Laporan Kasus - Riwayat Sampe Wawancara (Repaired) (Repaired)
Laporan Kasus - Riwayat Sampe Wawancara (Repaired) (Repaired)
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. Henra
Umur
: 33 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Tempat/tanggal lahir
Status perkawinan
: Belum Menikah
Jumlah anak
:-
Pendidikan terakhir
: Tamat SMA
Pekerjaan
: Tiak Ada
Suku bangsa
: Minahasa/Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Alamat sekarang
Tanggal MRS
: 2 Maret 2014
Cara MRS
Tanggal pemeriksaan
: 7 Maret 2014
Tempat pemeriksaan
II.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Riwayat psikiatri diperoleh pada tanggal 3 Maret 2014, di ruangan perawatan
C4 kamar 109 Bagian Penyakit Dalam RSUP Prof. R. D. Kandou, dari :
-
A. Keluhan Utama
Pasien berteriak, mengamuk dan bicara ngawur sarta demam
Keluhan sering menangis dialami pasien sejak kurang lebih 3 minggu terakhir.
Pasien mengakui bahwa dirinya sering merasa sedih, dan kemudian muncul
keinginan untuk menangis. Pasien bisa tiba-tiba menangis saat sedang bercakapcakap dengan anaknya ataupun ayah kandungnya. Bahkan dalam keadaan diam,
pasien bisa meneteskan air mata. Pasien mengaku menangis apabila dia teringat pada
almarhum ibunya yang meninggal 2 tahun yang lalu.
Menurut hasil wawancara dengan anak kandung pasien ditemukan bahwa pasien
mengalami susah tidur yang dialami kurang lebih 4 minggu terakhir. Pasien
mengakui kesulitan tidur ini dialami tanpa sebab yang jelas. Anak pasien
mengatakan bahwa suaminya hanya tidur sekitar 2-3 jam pada malam hari. Ketika
hendak tidur, anak pasien mengaku bahwa ibunya hanya berbicara terus menerus dan
sering memanggil-manggil mamanya yang sudah meninggal. Pasien tidur pada
malam hari sekitar pukul 02.00 wita hingga sekitar pukul 04.00 wita. Ketika
terbangun pukul 04.00 wita pasien sudah tidak dapat tertidur lagi hingga pagi hari.
Anak pasien yang tinggal serumah dengan pasien juga mengatakan bahwa ibunya
mengalami penurunan berat badan kurang lebih 10 kg dalam sebulan terakhir yang
disebabkan oleh berkurangnya nafsu makan. Bahkan anak pasien mengaku pasien
pernah tidak ingin makan selama 10 hari.
Hendaya atau disfungsi sosial terjadi pada pasien, dimana pasien menarik diri dari
lingkungannya. Berdasarkan pengakuan ayah kandung dan anak laki-lakinya, pasien
dalam 2 bulan terakhir lebih suka tinggal di dalam rumah, padahal dulu pasien
sekalipun pendiam dan jarang bergaul namun masih memiliki interaksi singkat
dengan tetangga atau sanak saudara untuk sekedar berbincang-bincang.
Nyeri perut bagian bawah dirasakan pasien 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Gejala tersebut muncul secara tiba-tiba. Pasien pernah diberikan obat penghilang
nyeri oleh mantra di puskesmas, namun menurut anak pasien setelah mengkonsumsi
obat tersebut tidak terjadi perubahan.
Faktor Stresor Psikososial :
Pasien mengaku mengalami tekanan akibat kematian ibunya 2 tahun yang lalu
(April 2012). Namun, menurut anak pasien, pasien mengalami keluhan demikian
sejak salah seorang teman akrab dari pasien datang bertamu di rumah dan
mengajukan sebuah candaan untuk mencarikan seorang istri bagi ayah pasien
sebagai pengganti almarhumah ibu pasien. Pasien merasa kecewa karena candaan itu
ditanggapi dengan serius oleh ayah pasien. Pasien mulai merasa tertekan dan takut
2
kalau ayahnya menikah lagi. Dia merasa ayahnya tidak setia kepada almarhumah
ibunya.
Gangguan sekarang dengan penyakit fisik dan psikis sebelumnya :
Gangguan psikis dan fisik sekarang lebih ringan dibanding saat awal keluhan
terjadi. Saat ini pasien sudah bisa berjalan-jalan ke luar ruangan. Awal keluhan
pasien mengalami kaku otot, melakukan gerakan kayang, sering merayap di lantai
dan seperti orang kesurupan. Pasien sering berteriak-teriak dan ingin melarikan diri
dari rumah. Keluhan tersebut hanya dialami 10 hari saat awal bulan Februari dan
sekarang keluhan tersebut tidak lagi dirasakan.
III.
sehat baik fisik maupun mental, tidak merokok, tidak minum alkohol atau
menggunakan zat-zat adiktif. Penderita diberi ASI hingga umur 1 tahun.
Riwayat Pekerjaan
Pasien selain sebagai ibu rumah tangga, pasien membantu meringankan
beban finansial suaminya dengan bekerja sebagai penjual kue ringan. Pasien
biasanya menjajakan jualannya dari sekolah ke sekolah.
2.
Riwayat Psikoseksual
Orientasi seksual penderita adalah lawan jenisnya yang sebaya.
3.
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah. Pasien menikah pada usian 19 tahun. Pernikahan ini
4.
Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, namun menurut anak pasien, ibunya jarang
melakukan ritual keagamaan. Pasien jarang sholat dan tidak terlalu ingin
memberikan perhatian lebih untuk hal-hal yang berbau keagamaan.
5.
6.
7.
Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara, pasien termasuk golongan
8.
sangat takut kehilangan suaminya. Bahkan saat suami pasien hanya meninggalkan
pasien beberapa saat untuk membeli perlengkapan selama pasien berada di rumah
sakit, pasien merasa sedih dan terus mencari suaminya. Pasien sangat ingin segera
sembuh dan segera pulang ke Gorontalo.
Ket.
: Laki-laki (Ayah)
: Perempuan (Ibu)
: Saudara laki-laki
: Pasien
IV.
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang perempuan berusia 37 tahun, sesuai dengan usianya.
Ekspresi wajah sedih, tatapan mata kosong, berkulit sawo matang, rambut
hitam tidak mampu merawat dirinya, penampilan kurang rapi dalam
menggunakan kaos dan celana panjang olahraga, dan memakai sandal jepit.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien berada di luar ruangan saat pemeriksa datang, kemudian atas intruksi
perawat yang berada di bagian, pasien menuju kamar perawatan dengan
dipapah oleh ayah dan anaknya. Pasien berjalan dengan perpegangan pada
lengan ayahnya. Terlihat tidak bersemangat dan kadang kurang perhatian
terhadap pemeriksa.
3. Karakteristik Pembicaraan
6
: hipotimik
o Afek
: serasi
C. Gangguan persepsi
Tidak ditemukan halusinasi maupun ilusi.
D. Pikiran
o Bentuk pikiran
: koheren
o Isi pikiran
ini.
o Orientasi orang
Baik.
Pasien
disekitarnya.
7
dapat
mengenali
orang-orang
2. Perhatian
perhatian.
3. Daya ingat
o Jangka panjang
: cukup baik
o Jangka pendek
: cukup baik
o Segera
: cukup baik
F. Penilaian realitas
1. Norma Sosial
G. Tilikan
Derajat IV (pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan dalam hal ini
memerlukan pengobatan, namun tidak memahami penyebab sakitnya).
V.
: Tampak sehat
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Kepala
Thoraks
Abdomen
B. Pemeriksaan Neurologis
GCS
: E4M6V5
TRM
: Tidak ada
8
C. Pemeriksaan penunjang
Dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam telah dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa:
1.
VI.
2.
3.
pada tanggal dengan keluhan utama sering menangis, susah tidur dan nafsu makan
berkurang.
Awalnya 1 bulan yang lalu, pasien dalam keadaan sehat, kemudian seorang teman
akrabnya datang untuk bertamu dan mengajukan sebuah candaan bahwa akan
mencarikan istri pengganti almarhumah ibunya untuk ayahnya yang saat ini duda.
Ayah pasien saat itu menanggapi candaan tersebut dengan serius. Sejak saat itu,
mulailah pasien merasa susah tidur dan nafsu makan berkurang. Kehilangan minat
pada hal-hal yang dahulu menarik bagi dia.
Sejak 3 minggu terakhir, pasien mulai terlihat sering menangis dan terlihat
murung serta menarik diri dari pergaulan.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh timbulnya nyeri pada
perut bagian bawah yang tidak menghilang ketika minum obat penghilang nyeri.
Pada tahun 2012, pasien mengalami tekanan batin karena ibunya yang sangat ia
sayangi meninggal dunia. Pasien lebih dekat kepada ibunya dibanding ayahnya.
Pemeriksaan status mental didapatkan perempuan sesuai usia, berpenampilan
kurang rapi, ekspresi wajah murung, mood pasien hipotimik, afek depresif. Pasien
cukup kooperatif menjawab pertanyaan, dengan volume suara kecil dan artikulasi
jelas. Pada pasien tidak ditemukan adanya waham. Orientasi waktu dan orang adalah
baik, hanya orientasi tempat yang terganggu. Tidak ada gangguan persepsi dan
proses pikir. Daya nilai baik. Tingkat tilikan IV.
VII.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat gangguan pasien, ditemukan adanya kejadian-kejadian yang
VIII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
: Tidak ada
Aksis IV
dengan ayahnya
Aksis V
11
IX.
PROBLEM
A. Organobiologi
Terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga pasien. Saudara kandung dari
ayah penderita mengalami keluhan serupa.
B. Psikologi
X.
TERAPI
A. Psikofarmako
o Fluoxetine 20 mg tab 1 x 1
edukasi
pasien
agar
memahami
XI.
XII.
PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga agar dapat memberikan dukungan dan kunjungan
berkala selama masa pengobatan. Memberikan konseling yang teratur kepada pasien
untuk bisa memperbaiki pemahaman tentang realitas yang ada, tingkah laku, serta
pola pikir pasien agar menyadarkan pada pasien bahwa pasien memerlukan
pengobatan yang teratur.
XIII.
DISKUSI
Depresi merupakan gangguan mental umum yang muncul dengan mood sedih,
kehilangan minat, penurunan gairah atau tenaga, merasa rendah diri, gangguan tidur
atau nafsu makan, dan konsentrasi menurun. Depresi juga dapat muncul dengan
gejala cemas. Masalah ini bisa menjadi kronis atau kumat tergantung stressor yang
dialami pasien. Lebih-lebih jika memberat depresi dapat menimbulkan gejala bunuh
diri (WHO 2012).
Depresi merupakan penyebab ketidakmampuan baik pada perempuan maupun
pada laki-laki dengan perbandingan 2 : 1 (WHO, 2008). Kriteria Depresi menurut
PPDGJ III meliputi gejala mayor berupa afek sedih, hilang minat dan ketertarikan,
menurunnya tenaga dan perasaan mudah lelah meskipun beraktifitas sebentar saja.
Gejala minor dapat berupa konsentrasi dan perhatian yang menurun, rasa tidak
percaya dan memandang harga diri rendah, perasaan penuh dosa dan tidak berguna,
pandangan masa depan yang suram, gagasan atau perbuatan yang membahayakan
diri, gangguan siklus tidur dan nafsu makan menurun. Kriteria diagnosis depresi
13
sedang dengan gejala somatic apabila dijumpai sekurang-kurangnya harus ada 2 dari
3 gejala utama depresi ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lainnya dan
berlangsung minimum sekitar 2 minggu dan menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga disertai adanya
gejala somatik yang pada pemeriksaan fisik maupun penunjang tidak dijumpai
adanya kelainan. Pada kasus ini faktor resiko yang dapat menyebabkan pasien
mengalami depresi adalah trauma psikis berkepanjangan. Mulai dari kematian
ibunya lalu kemudian harus mengalami tekanan kegagalan berkali-kali dan merasa
tak mampu apabila ayahnya menikah kembali.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pasien memang mengalami
depresi sedang dengan gejala somatik. Dimana sudah memenuhi kriteria mayor dan
kriteria minor disetai keluhan somatik yaitu adanya nyeri perut yang tidak bisa
dibuktikan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Pasien masih smuda dan ini merupakan keluhan yang muncul pertama kali,
ada faktor genetik, dukungan keluarga ada, status sosial ekonomi menengah, patuh
minum obat, tidak menderita penyakit organik dan tilikan 4, sehingga dari analisa
tersebut prognosis pasien kemungkinan dubius ad bonam. Kepada keluarga
disarankan memperhatikan anaknya dengan baik.
XIV.
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan di ruang perawatan C4 kamar 109 Bagian Ilmu Penyakit
Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada tanggal 3 Maret 2014 jam 11.00 WITA.
Saat pemeriksa hendak menuju ruang perawatan, pasien sedang tidak berada di
ruangan. Ternyata pasien sedang berada di teras salah satu ruang perawatan bersama
ayah kandung dan anak laki-lakinya.
Keterangan :
A : Pemeriksa B : Pasien
14
A : Iyo, nda apa-apa. Bapaknya Ibu Asni, ini? Maaf mengganggu ne Pak. Kita
Dokter Muda Juwita, dari bagian Jiwa. Mo tanya-tanya sadiki ne.
D : Iyo Dokter.
A : So lama Ibu Asni begini? Kiapa kong sampai masuk rumah sakit Pak?
D : Masuk karena de pe puru saki sekali kata. Kong ja ba bangka begitu dang Dok.
Mar begini awal bulan Februari dia pernah meronta, sampai ba kayang kong
merayap. Rupa kesurupan begitu Dok. Kong so ja malas makan. Kong so ja ba sedih.
A : Berapa lama dia begitu Pak?
B : Depe maronta itu 10 hari sto, kong abis itu so nda ja makang so nda ja tidor.
Kong sampai sekarang masih ja menangis.
Pemeriksa mengarahkan pandangannya kepada pasien yang sedang terduduk di
lantai. Pasien tampak menatap kosong dan mulai menangis.
A : Ibu, Ibu Asni ini kang?
Pasien hanya terdiam dan tidak menjawab.
A : Ibu Asni tahu ini dimana Ibu?
Pasien hanya menggelengkan kepala dan tetap menangis
A : Ibu Asni kiapa ja menangis dang? Da inga pa siapa Ibu?
B : (Pasien menatap ayah dan anaknya lama lalu kemudian menjawab) Inga mama
A : Kiapa mama? Kiapa da inga-inga mama?
B : Mama da setinggal (Pasien menjawab dengan suara yang sangat kecil. Airmata
pasien semakin deras)
A : Kiapa de pe mama Pak?
D : (terdiam sejenak) De pe mama kua da meninggal April 2012 Dokter. Kong dia
rupa nda terima begitu.
A : Dekat sekali dia dengan de pe mama?
D : Iya Dok. Dia nda ja barita dengan kita. Cuma dengan de pe mama. Jadi rupa
terpukul dia.
A : Mar depe keluhan so memang dari tahun 2012 dang? Di pe abis de pe mama
meninggal jadi bagaimana?
D : Memang so pendiam dia dulu Dok. Jarang bergaul dia. Mar pe depe mama
meninggal semakin pendiam dia.
A : Bapak tinggal dengan Ibu Asni?
D : Nyanda Dok. Mar baku sebelah rumah torang. De pe anak yang tinggal dengan
de pe mama.
15
XV.
DAFTAR PUSTAKA
2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri. Alih bahasa: Kusuma W.
Karisma Publishing. Tangerang. 2010(I). vol 13. hal 699.
16
17