Anda di halaman 1dari 8

SOSRO : THE KING OF INDONESIAN

TEA BEVERAGE

OLEH :
Muhammad
Mardiansyah
Rico Nugraha Putra
Tati Herlina

ANALISIS SITUASI

TEH BOTOL SOSRO

Pada 1953 SOSRO melakukan


Strategi CICIP RASA (product
sampling) ke beberapa pasar di
Jakarta. Namun cara ini kurang
berhasil karena teh yang telah
diseduh terlalu panas dan proses
penyajiannya terlampau lama
sehingga pengunjung di pasar yang
ingin mencicipinya tidak sabar
menunggu.

Cara kedua adalah dengan


membawa teh dengan cara
memasukanya dalam wajan
besar
dan
membawanya
dengan mobil bak terbuka ke
pasar, namun lagi-lagi cara ini
tidak berhasil karena teh
tumpah selama diperjalanan
karena pada saat itu jalanan di
ibukota
masih
banyak
berlubang.

Akhirnya muncul ide untuk


membawa teh yang telah
diseduh dan dikemas kedalam
botol yang sudah dibersihkan.
Tahun 1969, diputuskan untuk
menjual minuman tehdalam
kemasan botol secara massal
dengan nama Teh botol Sosro.

IDENTIFIKASI MASALAH
Pada
1970,
keluarga
Sosrodjojo
mengenalkan teh botol untuk pertama
kalinya.
Tetapi
masyarakat
masih
menganggap aneh apabila kita meminum
teh dalam botol dan dalam keadaan dingin
sangat bertentangan dengan kebiasaan
masyarakat indonesia waktu itu dengan
minum teh di cangkir dan dalam keadaan
hangat.
Namun sosro tidak patah arang. Perusahaan
ini terus mengedukasi pasarnya melalui
iklan-iklan di berbagai media dan promosipromosi on the spot. Perlahan tapi pasti
produk teh botol sosro mulai mendapatkan
tempat di hati konsumen Indonesia

MASALAH POKOK
Pada tahun 2002 PT Coca Cola Amatil
Indonesia meluncurkan produk baru teh botol
dalam kemasan (kotak).
Karena Coca-cola
indonesia melihat segment pasar teh kotak
kemasan dalam waktu itu pangsa pasarnya sangat
potensial & memberi pilihan kepada konsumen
anatara produk teh dalam kemasan atau teh botol.

Sebelumnya sosro sudah terlebih


dahulu mendapat pesaing, pada tahun
1995-1996 , teh botol dari PT. PepsiCola dan salim group pada segmen teh
kemasan botol dengan ukuran botol tea
330 ml, sementara botol sosro hanya
220 ml.

ALTERNATIF SOLUSI

Solusi yang dilakukan sosro untuk menghadapi


persaingan pada waktu itu dikemukakan oleh
Bambang Waluyo yaitu dengan mengembangkan
cara berkomunikasi yang baru dengan tagline sosro
pada waktu itu adalah: aslinya teh (original tea).
Intinya adalah tidak masalah apabila ada banyak
perusahaan bersaing di bidang teh namun sosro
hanya menjual originalitas.

SOLUSI UTAMA

Teh botol sosro tetap


konsisten dengan tidak
merubah botol
berukuran 220 ml yang
sudah memiliki
segmentasi yang baik di
pasaran.

Sosro membuat lini


produk baru yaitu S-tee
yang berukuran 330ml
untuk bersaing dengan
pasar tekita

Pada 16 maret 1997,


Sosro merilis Fruit tea
dengan kemasan kotak
untuk menarik perhatian
anak muda & untuk
bersaing dengan frestea

IMPLEMENTASI

Anda mungkin juga menyukai