membayar total upah Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan, wajib mengikutsertakan
pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Program jaminan sosial tenaga kerja
adalah perlindungan dasar bagi pekerja yang sifatnya saling membantu.
Masalah jaminan sosial tenaga kerja merupakan hal yang paling prinsipil bagi setiap
tenaga kerja dan sekaligus merupakan beban yang harus dipikul oleh setiap pengusaha. Oleh
karena itu, tidak mustahil timbul kerawanan-kerawanan pada perusahaan-perusahaan tertentu
yang
PT.AA (AGRI
ANDALAS)
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan
permasalahan yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan bpjs ketenagakerjaan di PT AA (AGRI ANDALAS)
b. Mengapa PT AA (AGRI ANDALAS ) tidak mengikutsertakan semua tenaga
kerjanya pada program BPJS ketenagakerjaan ?
c. Bagaiman upaya yang dapat dilakukan jika pekerja yang tidak mendapatkan
BPJS KETENAGAKERJAAN pada program pemeliharaan kesehatan dan
kecelakaan kerja di tempat kerja.
3. TUJUAN
3.1.TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui pelaksanaan program BPJS KETENAGA KERJAAN PT.
AA(AGRI ANDALAS) SELUMA dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
melaksanakan program jaminan sosial tenaga kerja serta untuk mengetahui upayaupaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
3.2.TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui pelaksanaan BPJS ketenaga kerjaan bagi tenaga kerja
yang bekerja di PT. AA(AGRI ANDALAS)SELUMA.
4. METODE PENELITIAN
. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif. Metode Kualitatif
adalah untuk mendiskripsikan pelaksanaan BPJS ketenagakerjaan yang di berikan pada
karyawan informal dan formal di PT . AA(AGRI ANDALAS )SELUMA yaitu berdasarkan
data dan fakta.
5. KERANGKA PIKIR
INPUT
PROSES
OUTPUT
jaminan BPJS
ketenagakerjaan
man(sdm)
money(uang)
methods(tata kerja)
machine(mesin)
material( materi)
bpjs ketenagakerjaan
terhadap seluruh pekerja di
PT AA (AGRI ANDALAS)
Ket :
1. MAN
2. MONEY
LANDASAN TEORI
wajib
mengikutsertakan
pegawainya
dalam
program
BPJS
pekerjaannya, dan tidak perlu memikirkan semua biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengatasi masalah yang terjadi baik si pekerja itu sendiri maupun keluarganya.
Jaminan sosial tenaga kerja merupakan salah satu bentuk asuransi sosial dan bantuan
sosial. Asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib
berdasarkan undang-undang. Jaminan sosial tenaga kerja dikatakan sebagai jenis asuransi
sosial karena :
1. Biaya yang diperoleh dari iuran pengusaha dan tenaga kerja.
2. Partisipasi diwajibkan, dengan beberapa pengecualian.
3. Tingkat iuran dan tunjangan sering dikaitkan dengan posisi seseorang atau
penghasilannya.
4. Hak seseorang akan tunjangan dijamin oleh bukti catatan iurannya.
Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan diselenggarakan
dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha
bersama, kekeluargaan, dan gotong royong, sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang
Dasar Negara RI 1945. Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja untuk
mendapatkan santunan berupa uang sebagai pengganti dari pengahsilan yang telah
dikeluarkan apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang membawa kerugian terhadap pekerja itu
sendiri. Selain itu, jaminan sosial tenaga kerja juga diberikan kepada pekerja atau
keluarganya yang menderita suatu penyakit atau meninggal dunia dan pekerja yang sudah
tidak mampu lagi untuk melakukan pekerjaan karena telah lanjut usia.
2.2. DASAR HUKUM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Dasar hukum pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
3. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
4. Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Nomor
PER-03/MEN/1993
Tentang
Alamat perusahaan
Kepemilikan perusahaan
Jenis dan bidang usaha
Jumlah tenaga kerja dan keluarganya
Besarnya upah setiap tenaga kerja
Laporan tersebut disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak terjadinya perubahan.
Tenaga kerja peserta jaminan sosial tenaga kerja wajib menyampaikan daftar susunan
keluarga kepada pengusaha, termasuk segala perubahannya. Apabila terjadi perubahan
mengenai jumlah tenaga kerja dan keluarganya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak laporan diterima, PT. Jamsostek wajib menerbitkan :
a.
Kartu peserta tenaga kerja baru, kecuali tenaga kerja yang bersangkutan
telah memiliki kartu peserta
b.
Bagi perusahaan atau pengusaha yang telah mendaftarkan pekerjanya dalam program
jaminan sosial tenaga kerja, berarti pengusaha itu telah melakukan suatu tindakan yang
bijaksana yaitu melindungi para pekerja dalam menghadapi setiap kecelakaan yang mungkin
terjadi, mendidik para pekerjanya untuk menghemat atau menabung yang nantinya dapat
dinikmati apabila sewaktu-waktu terjadi suatu kejadian, melindungi perusahaannya dari
keharusan memberikan tunjangan kecelakaan yang kemungkinan jumlahnya sangat besar dan
memberikan ketenangan kepada pekerja beserta keluarganya karena dengan terjadinya
kecelakaan yang tidak diharapkan, mereka telah berhak memperoleh jaminan yang memadai.
c.
kecelakaan kerja pada pekerjanya, dan yang paling utama adalah membayar ganti rugi atas
menurunnya atau hilangnya kemampuan bekerja serta kemampuan berpenghasilan.
b) Jaminan Kematian
Jaminan kematian adalah jaminan yang diberikan kepada keluarga dan ahli waris
pekerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja untuk meringankan beban
keluarga. Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan sebagai akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial
ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian
dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun
santunan berupa uang.
Dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, menyebutkan :
Ayat (1) : Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja,
keluarganya berhak atas jaminan kematian.
Ayat (2) : Jaminan kematian sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
-
biaya pemakaman
Santunan jaminan kematian tersebut diberikan sekaligus kepada ahli waris dengan
urutan sebagai berikut:
1. janda atau duda
2. anak
6. saudara kandung
3. orang tua
7. mertua
4. cucu
Apabila tenaga kerja tersebut tidak mempunyai keturunan sedarah menurut garis lurus
ke bawah dan garis lurus ke atas dihitung sampai derajat kedua, maka jaminan kematian
dibayarkan sekaligus kepada pihak yang ditunjuk oleh tenaga kerja dalam surat wasiatnya.
Jika tidak ada wasiat, maka biaya pemakaman dibayarkan kepada pengusaha atau pihak lain
guna pengurusan pemakaman. Sedangkan bagi magang atau murid dan mereka yang
memborong pekerjaan serta narapidana yang meninggal dunia bukan karena akibat
kecelakaan kerja, maka bagi keluarga yang ditinggalkan tidak berhak atas jaminan kematian.
tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang produktif bagi pembangunan. Jaminan
pemeliharaan kesehatan selain untuk tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
bahwa, jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada pihak-pihak yang berhak
menerimanya yaitu :
1. tenaga kerja,
2. suami atau istri yang sah, dan
3. anak sebanyak-banyaknya 2 orang dan usianya di bawah 21 tahun
Penyelenggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan yang berupa pelayanan
medis pelaksanaannya diatur dalam Pasal 35 ayat (1) Peaturan Pemerintah Nomor 14 tahun
1993 dan Pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 yaitu meliputi :
1. Rawat jalan tingkat pertama
Pelayanan rawat jalan tingkat pertama meliputi :
a. Bimbingan dan konsultasi kesehatan
b. Pemeriksaan kehamilan, nifas dan ibu menyusui
c. Keluarga berencana
d. Imunisasi bayi, anak dan ibu hamil
e. Pemeriksaan dan pengobatan dokter umum
2. Rawat jalan tingkat lanjutan
Pelayanan pada tingakat ini dilakukan dengan rujukan pada pelaksana pelayanan
kesehatan tingkat lanjutan.
3. Rawat inap
Pelaksanaan pelayanan rawat inap dilaksanakan dengan memberi surat rujukan pada
rumah sakit yang dipilih dalam waktu tujuh hari, denga menggunakan standar biaya yang
telah ditetapkan dan ditanggung oleh badan penyelenggara.
4. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
Pelaksanaan pelayanannya sesuai dengan rumah sakit yang ditunjuk.
5. Penunjang diagnostik
Pelayanan ini dilakukan dengan penggunaan hasil seperti : laboratorium, rontgen, tes
darah dan lain-lain berupa resep obat yang diambil pada apotik yang ditunjuk dengan
menggunakan obat standar, dan bila harganya melebihi yang ditetapkan, maka harus
ditebus biaya tambahannya.
6. Pelayanan khusus
Pelayanannya berupa : penggantian kaca mata, alat bantu dengar, prothese anggota gerak
dan lainnya.
7. Gawat darurat
Pelayanannya dilakukan pada rumah sakit terdekat, dengan tingkat pelayanan penunjang
diagnostik.
Dalam menyelenggarakan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, badan
penyelenggara wajib :
a. Memberikan kartu pemeliharaan kesehatan kepada setiap peserta.
b. Memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai jaminan pemeliharaan
kesehatan yang diselenggarakan.
Pelaksanaan pemberian pelayanan dilakukan oleh pelaksana pelayanan kesehatan
berdasarkan perjanjian tertulis dengan badan penyelenggara. Badan penyelenggara
melakukan pembayaran kepada pelaksana pelayanan kesehatan secara praupaya dengan
sistem kapitasi. Pemberian pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan medis yang nyata dan standar pelayanan medis yang berlaku dengan tetap
memperhatikan mutu pelayanan.1
Pelaksanaan pelayanan jaminan dapat dilakukan oleh semua peserta dan anggota
keluarganya di tempat-tempat yang telah disediakan oleh PT. Jamsostek, dan apabila perlu
dapat dimintakan rujukan untuk pengobatan atau perawatan lebih lanjut di rumah sakit
pemerintah kelas II atau swasta kelas III.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005 untuk perawatan Rumah
Sakit yang semula pada kelas II ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas 1.
.
c. IURAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993, besarnya iuran jaminan
sosial tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Pengertian kecelakaan kerja menurut Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1992 yaitu kecelakaan yang terjadi sehubungan dengan hubungan kerja, demikian
pula kecelakaan yang terjadi di dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan kecelakaan kerja
yang berupa penggantian biaya dan pemberian santunan yang berupa uang. Besarnya
iuran jaminan sosial tenaga kerja di bagi dalam 5 (lima) kelompok jenis usaha
sebagaimana di tetapkan dalam Pasal 9 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun
1993 yaitu :
1. Kelompok I
2. Jaminan Kematian
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial
ekonomi tenaga kerja yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian
dalam upaya meringankan beban keluarga, baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun
santunan berupa uang. Kematian yang mendapatkan santunan adalah kematian bagi
tenaga kerja pada sat menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja. Besarnya iuran jaminan
kematian adalah 0,30 % x upah sebulan yang ditanggung oleh perusahaan.
3.
Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kesulitan bagi tenaga kerja dan
menderita sakit yaitu sakit yang biasa atau pada umumya diderita dan bukan disebabkan
oleh kecelakaan kerja. Jaminan pemeliharaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian, tenaga kerja dapat melaksanakan tugas
sebaik-baiknya dan mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk penyembuhan
(kuratif).
Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993,
jaminan pemeliharaan kesehatan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Tenaga kerja yang sudah berkeluarga : 6 % x upah tenaga kerja sebulan
2. Tenaga kerja yang belum berkeluarga : 3 % x upah tenaga kerja sebulan
pengusaha yang besar membayar iuran lebih banyak dari nilai klaim yang diperoleh,
mereka menganggapnya sebagai zakat terhadap perusahaan yang kurang mampu dan juga
sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial.
4. Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja melalui Jamsostek akan menaikkan efisiensi
dan kegiatan perusahaan, karena perusahaan dapat bebas mencurahkan perhatiannya pada
persoalan lain yang lebih mendesak bagi kegiatan usahanya, sehingga akan merangsang
orang lain untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.