian besar pendiri Canary sudah memiliki
pengalaman dalam bisnis di dunia fesyen baik dari fungsi manajemen
operasional, pemasaran, maupun keuangan. Dengan bekal
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki anggotanya tersebut
diharapkan bisnis Canary dapat memiliki prospek yang baik di
kemudian hari.
1.2. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan oleh Canary adalah flat shoes untuk wanita.
Flat shoes merupakan sepatu tanpa hak yang dapat digunakan dalam
berbagai acara
3
formal maupun informal dan dapat dipadukan dengan gaya berpakaian
wanita yang berbeda-beda. Tipe model yang dimiliki flat shoes cukup
beragam seperti ballet shoes, pointed toe, loafer, oxford, moccasin,
dan slipper. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing model:
1. Ballet shoes
Ballet shoes, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.1, merupakan
model flat shoes yang digunakan oleh penari ballet dan memiliki
desain paling klasik di antara model lainnya. Survei yang dilakukan
Canary menemukan bahwa model ini paling banyak dimiliki oleh
wanita. Ballet shoes memiliki model yang paling sederhana sehingga
cocok untuk dipakai dalam berbagai acara formal dan informal.
Gambar 1.1 Ballet Shoes
2. Pointed toe
Pointed toe merupakan sepatu yang modelnya hampir sama dengan
ballet shoes, perbedaannya dapat dilihat pada ujung sepatu yang
runcing sedangkan ballet shoes memiliki ujung bulat.
Gambar 1.2 Pointed Toe
4
3. Loafer, oxford, dan moccasin
Ketiga model sepatu pada Gambar 1.3, 1.4, dan 1.5 adalah model flat
shoes yang
diinspirasi dari model sepatu laki-laki. Model sepatu tersebut saat ini
sudah cukup dikenal dan disukai oleh masyarakat.
Gambar 1.3 Loafer

Gambar 1.4 Oxford Gambar 1.5 Moccasin


4. Slipper
Slipper yang tampak pada Gambar 1.6 merupakan sepatu tanpa hak
dengan
model mirip dengan pointed toe. Namun Permukaan depan dari sepatu
yang lebih panjang sehingga menutupi permukaan kaki lebih banyak.
Gambar 1.6 Slipper
Keunggulan utama dari produk Canary terletak pada model sepatu
yang mengikuti tren mode dengan memperhatikan kualitas
kenyamanan dari bahan utama kulit asli yang digunakan. Seluruh
bagian dalam dan luar sepatu menggunakan bahan dasar kulit sapi asli
kelas satu yang berkualitas, tahan lama, dan dilengkapi dengan
bantalan pada lapisan dalam sepatu, sehingga nyaman
5
saat digunakan. Harga yang ditawarkan oleh Canary juga cukup
terjangkau dibandingkan pesaing yang memproduksi sepatu dengan
bahan utama kulit asli.
Kenyamanan diperlihatkan dari sepatu yang memiliki daya serap yang
baik, tidak panas saat dipakai, dan lebih lentur dibandingkan dengan
sepatu yang menggunakan kulit sintetis. Jenis kulit yang digunakan
adalah smooth leather, suede, dan nubuck. Pada setiap musim, Canary
akan memproduksi lebih dari dua model sepatu yang diantaranya
terdapat model ballet shoes dan model lainnya akan disesuaikan
dengan perkembangan tren mode, kebutuhan, serta keinginan target
pasar.
Saat ini Canary menggunakan dua jalur distribusi penjualan yaitu
melalui situs perusahaan dan mengikuti bazaar. Canary memilih untuk
menjual produk melalui situs perusahaan agar dapat menjangkau
seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan penetrasi pasar
yang cukup pesat sehingga internet saat ini sudah dapat diakses
melalui smart phone yang kebanyakan sudah dimiliki oleh orang
Indonesia. Pada tahun 2012 peningkatan penggunaan smart phone
meningkat sebanyak tiga kali lipat dibandingkan tahun 2011, yaitu dari
enam persen menjadi 22 persen (www.swa.co.id).
Selain melalui situs, Canary juga berpartisipasi dalam kegiatan bazaar
dan konsinyasi yang disesuaikan dengan target pasar. Hal tersebut
berguna agar konsumen dapat melihat dan mencoba produk yang
ditawarkan secara langsung. Produk Canary dijual dengan kemasan
berbahan dasar kain spoundbond berukuran tinggi 35 cm, lebar 23 cm,
dan alas 5 cm. Kemasan kain memiliki
keunggulan berupa pemakaian multi fungsi yang dapat digunakan
untuk 6
menyimpan sepatu dan untuk membawa barang lain sesuai
kebutuhan, seperti yang tampak pada Gambar 1.7. Selain kemasan
kain, produk Canary juga akan dilengkapi dengan kemasan kotak
berbahan karton tebal agar produk tidak mengalami kerusakan,

khususnya untuk penjualan melalui situs yang harus menggunakan


jasa pengiriman.
Gambar 1.7 Kemasan Canary
1.3 Sistematika Penulisan
Laporan akhir proyek bisnis Canary disusun dalam delapan bab
sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai alasan pemilihan proyek bisnis, produk
yang ditawarkan, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Analisis Industri
Bab ini menjelaskan mengenai analisis persaingan industri, pesaing,
dan peluang pasar yang berguna dalam penentuan strategi alternatif.
7
Bab 3 Kegiatan Uji Kelayakan Bisnis
Bab ini menjelaskan mengenai kegiatan penelitian kebutuhan pasar
dan persaingan, kegiatan pengembangan proposisi nilai, dan kegiatan
pengembangan purwarupa dan uji pasar.
Bab 4 Model Bisnis dan Strategi Bersaing
Bab ini menjelaskan mengenai analisis SWOT, model bisnis yang akan
dikembangkan, visi, misi, dan sasaran lima tahun mendatang serta
strategi generik perusahaan.
Bab 5 Rencana Fungsional Tahun Pertama
Bab ini menjelaskan mengenai rencana yang dibagi ke dalam empat
fungsi manajemen yaitu pemasaran, operasional, sumber daya
manusia, dan keuangan.
Bab 6 Peluncuran Bisnis
Bab ini menjelaskan mengenai rencana beserta hasil kegiatan
peluncuran
bisnis.
Bab 7 Rencana Pengembangan Bisnis dan Kelayakan Bisnis
Bab ini menjelaskan rencana pengembangan bisnis berdasarkan
sasaran
lima tahun dari perusahaan Canary.
Bab 8 Kesimpulan
Bab ini berisi faktor kesuksesan dalam bisnis di industri sepatu wanita
dan pembelajaran yang diperoleh selama menjalankan bisnis.
8
BAB 2 ANALISIS INDUSTRI
Analisis industri bertujuan untuk menentukan arah dan menyusun
strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Pada bab ini
dijelaskan secara mendalam mengenai analisis persaingan di industri,
pesaing, dan peluang pasar.
2.1 Analisis Persaingan Industri
Canary menggunakan lima kekuatan Porter sebagai alat untuk
menganalisis tingkat persaingan pada industri sepatu wanita. Hasil
analisis ini dapat membantu mengetahui posisi perusahaan dalam

mengantisipasi ancaman sehingga pengambilan keputusan dapat


ditentukan secara tepat. Terdapat beberapa faktor yang dapat
dianalisis dalam sebuah industri, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.1 (Porter 1980, hlm. 17). Gabungan dari lima kekuatan ini
akan menentukan kemampuan Canary dalam bersaing dan mencari
keuntungan.
Berikut adalah aplikasi konsep lima kekuatan persaingan untuk industri
sepatu wanita:
1. Ancaman pendatang baru
Tingkat kompetisi dalam suatu industri dipengaruhi oleh
bertambahnya pendatang baru. Terdapat beberapa atribut yang 9
mempengaruhi masuknya pendatang baru, yaitu skala ekonomi,
diferensiasi produk, biaya investasi, biaya peralihan, akses ke saluran
distribusi, kerugian biaya yang tidak berhubungan dengan skala, dan
kebijakan pemerintah.
Gambar 2.1 Lima Kekuatan Porter Sumber: Porter 1980, hlm. 17
Pada industri sepatu wanita, kemudahan masuknya kompetitor ke
dalam suatu industri, dapat dilihat dari tinggi rendahnya hambatan
dalam memasuki industri (barriers to entry) tersebut. Hal ini berkaitan
dengan seberapa banyak sumber daya dan biaya investasi yang
dibutuhkan untuk memulai usaha dalam industri tersebut yang dapat
ditentukan dengan memilih untuk menggunakan jasa pengrajin sepatu
atau membuat bengkel/pabrik pribadi.
Banyaknya jumlah pengrajin sepatu wanita di Indonesia saat ini
menyebabkan kompetitor baru tidak mengalami kesulitan dalam
mendirikan usaha sepatu wanita. Namun mereka perlu jeli memilih
10
pengrajin yang dapat memproduksi sepatu berkualitas baik. Dengan
menggunakan jasa pemasok sepatu, perusahaan tidak membutuhkan
biaya investasi yang besar, karena biaya yang keluar hanya biaya
variabel.
Sedangkan pilihan untuk membuka bengkel atau pabrik membutuhkan
biaya investasi yang cukup besar seperti untuk pembelian mesin,
pembelian bahan baku berupa kulit dan perlengkapan lain, biaya gaji
pengrajin sepatu, biaya gaji pegawai toko, serta sewa tempat. Selain
itu diperlukan biaya riset dan pelatihan karena pengrajin harus
memiliki keterampilan khusus untuk dapat memproduksi sepatu
berkualitas baik.
Jalur distribusi yang tersedia juga cukup banyak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru dalam industri sepatu
wanita relatif tinggi. Hal ini dikarenakan sumber daya yang dibutuhkan
cukup tersedia dan mudah didapat. Sebaliknya, ancaman pendatang
baru akan relatif rendah apabila banyak perusahaan yang membuka
pabrik sendiri karena membutuhkan biaya investasi yang besar,
namun hasil yang didapat cenderung akan lebih baik dan tidak ada
ketergantungan dengan pemasok.

2. Daya tawar konsumen


Konsumen memiliki kekuatan daya tawar dalam menekan harga
pembelian atau mendapatkan kualitas yang baik, sehingga hal
tersebut dapat menciptakan persaingan di antara kompetitor. Di
samping itu, konsumen dikatakan memiliki daya tawar yang kuat pada
industri sepatu wanita apabila biaya peralihan tergolong rendah.
11
Jumlah pembelian sepatu wanita adalah yang tertinggi dibandingkan
sepatu pria dan anak seperti yang tampak pada Tabel 2.1. Berdasarkan
survei Canary, wanita membeli sepatu sebanyak dua sampai tiga kali
setahun yang disesuaikan dengan kebutuhan serta model yang
tersedia. Hal ini dikarenakan wanita lebih memperhatikan penampilan
dibandingkan pria, sehingga lebih sering membeli sepatu dengan
mengikuti tren yang berkembang (Euromonitor International 2012).
Tabel 2.1 Data Penjualan Sepatu per Kategori tahun 2006 2011
(dalam miliar Rupiah)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sepatu anak-anak
6.000,6
6.424,9
6.617,7
6.750,0
6.952,5
7.195,8
Sepatu pria:
8.799,4
9.537,6
9.674,4
9.775,5
12.098,4
13.308,2
bukan sepatu olahraga
5.374,5
5.804,4
5.978,6
6.098,1
7.317,8
8.049,5
sepatu olahraga
3.425,0
3.733,2

3.695,9
3.677,4
4.780,6
5.258,7
Sepatu wanita:
10.551,4
11.436,4
11.664,2
11.796,5
13.361,5
14.819,6
bukan sepatu olahraga
8.178,6
8.873,8
9.140,0
9.322,8
10.022,0
11.079,5
sepatu olahraga
2.372,8
2.562,6
2.524,2
2.473,7
3.339,5
3.740,0
25.355,4
27.298,9
27.956,2
28.322,0
32.412,3
35.323,6
Sumber: Euromonitor International 2011
Model sepatu wanita yang tersedia di pasar cukup banyak sehingga
pelanggan mudah untuk beralih membeli sepatu merek lain.
Banyaknya penawaran serta permintaan terhadap produk sepatu
mengakibatkan setiap perusahaan harus mengembangkan strategi
bersaing yang tepat.
Kualitas serta merek sepatu cukup mempengaruhi harga penjualan.
Berdasarkan riset yang sudah dilakukan, informan cenderung rela
membayar lebih tinggi jika spesifikasi produk yang ditawarkan sesuai
12
dengan kebutuhan dan keinginannya. Mereka juga tidak terlalu sensitif
terhadap harga karena sepatu merupakan salah satu barang
kebutuhan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kekuatan daya
tawar pembeli tergolong cukup kuat.
3. Ancaman produk subtitusi

Pada industri sepatu wanita tersedia berbagai pilihan model sepatu


yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Keanekaragaman alas
kaki wanita membuat ancaman terhadap barang substitusi tinggi.
Ancaman produk subtitusi tergolong kuat jika barang pengganti mudah
didapatkan, tersedianya produk dengan kualitas yang lebih baik atau
harga yang lebih murah, dan biaya peralihan yang relatif rendah.
Contoh produk subtitusi jenis sepatu yang ditawarkan Canary antara
lain high heels, sepatu sandal, dan sepatu olah raga. Pada umumnya
sepatu-sepatu tersebut digunakan untuk keperluan dan acara berbeda.
Misalnya, high heels lebih sesuai digunakan pada kesempatan formal
dan semi formal, sepatu olah raga untuk keperluan berolah raga,
sedangkan flat shoes dan sepatu sandal lebih cocok digunakan untuk
aktivitas sehari- hari karena nyaman. Penggunaan flat shoes lebih
fleksibel dibandingkan dengan model sepatu lainnya, karena desain
sepatu tanpa hak dapat digunakan sepanjang hari ke berbagai tempat.
Konsumen mudah untuk mendapatkan produk substitusi sepatu,
karena di Jakarta banyak tersedia perusahaan penjual alas kaki baik di
butik pribadi, ritel, maupun melalui situs atau media sosial yang pada
13
umumnya menyediakan berbagai variasi model sepatu. Berdasarkan
pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat ancaman akan
barang substitusi dalam industri sepatu wanita tergolong cukup
sedang, karena ketertarikan pembeli dalam melakukan pembelian
sepatu sangat berkaitan dengan kebutuhan yang disesuaikan dengan
spesifikasi yang ditawarkan penjual.
4. Daya tawar pemasok
Daya tawar pemasok dalam suatu industri dapat dilakukan dengan
cara menaikkan harga jual atau menurunkan kualitas. Posisi pemasok
dapat dikatakan kuat apabila jumlah pemasok minim dan di dalam
industri tersebut tidak terdapat produk pengganti. Selain itu
banyaknya pelanggan membuat pemasok memiliki kekuatan untuk
memilih pelanggan yang diprioritaskan dan biaya peralihan yang
dibutuhkan tergolong rendah.
Terdapat dua alternatif untuk masuk ke dalam industri sepatu wanita
yaitu dengan menggunakan jasa pengrajin sepatu sebagai pemasok
atau membuat pabrik/bengkel pribadi. Penggunaan jasa vendor dalam
industri sepatu wanita membutuhkan sedikitnya dua pemasok utama
yaitu pengrajin sepatu dan percetakan kemasan guna melengkapi
kesiapan produk hingga layak jual. Pengrajin sepatu diasumsikan
menyediakan semua bahan dan peralatan yang digunakan dalam
pembuatan sepatu wanita diantaranya bahan baku utama sepatu,
lapisan
14
sol, peralatan, serta perlengkapan lain yang mendukung aktivitas
operasional pengrajin.
Dari hasil pencarian melalui situs internet seperti Facebook, Kaskus,

serta Google dan informasi dari kerabat, terdapat banyak pengrajin


sepatu khususnya di Jakarta, Bandung, dan Bogor. Sebagian besar
pengrajin menyediakan bahan dasar pembuatan sepatu, namun untuk
mendapatkan pengrajin yang mampu memproduksi sepatu berkualitas
relatif sulit. Dalam pembuatan sepatu berkualitas diperlukan pengrajin
yang dapat memenuhi kriteria yang akan dijabarkan pada Bab 5
mengenai rencana operasi.
Biaya yang ditawarkan masing-masing pengrajin sepatu berbeda
sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang diinginkan pelanggan.
Jumlah pesanan juga berpengaruh terhadap biaya per unit. Semakin
besar kuantitas pesanan, maka harga yang ditawarkan pun semakin
murah. Selain itu, loyalitas pelanggan terhadap pemasok dapat
mempengaruhi biaya yang ditawarkan. Akibatnya, ketika suatu
perusahaan ingin beralih ke pemasok lain, maka akan timbul biaya
peralihan yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kekuatan daya tawar pemasok pengrajin sepatu
tergolong sedang mengarah kuat.
Berbeda halnya dengan pemasok kemasan yang lebih mudah
didapatkan, karena percetakan kemasan banyak tersedia di Jakarta.
Kualitas kemasan yang ditawarkan pun tidak jauh berbeda satu dengan
lainnya, karena peralatan produksi yang digunakan standar, sehingga
15
mereka hanya perlu mengikuti spesifikasi yang diinginkan pelanggan.
Oleh karena itu, biaya peralihan pun kecil dan kekuatan daya tawar
pemasok kemasan relatif rendah.
5. Ancaman pesaing
Suatu perusahaan dapat dikatakan pesaing apabila menjual produk
sejenis yang bertujuan menguasai pangsa pasar. Intensitas ancaman
pesaing dapat dikatakan tinggi apabila pertumbuhan industri lambat,
jumlah pesaing yang seimbang namun memiliki kekuatan yang
beragam, minimnya diferensiasi produk, dan biaya tetap yang tinggi
Terdapat banyak perusahaan yang menawarkan sepatu wanita untuk
berbagai kalangan usia dan kelas sosial. Terdapat beberapa merek
sepatu global di Indonesia, yaitu Yongki Komaladi, Marie Claire, Bata,
Fladeo, Bucherri, Eagle, Adidas, Rockport, League, Nine West, Nike,
Carvil, Crocs, Homypad, Payless, Fitflop, Reebok, Puma, dan Zara
(Euromonitor International 2013). Selain merek sepatu wanita global
yang sudah disebutkan di atas, masih terdapat banyak perusahaan
sepatu lokal maupun internasional yang beredar di Indonesia. Produk
tersebut didistribusikan melalui toko ritel, butik, media sosial, situs
perusahaan, dan penjualan langsung (Euromonitor International 2006
2011).
Kualitas produk yang dimiliki masing-masing produsen sepatu wanita
berbeda-beda yang mengakibatkan harga dan target pasar yang
ditujunya tidak sama. Di samping itu, permintaan wanita akan sepatu
16

2.2
selalu ada dan kebutuhannya berkembang seiring berjalannya waktu,
sehingga biaya peralihan (switching cost) tergolong rendah.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa persaingan pada
industri sepatu wanita di Indonesia cukup tinggi, namun permintaan
terus mengalami pertumbuhan tinggi. Oleh karena itu, untuk dapat
unggul dalam industri ini, Canary harus menetapkan strategi dan
keunggulan bersaing yang tepat dan efisien.
Analisis Pesaing
Pesaing Canary adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di
industri sepatu wanita merek lokal dan internasional. Canary memiliki
kriteria penetapan pesaing, baik pesaing langsung (direct competitor)
maupun tidak langsung (indirect competitor). Pesaing langsung Canary
adalah produk merek lokal yang memiliki target pasar yang sama yaitu
kalangan menengah sampai menengah ke atas. Selain itu produk yang
ditawarkan sejenis seperti penggunaan kulit asli sebagai bahan dasar
utama sepatu dan jalur distribusi yang digunakan sebagian besar
sama. Pesaing tidak langsung diklasifikasi berdasarkan target pasar
yang tidak begitu sama namun mirip secara tingkah laku, harga yang
ditawarkan relatif lebih rendah dan bahan dasar yang digunakan
berbeda. Merek-merek tersebut antara lain Ruby, Wondershoe, The
Little Things She Needs, dan Selittoes.
Canary menemukan dua merek lokal yang merupakan pesaing utama
berskala besar, yaitu Pla dan Chevalier. Berikut merupakan penjelasan
mengenai
17
merek pesaing dan klasifikasi produk yang dimiliki kedua merek
tersebut berdasarkan informasi dari surat elektronik dan situs
perusahaan:
1. Chevalier
Chevalier bergerak dalam bidang fesyen, salah satu produknya adalah
sepatu. Chevalier merupakan merek produk sepatu lokal yang cukup
terkenal di kalangan anak muda. Sepatu yang dijual oleh Chevalier
ditujukan untuk wanita dan pria seperti yang terlihat pada Gambar 2.2
dan 2.3. Salah satu keunggulan sepatu merek Chevalier terletak pada
penggunaan bahan kulit asli.
Sumber: www.chevalierstore.com
Media informasi bagi para pembelinya adalah situs perusahaan seperti
yang tampak pada Gambar 2.4. Situs tersebut hanya berisi informasi
dan foto produk-produk yang ditawarkan, karena Chevalier tidak
melayani jasa pembelian produk melalui situsnya. Tampilan situs
Chevalier dibuat sederhana untuk mengangkat nilai kualitas tinggi dari
produk yang ditampilkan. Chevalier juga menjual produk-produk lain
selain sepatu, namun Canary hanya berfokus dalam membahas produk
sepatu wanita yang dimiliki Chevalier.
Gambar 2.2 Produk Sepatu untuk Pria Sumber:

www.chevalierstore.com
Gambar 2.3 Produk Sepatu untuk Wanita
18
Gambar 2.4 Tampilan Situs Chevalier Sumber:
www.chevalierstore.com
Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa tampilan pertama yang disajikan oleh
Chevalier ketika pembeli mengunjungi situsnya adalah portofolio fotofoto produknya dengan durasi antar foto lima detik. Selain itu, situs
tersebut memiliki beberapa fitur, seperti jenis produk, lookbook, jurnal,
toko-toko, cara pemesanan, dan kontak. Chevalier hanya
mencantumkan cara pemesanan produknya yang tidak bersifat add to
cart, melainkan melalui kontak langsung yaitu melalui Blackberry
Messenger (BBM), surat elektronik, whatsapp, dan layanan pesan
singkat (SMS).
2. Pla
Pla menawarkan produk-produk fesyen berupa alas kaki dan tas.
Sepatu
yang ditawarkan oleh Pla berupa sepatu-sepatu flat shoes, wedges,
ataupun heels. Model flat shoes yang dijual hanya berupa model ballet
shoes yang ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Kelebihannya terletak pada
bahan yang digunakannya berupa kulit asli seperti kulit ular dan kulit
domba. Hal ini mengakibatkan kisaran harga dari produk Pla menjadi
lebih tinggi yaitu Rp 450.000,- Rp 900.000,-.
19
Gambar 2.5 Produk Sepatu Pla Sumber: www.pla-style.com
Sama seperti Chevalier, Pla juga memiliki situs seperti yang tampak
pada Gambar 2.6. Tampilan awal situs Pla adalah portofolio yang silih
berganti setiap sepuluh detik. Portofolio yang ditampilkan merupakan
iklan mengenai produk atau potongan harga. Situs Pla menyediakan
fitur add to cart yang memungkinkan pelanggan untuk memesan dan
membayar produk yang diinginkan. Di dalam situs tersebut juga
terdapat fitur Calendar Event yang berisi informasi mengenai acaraacara yang diikuti oleh Pla serta kegiatan pemasaran yang sedang
berlaku.
Gambar 2.6 Tampilan Situs Pla Sumber: www.pla-style.com
Tabel 2.2 merupakan penjelasan dan perbandingan mengenai produk
pesaing, Pla dan Chevalier dengan produk Canary. Variabel yang
20
dibandingkan pada Tabel 2.2 merupakan variabel yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli sebuah sepatu.
Tabel 2.2 Analisis Kompetitor Canary
CANARY
PLA
CHEVALIER
Bahan
Bahan yang digunakan oleh Canary adalah kulit sapi asli

Bahan yang digunakan oleh Pla adalah kulit sapi, domba, dan ular asli
Bahan yang digunakan oleh Chevalier merupakan kulit sapi asli
Model
Saat ini Canary memiliki dua buah model yaitu smoking slipper dan ballet
shoes. Namun Canary nantinya akan memproduksi model flat shoes lainnya
Pla hanya menawarkan model ballet shoes
Model yang ditawarkan oleh Chevalier adalah loafers
Warna
Pilihan warna yang tersedia merupakan warna-warna netral seperti putih
gading, krem, biru tua, dan hitam
Pilihan warna yang tersedia merupakan warna-warna terang seperti merah,
merah jambu, ungu, oranye, hijau, kuning, dan coklat
Pilihan warna yang tersedia adalah hitam, coklat, biru tua, abu-abu, dan
coklat tua
Harga
Kisaran harga mulai dari Rp 379.000,- sampai dengan Rp 399.000,Kisaran harga mulai dari Rp 450.000,- sampai dengan Rp 900.000,Kisaran harga mulai dari Rp 700.000,- sampai dengan Rp 799.000,Fitur lain
Canary menggunakan bantalan di bagian dasar sepatu
Sepatu Pla tidak dilengkapi dengan bantalan di bagian dasar sepatu
Chevalier menggunakan bantalan di bagian dasar sepatu
Saluran Distribusi
Canary melayani pembelian melalui situs dan mengikuti berbagai bazaar
fesyen
Pla melayani pembelian melalui situsnya dan gerai di Plaza Indonesia dan
Plaza Senayan. Selain itu Pla aktif mengikuti bazaar seperti Brightspot market
dan melakukan konsinyasi di toko-toko Goods Dept di Jakarta Selatan
Chevalier hanya melakukan konsinyasi di toko-toko di Jakarta Selatan dan
Bali, yaitu Goods Dept dan Eleven Store. Selain itu Chevalier aktif mengikuti
bazaar seperti Brightspot Market

21
Tabel 2.2 Analisis Kompetitor Canary (Lanjutan)
CANARY
PLA
CHEVALIER
Media Sosial

Twitter, Facebook, situs, dan Instagram


Situs dan Twitter
Situs dan Twitter
Kemasan

Kemasan yang digunakan berupa tas kain multi fungsi bahan


spoundbond
Kemasan yang digunakan berupa tas serut
Kemasan yang digunakan berupa kotak sepatu
Layanan

Canary memiliki jasa pesan antar untuk pemesanan melalui situs.


Canary juga melayani penukaran sepatu apabila ukuran tidak sesuai
dengan kenginan para pembeli

Pla memiliki jasa pesan antar untuk pemesanan melalui situsnya.


Selain itu, Pla melayani penukaran dan pengembalian sepatu apabila
sepatu sudah dalam keadaan rusak ketika tiba di tangan pembeli,
kesalahan pemesanan, dan kesalahan barang yang dikirimkan
Chevalier memiliki jasa pesan antar untuk pemesanan melalui sms,
whatsapp, atau blackberry messenger. Selain itu, Chevalier melayani
penukaran sepatu apabila ukuran tidak sesuai dengan keinginan para
pembeli
Di samping penjelasan mengenai pesaing langsung di atas, berikutnya
Canary juga akan menjelaskan mengenai pesaing tidak langsung
beserta alasan merek-merek tersebut dianggap sebagai pesaing tidak
langsung. Merek-merek tersebut terdiri dari Selittoes dan The Little
Things She Needs. Mereka dikatakan sebagai pesaing tidak langsung
karena target pasar yang dituju secara tingkah laku sama namun
apabila dilihat dari jumlah pengeluaran cenderung berbeda. Selain itu
bahan dasar utama yang digunakan bukanlah kulit asli melainkan kulit
sintetis ataupun kanvas, sehingga harga yang ditawarkan lebih rendah
dan seringkali disebutkan oleh para informan Canary. Berikut
merupakan penjelasan dari masing-masing merek:
22
1. Selittoes
Selittoes merupakan salah satu merek lokal yang menawarkan
berbagai variasi flat shoes seperti model ballet shoes, moccassin,
loafers, sampai model-model sepatu wedges dan heels lainnya.
Penggunaan bahan kulit sintetis mengakibatkan harga yang
ditawarkan tidak begitu mahal yaitu berkisar antara Rp 250.000,- dan
Rp 450.000,-. Selittoes juga melayani konsumen dengan jasa
pelayanan kustomisasi, yaitu konsumen dapat memesan sepatu sesuai
dengan desain model yang diinginkannya. Gambar 2.7 menunjukkan
contoh sepatu Selittoes.
Gambar 2.7 Produk Sepatu Sellitoes Sumber:
http://selittoes.blogspot.com/
Sistem distribusi penjualan yang dilakukan oleh Selittoes adalah
melalui acara bazaar dan konsinyasi seperti toko Soled Store (Jakarta),
Gate Store (Yogyakarta), Ore Premium Store (Surabaya), dan House of
Sheika (Makassar). Informasi mengenai Selittoes tidak tersedia di situs
perusahaan melainkan di blog yang berisikan foto-foto produk, variasi,
dan harga seperti
23
yang terlihat pada Gambar 2.8. Blog digunakan untuk memudahkan
para pembeli untuk membeli produknya. Konsumen tetap harus
menghubungi melalui sms atau surat elektronik apabila ingin
melakukan pembelian. Selain itu, Selittoes juga menjual produknya
melalui saluran distribusi www.blibli.com.
Gambar 2.8 Tampilan Blog Sellitoes Sumber:
http://selittoes.blogspot.com/

2. The Little Things She Needs


The Little Things She Needs merupakan salah satu merek lokal yang
menawarkan berbagai macam barang fesyen seperti sepatu, tas,
aksesoris, dan perhiasan. Sepatu yang ditawarkan memiliki berbagai
warna dan model, seperti model flat shoes, gladiator, sepatu berhak
tinggi, dan wedges. Sepatu- sepatu tersebut kebanyakan dibuat
dengan bahan kulit sintetis dan kanvas seperti yang ditunjukkan
Gambar 2.9. Flat shoes yang ditawarkan berkisar antara Rp 99.500,sampai dengan Rp 199.000,-.
24
Berdasarkan data dari informan saat diskusi kelompok terarah, target
konsumen The Little Things She Needs wanita dengan pengeluaran di
bawah Rp 2.500.000.-.
Gambar 2.9 Produk Sepatu The Little Things She Needs Sumber:
http://www.thelittlethingssheneeds.com/
The Little Things She Needs melakukan penjualan melalui toko pribadi
pada mal-mal di berbagai wilayah di Indonesia dan sudah memperluas
jaringannya dengan membuka toko di Singapura dan Filipina. The Little
Things She Needs juga memiliki situs perusahaan yang menampilkan
produk- produk yang baru diluncurkan dan informasi lokasi tokotokonya seperti pada Gambar 2.10. Meskipun memiliki situs
perusahaan, The Little Things She Needs tidak melayani pembelian
secara online.
Gambar 2.10 Tampilan Situs The Little Things She Need Sumber:
http://www.thelittlethingssheneeds.com/
25
Setelah menganalisis industri sepatu wanita dan mengetahui pesaing
Canary, diperlukan rencana penyusunan strategi yang dapat
diimplementasikan sesuai dengan kondisi perusahaan. Canary
menggunakan kerangka perumusan strategi komprehensif yang umum
dipakai oleh para akademisi di dunia untuk melakukan identifikasi,
evaluasi, dan memilih strategi. Gambar 2.11 merupakan kerangka
perumusan strategi komprehensif (David 2013, hlm. 204).
Tahap pertama yaitu tahap input yang berisikan profil matrik pesaing
serta penjabaran pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan
yang dikaji dengan menggunakan matrik pada Sub Bab ini. Tahap
kedua yaitu tahap analisis untuk mencocokan faktor kekuatan dan
kelemahan internal dengan ancaman dan peluang eksternal. Terdapat
lima teknik dalam merumuskannya namun Canary hanya
menggunakan dua teknik yaitu matrik internal-eksternal (IE Matrix)
dan matrik SWOT yang tertera pada Sub Bab 2.3 dan 4.1. Tahap ketiga
yaitu tahap penentuan strategi dari hasil pencocokan yang dilakukan
dengan menggunakan matrik perencanaan strategi kuantitatif yang
dikenal dengan matrik QSPM pada Sub Bab 4.1.
Profil matrik pesaing atau (competitive profile matrix / CPM) digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor kesuksesan penting yang dimiliki

kompetitor sehingga Canary dapat meningkatkan faktor internalnya


agar dapat bersaing di pasar. CPM digunakan untuk dapat menentukan
langkah strategis yang dapat dilakukan Canary dengan melihat profil
pesaing. Indikasi nilai yang dihasilkan dari CPM akan dianalisis
26
selanjutnya untuk meningkatkan kualitas Canary, baik dari segi produk
maupun jasa yang ditawarkan.
Tahap Pertama: Input
Profil matrik pesaing (CPM) dan matrik evaluasi faktor internal &
eksternal (IFE EFE)
Tahap Kedua: Pencocokan
Matrik strategi & evaluasi aksi (SPACE), matrik boston consulting group
(BCG), matrik grand strategy, matrik internal eksternal (IE) dan matrik
SWOT.
Tahap Ketiga: Keputusan
Matrik perencanaan strategi kuantitatif (QSPM)
Gambar 2.11 Kerangka Perumusan Strategi Komprehensif
Canary melakukan survei kepada 15 informan melalui surat elektronik
dan blackberry messenger mengenai faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam pembelian serta pengetahuan konsumen akan merek
para pesaing. Informan tersebut sudah disesuaikan sebelumnya
dengan kriteria yang Canary miliki. Mereka merupakan wanita kelas
menengah sampai menengah atas yang berusia 18 sampai 25 tahun.
Survei yang dilakukan bersifat pertanyaan mengenai faktor-faktor yang
menurut para informan penting dimiliki oleh sebuah bisnis. Dari
beberapa faktor yang ada, tujuh faktor yang tercantum pada Tabel 2.3
merupakan faktor yang paling dilihat oleh konsumen. Menurut mereka
kualitas produk sangat penting untuk dijaga dalam sebuah bisnis
karena kualitas dapat mencerminkan posisi sebuah merek. Di samping
itu, faktor distribusi produk dikatakan penting karena apabila sebuah
bisnis
27
memiliki daya distribusi yang baik maka konsumen akan lebih mudah
dalam menemukan produk yang diinginkan.
Untuk penilaian dari masing-masing merek itu sendiri didapatkan
melalui informan terpilih yang masih merupakan target pasar. Anggota
kelompok Canary menanyakan ke lima wanita yang mengetahui merek
Pla dan lima orang wanita yang mengetahui merek Chevalier. Tabel 2.3
merupakan analisis CPM dengan faktor- faktor yang sudah disesuaikan
dengan pendapat para informan.
Tabel 2.3 Analisis CPM Canary
FAKTOR KRITIKAL KESUKSESAN
BOBOT
PLA
CHEVALIER
NILAI

SKOR
NILAI
SKOR
Kualitas produk
25
3
75
3
75
Distribusi produk
20
4
80
3
60
Promosi iklan
15
2
30
2
30
Pelayanan konsumen
12
4
48
4
48
Internet
10
3
30
3
30
Kesetiaan pelanggan
10
2
20
3
30
Kebijakan harga
8
1
8
2
16
100
291
289

Berdasarkan Tabel 2.3, dapat terlihat bahwa kualitas yang ditawarkan


kedua merek relatif sama, namun jalur distribusi yang tersedia lebih
banyak tersedia pada merek Pla sehingga nilai pada faktor distribusi
lebih tinggi yaitu 4. Selain itu kedua merek mendapatkan nilai 4 untuk
faktor pelayanan konsumen karena menurut riset, layanan yang
diberikan oleh Pla dan Chevalier sudah
28
2.3
Analisis Peluang Pasar
Tahap input selanjutnya yaitu dengan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal perusahaan yang menghasilkan suatu informasi yang
dapat dianalisis selanjutnya dalam menentukan strategi alternatif
untuk keberlangsungan bisnis. Tabel 2.4 merupakan kunci faktor
internal dan eksternal dari industri flat shoes.
Dari hasil yang diperoleh dan didapat dari keempat divisi, nilai
keseluruhan evaluasi faktor internal Canary sebesar 300 dan evaluasi
faktor eksternal sebesar 282. Tahap selanjutnya yaitu analisis untuk
menentukan strategi alternatif yang dapat digunakan dengan
menggunakan matrik internal- eksternal (IE Matrix), seperti yang
terlihat pada Gambar 2.12. Hasil yang didapat berada pada kuadran IV
(grow and build).
dianggap memuaskan. Layanan utama yang diberikan berupa
penukaran barang apabila barang tidak sesuai dengan keinginan
pembeli, seperti kesalahan pada ukuran, kesalahan model atau tipe,
dan barang dalam keadaan rusak ketika sampai di tangan pembeli. Di
samping itu, dilihat dari kesetiaan pelanggan Pla mendapat nilai lebih
rendah, hal tersebut disebabkan oleh model sepatu Pla yang
ditawarkan hanyalah ballet shoes sehingga konsumen cenderung
jarang melakukan pembelian berulang. Secara keseluruhan Pla
mendapatkan skor lebih tinggi daripada Chevalier, yaitu 291 dan 289.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Pla memiliki faktor
kompetitif yang lebih baik daripada Chevalier.
29
Tabel 2.4 Matrik EFE dan IFE
Kunci Faktor Eksternal
Bobot
Skor
Skor Pengalian
Peluang
1. Kebutuhan wanita akan sepatu tanpa hak tidak termakan jaman (akan terus ada).
17
4
68
2. Jumlah populasi wanita di Indonesia terus bertambah
14
3
42
3. Peningkatan volume penjualan sepatu wanita dalam lima tahun ke depan
13
4

52
4. Meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
9
3
27
5. Masih sedikit merek lokal yang menggunakan kulit asli sebagai bahan utama produk.
5
2
10
Ancaman
1. Potensi akan munculnya kompetitor baru cukup tinggi karena sumber daya yang dibutuhkan
mudah didapat.
12
3
36
2. Perilaku masyarakat Indonesia dalam pembelian sepatu yang terbiasa melihat langsung.
11
2
22
3. Banyaknya penjual sepatu dengan harga yang rendah.
9
1
9
4. Persepsi masyarakat yang lebih memilih merek internasional (ZARA) dibandingkan dengan
merek dalam negeri.
6
2
12
5. Maraknya kejahatan dunia maya yang menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan
masyarakat.
4
1
4

Total Skor

100
282
Kunci Faktor Internal
Bobot
Skor
Skor Pengalian
Kekuatan
1. Sepatu tanpa hak dengan model yang mengikuti tren dan modis.
19
4
76
2. Penggunaan kulit asli sebagai bahan utama sepatu membuat produk kami lebih unggul.
17
4
68
3. Penggunaan situs sebagai salah satu jalur distribusi, sehingga dapat menjangkau calon
pelanggan di seluruh bagian Indonesia.
14
4
56
4. Harga yang ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan dengan kompetitor utama.
10
3
30
5. Memiliki SDM yang kompeten dan mengikuti perkembangan dunia fesyen.
4
3

12
0
Kelemahan
0
1. Harga Pokok Produksi yang tinggi karena kami masih menggunakkan pemasok
14
1
14
2. Masih rendahnya tingkat kesadaran merek Canary karena kami pendatang baru pada bisnis
sepatu.
10
2
20
3. Terbatasnya aktivitas pemasaran disebabkan karena anggaran yang minim.
6
2
12
4. Keterbatasan modal karena belum memiliki investor.
4
2
8
5. Tidak ada pengalaman dalam menjalankan usaha industri sepatu wanita.
2
2
4
Total Skor
100
300

30

MATRIK IE
TOTAL SKOR PENGALIAN EFE
TOTAL SKOR PENGALIAN IFE

Kuat
3,0 sampai 4,0
3,0

Rata-rata 2,0 sampai 2,99


2,0

Lemah
1,0 sampai 1,99
1,0

I Tumbuh dan Berkembang Grow and Build


II
Tumbuh dan Berkembang Grow and Build
III Memelihara dan Mempertahankan Hold and Maintain
IV Tumbuh dan Berkembang Grow and Build
V Memelihara dan Mempertahankan Hold and Maintain
VI
Lanjutkan atau Matikan Harvest or Divest
VII Memelihara dan Mempertahankan Hold and Maintain
VIII Lanjutkan atau Matikan Harvest or Divest
IX
Lanjutkan atau Matikan Harvest or Divest
Tinggi
3,0 sampai 4,0
4,0
3,0

Sedang

2,0 sampai 2,99


Rendah
1,0 sampai 1,99
2,0
1,0

Gambar 2.12 Matrik IE Sumber: David 2013, hlm. 217


Pada kuadran tersebut Canary dapat mengadaptasi beberapa strategi,
yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
dan strategi integrasi (forward, backward, dan horizontal integration).
Saat ini strategi alternatif yang paling dapat dilakukan yaitu dengan
melakukan pengembangan pasar yang berguna untuk meningkatkan
kesadaran merek dan menjangkau target pasar lebih dekat agar visi
Canary untuk menjadi merek sepatu pilihan utama wanita dapat
tercapai. Penjelasan mengenai pemilihan strategi alternatif lebih
spesifik akan dijabarkan pada Bab 4.1 melalui matrik SWOT dan QSPM.
31
BAB 3
KEGIATAN UJI KELAYAKAN BISNIS
Sebelum melakukan peluncuran produk, Canary melakukan berbagai
persiapan berupa kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Hal
tersebut perlu dilakukan agar produk yang ditawarkan sesuai dengan
kebutuhan target pasar dan dapat diterima dengan baik.
3.1 Kegiatan Penelitian Kebutuhan Pasar dan Persaingan
Canary melakukan diskusi kelompok terarah (FGD), survei, dan
wawancara mendalam yang dilakukan pada 4 November 2012, minggu
kedua bulan Desember 2012, dan 15 Januari 2013. Penelitian ini
berguna untuk menetapkan konsep yang sesuai dengan kebutuhan
target pasar. Tujuan Canary melakukan penelitian adalah untuk
mengetahui tiga hal, yaitu:
1. Melihat besarnya target pasar yang dituju dan tingkat prospek bisnis
di dunia fesyen wanita, khususnya bisnis flat shoes.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian
flat shoes sehingga kebutuhan konsumen terpenuhi. Hal ini dibutuhkan
agar Canary dapat bersaing di pasar dan mengembangkan bisnisnya.
32
3. Mengetahui masalah utama yang biasanya dialami wanita dalam
menggunakan flat shoes. Data tersebut dibutuhkan untuk pembuatan
purwarupa dan pengembangan nilai keunggulan produk.
3.1.1 Hasil Wawancara Mendalam
Canary melakukan penelitian persaingan dengan menggunakan
metode kualitatif, berupa diskusi kelompok terarah (FGD) pada tanggal
4 November 2012 dengan enam orang informan. Informan tersebut
dipilih berdasarkan kelompok segmentasi yang sudah ditentukan
sebelumnya yaitu pelajar wanita sampai profesional muda, secara
geografis mereka berada di Indonesia, dan memiliki mobilitas yang
tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk lebih memahami secara
mendalam kebiasaan konsumen agar Canary dapat menentukan target

pasarnya secara tepat.


Selama diskusi kelompok terarah berlangsung, empat dari enam
informan mengatakan bahwa mereka lebih nyaman menggunakan flat
shoes untuk kegiatan sehari-hari. Terlihat bahwa kebutuhan masingmasing informan terhadap flat shoes dapat dikatakan cukup tinggi. Ada
pun kelebihan dan kekurangan yang dirasa oleh para informan
terhadap flat shoes yaitu mereka lebih merasa nyaman dan mudah
bergerak saat menggunakan flat shoes karena hak tidak tinggi, cara
pemakaian sepatunya pun lebih mudah dibandingkan dengan
menggunakan high heels atau sneakers yang perlu diikat, dan model
yang ditawarkan beragam.
33
Kekurangannya adalah mudah menyebabkan lecet pada kaki dan dasar
permukaan yang terlalu datar menyebabkan kaki cepat lelah.
Menurut informan, faktor penting yang dimiliki oleh flat shoes adalah
model yang sederhana dan menarik tanpa mengesampingkan
kenyamanan. Hal ini datang dari masing-masing informan atas
kebutuhannya, seperti pergi ke sekolah, kampus, kantor, dan jalanjalan. Menurut mereka, selain model, nyaman adalah faktor yang dapat
dirasakan secara nyata, seperti para pekerja kantoran yang
menggunakan flat shoes saat di luar jam kantor sebagai pengganti
high heels. Selain kenyamanan, ada pula faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi seperti warna dan harga.
Kebanyakan informan mengatakan bahwa frekuensi pergantian sepatu
yang mereka miliki tergantung pada keadaan fisik sepatu lamanya,
seperti bahan yang semakin melar dan sol yang menipis. Apabila flat
shoes lama sudah rusak dan tidak nyaman lagi untuk digunakan maka
mereka akan membeli yang baru. Namun dua orang informan
mengatakan bahwa mereka cenderung mengganti flat shoes apabila
menemukan model lain yang lebih bagus dibandingkan dengan
sebelumnya. Pembelian tersebut didasari pada waktu-waktu tertentu
seperti saat awal masuk sekolah, kuliah, dan ketika hari raya besar.
Frekuensi pembelian sepatu ini membuat para informan menyimpan
lebih dari satu pasang flat shoes di rumahnya (lima sampai sepuluh
pasang sepatu). Kerelaan mereka dalam membeli flat
34
shoes pun beragam, namun tiga dari enam mengatakan mereka rela
membayar Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,-, dua orang mengatakan
rela membayar di bawah Rp 400.000,-, dan satu orang rela membayar
Rp 100.000, - sampai Rp 300.000,-.
Para informan menyebutkan beberapa merek sepatu yang sering
dibeli, namun kebanyakan menyebutkan merek internasional seperti
Zara, Steve Madden, Topshop, Pull n Bear, dan Charles and Keith. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar dari mereka biasa membeli
merek- merek sepatu internasional yang lebih banyak ditemukan di
pasar dibandingkan merek sepatu lokal. Canary menemukan bahwa

hal-hal yang membuat konsumen lebih sering membeli flat shoes


merek internasional karena belum banyaknya merek flat shoes lokal
yang berkembang. Hanya ada beberapa flat shoes merek lokal yang
diketahui informan yaitu Pla, Wonder Shoe, The Little Things She
Needs, dan Chevalier.
Terlihat bahwa informan cenderung membeli sepatu di toko-toko yang
ada di mal. Mereka mengatakan jarang berbelanja online. Menurut
mereka, perasaan yang dirasakan saat berbelanja langsung tidak sama
dengan berbelanja online. Selain itu, mereka merasa adanya
kekurangan saat berbelanja online yaitu tidak dapat merasakan barang
secara langsung, tampilan gambar yang tidak sesuai dengan barang
asli, dan sulit menentukan ukuran barang yang diinginkan. Namun di
samping itu semua, kelebihan yang dirasakan saat berbelanja online
adalah model yang
35
ditawarkan biasanya lebih banyak tersedia dari pada yang ada di toko,
kemudahan dan kepraktisan dalam pembelian serta menghemat waktu
dalam berbelanja.
Berdasarkan diskusi kelompok terarah yang sudah dilakukan pada
tanggal 4 November 2012, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
psikografik dan demografik, target pasar Canary merupakan wanita
berusia 18 sampai 25 tahun yang memiliki kegiatan secara rutin
seperti pergi ke kampus dan kantor, mengikuti tren mode serta
mementingkan model dan kenyamanan dari sebuah sepatu. Secara
geografik, dengan berjualan online, jangkauan pasar yang didapatkan
akan lebih luas, namun aktivitas pemasaran Canary akan fokus kepada
konsumen yang berdomisili di Jabodetabek. Selain itu, Canary juga
akan melakukan penjualan melalui bazaar yang bertempatan di
Jabodetabek untuk mendukung penjualan online. Dari segi produk,
Canary akan membuat flat shoes dengan menggunakan kulit asli
karena lebih lentur, memiliki daya serap yang baik sehingga tidak
panas saat digunakan, dan tahan lama. Perkiraan harga flat shoes
yang akan diberikan sekitar Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,-. Dari
segi pesaing, Canary mengelompokkan pesaingnya ke dalam dua
kategori yaitu kompetitor langsung dan kompetitor tidak langsung
yang sudah dijelaskan pada Sub Bab 2.2 mengenai analisis pesaing.
36
3.1.2 Hasil Survei
Canary melakukan survei pada minggu kedua Desember 2012 melalui
media Internet pada situs www.freeonlinesurvey.com kepada 103
responden wanita (Lampiran A). Responden tersebut dipilih secara
acak yang merupakan wanita berusia 18 sampai 25 tahun yang
berdomisili di Jabodetabek. Media Internet digunakan dalam survei
karena penyebaran kuesioner tidak memakan waktu yang lama dan
jumlah responden yang didapatkan lebih banyak.
Meskipun responden memiliki gaya fesyen berbeda-beda, Canary

mendapati bahwa semuanya memiliki flat shoes di antara koleksi


sepatunya. Canary menemukan alasan mengapa para responden
tertarik untuk membeli flat shoes, faktor-faktornya adalah harga,
model, variasi warna yang tersedia, kenyamanan, kualitas dari bahan
dan jahitan, dan merek. Dari keenam faktor tersebut, kebanyakan
responden memilih untuk membeli flat shoes karena model yang
menarik atau sesuai dengan gaya fesyen mereka. Urutan penting
berikutnya adalah kenyamanan, kualitas, warna, harga, dan merek.
Flat shoes dilihat sebagai barang dengan pembelian secara impulsif
yang merupakan peluang bagi Canary untuk masuk ke dalam bisnis
industri ini.
Canary juga menemukan bahwa sekitar 53,47 persen responden
mengganti dan membeli flat shoes sebanyak satu sampai tiga kali per
tahun. Sementara itu, 35,64 persen mengatakan mengganti serta
membeli flat
37
shoes lebih dari tiga kali dalam satu tahun dan sisanya membeli lebih
dari enam kali. Melihat tanggapan tersebut, Canary menemukan
bahwa flat shoes merupakan salah satu produk fesyen yang digemari
konsumen wanita. Alasan utama responden mengganti flat shoes
disebabkan frekuensi pemakaian flat shoes yang tinggi karena sepatu
ini digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Flat shoes merupakan sepatu
tanpa hak yang mudah digunakan dan nyaman sehingga masyarakat
sering menggunakannya, khususnya untuk aktivitas yang memakan
waktu cukup lama. 59,41 persen dari responden mengatakan bahwa
alasan mereka mengganti flat shoes karena adanya model yang lebih
bagus, 20,79 persen mengatakan flat shoes lama mereka yang sudah
rusak, dan 9,9 persen sengaja menggantinya untuk menyesuaikan
gaya fesyen yang lain.
Canary membuat purwarupa pertama yang disesuaikan dengan
temuan survei berupa kebutuhan dan keluhan dari para responden.
Canary akan menggunakan bahan yang berkualitas untuk
meningkatkan daya tahan flat shoes dan menambahkan bantalan pada
bagian dasar kaki, khususnya bantalan dengan tekstur lembut dan
tebal, agar kaki pengguna tidak terasa sakit.
3.1.3 Hasil Wawancara Mendalam
Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Januari 2013 dengan
melibatkan sepuluh informan yang berumur 18 sampai dengan 25
tahun, 38
yang memiliki banyak aktivitas setiap harinya, baik aktivitas di dalam
ruangan maupun di luar ruangan, dan suka menggunakan flat shoes.
Metode penelitian yang Canary gunakan merupakan metode kualitatif,
wawancara mendalam. Metode ini dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan pasar akan flat shoes, besarnya manfaat yang didapatkan,
dan kekurangan yang dirasakan dari penggunaan flat shoes. Metode ini
dinilai paling efektif untuk mengetahui lebih dalam mengenai

kebutuhan pasar yang tidak didapatkan melalui hasil survei.


Berdasarkan hasil wawancara mendalam, Canary menemukan bahwa
model merupakan faktor utama yang dipertimbangkan sebagian besar
informan sebelum membeli flat shoes. Akan tetapi mereka mengalami
kesulitan untuk menemukan flat shoes dengan model yang disukai
namun tetap nyaman saat digunakan. Beberapa informan mengatakan
jika ada flat shoes yang nyaman, biasanya model yang tersedia
ketinggalan jaman dan tidak sesuai dengan selera mereka. Semua
informan mengatakan memiliki lebih dari satu flat shoes, karena sering
menggunakan untuk pergi ke mal, tempat kursus, sekolah, ataupun
kantor. Informan juga memakai flat shoes saat melakukan kegiatan di
luar ruangan atau kegiatan yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi.
Hal tersebut dikarenakan flat shoes tidak memiliki hak sehingga
membuat informan merasa lebih nyaman dalam melakukan
aktivitasnya.
39
Informan bersedia untuk membayar sepatu dengan merek lokal yang
menggunakan bahan utama kulit asli sebesar Rp 300.000,- Rp
500.000,-. Informan merasa kisaran harga tersebut sesuai dengan
kualitas yang ditawarkan. Apabila harga yang ditawarkan melebihi
batas tersebut, mereka cenderung akan lebih memilih untuk membeli
produk internasional dengan merek terkenal seperti ZARA, Pull and
Bear, dan Charles & Keith.
3.2 Kegiatan Pengembangan Proposisi Nilai
Survei, diskusi kelompok terarah, dan wawancara mendalam berguna
untuk mendukung pengembangan produk-produk Canary. Selain
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, Canary juga
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Internet dan ahli
pembuat sepatu (vendor). Hal ini dilakukan untuk menjawab
kebutuhan pasar akan flat shoes.
Pada awalnya Canary memiliki keinginan untuk menawarkan produk
flat shoes dengan harga rendah tetapi tetap bergaya dan mengikuti
jaman, namun kemudian Canary memodifikasi proposisi nilai tersebut.
Hal ini dikarenakan setelah melakukan pengamatan pasar, Canary
menemukan adanya permintaan akan flat shoes dengan model yang
menarik namun dengan memperhatikan faktor kenyamanan. Model
yang menarik akan berdasarkan pada perkembangan tren mode dan
preferensi target pasar, sedangkan kenyamanan akan diberikan
dengan menambahkan bantalan bra pada sol bagian dalam (insole)
sebagai
40
penyanggah telapak kaki, sehingga penggunanya tidak merasa sakit
atau pegal ketika menggunakan flat shoes untuk jangka waktu yang
lama.
Canary menemukan bahwa bahan dasar sepatu berpengaruh terhadap
kenyamanan pengguna sepatu. Pada mulanya Canary menggunakan

bahan kulit sintetis untuk mencapai biaya produksi yang lebih murah,
namun kemudian diganti dengan kulit asli kualitas kelas satu.
Perubahan bahan dasar sepatu ini bertujuan agar sepatu memiliki nilai
tambah lain disamping model, yaitu berupa kenyamanan dan
ketahanan lebih lama karena baik bagian dalam dan luar flat shoes
Canary menggunakan 100 persen kulit asli.
Oleh karena itu setelah melakukan kegiatan pengembangan proposisi
nilai, Canary memutuskan untuk menawarkan proposisi nilai yang baru
yaitu flat shoes dengan model yang modis dan mengikuti tren,
berbahan kulit asli, nyaman, namun dengan harga dibawah harga
kompetitor.
3.3 Kegiatan Pengembangan Purwarupa dan Uji Pasar
Hasil diskusi kelompok terarah (FGD) dan wawancara mendalam
membantu Canary dalam mengembangkan purwarupa. Setelah itu,
dilakukan alpha test sebanyak dua kali dengan menggunakan metode
wawancara mendalam untuk memahami serta menjawab kebutuhan
dan keinginan pasar.
41
Dalam membuat sebuah flat shoes terdapat komponen-komponen
penting yang perlu diperhatikan. Berikut merupakan penjelasan
mengenai komponen-komponen yang ada untuk menciptakan sebuah
flat shoes:
1. Bahan utama: bahan yang akan digunakan untuk menutupi
keseluruhan bagian sepatu, baik bagian dalam maupun luar.
2. Bahan lapisan insole: insole merupakan bagian dalam sepatu yang
bersentuhan dengan kulit telapak kaki. Bagian ini penting untuk
memberikan rasa nyaman pada kulit kaki pengguna. Kesalahan atau
ketidaksesuaian pemilihan bahan insole dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman pada kaki seperti panas atau sakit.
3. Bahan midsole: midsole merupakan bagian yang cukup penting
pada sebuah sepatu. Lazimnya midsole dibuat dari bahan yang empuk
sehingga akan mengikuti bentuk kaki dan memberikan rasa nyaman
saat digunakan.
4. Bahan outsole: outsole merupakan lapisan sepatu paling bawah
sepatu yang langsung bersentuhan dengan tanah.
5. Kemasan: tempat yang digunakan untuk mengemas flat shoes
Canary.
6. Jahitan: atribut yang biasanya berada di bagian belakang sepatu.
Tabel 3.1 memperlihatkan perbandingan antara perwarupa pertama
dan kedua untuk setiap atribut yang telah dijelaskan.
42
NO NO
11
22
33
ATRIBUT ATRIBUT
Bahan Utama Bahan Utama

Bahan Bahan
lapisaninsole lapisaninsole
Bahan midsole Bahan midsole
(Bantalan) (Bantalan)

Tabel 3.1 Perbandingan Manfaat Atribut Purwarupa


PURWARUPA 1 PURWARUPA 1
Kulit Sintetis Kulit Sintetis
PURWARUPA 2 PURWARUPA 2
Kulit Suede asli Kulit Suede asli
(sapi) (sapi)
MANFAAT MANFAAT

Kulit asli lebih awet dan tahan Kulit asli lebih awet dan tahan
lama dibandingkan kulit sintetis. lama dibandingkan kulit sintetis.
Warna kulit asli tidak akan Warna kulit asli tidak akan
pudar, namun lebih sulit pudar, namun lebih sulit
dibersihkan apabila kotor dan dibersihkan apabila kotor dan
permukaan kulit lama-kelamaan permukaan kulit lama-kelamaan
rontok. rontok.
Busa Busa
-Kulit asli Kulit asli
Kulit asli tidak panas saat Kulit asli tidak panas saat
bersentuhan dengan kulit kaki, bersentuhan dengan kulit kaki,
bahkan memberikan rasa sejuk bahkan memberikan rasa sejuk
pada kaki karena cepat pada kaki karena cepat
melepaskan rasa panas melepaskan rasa panas
dibandingkan kulit sintetis. dibandingkan kulit sintetis.
Bantalan bra Bantalan bra
Bantalan yang terbuat dari busa Bantalan yang terbuat dari busa
bra memberikan kenyamanan bra memberikan kenyamanan
dan tekstur yang lebih empuk dan tekstur yang lebih empuk
dibandingkan bahan spons dibandingkan bahan spons
44
55

Bahan outsole Bahan outsole


Karet Karet
Bahan kain Bahan kain
Tiber Tiber
Bahan kain Bahan kain
Tidak licin dan ringan Tidak licin dan ringan
Multiguna dan mudah dibawa Multiguna dan mudah dibawa
kemana-mana kemana-mana
66

Kemasan Kemasan
Jahitan Jahitan
Menggunakan Menggunakan
jahitan jahitan
Tidak Tidak
menggunakan menggunakan
jahitan jahitan
Agar pergelangan kaki bagian Agar pergelangan kaki bagian

belakang tidak lecet belakang tidak lecet

3.3.1 Alpha Test Pertama


Canary melakukan dua rangkaian alpha test yang masing-masing
memiliki tujuan yang berbeda. Alpha test pertama dilakukan pada
bulan Februari 2013 yang bertujuan untuk mengukur kesesuaian
proposisi nilai pada spesifikasi produk Canary dengan kebutuhan pasar.
Alpha test kedua
43
bertujuan untuk menguji tingkat penerimaan target pasar akan produk
Canary. Gambar 3.1 dan 3.2 menunjukkan perbandingan kedua
purwarupa tersebut.
Gambar 3.1 Purwarupa 1 Gambar 3.2 Purwarupa 2
Sebelum melakukan FGD terlebih dahulu Canary melakukan pengujian
untuk melihat keaslian kulit, ketahanan kulit, kenyamanan sol dalam
(insole), kenyamanan sol tengah (midsole), kelenturan sol luar
(outsole), dan kelicinan sol luar (outsole). Berikut adalah hasil
pengujian spesifikasi produk Canary:
1. Tes keaslian kulit
Konsep tes: Konsep tes yang dilakukan adalah membandingkan antara
keaslian kulit asli dan kulit sintetis dengan cara membakar kedua kulit
dengan pematik api.
Hasil tes: Hasil yang didapatkan adalah tidak adanya bekas terbakar
pada kulit suede asli ini dikarenakan sifat asli dari kulit sapi asli yang
tahan terhadap suhu panas api. Keaslian kulit dapat dibuktikan melalui
panas api atau dibakar. Apabila kulit tidak bereaksi terhadap
44
panas atau tidak meninggalkan bekas akibat panas api, maka dapat
dipastikan kulit yang dipakai adalah kulit suede asli. Sementara pada
kulit sintetis akan menimbulkan bekas gosong atau terbakar karena
tidak tahan terhadap panas atau pun api.
2. Tes ketahanan kulit
Konsep tes: Tes yang dilakukan adalah melakukan percobaan gesekan
benda keras dan permukaan kasar terhadap kulit asli. Gesekan
tersebut dilakukan dengan menggunakan batu keras dan garukan
kuku.
Hasil tes: Canary menemukan bahwa permukaan kulit suede asli tidak
terdapat bekas gesekan atau tergores. Hal ini dikarenakan kulit asli
cenderung tahan terhadap gesekan karena permukaannya yang lebih
tebal dan bertekstur dibandingkan dengan kulit sintesis.
3. Tes kenyamanan sol dalam (insole)
Konsep tes: Canary menggunakan purwarupa kedua yang sudah dibuat
dan memberikannya kepada salah satu informan bernama Ade Nurul
Safrina untuk digunakan secara rutin, seperti ke kampus, kantor, atau
jalan-jalan.
Hasil tes: Nurul yang sudah beraktivitas selama kurang lebih sepuluh
jam dengan menggunakan sepatu Canary tidak merasakan panas saat

menggunakan sepatu Canary. Hal ini dikarenakan sepatu Canary


menggunakan insole berbahan kulit sapi asli yang memiliki daya serap
yang tinggi dan membuat kaki penggunanya lebih sejuk.
45
4. Tes kenyamanan sol tengah (midsole)
Konsep tes: Sama seperti konsep tes yang dilakukan untuk mengukur
kenyamanan sol dalam, Canary juga akan memberikan purwarupa
kedua produk Canary kepada informan untuk digunakan sehari-hari
selama kurang lebih sepuluh jam untuk mengetahui kenyamanan
bantalan bra.
Hasil tes: Nurul mengatakan bahwa tingkat keempukan dan
kenyamanan flat shoes Canary dari skala satu sampai sepuluh adalah
7,5. Menurut Nurul, purwarupa flat shoes Canary sudah cukup nyaman
dengan bantalan bra sebagai bahan sol tengah. Nurul juga
mengatakan bahwa ia tidak merasa pegal atau lelah ketika
menggunakan flat shoes Canary selama sepuluh jam untuk
beraktivitas ke kampus dan jalan-jalan.
5. Tes kelenturan dan kelicinan sol luar (outsole)
Konsep tes: Sama seperti mengukur kenyamanan sol dalam dan sol
bagian tengah, Canary akan memberikan purwarupa produk Canary
kepada informan untuk digunakan sehari-hari. Selain itu, Canary
menekuk sepatu Canary sebesar 90 derajat untuk menguji
kelenturannya.
Hasil tes: Nurul mengatakan bahwa sepatu Canary tergolong lentur
dan tidak kaku sehingga kaki tidak terasa sakit saat dipakai. Nurul juga
menggunakannya di lantai keramik dan jalan beraspal yang terkena
46
hujan namun sepatu tidak terasa licin dikarenakan bahan tiber yang
digunakan.
6. Tes jahitan baget (heel counter)
Konsep tes: Sama seperti tes sebelumnya, Canary akan melakukan tes
dengan memberikan purwarupa produk Canary kepada informan dan
akan digunakan selama kurang lebih sepuluh jam.
Hasil tes: Setelah menggunakan sepatu Canary selama kurang lebih
sepuluh jam terlihat bahwa pergelangan kaki Nurul tidak lecet.
7. Tes kemasan
Konsep tes: Konsep tes yang dilakukan adalah dengan memasukkan
sepatu lain, diantaranya high heels, wedges, dan benda lainnya yang
memiliki bobot lebih berat ke dalam kemasan.
Hasil tes: Hasil diperoleh adalah kemasan Canary dapat memberikan
nilai tambah bagi konsumen karena kemasan tersebut dapat
digunakan membawa flat shoes atau barang lainnya. Selain itu
kantung ini dapat dimasukkan ke dalam tas tangan sehingga dapat
dibawa kemana-mana.
Dari hasil alpha test pertama melalui FGD dapat disimpulkan bahwa
informan merasa cukup puas dan tertarik dengan purwarupa yang

diberikan saat tes berlangsung. Mereka mengatakan bahwa spesifikasi


produk Canary sudah cukup memenuhi kebutuhan. Hasil ini akan
digunakan untuk
47
menyempurnakan purwarupa menjadi produk yang siap jual dengan
menyesuaikan konsep yang diterima oleh konsumen.
3.3.2 Alpha Test Kedua
Alpha test kedua dilakukan pada bulan Maret 2013 yang bertujuan
untuk menguji tingkat penerimaan target pasar terhadap ketiga desain
koleksi pertama yang akan diluncurkan. Alpha test kedua dilakukan
dengan menggunakan purwarupa tiga model flat shoes yang akan
menjadi koleksi pertama dari Canary seperti yang tampak pada
Gambar 3.3.
Alpha test kedua dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 25
informan yang terdiri dari 10 mahasiswi Universitas Pelita Harapan dan
15 mahasiswi Bina Nusantara International berusia 18 sampai 25 tahun
yang memiliki banyak aktivitas baik di dalam mau pun di luar ruangan
dan terbiasa menggunakan flat shoes untuk kesehariannya. Canary
memilih dua tempat tersebut karena dilihat dari pengeluarannya,
mereka termasuk ke dalam kalangan menengah sampai menengah ke
atas. Metode ini dipilih untuk mendapatkan masukan dan informasi
lebih mendalam mengenai ketiga model yang akan menjadi koleksi
pertama Canary.
48
Gambar 3.3 Model Musim Pertama
Seluruh informan dalam wawancara mendalam mengatakan bahwa
model dari ketiga flat shoes Canary menarik dan sederhana. Kemudian
informan mencoba menggunakan purwarupa yang telah disiapkan.
Mereka mengatakan bahwa sepatu tidak sakit karena ada bantalan di
bagian sol dalam. Kenyamanan yang dirasakan oleh informan adalah
telapak kaki yang terasa lebih sejuk, tidak panas karena memiliki daya
serap yang baik, dan tidak membuat telapak kaki pegal karena
bentuknya yang lentur.
Canary juga meminta para informan untuk menilai berbagai aspek dari
purwarupa seperti warna, model, dan jenis kulit yang digunakan akan
dijelaskan pada Tabel 3.2. Tiga model purwarupa yang akan menjadi
koleksi pertama Canary mendapatkan respon positif dari informan
tahap alpha test kedua. Oleh karena itu Canary akan memproduksi
ketiga model tersebut sebagai koleksi pertama Canary, dan menjadi
produk pre- launching pada Pop-Up Market Grand Indonesia tanggal 19
sampai 21 April 2013.
49
Tabel 3.2 Kesimpulan Purwarupa
Aspek yang diuji
Pilihan
Jumlah Informan
Alasan

Warna
Netral (contoh: broken white , coklat, dan hitam)
15
warna netral akan cocok apabila dipadukan dengan jenis atau warna baju apa pun
Berwarna (contoh: merah, hijau, dan biru)
10
dapat disesuaikan dengan warna baju yang digunakan dan terkesan lebih menarik
Model
Model 1
6
model tersebut menarik karena dipadukan dengan aksesoris berwarna emas
Model 2
8
desain sepatu yang sederhana, unik, dan warna netral
Model 3
11
model sepatu sedang menjadi tren saat ini
Jenis Kulit
Smooth Leather
16
perawatan lebih mudah dibandingkan suede
Suede
9
bahannya lebih lentur

3.3.3 Beta Test


Tes beta termasuk dalam salah satu aktivitas penelitian untuk
melihat tanggapan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan
Canary. Tes beta difokuskan kepada target pasar yang bukan
merupakan kerabat dekat melainkan masyarakat. Dalam mendukung
kegiatan tersebut, Canary memilih untuk berpartisipasi dalam acara
Pop Up Market pada tanggal 19 sampai 21 April 2013 di Grand
Indonesia (Lampiran B).
Canary memiliki kriteria dalam menentukan acara untuk
diikutsertakan, antara lain sebagai berikut:
1. Acara tersebut harus memiliki target pengunjung yang sesuai
dengan target pasar Canary, yaitu wanita kelas menengah sampai
menengah ke atas yang berusia di atas 18 tahun yang beraktivitas
rutin.
50
2.Acara tersebut harus memiliki kesadaran masyarakat (brand
awareness) tinggi yang berdampak pada jumlah pengunjung yang
relatif tinggi.
3. Lokasi acara bertempat di kota-kota besar Jabodetabek, Bandung,
dan Surabaya.
Pop Up Market merupakan acara tahunan yang diadakan oleh STIE
Prasetiya Mulya yang ditujukan kepada para pebisnis muda untuk
dapat menyalurkan produk kreativitas dalam mendukung
perkembangan merek lokal di Indonesia. Berdasarkan kriteria yang
sudah ditentukan, Canary memilih untuk ikut serta dalam Pop Up
Market dikarenakan target pengunjung acara ini sesuai dengan target
pasar Canary yang sebagian besar berasal dari kelas menengah
sampai menengah ke atas. Gambar 3.4 memperlihatkan denah lokasi
acara tersebut.
Gambar 3.4 Denah Lokasi Acara Pop Up Market

51
Canary mempersiapkan beberapa hal untuk berpartisipasi dalam Pop
Up Market seperti yang tampak pada Gambar 3.5. Ukuran stan yang
dipilih sebesar 1,5 x 2 meter dengan partisi di bagian belakang. Setiap
stan fesyen dilengkapi dengan daya listrik sebesar 400 watt. Canary
mendekorasi stan dengan beberapa mebel, yaitu dua unit lemari
sepatu yang digunakan untuk memajang produk dan penyimpanan
stok sepatu, satu unit kursi, karpet, satu unit meja kecil, satu unit kaca,
dan lampu sebagai penerangan. Canary juga menampilkan nama dan
logo berukuran 30 x 120 cm pada dinding partisi.
Gambar 3.5 Dekorasi Stan Canary
Selain itu, Canary juga melakukan persiapan masing-masing fungsi,
sebagai berikut:
52
1. Operasional
Canary mengalokasikan 45 pasang sepatu musim pertama untuk
dijual melalui Pop Up Market. Namun, karena adanya kesalahan pada
pengrajin sehingga sepatu tersebut baru tiba di Jakarta tiga hari
sebelum Pop Up Market diselenggarakan. Hal tersebut menyebabkan
Canary tidak memiliki waktu yang cukup untuk merevisi apabila ada
kerusakan pada sepatu.
Rencana awal Canary yaitu menampilkan semua model dan warna
sepatu pada Pop Up Market, namun pada kenyataannya Canary hanya
dapat menampilkan tiga model dengan masing-masing satu warna
karena pengrajin memproduksi sepatu jenis lainnya dengan warna
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Canary berencana memproduksi sebanyak 90 pasang seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.3 dan mengalokasikan setengahnya untuk
Pop Up Market.
Tabel 3.3 Produksi Musim Pertama
MODEL
TOTAL KUANTITAS PER MODEL
UKURAN
36
37
38
39
40
Ballet A1 Ballet A2
15 15
12
44
44
44
21
Ballet B1 Ballet B2
15 15
21

44
44
44
12
Slipper A1 Slipper A2
15 15
21
44
44
44
12

TOTAL

90

53
Pada kenyataannya Canary tidak dapat menjual sebanyak 45 pasang
dikarenakan banyaknya kerusakan pada sepatu yang ada. Canary
hanya memiliki 22 pasang flat shoes yang layak jual, sedangkan
sisanya mengalami kerusakan, seperti emboss yang tidak sempurna,
bekas lem yang masih berantakan, jahitan ciri khas (signature) yang
tidak rapi, kulit bagian dalam yang berkerut, dan beberapa tekstur kulit
sepatu yang kasar. Tabel 3.4 merupakan detail jumlah aktual sepatu
yang layak jual.
Tabel 3.4 Jumlah Aktual Produk Layak Jual
MODEL
TOTAL KUNTITAS PER MODEL
UKURAN
36
37
38
39
40
Ballet A1
8
1
0
3
3
1
Ballet B1
2
0
0
0
0
2
Slipper A1
12
0
3

4
4
1

TOTAL

22

2. Pemasaran
Kegiatan promosi yang dilakukan selama Pop Up Market berupa
undian. Canary memberikan undian berupa potongan harga kepada 15
konsumen pertama yang membeli produk Canary. Potongan harga
yang tersedia senilai Rp 25.000,- sampai dengan Rp 100.000,-.
Kegiatan promosi ini diinformasikan melalui media sosial Twitter dan
Instagram. Tujuan kegiatan promosi ini adalah untuk menarik para
pengunjung acara dalam
54
membeli produk musim pertama Canary sehingga dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan merek (brand awareness). Syarat dan
ketentuan dalam menggunakan kupon lucky draw adalah kupon yang
diberikan hanya berlaku untuk satu musim, tidak bisa digabungkan
dengan promosi lainnya, tidak dapat diuangkan, dan kupon tidak dapat
ditukarkan apabila hilang atau rusak.
Selain itu, Canary juga menyertakan papan pengumuman seperti
tertera Gambar 3.6 pada stan untuk menginformasikan kepada
konsumen mengenai keunggulan produk, seperti penggunaan kulit asli,
bagian dalam sepatu yang dilengkapi dengan bantalan (insole), dan
bagian dasar sepatu yang tidak licin (tiber). Hal ini akan terus ada di
setiap acara yang diikuti oleh Canary.
Gambar 3.6 Papan Pengumuman
3. Sumber daya manusia
Selama acara Pop Up Market berlangsung, anggota kelompok Canary
membagi waktu jaga stan selama tiga hari seperti pada Tabel 3.5.
55
Tabel 3.5 Pembagian Jaga Pop Up Market
Pk 10:00 16:00 Pk 16:00 22:00
Jumat, 19 April 2013
Ade Dian R, Irena Alivita, dan La Sari M
Sabtu, 20 April 2013
Ade Dian R dan Stephanie Novia S
Jossica T, Irena Alivita, dan La Sari M
Minggu, 21 April 2013
Jossica T dan La Sari M
Ade Dian R, Irena Alivita, dan Stephanie Novia S
Setiap anggota Canary diberikan dana konsumsi untuk setiap shift jaga
sebesar Rp 25.000,-. Selain itu, Canary juga mengalokasikan dana
untuk transportasi yang meliputi biaya bensin dan satu mobil. Canary
menggunakan satu mobil sebagai alat transportasi untuk membawa
perlengkapan serta stok produk.

Selama Pop Up Market berlangsung, Canary mengalami beberapa


kendala dalam berbagai aspek. Berikut ini merupakan laporan hasil
penjualan dan penjelasan masalah serta tindakan korektif yang
dilakukan selama tiga hari berlangsungnya Pop Up Market:
1. Hari pertama Jumat, 19 April 2013
Masalah yang dihadapi pada hari pertama penjualan adalah stan
yang kurang menonjol dibandingkan stan-stan merek lainnya. Hal ini
disebabkan karena Canary lebih memfokuskan penjualan melalui situs
perusahaan sehingga biaya untuk dekorasi stan diminimalisir dan
hanya menggunakan barang-barang milik pribadi. Selain itu, banyak
pengunjung
56
yang menanyakan media penjualan yang Canary miliki seperti melalui
situs dan toko. Melihat masalah ini, tindakan korektif yang dilakukan
untuk hari kedua berupa penambahan barang-barang dekorasi, seperti
lampu sebagai alat penerangan agar stan lebih terlihat oleh
pengunjung acara dan kursi sebagai estetika stan.
Pada hari pertama, jumlah pengunjung acara Pop Up Market mencapai
3.279 orang yang merupakan tamu undangan dan pengguna kartu
kredit BCA. Jumlah penjualan pada hari tersebut hanya sebanyak dua
pasang slipper berwarna merah.
2. Hari kedua Sabtu, 20 April 2013
Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan pada hari pertama,
Canary menambahkan dekorasi stan berupa lampu dan kursi. Selain
itu, anggota Canary juga memberikan kartu nama kepada setiap
pengunjung yang mengunjungi dan melewati stan Canary. Kartu nama
yang diberikan bertujuan agar pengunjung tetap dapat melakukan
pembelian secara langsung melalui telepon atau e-mail walaupun situs
perusahaan belum diluncurkan.
Pada hari kedua, Canary mendapati masalah lain berupa keluhan
konsumen akan warna dan model sepatu yang disediakan terbatas. Hal
ini tidak dapat langsung ditindaklanjuti karena berhubungan dengan
kesalahan pihak pengrajin, namun untuk acara berikutnya Canary akan
mengalokasikan waktu lebih untuk mengantisipasi keterlambatan
produk. 57
Jumlah pengunjung Pop Up Market pada hari kedua sejumlah 14.461
orang yang sebagian besar merupakan usia remaja hingga dewasa.
Canary berhasil menjual sebanyak sepasang ballet shoes pita
berwarna hitam dan empat pasang slipper berwarna merah. Dua
diantaranya merupakan kerabat dari Canary.
3. Hari ketiga Minggu, 21 April 2013
Terdapat sekitar 10.000 pengunjung pada hari terakhir acara Pop
Up Market, dan Canary menjual lebih banyak produk yaitu sejumlah
delapan pasang yang terdiri dari tiga pasang ballet pita berwarna
hitam, satu pasang ballet rantai berwarna putih, dan tiga pasang
slipper berwarna merah, sehingga total jumlah penjualan Canary

hingga hari terakhir yaitu sebanyak empat belas pasang sepatu.


Pengunjung yang datang sebagian besar merupakan keluarga karena
bertepatan dengan hari minggu dan ternyata banyak ibu-ibu yang
tertarik dengan produk Canary, tiga diantaranya melakukan
pembelian.
Ketersediaan produk Canary yang terbatas menyebabkan banyak calon
pelanggan yang tidak dapat melakukan pembelian karena ukuran
sepatu yang tidak tersedia. Semua pelanggan pada acara tersebut
membeli sepatu dengan ukuran 38-40 karena standar ukuran sepatu
Canary yang relatif lebih kecil dibandingkan ukuran sepatu wanita
pada umumnya. Selain ukuran yang sudah tidak tersedia, di hari ketiga
terdapat sepatu yang mengalami kerusakan ketika sudah berada di
tangan
58
konsumen dan dikembalikan pada hari tersebut. Hal tersebut terjadi
karena adanya kelalaian dalam pengendalian mutu, sehingga tindakan
korektif yang dilakukan saat itu adalah dengan menukarkan dengan
produk baru yang sempurna.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam tes beta, Canary memperluas
target pasarnya dengan menetapkan target pasar sekunder yaitu
wanita usia di atas 25 tahun yang sering menggunakan flat shoes
untuk aktivitas di luar kantor atau merupakan ibu rumah tangga.
Mereka memiliki mobilitas tinggi yang menggunakan flat shoes karena
kebutuhan faktor kenyamanan.
59
BAB 4
MODEL BISNIS DAN STRATEGI BERSAING
Bab ini menggambarkan kondisi perusahaan melalui analisis SWOT dan
model bisnis yang dilengkapi dengan strategi generik agar dapat
mengungguli persaingan. Terdapat pula visi, misi, tujuan, dan sasaran
lima tahun perusahaan. Hal tersebut penting disusun untuk
menentukan arah perusahaan kedepannya.
4.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT termasuk ke dalam tahap pencocokan dan disusun
berdasarkan evaluasi faktor internal dan eksternal yang telah dibahas
pada Sub Bab 2.3. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi
internal dan eksternal bisnis yang meliputi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman serta menentukan strategi yang tepat dari
setiap kondisi. Tabel 4.1 merupakan analisis SWOT dan matrik SWOT
Canary.
Berdasarkan analisis SWOT pada Tabel 4.1, beberapa strategi utama
yang paling sesuai untuk diaplikasikan dalam bisnis ini adalah:
1. Aktif mengikuti bazaar dan melakukan sistem konsinyasi di toko
Strategi ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang memiliki
kecenderungan untuk melihat dan mencoba produk fesyen secara
langsung,

60
sehingga diharapkan tingkat kepercayaan konsumen untuk melakukan
pembelian melalui situs semakin meningkat.
61
Peluang

Strategi Kekuatan Peluang


Strategi Kelemahan Peluang
1. Kebutuhan wanita akan sepatu tanpa hak tidak termakan jaman (akan terus ada).

1. Mengikuti bazaar , konsinyasi dan melakukan aktivitas pemasaran yang menonjolkan


keunggulan produk Canary (W2,O5)
2. Jumlah populasi wanita di Indonesia terus bertambah
2. Menambah 3 variasi kulit seperti nubuck, domba dan ular agar memiliki banyak pilihan (S2,O5)

3. Peningkatan volume penjualan sepatu wanita dalam lima tahun ke depan

2. Melakukan kegiatan pemasaran yang rendah anggaran namun unik dan berbeda dengan
kompetitor, sehingga diharapkan penjualan akan meningkat. (W3,O5)
4. Meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
3. Menambah variasi model sepatu tanpa hak diantaranya : oxford, pointy toe, dan loafer agar konsumen tidak jenuh
(S1,O1)

5. Masih sedikit merek lokal yang menggunakan kulit asli sebagai bahan utama produk.
A n c a ma n

Strategi Kekuatan Ancaman


Strategi Kelemahan Ancaman
1. Potensi akan munculnya kompetitor baru cukup tinggi karena sumber daya yang dibutuhkan mudah
didapat.
2. Perilaku masyarakat Indonesia dalam pembelian sepatu yang terbiasa melihat langsung.
1. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan (meminta testimoni) melalui sosial media. (S3,T5)

3. Banyaknya penjual sepatu dengan harga yang rendah.

2. Melakukan sistem konsinyasi di toko yang memiliki target pasar yang sama, sehingga pelanggan dapat melihat dan
mencoba produk Canary secara langsung. (S3,T2)
1. Mengoptimalkan kualitas, desain sepatu, dan kenyamanan sehingga Canary tetap memiliki keunggulan dibandingkan
dengan penjual sepatu berharga rendah (W2,T3)

4. Persepsi masyarakat yang lebih memilih merek internasional (ZARA) dibandingkan dengan merek dalam
negeri.
5. Maraknya kejahatan dunia maya yang menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat.
3. Kegiatan pemasaran yang selalu menonjolkan keunggulan bahan utama kulit asli dan kenyamanan, dimana produk
internasional sebagian besar menggunakan kulit sintetis. (S2, T4)
2. Mengikuti kegiatan yang mengedepankan produk lokal seperti brightspot market dan pop up market untuk
meningkatkan persepsi masyarakat akan kualitas produk lokal. (W2,T4)

Tabel 4.1 Matrik SWOT


1. Sepatu tanpa hak dengan model yang mengikuti tren dan

Kekuatan
Kelemahan

modis.
1. Harga Pokok Produksi yang tinggi karena kami masih menggunakkan pemasok
2. Penggunaan kulit asli sebagai membuat produk kami lebih unggul.
bahan utama sepatu
2. Masih rendahnya tingkat kesadaran merek Canary karena kami pendatang baru pada bisnis sepatu.
3. Penggunaan situs sebagai salah satu jalur distribusi, sehingga dapat menjangkau calon pelanggan di
seluruh bagian Indonesia.
4. Harga yang ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan dengan kompetitor utama.
3. Terbatasnya aktivitas pemasaran disebabkan karena anggaran yang minim.
5. Memiliki SDM yang perkembangan dunia fesyen.
kompeten
dan mengikuti
4. Keterbatasan modal karena belum memiliki investor.
5. Tidak ada pengalaman dalam menjalankan usaha industri sepatu wanita.

2. Menambah variasi model flat shoes. Seiring dengan perkembangan


atau perubahan tren model sepatu dan kebutuhan konsumen dalam
memenuhi gaya hidup, maka diperlukan penambahan variasi model
sepatu, variasi model yang ditawarkan antara lain oxford, moccasin,
pointy toe, dan loafer.
3. Melakukan kegiatan pemasaran yang selalu menonjolkan
keunggulan bahan dan kenyamanan produk. Hal ini bertujuan untuk

mengedukasi masyarakat akan kelebihan penggunaan kulit asli pada


alas kaki.
Dari ketiga strategi utama, strategi pertama termasuk ke dalam
pengembangan pasar yang secara signifikan dapat menjangkau pasar
secara lebih dekat dan meningkatkan penjualan, sehingga diharapkan
dalam jangka panjang Canary dapat menjadi produk sepatu pilihan
utama wanita yang sesuai dengan visi. Penambahan variasi model
termasuk dalam strategi pengembangan produk. Strategi tersebut
dapat didukung dengan melakukan riset berkala, sehingga nantinya
Canary dapat menawarkan produk yang tepat untuk menjawab
kebutuhan dan keinginan target pasar. Strategi ketiga merupakan
strategi penetrasi pasar yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan konsumen akan merek dan meningkatkan penjualan.
Tahap terakhir yaitu tahap keputusan yang dilandasi oleh penilaian
intuitif dalam pengambilan keputusan dan didasari oleh strategi
alternatif yang sudah dianalisis pada tahap pencocokan. Matrik yang
tertera pada Tabel 4.2 digunakan untuk mencari strategi terbaik yang
dapat diimplementasikan oleh perusahaan
62
sesuai dengan visi, misi, dan sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini
merupakan langkah-langkah dalam merumuskan QSPM:
1. Kolom kiri merupakan daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman perusahaan yang sudah dijabarkan pada matrik IFE EFE.
2. Pembobotan dilakukan pada masing-masing faktor yang disamakan
dengan bobot matrik IFE dan EFE.
3. Identifikasi strategi alternatif yang dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan hasil analisis pada tahap pencocokan.
4. Tetapkan skor daya tarik (attractiveness score) berdasarkan
penilaian intuitif yang mengindikasikan daya tarik dari masing-masing
strategi alternatif terhadap faktor di kolom kiri. Nilai AS diartikan: 1 =
tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = menarik, 4 = sangat menarik.
5. Hitung total skor daya tarik dengan melakukan pengalian bobot dan
skor masing-masing faktor.
6. Hitung total skor daya tarik secara keseluruhan dari masing-masing
strategi alternatif. Nilai skor paling tinggi menentukan bahwa strategi
alternatif tersebut merupakan yang paling baik.
Berdasarkan perhitungan QSPM Tabel 4.2, nilai total skor keseluruhan
paling tinggi, yaitu sebesar 246, yang mengartikan bahwa menambah
jalur distribusi dengan melakukan konsinyasi skala besar merupakan
strategi yang terbaik untuk dipilih. Strategi tersebut tentunya perlu
didukung dengan melakukan beberapa aksi yaitu sebagai berikut:
63
Tabel 4.2 Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Kunci Faktor Eksternal
Bobot
Menambah jalur distribusi skala besar
Membuka sebuah toko pribadi

Peluang
AS
TAS
AS
TAS
1. Kebutuhan wanita akan sepatu tanpa hak tidak termakan jaman (akan terus ada).
17
2. Jumlah populasi wanita di Indonesia terus bertambah
14
3
42
3
42

3. Peningkatan volume penjualan sepatu wanita dalam lima tahun ke depan


13
4
52
3
39

4. Meningkatnya kelas menengah di Indonesia.


9
3
27
3
27

5. Masih sedikit merek lokal yang menggunakan kulit asli sebagai bahan utama produk.
5
Ancaman
1. Potensi akan munculnya kompetitor baru cukup tinggi karena sumber daya yang dibutuhkan
mudah didapat.
12
2. Perilaku masyarakat Indonesia dalam pembelian sepatu yang terbiasa melihat langsung.
11
4
44
4
44

3. Banyaknya penjual sepatu dengan harga yang rendah.


9
4. Persepsi masyarakat yang lebih memilih merek internasional (ZARA) dibandingkan dengan
merek dalam negeri.
6
5. Maraknya kejahatan dunia maya yang menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan
masyarakat.
4
Kekuatan
1. Sepatu tanpa hak dengan model yang mengikuti tren dan modis.
19
-

2. Penggunaan kulit asli sebagai bahan utama sepatu membuat produk kami lebih unggul.
17
3. Penggunaan situs sebagai salah satu jalur distribusi, sehingga dapat menjangkau calon
pelanggan di seluruh bagian Indonesia.
14
3
42
2
28
4. Harga yang ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan dengan kompetitor utama.
10
5. Memiliki SDM yang kompeten dan mengikuti perkembangan dunia fesyen.
4
Kelemahan
1. Harga Pokok Produksi yang tinggi karena kami masih menggunakkan pemasok
14
2. Masih rendahnya tingkat kesadaran merek Canary karena kami pendatang baru pada bisnis
sepatu.
10
3
30
2
20

3. Terbatasnya aktivitas pemasaran disebabkan karena anggaran yang minim.


6
4. Keterbatasan modal karena belum memiliki investor.
4
5. Tidak ada pengalaman dalam menjalankan usaha industri sepatu wanita.
2
Total Skor Keseluruhan
100

237
200

64
1. Memilih tempat konsinyasi yang sesuai dengan target pasar Canary
seperti pada department store yang berlokasi di mal besar. Hal
tersebut karena pusat perbelanjaan yang relatif sering dikunjungi
kalangan menengah sampai menengah ke atas adalah mal-mal besar
yang tersebar di Jabodetabek.
2. Department store biasanya berlokasi tidak hanya di satu tempat
melainkan memiliki beberapa cabang yang tersebar di mal, sehingga
konsistensi dalam penataan produk dan aktivitas pemasaran yang
mendukung perlu diperhatikan.
3. Manajemen operasional harus mampu memenuhi permintaan
dengan meningkatkan kapasitas produksi sehingga pengalokasian
produk pada masing-masing jalur distribusi dapat terpenuhi dengan
baik.
4.2 Model Bisnis
Gambar 4.1 menjelaskan mengenai model bisnis yang dikembangkan
oleh Canary (Osterwalder dan Pigneur 2010, hlm. 12). Terdapat
sembilan faktor yang menggambarkan bisnis Canary dan akan
dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
65
Mitra
- Pengrajin sepatu
- Pemasok
kemasan
- Jasa pengiriman
- Pengembang
Situs
Aktivitas Utama
- Riset berkala
- Proses produksi
- Kegiatan
pemasaran
- Kegiatan penjualan

Proposisi Nilai
-Model yang mengikuti jaman
-Bahan kulit asli -Harga terjangkau - Kemasan multi
fungsi.
Relasi Pelanggan
- Media Sosial
Pelanggan
- Wanita
- Kelassosial
menengah sampai menengah atas
Sumber Daya Utama
- Sumber daya manusia
- Modal finansial

- Modal sosial

Jalur Distribusi
- Penjualan online - Konsinyasi
- Bazaar
Struktur Biaya
- Biaya produksi
- Biaya pemasaran
- Biaya sumber daya manusia
Arus Pendapatan
- Penjualan produk (Situs, konsinyasi, bazaar)
1. Pelanggan
Gambar 4.1 Model Bisnis Canary
Sebelum menentukan target pasar, terlebih dahulu perlu dilakukan
klasifikasi pasar dari aspek demografis, psikografis, serta tingkah laku
yang dibagi berdasarkan tingkat usia yaitu remaja, dewasa muda, dan
dewasa. Tabel 4.3 menunjukkan segmentasi pasar Canary.
Berdasarkan pengelompokan pasar pada Tabel 4.3, target pasar utama
yang dipilih adalah dewasa muda yaitu wanita berusia 18 hingga 25
tahun yang merupakan mahasiswa atau profesional muda. Umumnya
mereka masih bergantung secara finansial kepada orangtua atau
sudah
66
berpenghasilan sendiri namun jumlahnya baru cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok.
Tabel 4.3 Segmentasi Pasar
DEMOGRAFIS
PSIKOGRAFIS
TINGKAH LAKU

Dewasa
Jenis Kelamin : Wanita
Gaya hidup modern, mobilitas tinggi, mengikuti perkembangan teknologi, mewah dalam
belanja produk fesyen, serba praktis
Menggunakan flat shoe s sebagai sepatu untuk ke mal dan sebagai pengganti high heels.
Usia : 25-55 tahun
Profesional, Wirausaha
Senang memperhatikan penampilan dan mencari kualitas terhadap suatu barang fesyen
Sudah memiliki penghasilan tetap
Dewasa Muda
Jenis Kelamin : Wanita
Gaya hidup modern, mobilitas tinggi, mengikuti perkembangan teknologi, konsumtif dalam
belanja produk fesyen, serba praktis
Menggunakan flat shoes sebagai sepatu untuk ke kampus dan mal
Usia : 18 - 25 tahun
Mahasiswi - Early Worker
Membutuhkan kenyamanan dan memperhatikan penampilan
Pendapatan masih bergantung kepada orangtua - penghasilan yang berkecukupan
Remaja
Jenis Kelamin : Wanita
Gaya hidup yang mengikuti zaman
Menggunakan flat shoes sebagai sepatu untuk ke mall
Usia : 12-17 tahun
Siswi SMP-SMA

Cenderung menirukan apa yang digunakan oleh komunitasnya


Pendapatan masih bergantung kepada orangtua seutuhnya

Mereka memiliki gaya hidup yang modern seperti mobilitas yang


tinggi, mengikuti perkembangan teknologi, konsumtif dalam berbelanja
produk fesyen, dan senang dengan cara hidup yang praktis. Dilihat
dari tingkah lakunya, mereka gemar berpenampilan kasual dengan
memperhatikan penampilan namun juga membutuhkan kenyamanan
dalam segala kegiatan. Mereka memiliki aktivitas rutin sehari-hari
seperti pergi ke kampus dan kantor.
Ditinjau dari aspek geografis, Canary menggarap konsumen seluruh
Indonesia karena adanya akses pembelian melalui situs perusahaan.
67
Canary ingin dilihat sebagai sepatu lokal yang memiliki desain simpel
namun mengikuti tren mode dengan memperhatikan kualitas terutama
pada sisi material yaitu kulit asli. Canary juga tidak mengesampingkan
kenyamanan konsumen, namun tetap dengan harga yang cukup
terjangkau bagi target pasar. Posisi pasar tersebut tentunya harus
didukung dengan konsistensi dan komitmen Canary dalam memenuhi
kebutuhan serta keinginan pelanggan.
Di samping itu melihat dari hasil beta tes yang telah dilakukan, Canary
juga menentukan target pasar sekunder berdasarkan usia 25 tahun
sampai 55 tahun yang memiliki pengeluaran di atas Rp 2.500.000,-.
Target pasar sekunder ini merupakan wanita yang masih memiliki
aktivitas rutin.
2. Proposisi nilai
Produk yang ditawarkan oleh Canary adalah flat shoes, yaitu sepatu
wanita tanpa hak yang biasa digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan
memiliki berbagai jenis model yang modis dan mengikuti tren,
berbahan kulit asli, nyaman, namun dengan harga di bawah
kompetitor. Terdapat empat dimensi untuk menentukan nilai
pelanggan, namun Canary hanya mengutamakan tiga aspek. Berikut
ini merupakan penjelasan lebih rinci mengenai proposisi nilai dari
masing-masing dimensi:
a. Aspek fungsional
Canary menawarkan flat shoes yang mengutamakan model
dan kenyamanan. Kedua faktor tersebut dipilih karena faktor yang 68
pertama kali dipertimbangkan oleh seseorang saat akan membeli
sepatu. Sepatu yang ditawarkan memiliki model sederhana dalam
berbagai warna netral dan terus mengikuti jaman agar konsumen
dengan gaya fesyen yang beragam akan menyukainya.
Sepatu Canary menggunakan kulit asli karena memiliki beberapa
kelebihan seperti tingkat ketahanan yang tinggi, kelenturan, dan daya
serap yang baik dibandingkan dengan kulit sintetis. Selain model,
Canary juga memperhatikan kenyamanan karena produknya ditujukan
untuk digunakan sehari-hari.
Flat shoes Canary dikemas menggunakan kemasan berbahan kain

spoundbond dan dilapisi kotak berbahan karton tebal. Kemasan ini


bersifat multi fungsi yaitu dapat digunakan untuk membawa flat shoes
di dalam tas maupun menjadi tempat untuk barang-barang lain.
b. Aspek simbolis
Produk Canary memiliki model yang sesuai dengan tren dan kebutuhan
konsumen. Semua model yang ditawarkan akan menggunakan bahan
kulit asli dan memiliki ciri khas berupa jahitan tebal berbentuk
lengkungan yang ada pada belakang sepatu. Ciri khas tersebut
dimaksudkan agar dalam jangka panjang masyarakat akan mengingat
merek Canary.
69
c. Aspek ekonomis
Canary menggunakan bahan kulit asli yang berkualitas untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik juga. Meskipun bahan yang
digunakan merupakan kulit asli, Canary menawarkan harga yang
terjangkau bagi target pasarnya.
3. Distribusi
Penjualan utama Canary dilakukan melalui situs perusahaan
(www.canaryshoes.com) yang merupakan sarana bagi konsumen untuk
melakukan pembelian secara online. Berbelanja secara online juga
memiliki beberapa keuntungan, sebagai berikut (Miletsky 2012, hlm.
301) :
a. Kemudahan
Berdasarkan riset Nielson, 81 persen orang yang berbelanja online
karena alasan kemudahan. Kegiatan berbelanja dapat dilakukan kapan
pun tanpa harus mengantri di keramaian.
b. Tidak terganggu
Salah satu hal yang mengganggu konsumen saat berbelanja adalah
keberadaan pelayan toko yang terkadang mendesak konsumen untuk
membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan berbelanja online,
maka konsumen dapat menghindari hal tersebut.
c. Ulasan online
70
Berbelanja online memberikan fasilitas bagi seseorang untuk saling
berbagi ulasan mengenai suatu produk dan layanan melalui media
sosial sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan pembelian.
d. Kemudahan perbandingan
Kemudahan dan kecepatan dalam melakukan perbandingan fitur dan
harga akan sangat dirasakan saat berbelanja online. Konsumen tidak
perlu menghabiskan waktu untuk melakukan perbandingan dari satu
toko ke toko lainnya.
e. Lebih murah
Dengan berbelanja online, maka akan mendatangi keuntungan pula
bagi penjual karena dapat menghemat biaya investasi dan gaji pelayan
toko. Hal tersebut akan berdampak pada harga yang ditawarkan
kepada konsumen dapat lebih murah.

f. Pilihan personal
Pembelian secara online akan menyimpan catatan belanja yang pernah
dilakukan seseorang, sehingga akan memudahkan suatu toko online
untuk merekomendasikan barang atau jasa yang sesuai dengan
kebiasaan personal pembeli.
g. Banyaknya ketersediaan pilihan
Toko online dapat menawarkan produk yang tidak terbatas jumlahnya
karena tidak memerlukan rak untuk meletakkan produk seperti pada
toko ritel. Apabila konsumen tidak menemukan barang yang
71
diinginkan pada sebuah situs belanja, maka dapat beralih ke situs
lainnya yang menyediakan produk yang dicari.
h. Tidak ada pajak belanja
Sebagian besar negara di dunia banyak yang tidak mengenakan pajak
saat belanja online, sehingga akan menguntungkan bagi konsumen
dalam mendapatkan harga yang lebih murah.
i. Catatan pemesanan
Berbelanja online akan menghilangkan kemungkinan tanda terima
terbuang karena semua transaksi pasti tercatat dan tersimpan dalam
sistem.
Dari berbagai kelebihan tersebut, maka Canary membuat situs belanja
online yang dilengkapi dengan fitur add to cart, sehingga konsumen
dapat langsung memilih model, warna, dan ukuran sepatu yang
diinginkan, dan melakukan konfirmasi pembayaran. Penjelasan
mengenai fitur yang disediakan akan dibahas lebih lanjut pada Sub
Bab 5.1.6.
Di samping penjualan melalui situs perusahaan, Canary juga
berpartisipasi dalam berbagai acara bazaar, dan dalam jangka panjang
akan melakukan konsinyasi guna meningkatkan tingkat kesadaran
merek Canary. Keikutsertaan pada sebuah bazaar dilakukan dengan
menyewa sebuah stan agar memudahkan pelanggan untuk melihat,
mencoba, dan membeli produk secara langsung. Dalam jangka
panjang Canary akan melakukan konsinyasi dengan beberapa toko
sepatu dan pakaian yang
72
memiliki target pasar yang sama untuk memudahkan konsumen
menemukan produk Canary dan meningkatkan penjualan.
4. Relasi pelanggan
Canary memilih media elektronik sebagai salah satu cara dalam
menggapai konsumen dengan didorong oleh perkembangan teknologi.
Media tersebut juga efektif untuk menciptakan pengetahuan pasar
akan sebuah merek. Melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, dan
Instagram, Canary dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat
khususnya pelanggan dalam menyampaikan informasi mengenai
produk dan kegiatan.
Di samping itu, selain menawarkan produk yang berkualitas Canary

juga berusaha menjalin hubungan yang baik dengan menerima umpan


balik, kritik, dan saran dari pelanggan yang bertujuan untuk dapat
selalu mengikuti kebutuhan pasar. Hubungan yang baik tersebut dalam
jangka panjang dapat menciptakan getok tular sebagai bentuk
loyalitas konsumen terhadap Canary.
5. Arus pendapatan
Arus pendapatan sepenuhnya berasal dari penjualan produk. Produk
yang ditawarkan bukan dengan sistem pemesanan terlebih dahulu
melainkan produk tersedia dan dapat langsung dibeli melalui jalur
distribusi yang ada.
73
Harga yang ditawarkan Canary berbeda masing-masing produk dan
penawaran harga dapat bergantung dengan promosi yang sedang
dilakukan. Promosi dilakukan melalui situs dan bazaar yang akan
disampaikan dengan metode yang berbeda.
6. Sumber daya utama
Untuk mendukung berjalannya bisnis, Canary mengandalkan sumber
daya manusia yang kompeten dalam dalam bidang pemasaran,
operasional, dan keuangan. Seluruh pemangku manajemen memiliki
pengalaman dalam menjalankan bisnis di industri fesyen, makanan,
dan teknologi.
Canary juga menggunakan relasi untuk membantu beberapa kegiatan
usaha, seperti meminta model dan fotografer untuk pengambilan foto
produk yang ditampilkan pada situs perusahaan. Sumber daya
utamanya adalah modal yang berasal dari masing-masing anggota
dengan pembagian sama rata yaitu 20 persen dari total modal yang
dibutuhkan.
7. Aktivitas utama
Terdapat empat aktivitas utama dalam bisnis Canary, yaitu riset
berkala, proses produksi, pemasaran, dan penjualan. Riset berkala
dilakukan setiap musim, yaitu empat bulan sekali, untuk menyesuaikan
produk yang ditawarkan dengan keinginan dan kebutuhan target pasar.
Kegiatan riset membantu dalam proses produksi dan membutuhkan
waktu sedikitnya satu bulan sampai dengan tahap tersebut serta dua
sampai tiga bulan hingga peluncuran. Kegiatan riset yang dilakukan
berkaitan dengan survei yang
74
dilakukan manajemen pemasaran dalam mencari tahu kebutuhan
pasar, dan selanjutnya dilakukan pencarian bahan baku yang sesuai
dengan kebutuhan.
Proses produksi diawali dengan pembuatan desain sepatu yang
dilanjutkan dengan pembuatan purwarupa untuk penyempurnaan
produk, pengendalian mutu, hingga menjadi produk layak jual. Proses
terakhir dalam produksi yaitu pengemasan dan penyimpanan. Kegiatan
pemasaran dimulai sebelum produk diluncurkan agar masyarakat
menyadari dan mengetahui merek Canary terlebih dahulu. Setelah

semua aktivitas tersebut dilakukan maka produk siap diluncurkan.


8. Mitra
Kerjasama dengan berbagai pihak diperlukan untuk mendukung
keberlangsungan bisnis. Pihak-pihak tersebut antara lain:
a. Pengrajin sepatu
Hubungan yang baik dengan pengrajin sepatu dibutuhkan produk flat
shoes yang dihasilkan sesuai dengan desain yang dibuat, tidak terjadi
keterlambatan dalam penyelesaian produksi, dan kualitas jahitan
maupun bahan baku sepatu terjamin. Kriteria yang digunakan dalam
pemilihan pengrajin sepatu dijelaskan pada Bab 5.
b. Pemasok kemasan
Kerja sama dengan pemasok kemasan dilakukan agar Canary mampu
memberikan kemasan multi fungsi kepada konsumen.
75
c. Jasa pengiriman barang
Agar ketersediaan produk terjamin, Canary bekerja sama dengan jasa
pengiriman barang yang berperan dalam distribusi dari pengrajin
sepatu maupun ke konsumen.
d. Pengembang situs perusahaan
Canary juga bekerja sama dengan pengembang situs perusahaan
dalam merancang situs jaringan yang menarik dan mudah digunakan
bagi konsumen.
9. Struktur biaya
Struktur biaya terdiri dari biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya
pegawai. Biaya produksi meliputi biaya pembuatan flat shoes,
kemasan, riset dan pengembangan, serta transportasi. Biaya
pemasaran mencakup biaya pembuatan situs perusahaan, iklan cetak,
dan sewa stan bazaar. Biaya pegawai terdiri dari gaji dan biaya
pelatihan. Komponen struktur biaya selanjutnya akan dijelaskan pada
Bab 7.
4.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Lima Tahun Perusahaan
Sebuah perusahaan memerlukan sebuah fundamen yang dapat
menjadi acuan yaitu dengan merumuskan visi dan misi. Visi
merupakan pernyataan mengenai tujuan yang hendak dicapai di masa
depan, sedangkan misi merupakan ketetapan sebuah perusahaan
dalam mewujudkan visi.
Visi Canary adalah:
76
Menjadi merek sepatu berkualitas pilihan utama wanita.
Sepatu berkualitas diwujudkan dengan menggunakan bahan utama
berupa kulit asli. Hal ini disebabkan kulit asli memiliki banyak
kelebihan seperti daya tahan yang tinggi, lentur, daya serap yang baik,
dan memberi kesan elegan. Selain itu, Canary ingin menjadikan
produknya sebagai merek sepatu wanita yang pertama terlintas di
benak konsumen saat ingin membeli sepatu. Oleh karena itu, Canary
akan selalu mempertahankan dan mengembangkan kualitas sesuai

dengan kebutuhan konsumen agar visi di atas dapat terwujud.


Sementara, misi Canary yaitu:
Menyediakan produk sepatu yang dapat menjawab sebagian besar
kebutuhan konsumen.
Canary akan melakukan riset berkala agar dapat terus memperbaiki
produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Terkait dengan visi perusahaan jangka lima tahun mendatang Canary
memiliki tujuan untuk memperluas jangkauan pasar dengan
menambah jalur distribusi serta variasi produk. Penambahan jalur
distribusi dilakukan dengan melakukan konsinyasi di beberapa kota
besar di Indonesia dan memasuki toko dengan skala lebih besar. Hal ini
dilakukan agar produknya lebih dikenal dan mudah diperoleh
konsumen. Variasi produk tetap pada kategori sepatu, namun model
yang ditawarkan akan diperbanyak sesuai dengan kebutuhan target
pasar. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu didukung oleh sasaran
lima tahun dari masing-masing manajemen fungsional perusahaan
yang tertera pada Tabel 4.4.
77
Tabel 4.4 Sasaran Lima Tahun Perusahaan
4.4 Strategi Generik Perusahaan
Terdapat empat strategi yang dilihat dari dua dimensi, dalam bermain
pada industri sepatu menurut strategi generik Porter yang digunakan
untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dimensi pertama adalah
jangkauan pasar yang luas atau sempit dan dari keunggulan produk
apakah harga yang rendah atau produk yang unik.
Tabel 4.5 Strategi Generik Porter
Sumber: Porter1980, hlm. 39
78
Setelah melalukan analisis SWOT pada Sub Bab 4.1 dan menyusun
model bisnis, Canary memilih strategi diferensiasi fokus. Strategi ini
ditujukan untuk pasar yang lebih sempit, sesuai dengan target pasar
Canary yaitu wanita. Rutinitas wanita yang berbeda-beda membuat
kebutuhannya akan produk fesyen juga berbeda. Contohnya anak kecil
yang cenderung menggunakan sepatu sandal untuk beraktivitas atau
wanita usia tiga puluh tahun ke atas yang lebih sering menggunakan
sepatu berhak.
Melihat banyaknya kompetitor sepatu yang menargetkan pasarnya
secara luas, Canary ingin menargetkan ke dalam pasar yang lebih
sempit untuk menjawab kebutuhan target pasarnya yang berbedabeda. Canary memiliki dua jenis target pasar yaitu target pasar primer
dan sekunder. Target pasar primer dari Canary adalah wanita berusia
18 sampai 25 tahun yang memiliki rutinitas sehari-hari sedangkan
target pasar sekunder Canary adalah wanita berusia 25 tahun sampai
55 tahun yang masih beraktivitas secara rutin. Pembagian target pasar
tersebut didasarkan pada tes beta yang sudah dilakukan. Hasil dari tes
beta menyatakan bahwa wanita yang berusia di atas 25 tahun memiliki

ketertarikan dalam membeli sepatu Canary.


Berdasarkan faktor keunggulan, strategi ini menekankan pada
keunikan produknya. Keunikan yang ditawarkan Canary adalah model
yang akan terus mengikuti jaman, bahan baku sepatu yang
menggunakan kulit asli, harga yang terjangkau, serta ciri khas berupa
jahitan di bagian belakang. Pemilihan bahan baku kulit asli membuat
Canary unggul dibandingkan produk lokal lainnya yang
79
umumnya masih menggunakan bahan kulit sintetis dan kanvas atau
dengan kulit asli tetapi memiliki desain atau model yang kuno. Bahan
berupa kulit asli memberikan kenyamanan dan daya tahan yang lebih
lama. Faktor kenyamanan dalam menggunakan sepatu merupakan hal
penting bagi wanita, khususnya mereka yang memiliki beragam
aktivitas. Pemakaian bahan kulit asli tidak menimbulkan rasa panas
dan permukaan kulit yang halus tidak menimbulkan rasa sakit pada
kaki. Selain itu, ciri khas jahitan yang disamakan pada setiap sepatu
Canary akan memberikan kesan eksklusif kepada penggunanya.
80
BAB 5
RENCANA FUNGSIONAL TAHUN PERTAMA
Sebuah bisnis memiliki sasaran dan rencana fungsional pada setiap
fungsinya. Canary membagi bisnisnya ke dalam empat fungsi yaitu
pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan. Pada
bab ini akan dijelaskan secara mendalam sasaran dan rencana tahun
pertama masing-masing fungsional.
5.1 Pemasaran
Beberapa kegiatan yang dilakukan divisi pemasaran adalah
menentukan target pasar, mengatur jalur distribusi, melakukan survei
seperti pembagian kuisioner hingga diskusi kelompok terarah dan
wawancara mendalam untuk mengetahui pandangan target pasar,
melakukan promosi dalam memperluas kesadaran merek pada
masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.
5.1.1 Sasaran Pemasaran Tahun Pertama
Canary merupakan merek lokal yang masih sangat baru, sehingga
membutuhkan waktu untuk meningkatkan kesadaraan masyarakat
akan merek tersebut. Oleh karena itu, sasaran divisi pemasaran secara
garis besar yaitu untuk meningkatkan kesadaran merek Canary dan
produk81
produk yang ditawarkan. Peningkatan kesadaran merek ini akan
didasari oleh beberapa hal, antara lain ciri khas (signature) yang selalu
ada di setiap produk sepatu Canary dan kegiatan pemasaran yang
interaktif.
Untuk tahun pertama, Canary akan lebih aktif dalam kegiatan
pemasaran yang interaktif melalui media sosial seperti Facebook,
Twitter, dan Instagram. Berdasarkan Gambar 5.1, dijelaskan bahwa

pengguna internet akan terus meningkat dari tahun 2013 sampai


2020. Hal ini dapat memudahkan Canary dalam berinteraksi dengan
konsumennya, baik konsumen di Jawa maupun di pulau-pulau lainnya.
Selain itu, Canary juga akan aktif berjualan melalui situs perusahaan
dan bazaar.
Gambar 5.1 Grafik Penggunaan Internet di Indonesia Sumber:
Euromonitor International 2011
82
Bazaar yang diikuti berlokasi di Jakarta dan Bandung sebagai fokus
penjualan Canary. Berdasarkan bazaar Pop Up Market yang diikuti pada
bulan April 2013, ditemukan bahwa konsumen cukup antusias dengan
produk-produk yang ditawarkan, sehingga Canary akan lebih aktif
berpartisipasi dalam bazaar, terutama yang ditujukan pada target
pasar yang sama dengan produk Canary. Pengembangan secara
geografis ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan merek Canary. Untuk tahun-tahun berikutnya, Canary akan mulai
memasuki pasar di luar Jawa dengan menjual produknya melalui
bazaar.
5.1.2 Segmentasi dan Target Pasar
Canary melakukan segmentasi pasar berdasarkan tiga aspek penting,
yaitu secara demografis, psikografis, dan tingkah laku masyarakat
seperti yang telah dibahas pada Sub Bab 4.2 dan Tabel 4.3. Canary
melakukan segmentasi pasar untuk dapat menentukan target pasar
secara tepat dan sesuai. Wanita merupakan target pasar utama Canary
karena Canary mengkhususkan dalam memproduksi dan menjual
sepatu-sepatu flat shoes khusus wanita.
Penentuan target pasar dilakukan melalui diskusi kelompok terarah
(FGD). Diskusi tersebut melibatkan enam orang informan yang dipilih
secara acak untuk menentukan target pasar Canary yang
sesungguhnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada Sub
Bab 4.2, Canary
83
membagi target pasarnya berdasarkan demografis, psikografis, dan
tingkah laku.
Target pasar Canary adalah wanita dewasa muda yang berusia 18
sampai 25 tahun, yang memiliki gaya hidup modern, konsumtif dalam
berbelanja produk fesyen, dan senang dengan cara hidup yang praktis.
Target pasar merupakan pengguna sepatu flat shoes terutama untuk
kegiatan sehari-hari dan mencari nilai kenyamanan dari sebuah flat
shoes dan berada di Indonesia.
5.1.3 Diferensiasi dan Posisi pasar
Canary ingin memposisikan dirinya sebagai merek sepatu lokal wanita
yang pertama kali yang muncul di benak konsumen ketika mendengar
kata flat shoes. Keunggulan yang ingin ditonjolkan adalah model yang
mengikuti tren, berkualitas, dan harga yang terjangkau.
Untuk memasuki industri bisnis sepatu kulit asli, Canary harus

menciptakan produk yang memuaskan kebutuhan konsumen. Canary


menawarkan flat shoes, yaitu sepatu wanita tanpa hak yang biasa
digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti ke kampus, kantor, dan
jalan- jalan. Canary juga akan terus memperbarui model-modelnya
mengikuti tren yang sedang digemari masyarakat. Hal ini dilakukan
agar konsumen tidak merasa bosan dan loyal terhadap Canary. Flat
shoes tersebut terbuat dari bahan kulit asli yang memiliki kelebihankelebihan dibandingkan
84
dengan kulit sintetis. Selain itu, flat shoes Canary juga akan dilengkapi
bantalan pada bagian dasar kaki untuk memberikan kenyamanan pada
penggunanya saat menggunakan sepatu tersebut.
Setelah menetapkan syarat-syarat untuk bermain di industri, Canary
harus memiliki beberapa diferensiasi yang membedakannya dari
kompetitor-kompetitornya. Diferensiasi merupakan komponen penting
bagi suatu produk agar lebih unggul dibandingkan pesaing-pesaingnya.
Canary menggunakan kulit asli sebagai bahan baku utama sepatunya.
Akibatnya, harga Canary lebih mahal dibandingkan produk kompetitor
tidak langsungnya yang menggunakan bahan kulit sintetis. Akan
tetapi, harga yang ditawarkan oleh Canary lebih terjangkau
dibandingkan kompetitor langsung yang menawarkan sepatu dengan
bahan kulit asli karena pada Canary menggunakan situs sebagai jalur
distribusi utama, sehingga tidak seluruh profit penjualan terpotong
oleh biaya konsinyasi.
Diferensiasi lainnya dapat ditemukan di setiap sepatu Canary berupa
ciri khas (jahitan signature) di bagian belakang sepatu yang hanya
dimiliki Canary. Ciri khas ini akan selalu ada di koleksi-koleksi sepatu
Canary dan diharapkan dalam jangka panjang ciri khas tersebut dapat
secara efektif menjadi suatu nilai tambah dalam produk yang disadari
oleh target pasar atau masyarakat umum.
Flat shoes yang telah selesai diproduksi akan dikemas dengan
menggunakan kemasan khusus. Kemasan tersebut menjadi salah satu
nilai tambah. Sepatu Canary dikemas dengan menggunakan kantung
kain yang
85
dapat diserut dan bersifat multi fungsi. Kemasan tersebut multi fungsi
karena dapat digunakan bukan hanya untuk menyimpan sepatu,
namun juga dapat menyimpan benda lainnya, seperti sepatu heels,
kosmetik, tempat bekal, dan tempat mukena.
5.1.4 Deskripsi Merek
Dalam proses pembentukan dan pengembangan merek, Canary harus
membangun komponen-komponen dari merek itu sendiri terlebih
dahulu agar konsumen dan target pasar dapat lebih mengenal merek
Canary. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap merek perusahaan
dapat membantu Canary dalam menjalin hubungan dengan
konsumennya sehingga menciptakan konsumen yang loyal.

Pembentukan merek itu sendiri didasari oleh beberapa komponen yaitu


brand salience, brand imagery, brand performance, brand feelings,
brand judgment, dan brand resonance. Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing komponen tersebut:
1. Brand salience
Brand salience menjelaskan mengenai ciri khas yang dimiliki sebuah
merek. Canary ingin menunjukkan produknya sebagai flat shoes merek
lokal dengan keunggulan-keunggulan yang berbeda dengan pesaingpesaingnya. Flat shoes yang ditawarkan memiliki model yang
86
mengikuti jaman, penggunaan bahan kulit asli, dan dengan harga yang
terjangkau.
2. Brand imagery
Unsur pembentukan merek membantu konsumen dalam membangun
suatu persepsi terhadap merek yang ditawarkan oleh perusahaan
bagaimana persepsi yang ingin dilihat oleh konsumennya. Canary ingin
menciptakan sebuah persepsi mengenai keunggulan produknya yang
mengikuti mode dan menggunakan bahan kulit asli, terutama untuk
merek produk sepatu lokal.
Merek Canary diambil dari nama sebuah burung yaitu burung kenari,
dianggap mudah beradaptasi yang mencerminkan bahwa perusahaan
cepat tanggap akan adanya perubahan iklim bisnis maupun industri
sepatu dan burung kenari merupakan burung yang ceria sehingga
menggambarkan target pasar yang berjiwa muda.
Logo Canary yang ditunjukkan pada Gambar 5.2 menggunakan warna
hitam menggambarkan kemewahan seperti kulit yang digunakan pada
bahan baku sepatu. Tahun pendirian Canary terlihat pada tulisan EST.
2013.
Gambar 5.2 Logo Canary
87
3. Brand performance
Performa yang ingin ditampilkan adalah fitur yang berbeda dari merek
sepatu lainnya, yaitu bantalan empuk terbuat dari busa bra yang
memberikan rasa nyaman ketika digunakan. Selain itu, Canary ingin
menunjukkan kegunaan dan kelebihan dari penggunaan kulit sapi asli
sebagai bahan baku sepatunya yang bersifat lentur. Kelenturan ini
akan memberikan rasa nyaman dan tidak sakit ketika konsumen
menggunakan produk Canary. Kulit asli juga berdaya tahan lama dan
memiliki daya serap yang tinggi sehingga konsumen tidak perlu
membeli sepatu terlalu sering.
4. Brand feeling
Berdasarkan pengetahuan yang diberikan pada tahap ciri khas,
pencitraan dan kemampuan, konsumen diharapkan sudah membeli
dan mencoba produk Canary sehingga dapat merasakan kenyamanan
dari penggunaan produk tersebut. Hasil alpha test kedua yang
dilakukan pada bulan Maret 2013 menunjukkan seluruh informan

mengatakan mereka sudah cukup puas ketika menggunakan sepatu


Canary. Mereka mengatakan bahwa purwarupa yang sudah
disempurnakan cukup memberikan kenyamanan dan empuk saat
digunakan.
88
5. Brand judgments
Setelah mencoba dan melihat produk Canary, konsumen diharapkan
untuk membeli produk Canary dan menciptakan pembelian berulang
kali. Canary telah melaksanakan tes beta produk musim pertamanya
pada bulan April 2013 dan menemukan bahwa sebagian besar
konsumen merasa puas dengan model dan fitur, dapat dilihat dari 14
pembeli hanya satu yang memberikan keluhan karena aksesoris yaitu
pita lepas saat digunakan.
6. Brand resonance
Canary berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
mereknya. Hal ini juga didukung dari hubungan yang tercipta antara
Canary dan konsumennya. Canary menjaga hubungan dengan
konsumen melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan
Instagram. Canary tidak hanya berfokus untuk meningkatkan
penjualan, namun juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap merek Canary. Canary melakukan kegiatan promosi dengan
memberikan potongan harga pada peluncuran musim pertama.Hal ini
dilakukan untuk menjaga dan menciptakan hubungan antara Canary
dan konsumen.
89
5.1.5 Kebijakan Harga
Canary menggunakan kebijakan harga berbasis biaya (cost-plus pricing
method), yaitu menentukan harga jual berdasarkan harga pokok
produksi ditambah dengan laba. Penentuan harga dengan melihat
harga yang ditawarkan kompetitor agar dapat bersaing di industri.
Setiap musimnya, Canary memasarkan tiga model sepatu di setiap
musim dengan harga pokok penjualan yang berbeda-beda dan
penambahan margin keuntungan dengan kisaran 81, 90, dan 126
persen. Pada musim pertama, Canary menawarkan dua harga yang
berbeda dari tiga model yang diluncurkan, dua diantaranya memiliki
harga yang sama. Tabel 5.1 merupakan detail harga jual dan harga
pokok produksi sepatu musim pertama.
Tabel 5.1 Perbandingan Model dan Harga
Model 1 (rantai)
Model 2 (pita)
Model 3 (loafer )
Biaya pokok produksi
Rp 195.567,Rp 193.900,Rp 162.100,Harga jual

Rp 399.000,Rp 379.000,Rp 399.000,Margin kotor


50,99 persen
49,00 persen
59,37 persen
Markup
104,02 persen
96,07 persen
146,14 persen
Laba bersih
Rp 203.433,Rp 185.700,Rp 236.900,-

5.1.6 Kebijakan Promosi


Sebagai merek baru dalam industri sepatu, Canary perlu melakukan
kegiatan promosi untuk menumbuhkan kesadaran merek. Canary
melakukan promosi di berbagai media dan saat penjualan
berlangsung. Detail dari promosi Canary adalah sebagai berikut:
90
1. Media sosial
Media sosial yang digunakan untuk mendukung kegiatan
pemasaran adalah Facebook (fan page), Twitter, dan Instagram.
Ketiganya digunakan sebagai media pemasaran dan menjalin
hubungan dengan para target pasar. Berikut adalah penjabaran dari
masing-masing media sosial tersebut:
a. Facebook (fan page)
Media sosial ini berisi penjelasan singkat mengenai bisnis Canary dan
produk-produk yang ditawarkan. Canary juga menampilkan berbagai
foto produk dan foto kegiatan, seperti bazaar yang sudah pernah dan
yang akan diikut. Media sosial ini tidak melayani pemesanan maupun
pembelian produk.
b. Twitter
Media sosial ini digunakan untuk berhubungan langsung dengan
konsumen. Canary akan menampilkan dan memberitahukan kepada
konsumen mengenai peluncuran produk musim pertama, acara-acara
yang sedang diikuti, dan penjelasan mengenai kegiatan promosi yang
sedang berlangsung. Sama seperti facebook, media sosial ini juga
tidak melayani pemesanan dan pembelian, tetapi hanya berupa
komunikasi atau tanya jawab seputar bisnis Canary dengan konsumen.
91
c. Instagram
Media sosial ini berisikan foto-foto acara bazaar yang sedang diikuti,
foto-foto produk yang tersisa dan dapat dibeli, dan informasi kegiatan
promosi yang sedang berlangsung. Media sosial ini hanya berupa
tampilan-tampilan foto dan tidak melayani pembelian serta

pemesanan produk.
2. Media elektronik (online)
Canary menggunakan media elektonik berupa situs perusahaan
dan majalah online. Situs perusahaan berguna sebagai media
informasi yang mencantumkan spesifikasi produk, promosi, acara yang
akan diikuti dan fasilitas pembelian online. Setiap satu bulan sekali
sejak peluncuran, Canary akan melakukan pendekatan kepada majalah
online untuk memintanya memuat ulasan tentang Canary. Hal ini
ditujukan untuk menciptakan kesadaran masyarakat terhadap merek
Canary dan kelebihan-kelebihan produknya.
Situs tersebut akan berisikan berbagai macam fitur yang dapat diakses
konsumen untuk menunjukkan setiap spesifikasi produk agar mereka
tidak ragu saat membelinya. Fitur-fitur yang tersedia antara lain:
a. Home
Fitur ini memudahkan para konsumen untuk kembali ke menu atau
layar utama ketika sudah selesai berbelanja.
92
b. Collections atau Products
Fitur ini mengarahkan konsumen untuk melihat produk-produk yang
ditawarkan Canary. Fitur ini berisikan detil produk seperti foto produk
dari tampak depan, belakang, dan bawah, penjelasan bahan dan
material yang digunakan, harga, dan detil ukuran sepatu seperti yang
tertera pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Ukuran Sepatu
Sumber: www.asknumbers.com
c. Lookbook
Fitur ini berisi kumpulan foto produk Canary yang digunakan
model dengan berbagai macam konsep dan tema. d. Add to cart
Fitur ini berada dalam fitur Collections/products, digunakan saat
konsumen memutuskan untuk membeli produk. Konsumen dapat
langsung memesan produk dan pesanan yang diinginkan akan
otomatis berada pada fitur shopping bag.
93
e. Shopping bag
Fitur ini digunakan untuk mengecek ketika konsumen hendak
melakukan pembelian. Produk yang sudah masuk ke dalam shopping
bag dan dikonfirmasikan oleh konsumen akan diproses secara otomatis
ke bagian pembayaran sehingga memudahkan konsumen dalam
melakukan konfirmasi pembayaran.
3. Promosi saat penjualan
Promosi yang dilakukan saat mengikuti suatu acara atau bazaar
adalah undian berhadiah langsung (lucky draw) dan memberikan kartu
nama serta brosur untuk calon konsumen. Promosi ini dilakukan untuk
menarik pelanggan atau pengunjung acara agar tertarik untuk
mendatangi stan dan membeli produk Canary.
5.1.7 Kebijakan Distribusi

Bazaar produk sering diadakan dan tersebar di daerah-daerah sekitar


Jakarta. Saat ini Canary aktif mengikuti bazaar sebagai salah satu jalur
distribusi penjualan produknya. Canary melakukan seleksi dalam
pemilihan bazaar yang disesuaikan dengan target pasarnya. Beberapa
bazaar yang cukup familiar dan sesuai dengan target pasar Canary
seperti Brightspot Market, Pop Up Market, Market Musem, Ladies Day,
dan Trademark.
Selain aktif mengikuti bazaar, Canary juga menggunakan situs
perusahaan sebagai jalur distribusi penjualan online. Situs perusahaan
94
dapat menjangkau target pasar di Jakarta dan luar Jakarta. Pada tahun
kedua Canary akan melakukan sistem konsinyasi dengan toko yang
memiliki target pasar yang sama dengan Canary seperti Goods Dept,
Loubelle Shop, dan Ore Store.
5.2 Operasi
Kegiatan divisi operasi adalah menjamin agar proses produksi berjalan
lancar dengan membuat program kerja, memastikan agar kualitas
produksi baik dengan melakukan pengendalian mutu, dan memenuhi
target produksi agar penjualan dapat berjalan sesuai dengan rencana,
serta melakukan evaluasi terhadap hasil produksi.
5.2.1 Sasaran Operasi Tahun Pertama
Sasaran operasi tahun pertama adalah membuat produk yang dapat
memuaskan keinginan konsumen, di antaranya dengan meningkatkan
kualitas produksi serta memproduksi sepatu dengan model yang
sesuai dengan tren dan keinginan konsumen.
Selama setahun ke depan, kegiatan produksi masih akan dilakukan
dengan cara alih daya (outsource) ke pengrajin sepatu. Oleh karena
itu, perusahaan akan terus mencari pengrajin sepatu yang kompeten
di bidangnya agar dapat membuat flat shoes sesuai dengan desain
dan spesifikasi yang sudah ditentukan. Pengrajin sepatu dipilih
berdasarkan
95
kemampuannya dalam menyediakan bahan baku berkualitas dan
mengerjakan setiap flat shoes yang dipesan secara profesional. Selain
itu, Canary juga akan melakukan riset bahan baku secara internal dan
berkesinambungan dengan melakukan perbandingan bahan agar
dapat menekan biaya produksi, namun tetap menggunakan bahan
baku berkualitas.
5.2.2 Proses Produksi
Proses produksi dimulai dari merancang desain flat shoes berdasarkan
ide dan riset pasar untuk mengetahui tren model sepatu, warna, serta
bahan yang diminati. Setelah menetapkan desain, langkah selanjutnya
adalah membuat sampel yang akan memakan waktu satu sampai dua
minggu. Sampel sepatu yang sudah selesai dibuat akan dikirim ke tim
Canary untuk melihat kesesuaiannya. Apabila sampel sudah memenuhi
kriteria, maka akan dilakukan pemesanan dalam jumlah besar ke

pengrajin sepatu. Pengerjaan produksi membutuhkan waktu satu


sampai dua bulan. Sementara proses produksi sepatu berjalan,
perusahaan memesan kemasan kain. Proses pembuatan kemasan
membutuhkan waktu selama dua minggu.
Pengendalian mutu dilakukan setelah produk jadi. Produk yang belum
sesuai dengan standar dan spesifikasi akan dikembalikan ke pengrajin
sepatu untuk diperbaiki, sedangkan produk yang sudah sesuai akan
segera
96
dipasarkan ke konsumen melalui situs jaringan Canary. Calon pembeli
dapat memilih model flat shoes dan warna yang diinginkan serta
melakukan transaksi pembelian melalui situs jaringan tersebut. Produk
yang sudah dipilih pembeli akan dikirim menggunakan jasa pengiriman
barang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diinginkan oleh pembeli.
Ringkasan alur produksi dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3 Alur Produksi Canary
5.2.3 Kebijakan Kualitas
Sepatu merupakan salah satu aksesoris penting untuk menunjang
penampilan wanita. Tidak hanya model yang menarik, tetapi kualitas
yang baik juga menjadi perhatian utama konsumen dalam memilih
sepatu. Mereka menginginkan sepatu yang nyaman dan tidak cepat
rusak. Selain kualitas dari produk itu sendiri, kualitas pelayanan juga
perlu diperhatikan agar konsumen puas, percaya, dan mau melakukan
pembelian kembali di kemudian hari.
97
Menurut American Society for Quality (ASQ), kualitas adalah totalitas
bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhkan yang tampak jelas
maupun tersembunyi (Render dan Heizer 2011, hlm. 222). Canary
memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan kualitas flat shoes yang
baik, yaitu keseluruhan produk mengunakan bahan baku kulit asli,
memiliki bantalan pada sol dalam, dan produk tidak menyebabkan
lecet ketika dikenakan. Untuk memastikan bahwa flat shoes yang
diproduksi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
dapat meningkatkan performa produksi secara terus-menerus, Canary
menggunakan metode kualitas fungsi penyebaran (quality function
deployment/QFD) dan manajemen kualitas terpadu (total quality
management).
5.2.3.1 Rumah Kualitas (House of Quality)
Rumah kualitas merupakan matrik rencana yang
menghubungkan antara keinginan pelanggan dan cara perusahaan
untuk memenuhinya (Render dan Heizer 2011, hlm. 91). Gambar 5.3
menunjukan rumah kualitas Canary. Rumah Kualitas terdiri dari
beberapa bagian, di antaranya:
1. Bagian 1 (apa/what)
Bagian pertama yang ditandai dengan warna biru, merupakan

daftar keinginan dan kebutuhan pelanggan dari sebuah flat shoes 98


serta peringkat kepentingan menurut pelanggan yang diambil dari
hasil survei. Daftar tersebut didapatkan melalui wawancara terhadap
masyarakat.
Keinginan pelanggan diberikan peringkat satu sampai lima, dengan
lima sebagai peringkat tertinggi, yaitu menurut peringkat paling tinggi
adalah model, kenyamanan, kualitas, warna, dan harga.
Model flat shoes mendapat peringkat lima atau dianggap sebagai
aspek terpenting karena menurut para informan, model flat shoes
yang ideal adalah yang simpel sehingga mudah untuk dipadupadankan
dengan pakaian apa saja. Peringkat selanjutnya adalah kenyamanan,
yaitu flat shoes yang tidak menyebabkan lecet pada kaki, sol bagian
dalam menggunakan bantalan, dan menggunakan bahan yang sejuk.
Kemudian, peringkat ketiga adalah kualitas flat shoes. Para informan
menginginkan flat shoes yang tahan lama walaupun digunakan setiap
hari, setidaknya lebih dari enam bulan. Aspek selanjutnya adalah
warna yang netral sehingga cocok apabila dipadankan dengan pakaian
berwarna apapun. Selanjutnya, peringkat terakhir adalah harga. Para
informan berpendapat bahwa harga yang lebih tinggi tidak menjadi
masalah asalkan kualitas flat shoes juga lebih baik.
99
2.
Bagian 2 (bagaimana/how)
Bagian kedua yang ditandai dengan warna oranye,
merupakan strategi dari perusahaan dalam melakukan perbaikan
produk untuk memenuhi keinginan pelanggan. Cara Canary memenuhi
keinginan tersebut, yaitu:
Menambahkan bantalan bra
Bantalan bra yang tebal dapat mengurangi rasa pegal di kaki ketika
menggunakan flat shoes.
Menggunakan bahan utama kulit asli
Penggunaan kulit asli untuk seluruh bagian flat shoes membuat sepatu
lebih tahan lama karena kulit asli cenderung lebih kuat dan tahan lama
dibandingkan dengan kulit sintetis atau bahan lainnya yang mudah
koyak. Selain itu, sepatu berbahan kulit asli lebih nyaman karena
bahannya yang lebih lentur dan memiliki daya serap yang baik
sehingga tidak panas saat digunakan.
Penggunaan ciri khas
Walaupun memiliki ciri khas di bagian belakang sepatu untuk
memberikan karakter pada flat shoes, namun ciri khas tersebut tidak
mengganggu model sepatu karena desainnya yang tidak terlalu
mencolok.
Desain sepatu yang mengikuti tren
Desain flat shoes Canary disesuaikan dengan tren yang sedang
berkembang di masyarakat, namun tetap dengan desain yang 100
a.

b.
c.
d.
3.
4.
e.
sederhana.
Variasi warna
Masing-masing model flat shoes memiliki sedikitnya dua variasi warna
agar konsumen bisa memilih warna yang sesuai dengan selera dan
kebutuhannya.
Bagian 3 (matrik korelasi antara apa dan bagaimana)
Bagian ketiga yang ditandai dengan warna ungu, merupakan korelasi
antara kategori di bagian satu dan dua, yaitu keinginan pelanggan dari
sebuah flat shoes dan cara bagaimana Canary
memenuhi keinginan tersebut.
Bagian ini menunjukan tingkat kepentingan dari keinginan
pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang
diberikan oleh perusahaan. Tingkat korelasi tersebut ditunjukan
dengan simbol.Korelasi yang kuat (5) diberikan simbol, korelasi
yang sedang (3) diberikan simbol, korelasi yang rendah (1)
diberikan simbol , sedangkan yang tidak memiliki korelasi
dikosongkan. Dengan demikian, Canary dapat menghitung besarnya
relasi antara kedua aspek tersebut.
Bagian 4 (korelasi)
Bagian keempat merupakan korelasi antara strategi dari
perusahaan dalam melakukan perbaikan produk untuk memenuhi 101
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Strategi yang memiliki korelasi
diberi simbol.
5. Bagian 5 (peringkat kepentingan)
Bagian kelima merupakan peringkat kepentingan atau
prioritas yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memenuhi keinginan
pelanggan.
6. Bagian 6 (peringkat kepentingan menurut pelanggan)
Bagian keenam merupakan peringkat kepentingan atau prioritas dari
keinginan pelanggan berdasarkan informasi langsung
dari konsumen melalui wawancara.
7. Bagian 7 (penilaian terhadap kompetitor)
Bagian ketujuh merupakan penilaian pelanggan terhadap
produk Canary dibandingkan dengan pesaing utama Canary
berdasarkan pendapat informan di wawancara mendalam yang
pertama kali Canary lakukan. Penilaian tersebut diberi tanda huruf G
untuk baik (good), huruf F untuk cukup (fair), dan huruf P untuk buruk
(poor). Penilaian tersebut dapat menjadi pedoman bagi Canary dalam
mengingkatkan kualitas produk dan pelayanan.
102

8. Bagian 8 (atribut teknis)


Bagian terakhir merupakan target Canary berupa atribut
teknis dalam memenuhi keinginan pelanggan.
Gambar 5.4 Rumah Kualitas Canary
103
5.2.3.2 Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi - Tindak Lanjut
(Plan-DoCheck-Act/PDCA)
Demi menjaga dan meningkatkan kualitas, Canary melakukan
perbaikan yang berkesinambungan, salah satunya dengan metode
perencanaan-pelaksanaan-evaluasi-tindak lanjut (plan-do-checkact/PDCA), berikut ini:
1. Perencanaan (plan)
Sebelum memulai produksi, Canary melakukan perencanaan terhadap
desain dan spesifikasi flat shoes yang ingin dibuat berdasarkan ide dan
riset pasar.
2. Pelaksanaan (do)
Setelah menetapkan desain, maka proses selanjutnya adalah
membuat sampel dari masing-masing model yang akan diproduksi. Jika
sampel sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan, maka flat
shoes segera diproduksi.
3. Evaluasi (check)
Produk yang telah selesai diproduksi akan diperiksa kualitasnya.
Produk yang memenuhi standar akan dipasarkan. Selanjutnya,
dilakukan evaluasi terhadap kepuasan pelanggan.
4. Tindak Lanjut (act)
Proses terakhir adalah menindaklanjuti masalah-masalah yang
ditemukan dan melakukan perbaikan. Jika alur produksi atau
104
hasil produksi belum maksimal, maka akan dilakukan penyempurnaan
untuk memperbaikinya.
5.2.3.3 Perbandingan (Benchmarking)
Metode perbandingan adalah pemilihan standar kinerja yang
mempresentasikan kinerja terbaik dari suatu proses atau aktivitas
(Render dan Heizer 2011, hlm. 222). Metode ini digunakan agar Canary
dapat terus menjadi lebih baik dari para pesaingnya.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi area permasalahan. Canary
membandingkan bahan baku, atribut, kenyamanan, dan layanan
tambahan yang diberikan. Berikutnya adalah menentukan industri
serupa yang akan dijadikan subjek pembanding. Subjek pembanding
yang dipilih adalah pesaing-pesaing utama, yaitu Pla dan Chevalier.
5.2.4 Kebijakan Pemasok
Persaingan yang ketat dan daya tawar pelanggan yang tinggi pada
industri sepatu membuat perusahaan harus mampu menghadirkan
produk yang berkualitas serta mampu memenuhi keinginan dan
kebutuhan pasar. Maka, Canary memiliki kriteria-kriteria khusus dalam

memilih pemasok agar sasaran operasi dapat tercapai sesuai dengan


rencana. Pemasok Canary terdiri dari:
105
1.Pengrajin sepatu
Pengrajin sepatu merupakan kunci utama dalam bisnis Canary,
sehingga pemilihan pemasok harus dilakukan dengan hati-hati. Kriteria
pemilihan pemasok sepatu dilihat dari kepemilikan bengkel produksi,
kesesuaian biaya dengan anggaran, kerapian dalam mengerjakan
sepatu, kepemilikan bahan baku berkualitas, kemampuan mengerjakan
pesanan tepat waktu, lokasi dan kemampuan mengikuti
perkembangan tren sepatu. Surat perjanjian kerja sama juga
dibutuhkan sebagai alat pengikat agar kedua belah pihak tidak ada
yang dirugikan (Lampiran D).
Canary memilih pengrajin sepatu yang mempunyai bengkel sendiri
agar waktu pengerjaan dan biaya produksi tidak melambung. Apabila
pengrajin sepatu tidak memiliki bengkel sendiri, maka akan melibatkan
banyak pihak sehingga proses produksi menjadi tidak efisien.
Faktor penting berikutnya adalah ketepatan waktu dalam pengerjaan
produk untuk menjaga persediaan barang. Oleh karena itu, lokasi
pengrajin sepatu menjadi salah satu pertimbangan Canary. Apabila
lokasi pengrajin sepatu jauh, maka waktu pengantaran akan memakan
waktu yang lebih lama dan lebih sulit untuk mengawasi langsung ke
bengkel pengrajin sepatu tersebut. Pengrajin sepatu juga diharapkan
dapat mengikuti perkembangan tren, namun lebih dari itu, pengrajin
sepatu harus komunikatif dan responsif dalam menangani pesanan
agar hasil produksi sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang sudah
ditentukan.
106
Untuk koleksi musim pertama, Canary sudah menentukan pengrajin
sepatu yang sesuai dengan kriteria dan bisa diajak bekerja sama, yaitu
PLGD, Jr. Pengrajin sepatu tersebut berlokasi di Jalan Cibadak Gang
Bengkel Ebeh No. 39/8E, Bandung, sehingga memudahkan dikunjungi
dan biaya pengiriman produk sesuai dengan anggaran. PLGD, Jr. cukup
berpengalaman di industri sepatu sehingga mampu membuat flat
shoes sesuai dengan model dan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Canary juga memiliki alternatif pengrajin sepatu lain yaitu Om Jasper
yang beralamat di Jalan Sayuran, Bandung 40262, Indonesia.
2.Percetakan kemasan
Canary menawarkan flat shoes dengan kemasan yang multi fungsi,
akhirnya Canary membutuhkan jasa percetakan kemasan yang dapat
membuat kemasan dengan bahan yang berkualitas dan membuat pola
kemasan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
Canary memilih percetakan kemasan Sanjaya Mitra Sejati yang
berlokasi di Jl. Setia Pertama No. 6. Otista, Kampung Melayu, Jakarta
Timur. Selain mampu membuat kemasan kain dengan bahan dan
desain yang sudah ditentukan Canary, waktu pengerjaannya juga

cepat, yaitu satu minggu untuk 200 buah kemasan kain.


107
5.2.5 Kebijakan Persediaan
Ketersediaan produk merupakan hal krusial dalam bisnis ini.
Persediaan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menimbulkan
masalah bagi perusahaan. Dengan sistem pengelolaan persediaan
yang baik, masalah tersebut bisa dihindari serta manajer operasional
bisa mengetahui waktu dan jumlah barang harus dipesan dan
diproduksi, serta titik waktu dan jumlah unit dipesan ulang agar
ketersediaan produk terjaga dengan biaya yang minimal. Canary
menggunakan sistem pemesanan periode tetap (fixed-period (P)
system) karena Canary melakukan pemesanan setiap empat bulan
sekali (satu musim).
Canary tidak memiliki persediaan berupa bahan baku produksi karena
pembelian barang baku produksi dilakukan oleh pengrajin sepatu dan
pemasok kemasan. Seluruh jenis persediaan Canary merupakan
barang jadi, yaitu berupa flat shoes dan kemasan kain.
Canary sudah membuat perencanaan produksi untuk setiap musimnya.
Kuantitas persediaan ditentukan dari lamanya masa tunggu antara
pemesanan dan kedatangan barang, jumlah dana yang dianggarkan,
dan rencana penjualan. Apabila dalam satu musim terjadi jumlah
permintaan yang melebihi persediaan, maka akan dilakukan
pemesanan kembali, disesuaikan dengan model dan warna yang paling
diminati. Canary akan menentukan batas minimal tingkat persediaan
yang harus dipertimbangkan setiap musimnya berdasarkan jumlah
permintaan dan
waktu pemesanan sehingga dapat terus memenuhi permintaan. Di
samping 108
itu apabila terdapat persediaan sisa pada musim tersebut maka akan
dijual pada musim berikutnya dengan promosi potongan harga.
5.3 Sumber Daya Manusia
Peran manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam suatu
perusahaan sangat penting untuk menjamin keberhasilan pencapaian
sasaran. Manajemen SDM harus membuat alat ukur serta indikator
atas pencapaian sasaran manajemen fungsional secara jelas dan
terarah. Oleh karena itu, dalam mengelola sumber daya manusia
dibutuhkan teknik yang kreatif serta inovatif agar dapat
mengakomodasi segala aktivitas dan kebutuhan perusahaan.
5.3.1 Sasaran Sumber Daya Manusia Tahun Pertama
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci keberhasilan
dalam menjalani suatu usaha karena performa perusahaan akan
meningkat jika produktivitas SDM meningkat. Tujuan divisi sumber
daya manusia Canary adalah untuk membangun dan meningkatkan
efektivitas kinerja manajemen dalam mencapai target periodik
perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun pertama manajemen SDM

manargetkan untuk memenuhi beberapa sasaran utama sebagai


berikut:
109
1. Masing-masing tenaga kerja harus mencapai standar skor penilaian
kinerja di atas 70
2. Mengembangkan budaya kerja yang dinamis, agar dapat melatih
kemampuan berwirausaha sehingga meningkatkan produktivitas
perusahaan
3. Menjalin hubungan yang bersifat profesional dan kerjasama yang
positif dengan seluruh rekan kerja dan pemasok
Sasaran di atas dapat dicapai dengan membuat perencanaan jangka
panjang untuk mendapatkan sumber daya manusia berkualitas tinggi.
Selain itu Canary akan menggunakan sistem penilaian kerja yang
memberi nilai antara 0 hingga 100 pada setiap indikator yang
ditetapkan. Hal tersebut akan dijelaskan secara lebih spesifik pada bab
7.
5.3.2 Struktur Organisasi
Canary menggunakan struktur organisasi fungsional berdasarkan
spesialisasi kerja. Keuntungan menggunakan struktur organisasi
fungsional yaitu dapat menciptakan SDM yang kompeten karena setiap
fungsi bertanggung jawab atas bidangnya masing-masing.
Seiring berjalannya waktu, tidak tertutup kemungkinan bagi
perusahaan untuk melakukan perubahan struktur dan menambah
tenaga kerja yang akan disesuaikan dengan perkembangan skala
perusahaan. Struktur organisasi Canary tertera pada Gambar 5.3 yang
akan terlihat
110
masing-masing manajer fungsional akan membawahi beberapa sub
bagian agar lebih terspesialisasi. Saat ini sub bagian tersebut masih
dijalankan oleh masing-masing manajer dikarenakan skala perusahaan
yang masih kecil dan belum membutuhkan sumber daya manusia
tambahan.
MANAJER UMUM
MANAJER OPERASIONAL
MANAJER PEMASARAN
MANAJER KEUANGAN
MANAJER SUMBER DAYA
MANUSIA
Operasional

Riset & Pengem- bangan

Penjualan

Promosi & Acara

Riset & Pengem- bangan

Akuntan
Perencanaan &Pengendalia n Anggaran
Perekrutan

Pengem- bangan SDM

Gambar 5.5 Struktur Organisasi Canary

5.3.3 Analisis, Spesifikasi, dan Deskripsi Jabatan


Analisis jabatan diperlukan untuk mengklasifikasi fungsi, peranan,
serta tanggung jawab suatu jabatan di dalam perusahaan. Dalam
melakukan analisis jabatan diperlukan dua elemen penting yaitu
spesifikasi dan deskripsi jabatan. Kedua hal tersebut perlu dibuat agar
memudahkan proses rekrutmen dan sebagai dasar dalam melakukan
evaluasi jabatan. Sebagai perusahaan baru, perlu ditetapkan
spesifikasi dan deskripsi dari posisi jabatan yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kompetensi tenaga kerja agar perusahaan dapat
berjalan secara efektif.
Spesifikasi jabatan diperlukan untuk menjelaskan kriteria yang harus
dimiliki calon pemegang jabatan. Canary menentukan spesifikasi
jabatan 111
dengan melihat tiga aspek utama yaitu pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan. Sedangkan deskripsi jabatan merupakan uraian
mengenai tanggung jawab dan wewenang masing-masing posisi
jabatan serta hubungan pelaporan hasil kerja. Tabel 5.3, 5.4, dan 5.5
merupakan penjabaran spesifikasi dan deskripsi jabatan dari masingmasing manajer fungsional.
Tabel 5.3 Spesifikasi dan Deskripsi Jabatan Manajer Umum dan
Operasional
Jabatan
MANAJER UMUM
Spesifikasi Jabatan
Pengetahuan dan Keterampilan
Latar belakang pendidikan bisnis manajemen; memiliki pengetahuan dalam
mengelola bisnis; mengikuti perkembangan dunia fesyen lokal maupun internasional
Kemampuan
Jiwa kepemimpinan, kemampuan menganalisis dan mencari solusi dari suatu
permasalahan, pengambilan keputusan yang stratejik, komunikasi yang efektif
Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab dalam mengawasi kinerja masing-masing manajemen fungsional
untuk mencapai visi perusahaan.
Mengambil keputusan yang bersifat stratejik dan jangka panjang dengan didukung
persetujuan sebagian besar manajer.
Bertanggung jawab kepada seluruh pemegang saham dan pemegang kepentingan
atas kinerja perusahaan.
Jabatan
MANAJER OPERASIONAL
Spesifikasi Jabatan
Pengetahuan dan Keterampilan
Latar belakang pendidikan bisnis manajemen; memiliki pengetahuan dasar
manajemen operasional; mengikuti perkembangan dunia fesyen lokal maupun
internasional
Kemampuan
Jiwa kepemimpinan dan kemampuan bernegosiasi
Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh aktivitas operasional dari
mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
Membuat keputusan pada divisi operasional atas persetujuan manajer umum.
Membuat perencanaan jangka panjang yang dapat mengefesiensi biaya operasional

Sub Bagian
Operasional
Mengelola seluruh pelaksanaan aktivitas operasional
Bertanggung jawab dalam memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai
dengan standarisasi yang telah ditetapkan.
Riset dan Pengembangan
Melakukan riset dan pengembangan dari bahan baku yang digunakan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik

112
Tabel 5.4 Spesifikasi dan Deskripsi Jabatan Manajer Pemasaran dan
Keuangan
Jabatan
MANAJER PEMASARAN
Spesifikasi Jabatan
Pengetahuan dan Keterampilan
Latar belakang pendidikan bisnis manajemen, pemasaran, periklanan, komunikasi ;
memiliki pengetahuan dasar manajemen pemasaran ; mengikuti perkembangan
dunia fesyen lokal maupun internasional
Kemampuan
Jiwa kepemimpinan; kemampuan komunikasi efektif dan bernegosiasi; kreatif dan
inovatif
Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan aktivitas pemasaran dari mulai
perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
Membuat keputusan pada divisi pemasaran atas persetujuan manajer umum.
Memastikan kinerja manajemen pemasaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan
target yang telah ditentukan.
Sub Bagian
Penjualan
Bertanggung jawab atas tercapainya target penjualan dengan menyusun serta
melaksanakan rencana dan strategi yang efektif efisien
Promosi dan Acara
Bertanggung jawab meningkatkan kesadaran serta pengetahuan konsumen akan
merek Canary dengan menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran yang tepat
Riset dan Pengembangan
Melakukan riset dan pengembangan produk dari sisi kebutuhan dan keinginan
konsumen yang berkaitan langsung dengan bagian riset & pengembangan
manajemen operasional
MANAJER KEUANGAN
Spesifikasi Jabatan
Pengetahuan dan Keterampilan
Latar belakang pendidikan bisnis manajemen, keuangan, akuntansi; memiliki
pengetahuan dasar manajemen keuangan
Kemampuan
Jiwa kepemimpinan dan kemampuan menganalisis hasil laporan keuangan
Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas keuangan perusahaan.
Membuat perencanaan keuangan jangka panjang dan anggaran dari masing-masing
manajemen fungsional.
Membuat keputusan pada divisi keuangan atas persetujuan manajer umum.
Sub Bagian
Akuntan
Membuat dan menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan metode
akuntansi yang tepat
Perencanaan dan Pengendalian Anggaran

Mengawasi seluruh pengeluaran dan pemasukan sesuai dengan anggaran yang telah
ditentukan masing-masing manajemen fungsional.

113
Tabel 5.5 Spesifikasi dan Deskripsi Jabatan Manajer Sumber Daya
Manusia

Jabatan
MANAJER SUMBER DAYA MANUSIA
Spesifikasi Jabatan
Pengetahuan dan Keterampilan
Semua latar belakang pendidikan diutamakan bisnis manajemen psikologi
dan sosiologi, pengetahuan dasar manajemen sumber daya manusia dan
ketenagakerjaan di Indonesia
Kemampuan
Jiwa kepemimpinan dan kemampuan komunikasi efektif, pemahaman
interpersonal dan pengembangan diri
Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas sumber daya manusia.
Membuat keputusan yang berkaitan dengan SDM atas persetujuan manajer
umum.
Merencanakan dan mengembangkan kebijakan pada sistem pengelolaan SDM
agar dapat menciptakan kualitas SDM yang baik dan menunjang kinerja
perusahaan dalam mencapai visi.
Sub Bagian
Perekrutan
Melakukan proses perekrutan dan pemberdayaan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
Pengembangan SDM
Merencanakan program pengembangan kepribadian dan pelatihan
keterampilan
Melakukan evaluasi terhadap kinerja masing-masing pegawai secara berkala

5.3.4 Biaya Sumber Daya Manusia


Dalam mengelola sumber daya manusia dibutuhkan biaya yang
meliputi beberapa hal berikut:
1. Biaya kompensasi
Canary akan memberlakukan biaya kompensasi pada tahun
kedua dikarenakan skala usaha yang kecil dan masih membutuhkan
dana untuk pengembangan usaha. Kompensasi akan diberikan per
bulan kepada seluruh jajaran manajemen fungsional beserta sub
bagian. Besarnya kompensasi mengalami peningkatan setiap tahunnya
sesuai dengan performa perusahaan.
114
Selain itu, tenaga kerja yang dipekerjakan hanya pada saat-saat
tertentu diberlakukan sistem upah per hari kerja dan disertai dengan
uang makan serta transportasi. Tenaga kerja tersebut meliputi supir
atau kurir dan penjaga stan saat mengikuti acara.
2. Biaya pelatihan dan pengembangan
Dalam menciptakan tenaga kerja yang produktif dibutuhkan
kegiatan pelatihan seperti keikutsertaan pada program pengembangan

kepribadian dan juga pelatihan yang berkaitan dengan kewirausahaan


dalam industri fesyen. Selain itu, kegiatan pelatihan kepemimpinan
dan kerja sama tim juga diperlukan untuk pengembangan karakter
dalam membentuk individu yang lebih berani dan kompetitif.
Kegiatan pelatihan dan pengembangan akan dilakukan secara berkala
dari setiap manajemen fungsional, dan akan disesuaikan dengan
kompetensi masing-masing tenaga kerja. Hal tersebut bertujuan agar
dapat meningkatkan efektiftas tenaga kerja dalam mencapai target
perusahaan sesuai dengan spesialisasi yang dimiliki.
5.4 Keuangan
Manajemen keuangan memiliki peran dalam merencanakan,
mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan secara efektif
dan efisien.
115
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi lainnya yaitu operasional,
pemasaran, dan sumber daya manusia. Tugas manajemen keuangan
meliputi pencatatan dan analisis yang bersifat keuangan untuk
membantu perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan.
5.4.1 Sasaran Keuangan Tahun Pertama
Tujuan keuangan dari Canary adalah untuk memaksimalkan nilai
usaha. Dengan memaksimalkan nilai usaha, Canary dapat menjadi
perusahaan yang tidak hanya dapat memuaskan pasar dengan produk
yang disediakan Canary, namun juga dapat memuaskan para investor
yang telah menyediakan modal untuk kelangsungan bisnis.
Sasaran keuangan Canary mencakup tiga hal yaitu pendanaan,
investasi, dan operasi. Pada tahun pertama, seluruh kegiatan
perusahaan didanai oleh modal para pendiri Canary. Kemudian, Canary
melakukan investasi pada beberapa hal yang dinilai dapat memberikan
tingkat pengembalian yang baik ke perusahaan, pada tahun pertama
Canary melakukan investasi berupa situs dan signature produk yang
dibayar di muka. Dalam segi operasional, keuangan memiliki sasaran
untuk mendanai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Canary dan
memaksimalkan modal kerja yang ada, sehingga perusahaan dapat
menjalankan bisnisnya dengan baik. Untuk mencapai hal tersebut
dibutuhkan sistem perencanaan keuangan yang baik dan transparan.
116
Pada tahun pertama, divisi keuangan menyalurkan dana ke fungsi
operasional, sumber daya manusia, dan pemasaran. Untuk bagian
operasional, dana digunakan untuk melakukan proses produksi. Divisi
sumber daya manusia, membutuhkan dana untuk pelatihan serta
seminar guna meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya
manusia di perusahaan. Penyaluran dana pada pemasaran dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan pemasaran yang baik agar produk Canary
akan mudah diterima dan dikenal oleh masyarakat terutama para
target pasar.
Agar seluruh kegiatan Canary dapat berjalan dengan baik dan lancar,

divisi keuangan membuat strategi untuk menjaga agar arus kas selalu
bernilai positif dan memiliki laba bersih yang bernilai positif. Untuk
menjaga agar kegiatan pendanaan ke divisi operasional, sumber daya
manusia dan pemasaran terpenuhi diperlukan perencanaan keuangan
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada tahun pertama tidak dibagikan dividen kepada pemegang saham,
karena perusahaan masih membutuhkan dana untuk kegiatan usaha
serta melakukan pembuatan situs untuk kegiatan penjualan. Canary
akan memulai melakukan pembagian dividen pada tahun ketiga.
Besarnya dividen yang dibagikan adalah 20 persen dari total laba
bersih, sementara sisanya digunakan untuk mengembangkan bisnis.
Canary menggunakan metode sistem akuntansi biaya berdasarkan
proses dimana seluruh biaya produksi dibebankan ke setiap unit flat
shoes
yang dihasilkan. Pada setiap harga pokok penjualan model flat shoes
117
Canary ditambahkan beban biaya signature produk. Signature produk
ini Canary merupakan desain seorang mahasiswi FSRD Institut
Teknologi Bandung bernama Mega Saffira yang bernilai Rp 700.000,dan Canary membuat masa berlaku signature ini selama lima tahun.
Tabel 5.6 dan 5.7 merupakan penjabaran biaya terkait produk dan
harga pokok produksi koleksi musim pertama Canary.
Tabel 5.6 Biaya Terkait Produk Tahun Pertama
Tabel 5.7 Harga Pokok Produksi Model 1,2, dan 3 per unit
Model 1 (rantai)
Model 2 (pita)
Model 3 (loafer )
Biaya pokok produksi
Rp 195.567,Rp 193.900,Rp 162.100,Harga jual
Rp 399.000,Rp 379.000,Rp 399.000,Margin kotor
50,99 persen
49,00 persen
59,37 persen
Markup
104,02 persen
96,07 persen
146,14 persen
Laba bersih
Rp 203.433,Rp 185.700,Rp 236.900,-

Canary menggunakan metode penetapan harga berbasis biaya (cost-

plus pricing method) dengan menetapkan harga jual berdasarkan


harga pokok produksi ditambah dengan laba yang diinginkan (markup).
Untuk
118
penjabaran harga jual beserta laba koleksi musim pertama dapat
dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Laba Bersih Model 1,2, dan 3 per unit
HPP model 1 (rantai)
HPP model 2 (pita)
HPP model 3 (loafer )
Pengrajin sepatu
Rp 180.000,Pengrajin sepatu
Rp 180.000,Pengrajin sepatu
Rp 145.000,Aksesoris emas
Rp 1.667,Kemasan kain
Rp 8.500,Aksesoris perak
Rp 3.200,Kemasan kain
Rp 8.500,Kemasan kardus
Rp 5.000,Kemasan kain
Rp 8.500,Kemasan kardus
Rp 5.000,Signature produk
Rp 400,Kemasan kardus
Rp 5.000,Signature produk
Rp 400,Signature produk
Rp 400,Total
Rp 195.567,Total
Rp 193.900,Total
Rp 162.100,-

Setelah mendapatkan laba bersih dari masing-masing model, Canary


melakukan perhitungan titik impas. Untuk menghitung titik impas,
Canary memerlukan persentase bagian penjualan, harga jual, biaya
variabel, marjin kontribusi per produk serta biaya tetap yang
dikeluarkan oleh perusahaan Canary dalam satu tahun. Berikut adalah
Tabel 5.9 mengenai perhitungan titik impas multiproduk:
Tabel 5.9 Rencana Pengembangan Lima Tahun Keuangan
Dengan demikian, untuk mencapai titik impas Canary harus menjual

72 pasang sepatu, yaitu 14 pasang model 1, 22 pasang model 2 dan


36 pasang model 3 (Lampiran F).
119
Canary menjual produknya secara online di situs resmi perusahaan.
Penjualan konsinyasi belum dilakukan di tahun pertama, dikarenakan
Canary ingin memantapkan penanaman kesadaran merek terlebih
dahulu. Selain berfokus pada penjualan di situs resmi, Canary juga
aktif mengikuti acara atau bazaar.
5.4.2 Kebijakan Pendanaan
Canary memilih untuk menggunakan modal dari para pendiri
perusahaan. Pengumpulan modal dilakukan pada bulan Mei dengan
total besaran modal untuk mendirikan perusahaan ini adalah sebesar
Rp 40.000.000,-. Besarnya kepemilikan masing-masing pendiri Canary
yaitu 20 persen seperti yang tampak pada Gambar 5.6. Pendiri Canary
terdiri dari lima orang yaitu Ade Dian Ramadhanti, Irena Alivita, Jossica
Tahardi, La Sari Melati, dan Stephanie Novia Sianipar.
Gambar 5.6 Struktur Permodalan Canary
120
5.4.3 Kebijakan Investasi
Pada tahun pertama Canary melakukan investasi pembelian situs
penjualan dan signature produk yang dibayar di muka. Canary masih
belum membutuhkan investasi berupa mesin produksi untuk
kelangsungan bisnis Canary. Hal ini dikarenakan, untuk saat ini dalam
memproduksi flat shoes, Canary masih menggunakan pengrajin asal
Bandung sehingga Canary masih belum membutuhkan investasi alatalat untuk memproduksi sepatu Canary.
5.4.4 Kebijakan Modal Kerja
Modal kerja Canary seluruhnya berasal dari modal pendiri tanpa
bantuan modal atau utang dari pihak lain. Oleh karena itu, tidak
terdapat komponen kewajiban dalam laporan keuangan Canary. Untuk
itu kebijakan modal kerja Canary adalah aset lancar Canary berupa
kas, persediaan, situs dan signature Canary. Agar proses produksi
dapat berjalan dengan baik dan lancar, Canary harus memastikan
modal kerja berupa kas dapat mencukupi untuk membayar pengrajin
sepatu dalam memproduksi koleksi berikutnya.
5.4.5 Proyeksi Laporan Keuangan Tahun Pertama
Pada proyeksi penjualan tahun pertama terdapat beberapa asumsi
penjualan flat shoes selama satu tahun. Pada penjualan musim satu,
bulan Agustus dan September terjadi penjualan besar dikarenakan
adanya musim
121
penjualan puncak saat lebaran dan masuknya awal perkuliahan
semester ganjil. Pada musim kedua, penjualan pada bulan Januari dan
Februari juga meningkat, hal ini diasumsikan karena Canary mengikuti
acara dan semester baru perkuliahan baru dimulai sehingga akan
banyak mahasiswi yang membeli flat shoes pada bulan tersebut. Pada

musim ketiga, bulan Maret Canary juga berencana mengikuti acara


sehingga penjualan pada bulan tersebut juga tinggi. Setelah cukup
banyak mengikuti banyak acara dalam satu tahun ini, pada bulan April
2014 Canary sudah mulai dikenal oleh banyak orang sehingga
penjualan meningkat (Lampiran E).
122
BAB 6 PELUNCURAN BISNIS
Bab ini menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan peluncuran bisnis
dari persiapan, pelaksanaan, dan setelah peluncuran. Hasil analisis
peluncuran dapat menjadi landasan pendukung penyusunan rencana
pengembangan bisnis selama lima tahun.
6.1 Kegiatan Peluncuran Bisnis
Setelah melakukan tes beta pada acara Pop Up Market yang
berlangsung pada bulan April 2013 dan UI Fashion Week pada bulan
Juni 2013, Canary merancang strategi pemasaran dan promosi untuk
melakukan peluncuran situs. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran merek Canary dan menarik konsumen untuk mengunjungi
situs perusahaan dan melakukan pembelian. Aktivitas persiapan
peluncuran yang dilakukan meliputi pembuatan situs, pengambilan
gambar sepatu beserta model untuk ditampilkan pada situs, brosur
serta katalog, pembagian brosur sebagai informasi peluncuran situs
dalam kegiatan bazaar dan, pembuatan teaser yang dipublikasikan
melalui media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook. Selain
itu, Canary juga melakukan
123
pendekatan untuk diulas pada majalah online setelah situs
diluncurkan. Tabel 6.1 merupakan aktivitas persiapan peluncuran situs
Canary.
Tabel 6.1 Aktivitas Persiapan Peluncuran
Pada bulan April 2013, Canary telah membuat tiga akun media sosial,
yaitu Facebook, Instagram, dan Twitter. Pembuatan ini dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan merek Canary, menjadikan
wadah untuk berinteraksi, dan menjalin hubungan dengan konsumen
maupun calon konsumen. Akun Facebook, Instagram, dan Twitter
digunakan untuk memberi informasi produk Canary, promosi-promosi
yang diberikan, dan acara atau bazaar
124
yang akan diikuti. Facebook yang memiliki fitur album memudahkan
Canary untuk menampilkan foto produk yang dikelompokkan sesuai
dengan musimnya. Ketiga akun media sosial tersebut tidak melayani
pembelian secara langsung, melainkan secara terintegrasi mengantar
konsumen untuk membeli produk melalui situs perusahaan Canary.
Pengembang situs Canary, yaitu Andry Luthfi merupakan mahasiswa
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Canary melakukan
kerjasama dalam pembuatan situs belanja yang dilengkapi berbagai
macam fitur karena penjualan utama berasal dari media tersebut. Jasa

pembuatan situs, sebesar Rp 5.180.000,- sudah meliputi pembelian


domain dan hosting. Proses pembuatan situs memakan waktu kurang
lebih satu bulan.
Pada bulan Juni 2013, Canary melakukan tes beta kedua, yaitu pada
acara UI Fashion Week yang diadakan di Mal Kota Kasablanka, Jakarta
Selatan. Acara ini diselenggarakan selama empat hari yaitu dari
tanggal 27 hingga 30 Juni. Untuk mendukung persiapan peluncuran
situs, Canary membagikan brosur yang memberi informasi peluncuran
situs pada bulan Juli 2013. Desain brosur yang dibagikan pada acara
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Brosur Canary
125
Persiapan selanjutnya adalah pemotretan produk yang dilakukan di
rumah salah satu anggota Canary, yaitu Ade Dian, yang berada di
Ciputat dengan menyewa alat-alat seperti yang digunakan oleh studio
foto. Pemotretan dilakukan oleh fotografer bernama Putri Soesilo dan
model Tatjana Saphira. Hasil foto akan dipublikasikan pada situs, media
sosial, dan brosur. Canary akan menampilkan teaser beberapa hari
sebelum diluncurkannya situs. Gambar 6.2 merupakan hasil dari
pemotretan yang dijadikan teaser peluncuran.
Gambar 6.2 Teaser Peluncuran
Setelah peluncuran situs, barulah Canary akan melakukan pendekatan
dengan majalah online ternama seperti redandwhitemag.com untuk
meliput peluncuran situs agar meningkatkan jumlah pengunjung situs
dan kesadaran masyarakat akan merek Canary.
6.2 Analisis Hasil Kegiatan Peluncuran Bisnis
Kegiatan peluncuran situs perusahaan Canary atau webstore dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 27 Juli 2013. Canary memanfaatkan kerabat
untuk
126
membantu menyebarkan teaser peluncuran situs melalui media sosial
seperti Instagram, Twitter, dan Blackberry Messenger. Hal tersebut
dikarenakan kebanyakan orang lebih tertarik untuk melihat dan
membeli suatu produk berdasarkan rekomendasi dari teman atau
rekannya, sehingga Canary memanfaatkan peluang tersebut untuk
menarik lebih banyak konsumen mengunjungi situs. Gambar 6.3
merupakan tampilan situs Canary pada halaman Home dan Collection
(Lampiran C).
Gambar 6.3 Tampilan Situs Canary
Peluncuran mendapat sambutan cukup baik yang dapat dilihat dari
jumlah pengunjung situs belanja Canary yang mencapai 548 orang
selama empat hari yaitu sampai tanggal 30 Juli 2013. Peningkatan juga
terjadi pada jumlah likes Facebook, followers Instagram, dan followers
Twitter per tanggal 16 Agustus seperti tertera pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Peningkatan Jumlah Follower Pada Media Internet per 16
Agustus 2013

127
Di hari ketiga peluncuran, Canary menampilkan foto artis Mesty
Ariotedjo melalui Instagram dan Twitter seperti pada Gambar 6.4. Saat
ini Mesty memiliki jumlah followers Instagram sebanyak 9603 dan
diharapkan dengan ditampilkannya foto tersebut akan membantu
meningkatkan nilai serta persepsi masyarakat akan merek Canary.
Gambar 6.4 Mesty Ariotedjo Menggunakan Produk Canary
Di samping jumlah pengunjung situs dan followers, penjualan pertama
terjadi di hari kedua oleh beberapa kerabat melalui kontak langsung
dan diarahkan untuk melakukan pembelian pada situs. Hal ini akan
membantu Canary untuk menyimpan data pembelian agar tidak terjadi
kesalahan dalam pencatatan dan pengiriman. Selain itu, pelanggan
juga akan merasakan kenyamanan dalam berbelanja dengan
menggunakan internet dan pembayaran melalui transfer ke rekening
BCA.
128
Rencana pendukung peluncuran selanjutnya adalah dengan melakukan
pendekatan dengan majalah online yaitu redandwhitemag.com untuk
mengulas peluncuran koleksi musim pertama. Canary memilih
redandwhitemag.com sebagai media online pertama karena target
pengunjung situs tersebut relatif sama dengan target pasar utama
Canary. Hal ini terlihat dari merek-merek yang sering diulas seperti
pada Gambar 6.5.
Gambar 6.5 Tampilan Situs www.redandwhitemag.com Sumber:
www.redandwhitemag.com
Hasil analisis peluncuran situs belanja dapat dijadikan landasan
pendukung dalam perencanaan pengembangan lima tahun Canary
yang bertujuan untuk mencapai visi perusahaan. Aktivitas yang akan
ditingkatkan adalah dengan menciptakan getok tular secara terusmenerus, meminta testimoni atau umpan balik pelanggan, melakukan
kerjasama dengan berbagai usaha pada industri kreatif yang dapat
membantu pengembangan bisnis, dan memperluas area pemasaran
serta jalur distribusi di kota-kota besar di Indonesia. Keseluruhan
129
aktivitas fungsional lainnya tentu harus saling berkaitan agar
keberlangsungan usaha dapat berjalan lancar sesuai dengan target
yang ditetapkan.
130
BAB 7
RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS DAN KELAYAKAN BISNIS
Pencapaian visi perusahaan perlu didukung oleh perencanaan bisnis
jangka panjang yang berdasarkan sasaran lima tahun yang telah
ditentukan sebelumnya. Bab ini menguraikan rencana pengembangan
bisnis masing-masing manajemen fungsional selama lima tahun
beserta penjabaran aspek yang mempengaruhi penilaian kelayakan
bisnis.

7.1 Rencana Pengembangan Lima Tahun Pemasaran


Tujuan utama manajemen pemasaran adalah untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan merek Canary sebagai produk sepatu flat
shoes pilihan utama wanita. Kesadaran masyarakat terhadap merek
yang tergolong masih rendah membuat Canary perlu untuk
menentukan sasaran dan strategi untuk meningkatkan hal tersebut.
Setelah melakukan kegiatan pemasaran untuk lima tahun mendatang,
diharapkan ekuitas merek Canary akan meningkatkan dan mampu
membawanya menjadi merek flat shoes pilihan utama wanita sesuai
dengan visi perusahaan.
Canary menggunakan situs perusahaan sebagai media utama dalam
melakukan transaksi penjualan sehingga Canary menargetkan
kenaikan penjualan setiap tahunnya pada situs perusahaan sebesar
lima persen. Selain
131
itu, dalam menerapkan strategi market development, Canary akan
menambah jalur distribusi untuk memperluas pasar yaitu dengan
sistem konsinyasi. Tabel 7.1 menjelaskan secara singkat mengenai
tahap pengembangan selama lima tahun dari divisi pemasaran.
TAHUN

Tabel 7.1 Rencana Pengembangan Lima Tahun Divisi Pemasaran


1
3
4
5
Tahap Pengembangan
Fase awal perusahaan dan peningkatan kesadaran merek
2
Pengembangan jalur distribusi secara geografis
Pengembangan jalur distribusi secara geografis
Pengembangan jalur distribusi secara geografis
Melakukan konsinyasi di toko-toko Jakarta, Bandung, dan Surabaya (Goods Dept, Loubelle Shop, dan ORE store)
Pengembangan jalur distribusi dalam skala besar (department store ), penambahan SDM dan aset perusahaan
Kegiatan Pemasaran
Membuat jejaring sosial untuk meningkatkan kesadaran merek (Twitter, Facebook, dan Instagram)
Melakukan riset berkala setiap peluncuran musim baru
Menggunakan celebrity endorsement untuk meningkatkan kesadaran merek
Mengikuti bazaar ternama di wilayah Jakarta
Melakukan konsinyasi di toko Jakarta (Goods Dept)
Melakukan riset untuk mendukung kegiatan operasional yaitu untuk menambah varian sepatu
Melakukan celebrity
endorsement untuk meningkatkan kesadaran merek
Mengikuti bazaar ternama di wilayah Jakarta dan Bandung
Melakukan konsinyasi di toko-toko Jakarta dan Bandung (Goods Dept danLoubelle Shop)
Melakukan kolaborasi dengan merek fesyen lokal lainnya untuk meningkatkan kesadaran merek
Mengikuti bazaar ternama di wilayah Jakarta, Bandung, dan Surabaya
Melakukan kolaborasi dengan desainer sepatu yang terkenal
Mengikuti bazaar ternama di wilayah Jakarta, Bandung, dan Surabaya
Memasukkan sepatu ke dalam Department Store (Debenhams)

Untuk mencapai target penjualan, manajemen pemasaran menyusun


beberapa strategi untuk lima tahun ke depan yang dijelaskan pada
Tabel 7.2. Rencana pengembangan yang akan dilakukan adalah dari
segi penjualan dan perluasan jalur distribusi. Hal ini perlu dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran merek di masyarakat dan
mempermudah konsumen dalam mendapatkan produk Canary.
132
Tabel 7.2 Perencanaan Aktivitas Pemasaran Lima Tahun
Pada tahap awal, Canary menargetkan jumlah penjualan produk hingga

320 pasang sepatu. Penjualan sepatu ini baru dilakukan pada bulan Juli
2013 melalui situs perusahaan. Canary merupakan sebuah bisnis baru
di industri fesyen wanita sehingga belum dikenal masyarakat.
Mengetahui hal tersebut, Canary akan meningkatkan kesadaran
masyarakat melalui media sosial. Hal ini dilakukan karena biaya yang
dikeluarkan tidak mahal dan target pasar terlihat aktif dalam 133
menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Selain melalui media internet, Canary juga akan melakukan
pendekatan pada media-media cetak maupun online. Dengan adanya
liputan artikel mengenai bisnis Canary, masyarakat akan memandang
Canary sebagai bisnis yang sudah berpengalaman dan dapat
menciptakan getok tular antar konsumen. Anak muda cenderung lebih
bersosialisasi dan terpengaruh pendapat dari teman-temannya
dibandingkan dari orang tuanya ketika membicarakan mengenai suatu
produk (Rosen 2000, hlm. 26). Hal ini mengakibatkan Canary ingin
menciptakan getok tular yang positif di kalangan target pasarnya.
Canary menetapakan harga jual per produk pada musim pertama
sebesar Rp 379.000,- dan Rp 399.000,- yang akan naik sebesar
sepuluh persen setiap tahunnya.
Pada tahun pertama, Canary juga akan melakukan kegiatan pemasaran
yang sedang tren di kalangan masyarakat yaitu dengan menggunakan
celebrity endorsement. Penggunaan artis yang sedang naik daun untuk
mempromosikan produk Canary dapat meningkatkan jumlah
penjualan. Artis tersebut akan diseleksi terlebih dahulu berdasarkan
media sosial yang dimilikinya seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.
Hal ini dikarenakan sebagian besar penjualan Canary berasal dari situs
perusahaan dan kebanyakan pengguna internet cenderung
mengetahui suatu produk melalui media sosial. Selain itu, artis
tersebut juga harus memiliki teman atau followers yang banyak
sehingga diharapkan
134
followers artis tersebut sadar akan adanya produk Canary ketika
melihat artis tersebut menggunakan sepatu Canary.
Setiap tahun Canary akan melakukan pendekatan ke majalah- majalah
baik online dan offline. Pada setiap awal tahun, Canary akan mencoba
melakukan pendekatan pada free online magazine, namun untuk
tahun-tahun berikutnya Canary akan mendekati majalah dengan pasar
yang lebih luas. Pemilihan majalah-majalah tersebut akan disesuaikan
dengan target pasar Canary. Saat ini majalah online yang sesuai
dengan target pasar Canary adalah Red and White Magazine,
FreeMagz, Whiteboard Journal, Fimela, dan lain-lain, sedangkan untuk
majalah offline yaitu GoGirl Magz, Nylon Indonesia, dan majalah
lainnya. Canary juga akan bekerjasama dengan seorang fashion
blogger terkenal setiap tahunnya untuk mengulas dan mengenalkan
produk Canary ke pembaca fashion blog. Fashion blogger yang saat ini
sesuai dengan karakteristik produk Canary adalah Diana Rikasari, June

Paski, Anastasia Siantar, Cindy Biantoro, Cindy Karmoko, Catherine


Soepadhi, Sonia Eryka, dan Michelle Koesnadi.
Pada tahun kedua, Canary akan meningkatkan penjualan menjadi 566
pasang sepatu. Peningkatan penjualan bertambah dari tahun sebelum
dikarenakan adanya kenaikan sebanyak lima persen dari penjualan
melalui situs. Selain itu, Canary juga menambah jalur distribusi dengan
melakukan sistem konsinyasi dan memperbanyak kegiatan bazaar
pada tahun ini untuk mencapai target penjualan yang ada.
135
Target penjualan 566 pasang diharapkan akan berasal dari penjualan
melalui situs perusahaan sebanyak 60 persen, konsinyasi toko
sebanyak 30 persen, dan sisanya melalui bazaar. Bazaar akan
dilakukan setiap tahunnya mulai tahun ini sebanyak tiga kali sesuai
dengan musim yang dimiliki oleh Canary. Keikutsertaan dalam bazaar
ini dilakukan untuk memperluas kesadaran merek secara mendalam.
Selain itu, melalui kegiatan bazaar, Canary dapat menjangkau target
pasar sekunder yaitu wanita berusia 25 sampai 55 tahun yang masih
beraktivitas secara rutin.
Canary akan menempatkan produk di salah satu toko konvensional di
Jakarta. Toko tersebut akan diseleksi dan disesuaikan dengan target
pasar Canary. Saat ini toko di Jakarta yang sesuai dengan target pasar
Canary adalah The Goods Dept, seperti yang tertera pada Gambar 7.1.
Toko ini terletak di beberapa mal di Jakarta, khususnya di Jakarta
Selatan dan Jakarta Pusat. The Goods Dept terkenal di kalangan anak
muda yang terlihat dari jumlah followers Twitter yang mencapai
27.318.
Divisi pemasaran juga akan melakukan riset berkala setiap musimnya
untuk mendukung divisi operasi. Riset dilakukan dengan menggunakan
survei online karena pertimbangan kemudahan untuk menjangkau
target pasar. Survei akan disebarkan melalui surat elektronik kepada
konsumen yang pernah melakukan pembelian melalui situs dengan
insentif potongan harga pada pembelian selanjutnya. Riset
berkala dilakukan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap
136
suatu produk yang sesuai dengan tren mode saat itu. Riset ini akan
dilakukan setiap musim untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
konsumen secara lebih dalam. Selain itu, Canary juga akan kembali
menggunakan celebrity endorsement untuk meningkatkan kesadaran
merek di masyarakat.
Gambar 7.1 The Goods Dept Sumber : www.thegoodsdept.com
Pada tahun ketiga, Canary akan meningkatkan penjualan menjadi 763
pasang sepatu. Peningkatan ini disertai dengan penambahan jalur
distribusi di luar kota Jakarta. Target penjualan yang akan dialokasikan
pada masing-masing jalur distribusi, 50 persen diperoleh dari
penjualan situs perusahaan, lima persen melalui bazaar yang dilakukan
sebanyak tiga kali, 30 persen dari penjualan konsinyasi di kota Jakarta,

dan lima belas persen didapatkan dari penjualan konsinyasi di kota


luar Jakarta. Kota yang akan dipilih sebagai jalur distribusi adalah
Bandung. Canary memilih Bandung sebagai wilayah potensi penjualan
dikarenakan kota
tersebut berhasil mengembangkan industri fesyen. Perkembangan
pesat 137
industri fesyen di kota Bandung dapat dilihat dari pertumbuhan factory
outlet dan distribution store yang banyak tersebar di kota Bandung.
Toko yang menjadi pilihan Canary tersebut tentunya akan diseleksi dan
disesuaikan dengan target pasar. Saat ini toko di Bandung yang sesuai
dengan target pasar Canary adalah Loubelle Shop, seperti yang
tercantum pada Gambar 7.2. Toko ini terletak di Jalan Dr Setiabudhi
nomor 56, Bandung. Selain karakteristik pengunjung yang mirip
dengan target pasar Canary, Loubelle Shop juga cukup terkenal di
kalangan anak muda dengan jumlah followers Twitter yang mencapai
6.781.
Pada tahun ini, Canary juga akan melakukan kolaborasi dengan merek
fesyen lokal lainnya dalam bentuk promosi. Konsep kolaborasi dapat
berupa penggunaan bahan yang sama atau penggunaan warna yang
senada sehingga konsumen tertarik untuk membeli keduanya
karena terlihat lebih cocok ketika dipadukan. Kolaborasi ini dalam 138
Gambar 7.2 Loubelle Shop Sumber : www.loubelleshop.com
bentuk paket (bundling), namun konsumen tetap bisa membeli secara
terpisah. Selain itu, kolaborasi ini bersifat win-win solution karena
kedua belah pihak sama-sama dapat meningkatkan kesadaran merek
dan meningkatkan penjualan tanpa harus memakan target pasar satu
sama lain.
Penjualan pada tahun keempat mencapai 1.020 pasang sepatu.
Apabila penjualan di toko-toko di Jakarta dan Bandung menunjukkan
hasil yang baik, maka Canary akan menambah jalur distribusi.
Penambahan jalur distribusi tersebut akan dilakukan di Surabaya.
Pemilihan Surabaya karena kota ini merupakan kota terbesar kedua
setelah Jakarta dengan jumlah penduduk 3.024.321 jiwa pada tahun
2011 dan beberapa kawasan di Surabaya yang sudah bekembang
pesat dari segi perdagangan bisnisnya.
Saat ini toko yang sesuai dengan target pasar Canary adalah Ore Store
yang berlokasi di Jalan Untung Surapati nomor 83, Surabaya. Ore Store
cukup terkenal di kalangan anak muda dengan jumlah followers Twitter
3.621. Target penjualan yang akan diperoleh dari konsinyasi di
Surabaya adalah sebesar dua puluh persen dari target penjualan.
Pada tahun ini Canary juga akan melakukan kolaborasi dengan
desainer ternama untuk menciptakan sebuah desain sepatu. Desain
tersebut akan diadaptasi ke dalam produk sepatu Canary dan dijual
dengan edisi terbatas. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai
tambah dari produk Canary itu sendiri. Saat ini rencana Canary adalah
139

bekerja sama dengan Barli Asmara selaku perancang fesyen terkenal


di Indonesia. Pemilihan Barli Asmara didasarkan pada pengalamannya
mendesain produk anak muda, Nui Masu. Selain itu, Barli Asmara juga
memenangkan penghargaan best talented designer versi majalah
Amika dan ikut merancang busana Miss Universe tahun 2011.
Sepatu edisi terbatas ini akan dijual melalui situs perusahaan dan tidak
akan ada di toko-toko konsinyasi. Hal ini dilakukan untuk mengarahkan
konsumen untuk mengunjungi situs perusahaan Canary. Informasi
mengenai produk edisi terbatas ini akan disebarkan melalui media
sosial dan melalui toko-toko konsinyasi dengan harga jual produk
sebesar Rp 849.000,-. Sepatu ini nantinya hanya akan diproduksi
sebanyak 50 pasang.
Pada tahun kelima Canary akan meningkatkan penjualan menjadi
1.888 pasang sepatu. Target penjualan akan terbagi untuk masingmasing jalur distribusi, yaitu dua puluh persen penjualan berasal dari
Gambar 7.3 Ore Store Sumber : www.oreisnobody.com
140
situs perusahaan dan sisanya dari konsinyasi dengan alokasi masingmasing sepuluh persen. Peningkatan penjualan ini didasari oleh
peningkatan kesadaran merek di masyarakat. Canary berharap pada
tahun kelima, masyarakat sudah sadar akan adanya produk Canary di
pasar. Hal ini didukung oleh strategi pengembangan jalur distribusi
yang sudah dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Apabila dampak
strategi ini besar, maka Canary akan mencoba memasuki toko berskala
lebih besar. Toko-toko berskala besar yang dimaksud berupa
department store yang biasa terdapat di mal-mal besar dengan
proporsi pembagian sebanyak 56 persen. Canary berharap dengan
memasuki toko skala besar maka peningkatan target penjualan yang
terbilang tinggi dapat tercapai. Selain itu, Canary juga akan membuat
bengkel pribadi agar dapat memproduksi dalam jumlah besar untuk
mendukung penjualan di department store. Department store yang
akan dimasuki adalah Debenhams yang saat ini sudah memiliki tiga
gerai di Senayan City, Lippo Mall, dan Supermall Karawaci.
Gambar 7.4 Department Store Debenhams Sumber:
www.debenhams.com
141
Pemilihan department store sebagai salah satu jalur distribusi
dikarenakan jangkauan pasar yang lebih luas, dan menjangkau segala
usia konsumen. Selain itu, Debenhams memiliki zona khusus merekmerek lokal sehingga dapat menjadi potensi bagi Canary untuk
menaruh produk di zona tersebut.
7.2 Rencana Pengembangan Lima Tahun Operasi
Tujuan dari divisi operasi Canary ialah untuk menjamin bahwa
perusahaan dapat memproduksi sepatu berkualitas tinggi. Pada tahun
pertama sampai keempat, Canary masih menggunakan jasa pengrajin
sepatu dalam memproduksi sepatu dan pembuatan bengkel baru akan

dilakukan pada tahun kelima. Canary memiliki lima tujuan dalam


meningkatkan kinerja yang ingin dicapai, yaitu kualitas, kecepatan,
dapat diandalkan, fleksibilitas, dan biaya (Slack dan Lewis 2011, hlm.
24). Berikut adalah kelima tujuan tersebut:
1. Kualitas
Hasil produksi Canary harus memenuhi standar kualitas yang sesuai
dengan
spesifikasi dan tanpa kesalahan. Oleh karena itu, Canary mencari
vendor sepatu dan kemasan yang dapat memproduksi sepatu sesuai
dengan kriteria tersebut. Peningkatan kualitas secara signifikan dapat
dirasakan pada saat pembuatan bengkel pribadi karena pengendalian
mutu dapat dilakukan secara lebih maksimal sehingga kesalahan
produksi dapat lebih minimal.
142
2. Kecepatan
Dalam memenuhi target penjualan, proses produksi sepatu Canary
harus
sesuai dengan tenggat waktu yang sudah ditetapkan. Dikarenakan
pada tahun keempat Canary masih menggunakan jasa vendor sepatu,
maka proses produksi memakan waktu yang cukup panjang, yaitu tiga
sampai empat minggu. Hal tersebut terjadi karena vendor sepatu
tersebut juga melayani pesanan dari pihak atau merek lain. Proses
produksi di bengkel pribadi tentunya akan berdampak langsung pada
kecepatan waktu produksi karena pengrajin akan fokus hanya
mengerjakan produk Canary.
3. Dapat diandalkan
Canary harus mampu memberikan produk dan layanan yang sesuai
dengan
konsep yang ditawarkan kepada pelanggan, yaitu modis dan nyaman,
serta pelanggan dapat melakukan pembelian secara online. Maka dari
itu, Canary mencari vendor sepatu dan kemasan yang dapat
memproduksi sesuai dengan konsep tersebut. Sepatu Canary dibuat
dari bahan baku kulit asli yang nyaman dengan model sesuai tren
masa kini, serta menggunakan kemasan yang multi fungsi dan kuat.
Canary juga melakukan kerjasama dengan jasa pengiriman barang
yang terpercaya.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas Canary juga menjadi terbatas akibat penggunaan jasa
vendor sepatu. Contohnya adalah ketika ingin melakukan
meningkatkan volume produksi, stok ulang, dan mempersingkat waktu
produksi. Apabila Canary
143
memproduksi di bengkel produksi sendiri, maka fleksibilitas dalam
proses
produksi lebih mudah disesuaikan. 5. Biaya
Biaya produksi sepatu pada tahun pertama sampai keempat relatif

tinggi karena masih menggunakan jasa vendor sepatu. Biaya tersebut


dapat ditekan dengan melakukan proses produksi di bengkel sendiri
karena Canary dapat memilih bahan baku dengan harga yang murah
dan tidak ada biaya transportasi untuk mengirim hasil produksi.
Berikut merupakan gambaran rencana pengembangan manajemen
operasi selama lima tahun (Tabel 7.3). Tabel disesuaikan dengan
kondisi perusahaan saat ini. Pada tahun pertama, Canary akan
memproduksi sebanyak 320 pasang sepatu yang dilakukan oleh jasa
pengrajin sepatu dan lebih fokus dalam menjaga serta meningkatkan
kualitas produk demi kepuasan pelanggan. Sasaran tersebut akan
dipenuhi dengan menentukan sepatu yang diinginkan, mulai dari
model sampai kenyamanan sepatu, dan menentukan kriteria pengrajin
sepatu yang sesuai dengan ide bisnis Canary, yaitu mampu
menghasilkan flat shoes berkualitas baik dan menggunakan bahan
baku kulit asli, namun dengan biaya yang sesuai anggaran. Setelah
menentukan kriteria-kriteria tersebut, maka divisi operasi dapat
mencari dan menentukan pengrajin sepatu yang dapat diajak bekerja
sama serta pengrajin sepatu cadangan untuk mengantisipasi apabila
terjadi masalah dengan pengrajin sepatu utama.
144
Tabel 7.3 Rencana Pengembangan Lima Tahun Operasi
Di tahun pertama Canary juga akan mengurus Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP). Sebagai bentuk usaha yang menjalankan kegiatan
usaha di sektor perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan,
didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik
Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba,
Canary membutuhkan SIUP untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan. SIUP diterbitkan oleh Kepala Dinas yang bertanggung
jawab di bidang perdagangan di wilayah kerjanya atau pejabat yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu
atau pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan ini.
Untuk membuat SIUP, diperlukan berkas-berkas sebagai berikut
(Berata 2012, hlm. 10-11).
1. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan;
2. Fotokopi Surat Keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM;
3. Fotokopi KTP direktur utama;
4. Fotokopi NPWP;
5. Dokumen asli Surat Keterangan Domisili Usaha; dan
145
6. Pas foto direktur utama ukuran 3 x 4.
Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan SIUP adalah empat belas
hari kerja. Masa berlaku keanggotannya selama lima tahun dan dapat
diperpanjang setiap lima tahunnya.
Dengan SIUP tersebut Canary menjadi perusahaan yang terdaftar
secara resmi sesuai dengan ketentuan dan undang-undang yang
mengatur tentang berdirinya perusahaan, yakni Undang-Undang No.

40 tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas. Selain itu, kepemilikan


SIUP juga bermanfaat bagi Canary untuk keperluan konsinyasi di
berbagai toko sebagai salah satu syarat untuk berpartisipasi.
Di tahun kedua Canary akan meningkatkan kuantitas produksi yang
disesuaikan dengan rencana penjualan divisi pemasaran untuk
memperluas jalur distribusi ke Bandung, yaitu menjadi 566 pasang
sepatu dalam setahun. Berdasarkan kebijakan pengrajin, apabila
Canary memproduksi di atas 500 pasang maka biaya produksi dapat
diturunkan sebanyak 20 persen. Sepatu yang akan diproduksi di tahun
kedua terdiri dari tiga tipe untuk masing-masing musim, dengan model
dan bahan kulit sepatu yang disesuaikan dengan tren dan preferensi
konsumen.
Untuk mendukung peningkatan kualitas produksi yang
berkesinambungan, Canary akan melakukan riset bahan baku secara
berkala. Riset tersebut yang dilakukan setiap musim untuk mengetahui
bahan baku yang sesuai untuk digunakan pada produk masing-masing
musim. Riset
146
dilakukan sebanyak tiga kali sesuai dengan musim yang berlangsung
dan bersifat internal. Riset tersebut dilakukan dengan membandingkan
kualitas, harga, dan lokasi pembelian bahan baku.
Pada tahun ketiga, seiring dengan adanya rencana perluasan jalur
distribusi ke Surabaya serta untuk mengantisipasi adanya kenaikan
permintaan, Canary harus meningkatkan lagi kuantitas produksi
menjadi 763 pasang sepatu agar tidak terjadi kekurangan persediaan
produk. Peningkatan kuantitas produksi juga diimbangi dengan
bertambahnya model sepatu yang akan diproduksi, yaitu menjadi
empat tipe yang masing-masing memiliki dua warna dengan model
dan bahan kulit sepatu yang disesuaikan dengan tren dan preferensi
konsumen. Canary juga akan tetap melakukan riset bahan baku
sebelum melakukan aktivitas produksi pada masing-masing musim.
Di tahun keempat, Canary akan terus menambah kuantitas produksi,
yaitu menjadi 1.020 pasang sepatu, untuk menyesuaikan dengan
penambahan jalur distribusi serta jumlah permintaan yang meningkat.
Berdasarkan kesepakatan dengan pengrajin sepatu, biaya produksi
dapat ditekan sebanyak tiga puluh persen karena memproduksi di atas
1.000 pasang dalam setahun. Sepatu yang akan diproduksi terdiri dari
lima tipe untuk masing-masing musimnya, dengan model dan bahan
kulit sepatu yang disesuaikan dengan tren dan preferensi konsumen.
Penambahan kuantitas produksi diiringi dengan proses produksi yang
lebih efisien agar dapat menghemat waktu dan mengurangi tingkat
kecacatan produk. Dengan bertambahnya pengalaman dan koneksi,
hal tersebut dapat
147
diwujudkan dengan mencari bahan baku dan aksesoris sendiri, sesuai
dengan hasil riset bahan baku.

Di tahun kelima, Canary akan membuka bengkel produksi sendiri agar


proses produksi menjadi lebih fleksibel dan efisen karena tidak
bergantung oleh pihak lain. Canary akan membeli aktiva tetap seperti
mesin jahit, mesin press, dan cetakan sepatu (shoelast), serta
mempekerjakan empat orang pengrajin. Divisi operasi akan mencari
pemasok-pemasok bahan kulit asli dan aksesoris yang dapat
melakukan kerja sama jangka panjang agar persediaan bahan baku
terjamin dan mendapatkan harga yang lebih murah. Selain itu, dengan
mempekerjakan pengrajin sendiri diharapkan kualitas produksi dapat
terkendali selama proses produksi. Canary akan menyewa tempat
sebagai tempat pendirian bengkel tersebut.
Keempat orang pengrajin akan mengerjakan seluruh proses produksi
mulai dari proses pembuatan pola, pemotongan bahan baku sebelum
dibentuk menjadi upper sepatu, kemudian menjahitnya menjadi
bentuk upper sepatu, proses pembuatan outsole dan insole,
menggabungkan bagian insole dan outsole sampai terbentuk menjadi
bottom sepatu, lalu merakit bagian atas sepatu dengan bagian bawah
sepatu sampai membentuk sepasang sepatu menggunakan mesin
press. Pada bagian perakitan sepatu, dibutuhkan shoe last untuk
membentuk sepatu agar mengikuti bentuk dan ukuran kaki. Setelah
sepatu selesai diproduksi, maka dilakukan pengendalian mutu dan
kemudian
148
dikemas ke dalam kemasan kain dan kardus yang dilakukan oleh
pegawai manajemen.
Dalam sehari, pengrajin bekerja selama lima jam secara
berkesinambungan dan dapat menghasilkan sekitar sepuluh sampai
dua belas pasang sepatu. Dibutuhkan ketelitian dan kerapihan dalam
pembuatan sepatu untuk dapat menghasilkan kualitas yang baik. Tabel
7.4 menggambarkan tahapan proses serta waktu produksi, dan
kebutuhan pekerja dalam setiap proses untuk dapat menghasilkan
kapasitas produksi yang diinginkan.
Tabel 7.4 Tahapan, Waktu Produksi, dan Jumlah Kebutuhan Pengrajin
Canary akan memproduksi sebanyak 1888 pasang sepatu yang
diproduksi oleh bengkel pribadi. Dengan adanya bengkel pribadi, biaya
produksi dapat ditekan sampai 50 persen. Secara keseluruhan,
pendirian bengkel produksi diharapkan mampu meningkatkan kualitas
produk, memperbesar kapasitas produksi, dan mempersingkat waktu
produksi.
Tahapan Produksi
Waktu Produksi
Jumlah pengrajin yang dibutuhkan
Pembuatan dan Pemotongan Pola
25 menit
1 Orang
Penjahitan

25 menit
2 Orang
Perakitan
20 menit
1 Orang
149
7.3 Rencana Pengembangan Lima Tahun Sumber Daya Manusia
Canary mengoptimalkan produktivitas para pendiri untuk berkontribusi
hingga lima tahun ke depan, sehingga tujuan divisi sumber daya
manusia adalah untuk menjamin kesejahteraan sumber daya manusia
(SDM) dan menjaga semua kebijakan serta prosedur yang diperlukan
dapat memastikan pencapaian visi perusahaan. Pengembangan skala
perusahaan tentunya akan mempengaruhi peningkatan jumlah tenaga
kerja khususnya pada tahun kelima yaitu saat bengkel produksi berdiri.
Tabel 7.5 menggambarkan rencana pengembangan SDM selama lima
tahun ke depan. Disesuaikan dengan tahap pengembangan skala
perusahaan.
Tabel 7.5 Rencana Pengembangan Lima Tahun Sumber Daya Manusia
TAHUN
1
2
3
4
5
Tahap Pengembangan
Fase awal perusahaan dan peningkatan kesadaran merek
Pengembangan jalur distribusi
Pengembangan jalur distribusi
Pengembangan jalur distribusi
Pengembangan jalur distribusi dalam skala besar (department store ), penambahan SDM dan aset perusahaan
Kegiatan Sumber Daya Manusia
Mengevaluasi dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja
Memberlakukan sistem gaji
Bagi hasil

Membuat perencaanan pelatihan pegawai baru


Perekrutan pengrajin dan pegawai manajemen
Pelatihan jajaran manajemen
(workshop)
Membuat perencanaan sistem rekrutmen
Pelatihan jajaran manajemen (workshop)
Pelatihan jajaran manajemen (forum studi kasus)
Menghadiri fashion show
Bergabung dalam asosiasi perancang dan pengusaha mode Indonesia
Bergabung dalam asosiasi persepatuan Indonesia

Tahun pertama merupakan fase awal perusahaan yang digunakan


untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi cara kerja masing-masing
jajaran manajemen untuk dapat menciptakan suatu nilai budaya
organisasi yang baik. Budaya organisasi merupakan suatu nilai atau
kebiasaan yang dianut bersama untuk membentuk identitas dan
komitmen diantara para pegawai.
150
Berikut ini merupakan budaya kerja yang akan Canary kembangkan
dalam mendukung peningkatan produktivitas perusahaan:
1. Profesionalisme: dedikasi penuh atas posisi yang diberikan sehingga
segala sesuatunya harus dikerjakan dengan upaya yang terbaik
2. Kedisiplinan: kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku sebagai
modal kesuksesan dalam pencapaian tujuan.

3. Integritas: bertindak sesuai dengan nilai dan prinsip kebenaran


4. Inovasi: kemampuan menciptakan ide baru yang dapat memberikan
nilai tambah kepada perusahaan
Pada tahun kedua, kesadaran merek diasumsikan sudah meningkat
dan pemasukan mulai konstan karena adanya penjualan melalui
konsinyasi, sehingga sistem kompensasi untuk jajaran manajemen
pemillik modal dapat ditetapkan yaitu berupa gaji yang diberikan
setiap bulannya. Di samping pemberlakuan sistem kompensasi, pada
tahun tersebut Canary juga akan memberikan pelatihan pada jajaran
menajemen guna meningkatkan kompetensi dan jiwa kewirausahaan
para pegawai. Pelatihan yang akan diikuti berupa keikutsertaan pada
workshop yang topiknya akan disesuaikan dengan masing-masing
fungsi. Manajer umum akan mengikuti workshop bertemakan
kewirausahaan dan inovasi dalam industri fesyen agar dapat
meningkatkan wawasan dan menetapkan strategi bersaing yang
sesuai. Manajer pemasaran akan mengikuti workshop yang berkaitan
dengan strategi pemasaran. Hal ini bertujuan agar rencana pemasaran
yang
151
diterapkan Canary akan terus berinovasi dan kreatif. Manajer operasi
berkaitan dengan workshop bertemakan perkembangan industri
sepatu dan perkembangan produk fesyen. Manajer keuangan
mengikuti workshop yang berkaitan dengan perencanaan bisnis dan
investasi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, sedangkan
manajer sumber daya manusia akan diikutsertakan dalam workshop
yang bertemakan pengembangan SDM agar nantinya dapat
diimplementasikan pada perusahaan. Pemilihan tema workshop yang
berbeda masing-masing manajemen fungsional bermanfaat agar
pengadaan pelatihan dapat secara efektif meningkatkan wawasan dan
kompetensi para pegawai sesuai dengan bidangnya. Selain itu, dengan
pembekalan yang berbeda maka sesama pegawai dapat saling berbagi
ilmu yang dapat meningkatkan wawasan satu sama lain.
Perkembangan industri fesyen menutut para pengusaha di bidang
tersebut untuk terus melakukan inovasi dan eksplorasi. Untuk itu pada
tahun ketiga, selain dengan aktif menelusuri perkembangan tren
melalui media internet, diperlukan pula keikutsertaan langsung pada
beberapa acara yang berkaitan dengan fesyen seperti acara peragaan
busana oleh desainer ternama yang sering digelar setiap tahunnya di
kota-kota besar Indonesia. Jakarta Fashion Week merupakan salah satu
pekan mode tahunan terbesar di Indonesia yang merupakan wadah
universal bagi pelaku industri mode yang ingin dikaitkan dengan
desain, gaya dan tren
152
mode terkini. Kegiatan ini dapat menjadi peluang dalam memperluas
jaringan sosial dan untuk lebih memahami pasar dan persaingan.
Pada tahun ini Canary juga akan membuat perencanaan sistem

rekrutmen untuk digunakan pada tahun mendatang dalam persiapan


pendirian bengkel yang membutuhkan pekerja tambahan. Terdapat
dua metode rekrutmen yang akan dilakukan yaitu metode tertutup
untuk pencarian pengrajin sepatu dan metode terbuka untuk pegawai
manajemen. Metode tertutup berarti informasi perekrutan pegawai
hanya terbatas kepada orang-orang tertentu saja dan dapat juga
berdasarkan referensi orang lain. Hal ini dimaksud agar pengrajin yang
akan direkrut benar-benar mampu menghasilkan produk yang
berkualitas baik sebaliknya, metode terbuka yaitu informasi perekrutan
akan disebarluaskan kepada masyarakat melalui berbagai media, baik
cetak maupun elektronik, sehingga diharapkan peluang untuk
mendapatkan pegawai yang kompeten akan lebih besar. Kedua metode
tersebut akan melalui dua tahap seleksi yaitu wawancara dan tes
praktik kerja. Wawancara akan dilakukan oleh manajer sumber daya
manusia dan manajer yang akan membawahi langsung pegawai,
sedangkan tes praktik kerja ditujukan untuk memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Di tahun ini bagi hasil sudah dapat dibagikan yaitu sebesar dua puluh
persen dari laba bersih yang diberikan setahun sekali hingga tahun
kelima.
153
Besarnya bagi hasil tergantung kepada keuntungan yang didapat pada
periode tersebut. Tabel 7.6 merupakan perkiraan besaran bagi hasil
per tahun yang didapat dari perhitungan laba bersih pada proyeksi
keuangan moderat.
Tabel 7.6 Besaran Bagi Hasil per Orang per Tahun
Tahun Ketiga
Tahun Keempat
Tahun Kelima
Laba bersih
Rp 62.688.111,Rp 105.340.638,Rp 167.023.891,Beban bagi hasil per tahun
Rp 12.537.622,Rp 21.068.128,Rp 33.404.778,Bagi hasil per orang per tahun
Rp 2.507.524,Rp 4.213.626,Rp 6.680.956,-

Pada tahun keempat, Canary akan bergabung dengan Asosiasi


Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) untuk mendukung
aktivitas divisi pemasaran dalam melakukan kolaborasi dengan
desainer ternama Indonesia. Diharapkan dengan bergabung dengan
asosiasi tersebut maka Canary akan lebih dikenal dan memudahkan
melakukan kerja sama dengan pihak luar.

Bersamaan dengan perekrutan pegawai, manajemen SDM akan


membuat perencanaan pelatihan yang sesuai untuk para pegawai
tambahan. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kompetensi yang
dimiliki oleh masing-masing individu yang diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Pelatihan yang dilakukan
pada tahun kelima
154
dikhususkan untuk pegawai manajemen tambahan berupa
keikutsertaan pada seminar yang bertemakan kewirausahaan.
Pada tahun ini divisi SDM akan melakukan pencarian pengrajin sepatu
yang didasari oleh rekomendasi kerabat. Hal ini dikarenakan
keterampilan khusus yang harus dimiliki seorang pengrajin sepatu
merupakan bagian terpenting dalam keberlangsungan bisnis di industri
sepatu, sehingga perlu seleksi ketat dalam pemilihan.
Sebagai persiapan dalam mengembangkan skala usaha lebih besar,
Canary membuat perencaaan untuk mengukur kinerja SDM yang akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan perusahaan setiap tahunnya.
Canary menggunakan sistem penilaian kinerja berupa formulir yang
berisikan indikator penilaian yang diisi oleh pimpinan kepada pegawai
jajaran manajemen.
Formulir kinerja ini berguna untuk menilai kualitas individu sumber
daya manusia, serta menjadi acuan untuk dapat berproduktivitas
secara optimal. Indikator penilaian kinerja tersebut akan meliputi
beberapa hal berikut:
1. Kemampuan komunikasi efektif: kemampuan berinteraksi,
penyampaian argumen dan logika berpikir yang terstruktur
2. Kemampuan organisasi: pemahaman akan struktur organisasi dan
birokrasi yang telah ditetapkan
155
3. Kerjasama: kemampuan bekerjasama dalam tim, memprioritaskan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, dan mampu
memposisikan diri dengan baik
4. Kehadiran: jumlah kehadiran dalam suatu pertemuan tidak kurang
dari 80 persen dari total pertemuan
5. Ketepatan waktu: kemampuan memenuhi tenggat waktu yang telah
ditetapkan dalam penyelesaian pekerjaan
6. Pencapaian target: kemampuan dalam mencapai target yang telah
ditetapkan pada periode tersebut
7. Peningkatan kerja: kemampuan meningkatkan produktivitas setiap
periode dan memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan
perusahaan
Penilaian akan diisi dengan skor 0-100 yang setiap jarak akan
diberikan kriteria yaitu kurang, cukup, baik, dan sangat baik (Lampiran
G). Nilai 0 mengartikan tidak adanya kontribusi sama sekali pada
perusahaan, sedangkan nilai 100 berarti kontribusi yang diberikan
sempurna dan berdampak signifikan pada performa perusahaan.

Setiap pegawai harus mencapai standar skor di atas 70 untuk dapat


tetap bekerja pada Canary. Tabel 7.7 merupakan sistem penilaian
beserta deskripsi pada formulir penilaian kinerja.
156
Tabel 7.7 Sistem Penilaian Kinerja
Pada tahun kelima, para pemilik modal akan mengikuti pelatihan
berupa keikuitsertaan pada forum studi kasus. Studi kasus dapat
membantu sesorang dalam meningkatkan kemampuan analisis dan
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah (Barry
1994, hlm. 129). Hal ini berguna bagi para jajaran manajer untuk dapat
menghadapi persaingan industri yang semakin kompetitif dan sebagai
persiapan dalam memperluas bisnis ke skala yang lebih besar.
Seiring berkembangnya skala perusahaan dan pembuatan bengkel
pribadi, Canary sudah harus mendapatkan pekerja tambahan sebanyak
empat orang pengrajin yang masing-masing memiliki fungsi berbeda.
Pengrajin tersebut harus memiliki keterampilan khusus yang terdiri
dari pembuat dan pemotong pola, penjahit, perakit, serta pengemas
yang masing-masing memiliki tingkat kesulitan berbeda dalam
pekerjaannya. Keempat pengrajin bekerja secara berurutan sesuai
dengan proses produksi. Kapasitas produksi per hari sekitar lima belas
sampai sampai dua puluh pasang sepatu per sepuluh jam kerja. Para
pengrajin akan bekerja dari pukul delapan pagi hingga dua siang,
sehingga diasumsikan dalam
157
sehari pengrajin dapat memproduksi sekitar sepuluh pasang sepatu,
dan dalam sebulan hari kerja kapasitas produksi dapat mencapai
hingga 250 pasang sepatu. Sistem kompensasi yang akan diberikan
berupa upah per bulan sebesar setengah dari UMR DKI Jakarta, karena
jam kerja pengrajin yang hanya lima jam per hari.
Di samping itu, Canary juga akan merekrut pegawai manajemen
tambahan sebanyak satu orang dengan spesifikasi jabatan minimal D3
semua jurusan, memiliki pengetahuan dalam mengelola bisnis,
kemampuan mengoperasikan Microsoft Word dan Excel, kemampuan
komunikasi efektif, negosisasi, dan kreatif serta inovatif. Pegawai
tambahan tersebut bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas
operasi dan administrasi. Aktivitas operasi tersebut meliputi pembelian
bahan baku, pengontrolan proses produksi di bengkel, pengendalian
mutu, dan pengiriman. Sedangkan aktivitas administrasi berhubungan
dengan distributor yaitu toko konsinyasi dalam pengendalian
persediaan dan penagihan pembayaran. Sistem kompensasi yang akan
diberikan berupa gaji tetap sebesar Rp 3.500.000,- per bulan.
Di tahun ini, dengan skala perusahaan yang lebih besar, Canary akan
bergabung dengan Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO).
Tujuannya adalah untuk memperluas jaringan bisnis dan membantu
memperkuat posisi perusahaan pada pasar global yang sesuai dengan
visi dan misi APRISINDO yaitu mempertahankan eksistensi,

membangun citra industri


158
alas kaki dan meningkatkan daya saing pasar global, dengan beberapa
misi seperti meningkatkan, mengembangkan sepatu selain sepatu
olahraga dan UKM industri alas kaki dalam mendorong perekonomian
negara.
7.4 Rencana Pengembangan Lima Tahun Keuangan
Tujuan utama dari divisi keuangan Canary adalah menjaga kondisi
keuangan Canary agar tetap sehat dan stabil dengan menyusun
laporan keuangan yang lengkap dan akurat, serta memastikan dapat
membiayai seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan. Dalam
mendukung tercapainya tujuan utama, divisi keuangan membuat
beberapa indikator keuangan sebagai tolak ukur kondisi keuangan
dapat dikatakan sehat dan stabil, yaitu:
1. Total arus kas akhir yang selalu positif selama lima tahun
2. Rasio biaya aktual dan biaya yang dianggarkan pada proyeksi
anggaran tidak
lebih dari satu, yang artinya pengeluaran aktual tidak melebihi dari
anggaran yang sudah direncanakan.
Perencanaan keuangan secara garis besar meliputi pendanaan,
investasi,
dan operasi. Rancangan perencanaan keuangan seluruh kegiatan
Canary dapat dilihat dari Tabel 7.8.
159
Tabel 7.8 Rencana Pengembangan Lima Tahun Keuangan
Perencanaan pengembangan keuangan dapat terpenuhi apabila
seluruh divisi pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia dapat
menyesuaikan biaya aktivitas masing-masing divisi sesuai dengan
anggaran. Jika biaya pada salah satu divisi melebihi anggaran yang
direncanakan, divisi keuangan Canary dapat memberikan anggaran
lebih apabila kegiatan tersebut dinilai dapat memberikan output lebih
kepada perusahaan (Lampiran H).
Seiring berjalannya waktu, bisnis Canary melakukan berbagai kegiatan
yang berhubungan dengan biaya. Penyesuaian ini dilakukan dengan
penambahan akun pencatatan pada akun biaya dan aset, agar divisi
keuangan Canary dapat memberikan laporan keuangan yang akurat
dan transparan. Untuk kriteria persyaratan kapitalisasi aset tetap,
Canary memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Aset berwujud yang memiliki daya manfaat lebih dari satu tahun.
2. Memiliki nilai investasi awal lebih dari Rp 3.000.000,160
Berikut adalah penjabaran akun biaya dan aset perusahaan Canary:
1. Beban pemasaran
Pada tahun pertama sampai dengan tahun kedua Canary
memberikan anggaran biaya untuk pemasaran sebesar lima belas
persen dan tahun ketiga sampai kelima sebesar sepuluh persen dari

total proyeksi penjualan. Berikut penjabaran rencana biaya pemasaran


tahun pertama:
Sewa studio
Fotografer
Model
Keperluan pemotretan Celebrity endorsement Promosi berupa flat
shoes Acara/bazaar
Keperluan acara
Beban penyesuaian atas situs Total
Rp 600.000,Rp 1.000.000,- Rp 595.000,Rp 500.000,Rp 980.000,Rp 360.000,Rp 6.000.000,- Rp 150.000,Rp 949.663,Rp 11.134.663,161
Dapat dilihat pada anggaran tahun pertama, jumlah yang dibutuhkan
divisi pemasaran adalah sebesar tiga belas persen dari total proyeksi
penjualan tahun pertama.
Pada tahun kedua, aktivitas pemasaran di tahun kedua masih sama
dengan tahun pertama, namun terdapat beberapa penambahan
aktivitas lain yaitu:
Desainer sepatu Rp 4.500.000,- Promosi cetak (brosur, katalog) Rp
1.008.000,Dilihat dari rencana aktivitas tersebut, biaya yang dibutuhkan divisi
pemasaran adalah sebesar sebelas persen. Pada tahun ketiga, besaran
rencana biaya pemasaran adalah sebesar sembilan persen. Aktivitas
pemasaran pada tahun ketiga masih sama dengan tahun pertama dan
kedua. Namun pada tahun keempat akan dilakukan kegiatan kolaborasi
dengan desainer ternama untuk membuat produk edisi terbatas
dengan estimasi biaya sebesar Rp 7.000.000,-.
Pada tahun-tahun berikutnya, divisi pemasaran semakin dapat
melakukan efisiensi biaya, dengan rencana biaya untuk tahun keempat
dan kelima masing-masing sebesar delapan dan lima persen.
2. Beban operasi
Biaya yang dimasukkan pada beban operasi adalah biaya yang
berhubungan dengan kegiatan operasi seperti biaya langganan
internet, revisi produk, dan pengiriman hasil produksi. Perencanaan
162
anggaran untuk revisi produk penting untuk menjaga agar tidak
terdapat kekurangan pada seluruh produk yang dihasilkan, sehingga
seluruh produk sepatu Canary layak untuk dijual kepada konsumen.
3. Beban perekrutan dan pelatihan
Beban pada perekrutan dan pelatihan meliputi biaya yang

dikeluarkan saat Canary mengikuti acara atau bazaar yang


membutuhkan penjaga stan dan biaya pelatihan berupa workshop
kepada jajaran manajemen Canary untuk meningkatkan kinerja.
4. Beban riset dan pengembangan
Canary merupakan perusahaan di industri fesyen dengan
pergerakan tren yang relatif cepat. Oleh karena itu penting bagi
Canary untuk mengikuti perkembangan tren fesyen global. Selain itu,
kebutuhan konsumen akan produk fesyen juga berubah-ubah,
sehingga untuk berhasil dan tetap bertahan pada bisnis fesyen, Canary
harus sigap dalam menjawab kebutuhan konsumen. Untuk mencapai
hal-hal di atas, sehingga menjadi penting bagi Canary perlu
menentukan rencana biaya untuk riset dan pengembangan setiap
tahun.
5. Beban transportasi
Biaya transportasi meliputi pembayaran bensin dan tol untuk
menunjang kegiatan riset dan pemasaran seperti transportasi
pemotretan untuk peluncuran musim baru.
163
6. Beban listrik
Pada tahun kelima, Canary membuat bengkel produksi sendiri
dengan melakukan investasi pada mesin-mesin. Listrik digunakan
untuk menunjang kerja mesin jahit dan mesin press yang digunakan
untuk memproduksi sepatu. Untuk itu, divisi operasi merencanakan
anggaran biaya listrik sebesar Rp 3.600.000,- setahun yang setara
dengan Rp 300.000,- per bulan.
7. Beban sewa tempat
Dengan adanya bengkel, Canary membutuhkan tempat untuk
melakukan aktivitas produksi. Untuk itu setiap tahunnya Canary
membayar biaya sewa tempat sebesar Rp 4.800.000,- yang dibayar
setiap satu tahun sekali.
8. Beban peralatan
Pengalokasian anggaran pada beban peralatan dibutuhkan pada
saat Canary sudah membuka bengkel. Alokasi anggaran untuk beban
peralatan pada tahun kelima adalah sebesar Rp 2.250.000,-, peralatan
bengkel meliputi shoelast dan peralatan bengkel lainnya guna
menunjang proses produksi sepatu.
9. Beban gaji
Beban gaji muncul pada tahun kelima proyeksi anggaran Canary.
Canary membuka bengkel pada tahun tersebut sehingga dibutuhkan
empat orang pengrajin untuk bengkel dan satu karyawan baru di
perusahaan Canary. Para pengrajin bekerja separuh hari, sehingga
164
digaji setengah dari upah minumum regional (UMR). Untuk itu jumlah
besaran gaji dari keempat pengrajin adalah sebesar Rp 85.034.928,setahun. Untuk karyawan, Canary memberikan gaji Rp 42.000.000,setahun, yang setara dengan Rp 3.500.000,- per bulan.

10. Beban lainnya


Beban lain adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan SIUP
yang dinilai penting untuk menjalankan kegiatan usaha perdagangan
di Indonesia. Oleh karena itu, menurut PPh pasal 29 setiap tahun
Canary harus membayar pajak atas laba bersih sebesar 12,5 persen
karena labar bersih Canary tidak lebih dari Rp 4,8 miliar.
11. Persediaan
Meliputi aset Canary berupa persediaan sepatu, kemasan kain
berbahan spoundbond, dan kemasan kardus.
12. Situs Canary
Canary melakukan pembayaran situs di muka. Situs ini akan digunakan
selama lima tahun. Pembayaran situs Canary meliputi pembayaran
hosting dan domain. Setiap tahun Canary melakukan perpanjangan
hosting dengan biaya Rp 100.000,-.
13. Signature Canary
Pada tahun pertama, Canary melakukan pembelian desain
signature untuk lima tahun ke depan sebesar Rp 700.000,-. Signature
ini akan digunakan di setiap produk Canary. Biaya signature ini
termasuk ke dalam harga pokok produksi (HPP) produk Canary,
165
sehingga aset ini akan berkurang setiap tahunnya sebesar jumlah
penjualan sepatu Canary pada tahun tersebut. 14. Mesin produksi
Canary melakukan investasi pembelian mesin-mesin berupa mesin
jahit listrik khusus sepatu dan mesin press yang berguna untuk
memproduksi sepatu. Biaya pembelian dari mesin jahit sepatu dan
mesin press sebesar Rp 6.500.000,- dan Rp 3.500.000,-, dimana kedua
mesin tersebut memiliki manfaat ekonomis selama lima tahun.
Dalam mendirikan usaha, Canary ingin menjadi perusahaan yang
dinilai dapat memberikan keuntungan positif secara konsisten. Untuk
melihat seberapa layak usaha ini dijalankan, Canary menghitung net
present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan discounted
payback period. Melalui analisis kelayakan ini Canary melihat usaha
Canary layak dijalankan apabila NPV Canary bernilai positif, persentase
IRR di atas biaya modal dan discounted payback period kurang dari
lima tahun.
Dalam mendapatkan nilai NPV diperlukan penghitungan WACC terlebih
dahulu. Perhitungan WACC memerlukan informasi mengenai biaya
ekuitas (Ke). Seluruh pembiayaan perusahaan Canary berasal dari
modal pemilik, sehingga WACC = biaya ekuitas (Ke). Dalam
menghitung nilai Ke Canary menggunakan dua cara, yaitu
menggunakan formula CAPM dan formula dalam buku Bisnis Sukses
(Sidik 2013, hlm. 450).
166
Pada formula CAPM, untuk mencari persentase Rf Canary
menggunakan suku bunga obligasi negara (FR0046) yang jatuh tempo
pada 15 Juli 2023 sebesar 9,5 persen, kemudian persentase premi

resiko pasar Canary menggunakan data dari situs Damodaran yaitu


sebesar 9,13 persen. Dalam mencari nilai beta, Canary menggunakan
beta perusahaan MAP karena Canary melihat MAP adalah perusahaan
yang menjual produk fesyen yang serupa dengan produk yang Canary
miliki. MAP adalah perusahaan yang memiliki hutang, sedangkan
Canary adalah 100 persen ekuitas, sehingga beta MAP disesuaikan
terlebih dahulu dengan rasio D/E perusahaan MAP yaitu 0,1, maka beta
MAP menjadi 0,83. Dengan didapatkannya Rf, , dan MRP maka CAPM:
CAPM = Rf + (Rm-Rf)
= 9,5% + 0,83 x 9,13%
= 17,07%
Perkiraan biaya modal (Ke) perusahaan baru dapat dicari dengan
menambah angka biaya utang dengan kompensasi risiko pemilik
sekitar 0,25-0,5 kali di atas biaya utang (Sidik 2013, hlm. 450). Dengan
suku bunga dasar kredit bank BNI per 30 Juni 2013 sebesar 11,6
persen dan premi risiko 0,5 dengan asumsi bahwa indikator tersebut
berlaku dalam jangka panjang, maka Ke:
Ke = Kd + premi risiko
= 11,6% + (0,5 x 11,6%) = 17,4%
167
Dapat dilihat nilai Ke dengan menggunakan dua formula yang tidak
berbeda jauh, sehingga Canary menggunakan nilai Ke sebesar 17
persen. Setelah mendapatkan nilai Ke Canary melakukan penyesuaian
terhadap tingkat inflasi per Juli 2013 dengan metode paritas daya beli,
yaitu sebesar 8,6 persen sehingga Ke menjadi
Ke = (1+ R riil) (1 + inflasi) - 1
= (1,174 x 1,086) - 1 = 27 %
Selain itu, Canary mengasumsikan bahwa usaha ini akan terus berjalan
sampai selama-lamanya maka Canary menggunakan terminal value
(TV) dalam perhitungan NPV. Untuk menghitung terminal value Canary
membutuhkan persentase pertumbuhan dari data BPS yaitu
persentase pengeluaran rata-rata per kapita untuk barang fesyen
(pakaian dan alas kaki) selama lima tahun terakhir yaitu sebesar 3,36
persen. Namun Canary mengasumsikan persentase pengeluaran untuk
alas kaki saja sebesar 0,72 persen. Hal ini berdasarkan data survei
yang dilakukan kepada 30 orang target pasar Canary yang
menemukan 76 persen informan mengatakan dari semua pengeluaran
belanja fesyen setahun, 80 persen digunakan untuk membeli pakaian
dan sisanya untuk membeli alas kaki, sehingga 0,2 dikalikan dengan
3,36 persen didapatkan nilai 0,72 persen,
168
namun Canary membulatkannya menjadi satu persen. Dari
perhitungan tersebut, didapatkan nilai terminal value sebesar Rp
583.792.092,-.
Dengan didapatkannya persentase Ke dan besaran terminal value,

maka berikut adalah analisis kelayakan bisnis Canary:


Investasi awal
Arus kas bebas tahun pertama Arus kas bebas tahun kedua Arus kas
bebas tahun ketiga Arus kas bebas tahun keempat Arus kas bebas
tahun kelima Terminal value
NPV
IRR
Discounted Payback Period
= Rp 40.000.000,- = Rp 24.509.300,- = Rp 20.776.481,- = Rp
61.626.989,- = Rp 67.493.510,- = Rp 150.283.113,- = Rp
583.792.092,- = Rp 270.399.082,- = 117,06 %
= 2,48 tahun
Berdasarkan analisis di atas dapat dilihat nilai dari NPV dalam jangka
waktu lima tahun bernilai positif, Canary juga mampu memberikan IRR
lebih dari 100 persen dan discounted payback period kurang dari 5
tahun.
169
Canary juga menilai kelayakan usaha Canary dengan melihat pada dua
kondisi yaitu kondisi optimis dan pesimis (Lampiran I). Pada kondisi
optimis, Canary membuat asumsi volume penjualan Canary naik
sebesar 10 persen dari moderat, sedangkan pada kondisi pesimis turun
sebesar 20 persen. Kondisi optimis dan pesimis usaha Canary dapat
dilihat dari Tabel 7.9.
Tabel 7.9 Kondisi Optimis dan Pesimis Canary
Berdasarkan analisis tabel di atas, dapat dilihat meskipun pada saat
kondisi pesimis nilai NPV dari Canary tetap bernilai positif, persentase
IRR masih di atas biaya modal dan discounted payback period kurang
dari lima tahun. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa bisnis Canary layak
untuk dijalankan.
Moderat
Optimis
Pesimis
NPV
Rp 270.399.082,Rp 354.808.770,Rp 49.353.992,IRR
117,06 %
138,42 %
51,49 %
Discounted Payback Period
2,48 tahun
1,43 tahun
4,8 tahun
170
BAB 8 KESIMPULAN

Dalam menjalani suatu bisnis fesyen khususnya flat shoes dibutuhkan


beberapa strategi untuk dapat sukses dan bertahan di industri.
Beberapa strategi dapat berasal dari pengalaman serta pembelajaran
para pendiri selama menjalani bisnis flat shoes ini. Selama bisnis
berlangsung, Canary menemukan cukup banyak masalah yang
akhirnya berhasil diatasi dengan tindakan korektif yang diambil oleh
pihak manajemen. Bab ini menjabarkan tindakan korektif tersebut
yang menjadi kunci sukses untuk menjalani bisnis Canary dan
pembelajaran yang didapat selama menjalankan bisnis ini.
8.1 Faktor Kesuksesan Bisnis
Canary melihat beberapa kunci sukses dalam menjalani bisnis ini untuk
dapat bertahan dan terus berkembang kedepannya. Berikut adalah
kunci-kunci sukses tersebut :
1. Diferensiasi
Untuk dapat sukses pada bisnis ini, Canary selalu melakukan strategi
diferensiasi dengan selalu berusaha tampil berbeda dibandingkan
kompetitor lainnya. Berdasarkan pengalaman yang ada, strategi ini
dinilai dapat
171
membuat produk Canary memiliki keunggulan lebih dari kompetitor.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan membuat harga jual
sepatu Canary di bawah harga kompetitor namun dengan kualitas
yang baik. Strategi ini membuat Canary mampu bersaing di industri
fesyen. Untuk ke depannya, penting bagi sebuah bisnis untuk
melakukan strategi yang berbeda dari kompetitornya.
2. Selalu menjawab kebutuhan konsumen
Konsumen membutuhkan flat shoes dengan model yang mengikuti
tren mode, nyaman, harga yang terjangkau, dan dengan kualitas yang
baik. Dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, Canary berusaha untuk
memberikan apa yang diinginkan oleh konsumen melalui produknya.
Untuk dapat sukses dalam menjalankan suatu bisnis, segala kebutuhan
konsumen harus selalu berusaha untuk dipenuhi. Begitu pula dengan
Canary yang selalu memberikan keinginan dari konsumen melalui
produk yang ditawarkan.
3. Bekerja sama dengan pengrajin yang dapat menghasilkan produk
berkualitas Dalam memproduksi sepatu, Canary menggunakan jasa
pengrajin sehingga pengrajin memiliki peran penting dalam
kesuksesan bisnis. Salah satu proposisi nilai yang diberikan Canary
adalah menawarkan produk berkualitas baik namun harga di bawah
kompetitor sehingga dibutuhkan
pengrajin yang dapat menghasilkan produk sesuai standar kualitas
yang ada. 172
4. Memilih jalur distibusi yang tepat
Salah satu cara untuk dapat unggul di pasar adalah dengan melakukan
strategi pengembangan pasar. Hal tersebut didasari dari hasil analisis
industri dan juga persaingan. Menambah jalur distribusi dengan

melakukan konsinyasi ke toko ritel dan aktif mengikuti bazaar dapat


menggarap target pasar lebih luas. Pemilihan jalur distribusi tersebut
harus dilakukan dengan selektif agar target pasar yang dituju tepat
sasaran.
5. Aktivitas pemasaran yang terintegrasi
Pemasaran dalam industri fesyen wanita merupakan faktor penting
dalam membangun persepsi masyarakat akan merek. Selain itu
aktivitas pemasaran juga dapat menstimulasi ketertarikan konsumen
dalam melakukan penjajakan dan pembelian. Oleh karena itu, aktivitas
yang direncanakan harus terintegrasi satu dengan lainnya agar pesan
dapat tersampaikan secara optimal dan secara tidak langsung
berdampak kepada peningkatan ekuitas merek dan penjualan
perusahaan.
8.2 Pembelajaran yang Diperoleh selama Menjalankan Bisnis
Saat menjalani bisnis, terdapat beberapa pembelajaran penting yang
membuat Canary melakukan tindakan korektif untuk bisnis
mendatang. Berikut adalah pembelajaran tersebut:
173
1. Membuat kontrak kepada pengrajin sepatu
Pengalaman yang dialami Canary adalah masalah keterlambatan yang
cukup lama pada penyelesaian produksi. Keterlambatan penyelesaian
produksi ini disebabkan oleh pihak pengrajin sepatu sehingga
membuat Canary menunda peluncuran musim pertama. Berdasarkan
pengalaman yang ada tersebut, pentingnya dibuat sebuah kontrak
tertulis dengan pengrajin sepatu. Dengan adanya kontrak, kedua belah
pihak saling mengetahui hak serta kewajiban masing-masing dan
dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Apabila terjadi
penyelewengan kontrak dari salah satu pihak, pihak yang dirugikan
dapat langsung mengambil tindakan untuk menuntut haknya.
2. Mulai memproduksi flat shoes setidaknya dua bulan sebelum
peluncuran musim
Untuk mengantisipasi keterlambatan peluncuran musim berikutnya,
divisi operasi harus mulai memproduksi sepatu dua bulan sebelum
peluncuran musim yang baru. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
apabila terjadi barang produksi yang cacat atau tidak sesuai dengan
desain yang diberikan. Jeda waktu tersebut menyebabkan Canary
masih memiliki waktu untuk melakukan revisi tanpa harus
mengganggu jadwal peluncuran musim berikutnya.
174
3. Menyaring acara bazaar yang akan diikuti
Pengalaman mengikuti dua bazaar yaitu Pop Up Market dan UI
Fashion Week membuat Canary dapat menarik kesimpulan bahwa
popularitas sebuah bazaar adalah faktor yang penting. Kedua acara
tersebut memberikan perbedaan penjualan yang signifikan
dikarenakan perbedaan jumlah pengunjung pada bazaar tersebut. Oleh
karena itu, kedepannya Canary akan mengikuti bazaar yang memiliki

strategi promosi yang baik, sudah dikenal oleh masyarakat, serta


memiliki sejarah kesuksesan pada tahun sebelumnya, sehingga
keikutsertaan dalam acara tersebut dapat meningkatan penjualan dan
kesadaran akan merek Canary.
4. Membuat rancangan desain situs terlebih dahulu sebelum
direalisasikan
Situs Canary merupakan aset yang penting dikarenakan merupakan
jalur distribusi utama dalam melakukan penjualan dan menjaga
hubungan baik dengan para pelanggan. Oleh karena itu, Canary harus
membuat tampilan situs yang menarik dan mudah digunakan (user
friendly) agar orang tertarik untuk mengakses situs. Canary sempat
menunda peluncuran situs pada awal Juli dikarenakan desain situs
yang tidak sesuai dengan kenginan dari pihak Canary. Hal ini
mengakibatkan penundaan dari peluncuran musim pertama produk
Canary. Untuk itu, perlu dilakukan dan didiskusikan terlebih dahulu
mengenai rancangan situs secara spesifik dan detail sebelum
diberikan kepada pihak pengembang situs.
175
DAFTAR PUSTAKA
APPMI. [online] dapat diakses di <http://www.appmi.or.id/?
page_id=356> [diakses 22 Agustus 2013]
APRISINDO. [online] dapat diakses di
<http://www.aprisindo.or.id/en/about- us/vision-a-mission> [diakses 22
Agustus 2013]
Berata, I. K. O., 2012. Panduan Praktis HRD & GA. Depok: Penebar
Swadaya. BNI. [online] dapat diakses di <http://www.bni.co.id/idid/sukubungadasarkredit.aspx> [diakses Juli 2013]
BPS. [online] dapat diakses di <http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=05 &notab=7> [diakses Juli
2013]
Cushway, B., 1999. Human Resource Management. Edisi 2, Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
David, F.R., 2013. Strategic Management. Edisi 14, England: Pearson
176
Debenhams. [online] dapat diakses di <www.debenhams.com>
[diakses Juni 2013]
Heizer, J. dan Render, B., 2011. Operations Management. Edisi 10, New
Jersey: Pearson Education.
Jakarta Fashion Week. [online] dapat diakses di
<http://www.jakartafashionweek.co.id/id/about/2013> [diakses Juli
2013]
Kelas Menengah Indonesia. [online] dapat diakses di
<http://www.tempo.co/read/news/2013/05/29/090484222/KelasMenengah- Indonesia-Akan-Melonjak-250-Persen> [diakses Mei 2013]
Lewis, M. dan Slack, N., 2011. Operations Strategy. England: Pearson
Education.

Loubelle Shop. [online] dapat diakses di <www.loubelleshop.com>


[diakses Juni 2013]
Ore Store. [online] dapat diakses di <www.oreisnobody.com> [diakses
Juni 2013] 177
Penerbitan SIUP. [online] dapat diakses di
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/08/penerbitan-surat-izin-usahaperdagangan-#.UeuNdVNgDUQ [diakses Juli 2013]
Porter, M. E., 1980. Competitive Strategy: Techniques for Analysing
Industries and Competitors. FreePress.
Rekrutmen. [online] dapat diakses di
<http://www.psychologymania.com/2012/08/metode-rekrutmenkaryawan.html> [diakses Juli 2013]
Rosen, E. 2000. The Anatomy of buzz: how to create word-of-mouth
marketing. New York: Doubleday-Currency.
Ross, S. A., Rudolf W. dan Bradford, D. J., 2010. Fundamentals of
Corporate Finance. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Russell, R.S. dan Taylor, B.W., 2011. Operations Management. Edisi 7,
Danvers: John Wiley & Sons, Inc.
178
Sidik, I. 2013. Bisnis Sukses: Menyusun Rencana Bisnis Lengkap.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ukuran Sepatu. [online] dapat diakses di <asknumbers.com> [diakses
Mei 2013]
Walder, O. dan Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. Danvers:
John Wiley & Sons, Inc.
Weygandt, J. J., Paul D. K. & Donald E. Kieso. 2008. Managerial
Accounting. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
http://www.bi.go.id
http://www.damodaran.com
http://dispendukcapil.surabaya.go.id/media-a-publik/statistikpenduduk/43- pergerakan-penduduk/167-jumlah-penduduk-surabaya2011
179
http://www.financials.morningstar.com
http://www.reuters.com
http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=6
http://www.swa.co.id/technology/tahun-ini-pengguna-smartphone-naik3-kali-lipat
180

Anda mungkin juga menyukai