Anda di halaman 1dari 21

KODE ETIK JABATAN

NOTARIS
Oleh:
RUSDIANTO S, S.H., M.H.
FAKULTAS HUKUM UNNAR
2011

UU JABATAN NOTARIS
Jabatan Notaris di atur dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta
otentik dan kewenangan lainnya
sebagaimana yang diatur dalam UU
Jabatan Notaris

Kode Etik Notaris merupakan seluruh


kaidah moral yang ditentukan oleh
perkumpulan INI (termasuk didalamnya
pejabat sementara Notaris, Notaris
pengganti, Notaris pengganti khusus);

Ikatan Notaris Indonesia (INI)


merupakan satu-satunya wadah
pemersatu bagi semua dan setiap orang
yang memangku dan menjalankan tugas
sebagai pejabat umum di Indonesia,
merupakan organisasi Notaris.

KEWAJIBAN
memiliki moral, akhlak serta kepribadian
yang baik;
menghormat dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat jabatan Notaris;
menjaga dan membela kehormatan
perkumpulan;
bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak,
penuh rasa tanggung jawab berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan isi
sumpah jabatan;

meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah


dimiliki tidak terbatas pada ilmu
pengetahuan hukum dan kenotariatan;
mengutamakan pengabdian kepada
kepentingan masyarakat dan negara;
memberikan jasa pembuatan akta dan jasa
kenotarisan lainnya untuk masyarakat yang
tidak mampu tanpa memungut honorarium;
menetapkan satu kantor ditempat
kedudukan dan kantor tersebut merupakan
satu-satunya kantor bagi Notaris yang
bersangkutan dalam melaksanakan tugas
jabatan sehari-hari;

memasang satu buah papan nama dengan


pilihan ukuran 100cmx40cm, 150cmx60cm,
200cmx80cm, dasar papan putih dengan huruf
hitam;
hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
perkumpulan, menghormati, mematuhi,
melaksanakan setiap dan seluruh keputusan
perkumpulan;
membayar uang iuran perkumpulan secara
tertib;
membayar uang duka untuk membantu ahli
waris teman sejawat yang meninggal dunia;

melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan


tentang honorarium ditetapkan perkumpulan;
menjalankan jabatan Notaris;
menciptakan suasana kekeluargaan dan
kebersamaan dalam melaksanakan tugas
jabatan dan kegiatan sehari-hari serta saling
memperlakukan rekan sejawat secara
baik,saling menghormati,saling menghargai,
saling membantu serta saling berusaha menjalin
komunikasi dan tali silaturahim;
memperlakukan setiap klien yang datang
dengan baik, tidak membedakan status ekonomi
dan/atau status sosialnya

LARANGAN
Menjalankan jabatan di luar wilayah
jabatannya
Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari
7 hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang
sah
Merangkap sebagai PNS
Merangkap jabatan sebagai pejabat negara
Merangkap jabatan sebagai advokat

Merangkap jabatan sebagai


pemimpin BUMN, BUMD atau Badan
Usaha Swasta
Merangkap jabatan sebagai PPAT
diluar wilayah jabatan notaris
Menjadi notaris pengganti
Melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan norma agama,
kesusilaan atau kepatutan yang
dapat mempengaruhi kehormatan
atau martabat jabatan notaris

SANKSI
teguran;
peringatan;
schorsing (pemecatan sementara);
onzetting (pemecatan);
pemberhentian dengan tidak hormat.

PENEGAKAN KODE ETIK


PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN
KODE ETIK:
tingkat pertama oleh Pengurus Daerah INI
dan Dewan Kehormatan Daerah;
tingkat banding oleh Pengurus Wilayah INI
dan Dewan Kehormatan Wilayah;
tingkat terakhir oleh Pengurus Pusat INI
dan Dewan Kehormatan Pusat.

PEMERIKSAAN TINGAT I
dugaan pelanggaran kode etik baik diketahui oleh
dewan Kehormatan daerah/laporan dari Pengurus
Daerah ataupun pihak lain kepada Dewan
Kehormatan Daerah, selambat-lambatnya 7 hari
kerja harus segera mengadakan sidang.
Ternyata ada dugaan kuat pelanggaran kode etik
maka dalam 7 hari kerja Dewan Kehormatan
Daerah berkewajiban memanggil anggota;
Dewan Kehormatan Daerah akan memutuskan
setelah mendengarkan keterangan dan pembelaan
teradu disertai dengan sanksinya;

Keputusan melanggar atau tidak melanggar


selambat-lambatnya 15 hari kerja setelah
tanggal sidang dimana notaris telah
didengar keterangan dan atau
pembelaannya;
anggota dipanggil tidak datang tanpa kabar
dalam waktu 7hari kerja, maka
panggilannya akan diulang 2 kali dengan
jarak waktu 7 hari kerja;
setelah panggilan ketiga juga tidak datang
tanpa kabar dengan alasan apapun, maka
Dewan Kehormatan Daerah akan bersidang
dan menentukan putusannya;

sanksi pemberhentian sementara


(schorsing) atau pemecatan (onzetting) dari
keanggotaan perkumpulan, Dewan
Kehormatan Daerah wajib berkonsultasi
dengan Pengurus Daerahnya;
putusan Dewan Kehormatan Daerah wajib
dikirim oleh Dewan Kehormatan Daerah
kepada anggota yang melanggar,
tembusannya kepada Pengurus Cabang,
Pengurus Daerah, Pengurus Pusat, dan
Dewan Kehormatan Pusat, dalam waktu 7
hari kerja setelah putusan;

pada tingkat Pengurus Daerah belum


dibentuk Dewan Kehormatan Daerah,
maka Dewan kehormatan Wilayah
berkewajiban dan berwenang
menjalankan kewajiban dan
kewenangan Dewan Kehormatan
Daerah dalam rangka penegakan kode
etik atau dewan Kehormatan Daerah
terdekat. Berlaku pula apabila Dewan
kehormatan Daerah tidak sanggup
menyelesaikan atau memutuskan
permasalahan yang dihadapi.

PEMERIKSAAN PADA TINGKAT


BANDING
putusan sanksi pemecatan sementara
(schorsing) atau pemecatan (onzetting) dari
keanggotaan perkumpulan dapat dimohonkan
banding dalam waktu tiga puluh hari kerja
setelah tanggal penerimaan putusan;
permohonan naik banding dikirim tercatat atau
dikirim langsung ke Dewan Kehormatan Wilayah
tembusan Dewan Kehormatan Pusat, pengurus
pusat, wilayah,daerah;
Dewan Kehormatan Daerah dalam waktu 7 hari
mengirim berkas kepada Dewan kehormatan
Pusat;

setelah diterima 7 hari Dewan Kehormatan


Wilayah memanggil anggota guna melakukan
pembelaan,selanjutnya putusan dalam 30 hari
kerja;
anggota tidak hadir tanpa pertanggungjawaban
diputus 7 hari setelah Dewan kehormatan Wilayah
menerima permohonan banding;
Dewan Kehormatan Wilayah mengirim
putusannya tembusannya dewan Kehormatan
Daerah, pengurus wilayah, pengurus daerah dan
pengurus pusat INI pusat dalam waktu 7 hari kerja
setelah putusan;
apabila putusan Dewan Kehormatan Wilayah
karena Dewan Kehormatan Daerah belum
terbentuk, maka keputusannya merupakan tingkat
banding

PEMERIKSAAN PADA TINGKAT


TERAKHIR
putusan penjatuhan sanksi pemecatan sementara
atau pemecatan dari keanggotaan perkumpulan
dapat diajukan pemeriksaan tingkat terakhir
kepada Dewan kehormatan Pusat dalam waktu
30 hari kerja setelah penerimaan surat putusan
dewan Kehormatan Wilayah;
permohonan dengan surat tercatat atau langsung
kepada Dewan Kehormatan Pusat dan
tembusannya kepada Dewan Kehormatan
Daerah, pengurus pusat, pengurus wilayah dan
pengurus daerah.

Dewan kehormatan Wilayah setelah


menerima tembusan 7 hari mengirim berkas
kepada Dewan kehormatan Pusat;
setelah menerima permohonan 30 hari kerja
anggota dipanggil untuk membela diri;
tidak hadir tanpa pertanggungjawaban
diputus 30 hari kerja setelah Dewan
Kehormatan Pusat memperoleh
permohonan;
putusan dikirim 7 hari kerja tembusan
kepada Dewan Kehormatan Daerah,
pengurus cabang, pengurus daerah dan
pengurus pusat;

EKSEKUSI
putusan yang ditetapkan Dewan
Kehormatan Daerah, Wilayah, Pusat
dilaksanakan pengurus Daerah;
b)pengurus daerah wajib mencatat dalam
buku anggota perkumpulan atas keputusan
Dewan Kehormatan Daerah, wilayah,
pusat, selanjutnya nama notaris, kasus dan
keputusan diumumkan dalam media
notariat.

PEMECATAN SEMENTARA
anggota perkumpulan yang telah
melanggar UU No. 30 Tahun 2004 tentang
jabatan Notaris dengan putusan dan
diputus bersalah dipidana yang
berkekuatan hukum tetap, pengurus pusat
wajib memecat sementara sebagai anggota
perkumpulan disertai usul kepada konggres
agar anggota perkumpulan dipecat dari
anggota perkumpulan

Anda mungkin juga menyukai