Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah suatu peradangan yang terjadi
disepanjang bronkus sampai ke parenkim paru. PPOK merupakan peringkat ke empat
penyebab kematian di Amerika Sekirat. Menurut data epidemiologi, lebih dari 12.1
juta orang di Amerika Serikat menderita PPOK sejak tahun 2010 hingga sekarang.
Sedangkan di Indonesia, belum ada data yang akurat mengenai PPOK. 1 Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), asma, bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke lima sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab
kesakitan utama di Indonesia. SKRT juga menunjukkan angka kematian karena asma,
bronchitis kronik, dan emfisema menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab
kematian tersering di Indonesia.2
Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit ini,
diantaranya kebiasaan merokok yang masih tinggi dimana 60-70% pada laki-laki di
atas 15 tahun, pertambahan penduduk, meningkatnya usia rata-rata penduduk,
industrialisasi, serta polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan di
pertambangan.2
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK
terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Pada bronkitis
kronis terjadi perubahan struktural saluran nafas kecil, dimana terjadi inflamasi,
fibrosis, metaplasia sel goblet dan hipertrofi otot polos, serta distorsi akibat fibrosis
yang menjadi penyebab utama obstruksi saluran nafas. Sedangkan pada emfisema,
terjadi pelebaran rongga udara distal bronkus terminal, disertai kerusakan dinding
alveoli. 2
Penegakan diagnosis PPOK dilakukan berdasarkan gejala klinik, faktor resiko
pada pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Terapi farmakologi yang
adekuat dapat mengurangi gejala klinik PPOK, mengurangi tingkat keparahan, serta
meningkatkan kualitas hidup penderitanya.3

Anda mungkin juga menyukai