Anda di halaman 1dari 9

Ada beberapa jenis mikroskop polarisasi, yaitu mikroskop terpolarisasi binokuler (Gambar I.1.

a) dan
trilokuler (Gambar I.1.b), baik non -digital maupun yang digital (Gambar I.2-3).

ambar 1.1. Kiri: Bagian-bagian dari mikroskop polarisasi binokuler secara garisbesar (sumber ZEISS,
1961). Kanan: Bagian-bagian dari mikroskop polarisasitrilokuler secara garis besar (sumber ZEISS, 1961).
Lampu terpisah dari mikroskup. Sinar lampu dipantulkan melalui cermin(mirror) lalu dilanjutkan ke lensa
polarizer. Sinar menembus obyek yang diletakkandi atas meja obyektif. Sinar membawa data dari obyek
(sayatan tipis) dikirimkan kelensa obyektif, ditangkap oleh okuler dan diterima mata.

Gambar 1.2. Mikroskup digital dengan layar video; data pengamatan sayatan tipisdikirim ke layar LCD
dan dapat disimpan di dalam hard disk

Gambar 1.3. Mikroskup polarisasi binokuler digital dengan layar video yang lain(kiri) dan mikroskup
polarisasi standar yang kini tersimpan di laboratorium Geologi ISTA (kanan)

)Lensa Ocular (eye piece; Gambar 1. 4)


Yaitu lensa dengan perbesaran yang biasanya mencapai 10x. Lensa ini berhubungan langsung dengan
mata saat mengamati sayatan tipis batuan di bawahmikroskup. Dalam lansa ini terdapat benangsilang
yang dapat membantu menentukan posisi utara-selatan (U-S) dan timur-barat (T-B). Benang silang juga

seringdigunakan untuk mengetahui sudut pemadaman suatu mineral, apakah miring atautegak
lurus.Perbesaran dari obyek sayatan tipis di atas meja obyektif (gambar samping)dihasilkan dari
perbesaran okuler dan lensa obyektif (gambar bawah). Contoh: jikasayatan tipis dilihat dengan
menggunakan lensa obyektif dengan perbesaran tertulis4X, dan okuler 10X, maka memiliki perbesaran
total 40X.
ambar 1. 4. Lensa okuler dan lensa obyektif yang terdapat dalam mikroskop polarisasi.

b)Prisma Nikol (Gambar 1. 5

Laporan Praktikum Mineral Optik Dan Petrografi


Institut Sains Dan Teknologi Akprind Yogyakarta Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral
Jika polarizer dipindahkan dari mikroskop dan sinar direfleksikan dari permukaan ke bidang horizontal,
maka bidang terpolarisasi menjadi gelap jika diputar ke kanan. Biotit yang disayat memotong
belahannya memiliki absorpsi terbaik jika bidang belahan sejajar dengan bidang vibrasi terpolarisasi.
Pada posisi ini mineralmenjadi gelap maksimum. Vibrasi gelapan juga dijumpai pada mineral
Tourmalineyang diputar ke kanan dari sumbu C. Kedudukan normal dari vibrasi sinar yangmelalui prisma
(sinar ekstra-ordinary) dijumpai maksimum pada kanada balsam.Prisma nikol digunakan untuk
melakukan pengamatan pada posisi nikol silang(Gambar 1.5)
Gambar 1. 5. Penggunaan Prisma Nikol untuk Pengamatan Nikol Silang

Gambar 1. 5. Penggunaan Prisma Nikol untuk Pengamatan Nikol Silang

ambar 1. 6. Prisma nikol, lensa obyektif dan lensa okuler pada mikroskup polarisasi.
c )Lensa lampu konvergen
Mikroskop dioperasikan pada sinar lampu yang searah dengan tube danobyek
Lensa konvergen menangkap sinar tersebut secara maksimal danmelanjutkannya melalui tube ke lensa
polarizer
Sinar tersebut membawa data dari obyek yang selanjutnya dikirimkan kelensa obyektif dan ditangkap
oleh lensa okule
Yaitu dengan menaikkan nikol bagian bawah yang terletak di bawah mejaobyektif, sehingga:

Permukaan polarizer dapat menyentuh gelas preparat


d)Meja obyektif (meja putar)

Meja obyektif berbentuk melingkar atau kotak- kebanyakan bulat

Meja ini terletak di atas polarizer dan di bawah lensa obyektif

Merupakan tempat meletakkan sayatan tipis untuk diamati

Pada meja dilengkapi dengan sekala besaran (mikrometer) yang melintangmeja dan koordinat sumbu
hingga 360O


Bagian pusat meja harus satu garis dengan pusat optis dari tube.

Centering dilakukan dengan memutar scroll (screws), centring 90o beradadi bawah tube.

Setelah posisinya centering, sayatan tipis diletakkan di atas meja obyektif,agar tidak bergeser-geser
maka dapat dijepit dengan kedua penjepit.

Meja obyektif dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kebutuhan dan posisisentringnya

Kini, mikroskop modern telah dilengkapi monitor LCD

Gambar 1. 7. Benang silang yang terdapat pada lensa okuler dalam mikroskup polarisasi
)Benang Silang (Cross Hair)

Benang silang (Gambar I.7) berada pada lensa okular, satu benangmelintang ke kanan-kiri dan benang
yang lain melintang ke atas dan ke bawah.

Berfungsi untuk mengetahui kedudukan koordinat bidang sumbu mineral,atau sudut interfacial kristall.

Meja obyektif harus berkedudukan centered dengan perpotongan benangsilang, jika tidak centered
maka benang silang tidak akan terlihat.Pembacaan akan dapat dilakukan jika salah satu sisi kristal sejajar
dengan benang silang kanan-kiri, selanjutnya meja obyektif diputar sampai benang silangyang lain
sejajar dengan arah lain dari meja obyektif tetapi berlawanan dengancenter-nya.

Tabel 1. 1. warna interference yang digunakan bersama-sama dengan keping gipsuntuk mengetahui
warna birefringence.

Gambar 1. 8. Adjustment screw, mikrometer dan prisma nikol


c.Penggunaan Mikroskup Polarisasi
Pencahayaan mikroskop sangat baik jika berasal dari arah utara; jika tidak mampudari timur. Jangan
menggunakan sinar matahari langsung. Meja (bangku) harus kuat,dan pengamat harus nyaman
menggunakannya. Mikroskop harus terletak tepat didepan pengamat, kedua tangan leluasa
mengoperasikannya. Jangan menutup matasebelah, mata yang tidak dipakai untuk mengamati dibiarkan
terbuka, agar tidak jereng atau mudah lelah. Pencahayaan harus cukup mampu menerangi
pengamatan paralel nikol dan silang nikol.

Gambar 1. 9. Sifat optis relief tinggi pada mineral olivin (atas) dan relief rendah(bawah) yang diamati
pada posisi nikol sejaja

Gambar 1. 10. a: warna interferensi biotit sejajar sumbu C; Pleokroisme biotit berwarna coklat
kekuningan Orde 1. b. pleokroismenya pada sudut putaran 90
O
; Pleokroisme biotit berwarna coklat gelap Orde I

Gambar 2.1. Gambar atas: bentuk kristal subhedral pada piroksen dan anhedral pada horenblenda dan
gambar bawah: bentuk kristal euhedral, subhedral dananhedral pada mineral piroksen (HBL:
horenblenda dan Px: piroksen)

Laporan Praktikum Mineral Optik Dan Petrografi


Institut Sains Dan Teknologi Akprind Yogyakarta Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral
Gambar 2.2. bentuk-bentuk mineral blocky, irregular; gambar bawah: bentuk mineral euhedral

Anda mungkin juga menyukai