Anda di halaman 1dari 3

Apakah Gagal Jantung atau Payah Jantung?

26 Feb 2011 Kategori: Kardiovaskuler Blm ada komentar

Gagal jantung adalah kondisi di mana otot jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke tubuh. Gagal di
sini bukan berarti jantung Anda berhenti bekerja, karena jantung tidak boleh berhenti bekerja agar Anda tetap
hidup. Beberapa dokter lebih menyukai istilah payah jantung agar tidak menimbulkan salah penafsiran pada
orang awam.
Karena jantung Anda tidak dapat memompa dengan baik, tubuh Anda mencoba untuk mengkompensasinya
dengan menahan garam dan air (sehingga jumlah darah dalam sirkulasi meningkat), meningkatkan denyut
jantung, dan membuat jantung Anda membesar/ membengkak. Sampai tingkat tertentu, upaya tubuh
mengimbangi kelemahan jantung itu berhasil sehingga Anda masih bisa menjalani kehidupan sehari-hari.
Namun, karena gagal jantung memiliki kecenderungan progresif, pada titik tertentu tubuh Anda tidak lagi
dapat mengkompensasi. Pada saat itu cairan mulai menumpuk di paru-paru dan bagian tubuh Anda lain. (Itulah
mengapa juga disebut gagal jantung kongestif, karena menimbulkan kemacetan sirkulasi darah).

photo 2007 William Murphy | more info(via: Wylio)

Gejala
Tergantung apakah kelemahan jantung terdapat pada sisi ventrikel kiri, ventrikel kanan atau kedua-duanya,
gejala khas gagal jantung berikut dapat hadir:

Kelelahan, kelemahan, mengantuk, limbung dan berdebar-debar (palpitasi). Jantung yang lemah
tidak bisa memompa cukup darah ke dalam aliran darah. Akibatnya, organ-organ tubuh tidak
mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Hasilnya adalah kelelahan umum dan kelemahan, yang dapat
meningkat sampai kondisi pusing dan limbung.
Sesak napas. Karena kapasitas pemompaan berkurang,darah menumpuk sebelum ventrikel kiri. Darah
kaya oksigen di ventrikel kiri yang mengalir dari paru-paru itu seharusnya dipompa oleh jantung ke
dalam sirkulasi. Penumpukan darah menyebabkan sesak napas. Awalnya, sesak napas terasa hanya
selama kegiatan fisik karena saat itu tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan jantung harus
berdenyut lebih cepat. Jantung yang lemah tidak bisa melakukannya. Pada tahap selanjutnya, sesak
napas terasa bahkan pada saat beristirahat. Berbaring mendatar dapat menyebabkan Anda kesulitan
bernapas. Kondisi ini dikenal sebagai ortopnea. Tingkat keparahan gejala ini biasanya tergantung pada
seberapa datar Anda mulai merasakan sesak napas. Untuk mengukur tingkat keparahannya,
dokter sering menanyakan berapa banyak bantal yang digunakan untuk menghindari sesak napas di
tempat tidur. Sebagai contoh, ortopnea tiga-bantal lebih buruk dari ortopnea dua-bantal karena
Anda memiliki toleransi lebih sedikit untuk berbaring datar.
Batuk, batuk dahak berdarah, suara nafas mendesis (mengi). Karena tumpukan darah di paru-paru,
pembuluh-pembuluh darah kecil di sekitar alveoli mendapatkan tekanan berat. Serum darah dapat
merembes dari kapiler halus ke dalam alveoli. Hal ini dapat mengembangkan edema paru (akumulasi
cairan di paru-paru). Fungsi paru-paru akan terganggu dan membuat Anda kesulitan bernapas. Anda
seringkali terbatuk-batuk, yang dapat disertai dahak berdarah. Napas Anda bersuara mendesis.
Penumpukan cairan (edema) di organ tubuh lain. Penumpukan darah akibat kelemahan jantung di
ventrikel kanan menghalangi sistem vena. Hal ini dapat memengaruhi semua organ dan semua bagian
tubuh. Akibatnya, mungkin terjadi perpanjangan urat leher atau akumulasi cairan di antara paru dan

dinding dada. Ruang ini adalah rongga pleura. Akumulasi cairan yang disebut efusi
pleuraini menyebabkan nyeri dada dan sesak napas. Kemacetan di perut dapat menyebabkan
pembesaran hati (hepatomegali) dan mungkin limpa (splenomegali). Hal ini menyebabkan keterbatasan
fungsional organ-organ itu. Seringkali, aliran empedu terhambat sehingga menimbulkan gejala penyakit
kuning. Jantung mungkin membesar. Dalam kasus yang parah, retensi cairan terjadi di dalam perut
sehingga membusung. Istilah teknis untuk ini adalah ascites. Retensi air juga mungkin terjadi di lengan
dan kaki, terutama pergelangan kaki dan tungkai bawah.

Penyebab
Gagal jantung dapat disebabkan oleh segala penyakit yang melemahkan otot jantung, menyebabkan kekakuan
otot jantung, atau meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan tubuh di luar kemampuan jantung untuk
mengantarkan darah yang kaya oksigen secara memadai. Beberapa kondisi yang menyebabkan gagal jantung:

Penyakit jantung koroner. Penyumbatan arteri koroner dalam serangan jantung menghentikan aliran
darah sehingga otot-otot jantung mati karena kekurangan oksigen.
Penyakit jantung lain seperti kardiomiopati (penyakit otot jantung), penyakit katup jantung,
peradangan kantung jantung (perikarditis), gangguan irama jantung (aritmia), dan kelainan jantung
bawaan.
Hipertensi. Tekanan darah tinggi terus-menerus membuat jantung bekerja keras dan menyebabkan
penebalan otot jantung. Tiga perempat dari semua orang yang terkena gagal jantung adalah penderita
hipertensi atau penyakit jantung koroner.
Penyalahgunaan alkohol dalam jangka panjang.
Penggunaan obat tertentu. Obat penyakit jantung dan diabetes tertentu dapat menyebabkan
perkembangan atau memperburuk gagal jantung kongestif. Hal ini terutama pada obat yang dapat
menyebabkan retensi natrium atau memengaruhi kekuatan otot jantung.
Diabetes. Diabetes yang tidak terkelola dapat menimbulkan komplikasi gagal jantung.

Keparahan gagal jantung


The New York Heart Association (NYHA) membagi tahapan gagal jantung ke dalam empat kelas:

NYHA I = Tidak ada keluhan. Hanya dalam aktivitas fisik yang luar biasa dapat menyebabkan gejala
seperti sesak napas.

NYHA II = Tidak ada keluhan dengan beban fisik harian normal. Pada beban yang lebih tinggi, akan
ada keluhan.

NYHA III = Bahkan dengan beban rata-rata harian sudah menyebabkan gejala. Kinerja jelas terbatas.

NYHA IV = Dalam keadaan istirahat sudah ada keluhan, yang meningkat secara signifikan selama
beraktivitas fisik. Ada pembatasan yang serius dalam kinerja.

Diagnosis
Dokter Anda akan mendiagnosis gagal jantung berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Tes penunjang
dibutuhkan untuk mengetahui penyebab dan jenis gagal jantung Anda agar bisa mendapatkan perawatan yang
tepat. Tes-tes tersebut mungkin termasuk:

Tes darah
Rontgen toraks
Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa sistem listrik jantung Anda
Echokardiogram untuk melihat ukuran dan bentuk jantung Anda dan seberapa baik memompa.
Kateterisasi jantung untuk memeriksa jantung dan pembuluh arteri koroner.
Tes stres jantung untuk mencari penyakit arteri koroner.

Terapi
Gagal jantung adalah penyakit seumur hidup. Artinya, gejala dan penyebabnya mungkin bisa ditangani, namun
efeknya tidak bisa hilang sepenuhnya. Jaringan otot jantung yang mati tidak dapat digantikan. Jantung secara
permanen melemah. Hal ini penting karena bila Anda mengalami gagal jantung, berarti Anda membutuhkan
perawatan seumur hidup, meskipun tidak ada gejala serius yang hadir.
Kebanyakan penderita gagal jantung perlu mengonsumsi obat-obatan. Dokter mungkin meresepkan obat untuk:

Mencegah gagal jantung agar tidak semakin buruk. Obat ini termasuk jenis ACE inhibitor,
angiotensin reseptor blocker (ARB), beta blocker, dan nitrogliserin.

Mengurangi gejala sehingga Anda merasa lebih baik. Obat-obat ini termasuk diuretik, digoksin, dan
kalium.
Mengobati penyebab gagal jantung Anda.
Sangat penting untuk meminum obat seperti yang disarankan dokter Anda. Jika tidak, gagal jantung Anda bisa
memburuk.
Tergantung pada penyebab gagal jantung, Anda mungkin memerlukan pembedahan untuk membantu kerja
jantung Anda lebih baik, seperti operasi bypass untuk membuka arteri yang tersumbat, atau pembedahan lain
untuk memperbaiki atau mengganti katup jantung.
Anda mungkin perlu memiliki alat pacu jantung jika Anda memiliki masalah irama jantung.
Perubahan gaya hidup merupakan bagian penting dari perawatan untuk memperlambat perkembangan gagal
jantung dan mengelola penyebabnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit arteri koroner.
Gagal jantung bisa memburuk tiba-tiba. Jika itu terjadi, Anda memerlukan perawatan darurat. Untuk mencegah
gagal jantung tiba-tiba, Anda perlu menghindari hal-hal yang bisa memicunya, termasuk makan garam terlalu
banyak, lupa meminum obat Anda, dan berolahraga terlalu keras.
inSh ar e

Anda mungkin juga menyukai