Anda di halaman 1dari 65

Presentasi Kasus II

KEJANG DEMAM
KOMPLEKS

NAJUA SALEH
030.09.166
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Budhi Asih Jakarta

PENDAHULUAN
KEJANG

Manifestasi klinis yang


sering dijumpai di ruang
gawat darurat.

Kejang
Demam
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari 38C akibat suatu proses
ekstra kranial

Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bln sampai 5 th,
kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun
hampir 2 - 5%.

IDENTITAS PASIEN
Nama

An. CA

Jenis Kelamin

Perempuan

Umur

11 bulan 21 hari

Suku Bangsa

Jawa-Sunda

Tempat / tanggal lahir

Jakarta, 01 April 2013

Agama

Islam

Alamat

Kalibata Timur No. 5

Pendidikan

IDENTITAS ORANG TUA


Ayah

Ibu

Nama

Tn. A

Ny. K

Umur

33 tahun

31 tahun

Alamat

Pekerjaan

Jalan Kalibata Timur No. 5

Wiraswasta

Karyawan

Penghasilan

Rp. 3.500.000/bln

Rp. 3.000.000/bln

Pendidikan

D-3

D-3

Suku bangsa

Jawa

Sunda

Agama

Islam

Islam

ANAMNESIS

Alloanamnesis
Lokasi
Tgl / waktu
Tgl masuk RS

: Ny. K (Ibu kandung)


: Bgsal. lantai V Timur, kamar 512
: 31 Oktober 2014 pukul 12.15 WIB
: 31 Oktober 2014 (12.00)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


KEJANG
1 jam SMRS, sebelum kejang sedang demam dan ingin tidur
Tidak sadar, kedua tangan dan kaki
kaku, mata mendelik ke atas, gigi
mengatup, lidak tidak tergigit dan
tidak mengeluarkan busa, 5 menit

DEMAM
2 HARI SMRS,
Terusmenerus,
bila diberi obat
penurun panas

BATUK &
PILEK
3 hari SMRS

Setelah kejang
sadar dan
sangat lemas

KEJANG
12 jam SMRS,
15-20 menit

BATUK

PILEK

DAHAK SULIT
KELUAR

BENING &ENCER

Batuk &
pilek

3 hari
SMRS

Demam

2 hari
SMRS
KEJANG

(15-20 menit)

12 jam
SMRS

KEJANG
(5 menit)

IGD
RSUD BA

1 jam
SMRS

IGD
RSUD BA

30 Okt
2014

RIWAYAT KEHAMILAN/KELAHIRAN
KEHAMILAN

KELAHIRAN

Morbiditas kehamilan

Hipertensi (-), DM (-), Anemia (-), peny.


Jantung (-), Peny. Paru (-), infeksi (-)

Perawatan antenatal

Rutin kontrol ke bidan 1x setiap bulan dan


saat menginjak usia tujuh bulan dilakukan
2x setiap bulan, sudah melakukan imunisasi
TT 2x

Tempat persalinan

Rumah sakit

Penolong persalinan

Dokter kandungan
SC a/i bekas SC

Cara persalinan
Masa gestasi

Penyulit : Cukup Bulan

Berat lahir : 2800 gram


Panjang lahir : 49 cm

Keadaan bayi

NCB - SMK

Lingkar kepala : 32
Langsung menangis (+)
Kemerahan (+)
Nilai APGAR : 8/9
Kelainan bawaan : tidak ada

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Riwayat
perkembangan
Pertumbuhan gigi I

Umur

Normal

7 bulan

5-9 bulan

Gangguan
perkembangan mental

Psikomotor
Tengkurap
Duduk
Berdiri
Berjalan
Bicara

Perkembang
an sesuai
usia

Tidak ada

3bulan
6 bulan
9 bulan
11 bulan
10 bulan

3-4 bulan
6-9 bulan
9-12 bulan
13 bulan
9-12 bulan

Riwayat
Makanan
Umur
(bulan)

ASI/PASI

Buah /
Biskuit

Bubur Susu

Nasi Tim

02

ASI

24

ASI

46

ASI

68

ASI -PASI

8 10

ASI -PASI

10 -11

ASI -PASI

Asupan dari 0-11


bulan baik

RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin

Dasar ( umur )

Ulangan ( umur )

BCG

2 bulan

DPT / PT

2 bulan

4 bulan

6 bulan

Polio

0 bulan

2 bulan

4 bulan

Campak

9 bulan

1 bulan

6 bulan

Hepatitis B 0 bulan

Imunisasi dasar PPI lengkap dan sesuai


jadwal

RIWAYAT KELUARGA
CORAK
REPROD
UKSI

No

Tanggal lahir (umur)

Jenis
kelamin

Hidup

Lahir
mati

Abortus

Mati

Keterangan

(sebab)

kesehatan
Sehat (Kakak

1.

10 Januari 2009

Perempuan

Pasien) : R.
Kejang Demam
usia 1 thn

2.

01 April 2013

Perempuan

Sakit (Pasien)

RIWAYAT
PERNIKAHAN

Nama
Perkawinan keUmur saat
menikah
Pendidikan
terakhir
Agama
Suku bangsa
Keadaan
kesehatan
Kosanguinitas
Penyakit, bila
ada

Ayah / Wali

Ibu / Wali

Tn. A
1
26 tahun

Ny. K
1
24 tahun

D-3

D-3

Islam
Sehat

Islam
Sunda
Sehat

Jawa

Riwayat Penyakit Keluarga

Kakak kandung os
mengalami seperti
os pada usia 1 th
Riw. Keluarga
kejang tanpa
demam (-)

RIWAYAT PENYAKIT YANG


PERNAH DIDERITA
Penyakit

Umur

Penyakit

Umur

Penyakit

Umur

Alergi

(-)

Difteria

(-)

Penyakit jantung

(-)

Cacingan

(-)

Diare

6 bulan

Penyakit ginjal

(-)

DBD

(-)

Kejang

(-)

Radang paru

(-)

Otitis

(-)

Morbili

(-)

TBC

(-)

Parotitis

(-)

Operasi

(-)

Lain-lain : ISPA

8
bulan

Diare pada usia 6 bulan dan batuk-pilek (flu) pada usia 8 bulan Pada saat
mengalami sakit tersebut os hanya melakukan rawat jalan di poli anak

Riwayat Lingkungan Perumahan


Tinggal
bersama ayah,
ibu, kakak

Pencahayaan
baik, ventilasi
cukup, sumber
air : jet sanyo

Lingkungan
tidak padat

Pemeriksaan Fisik
Tanggal 31 Oktober 2014
Keadaan Umum

Kesan Sakit
Kesadaran
Kesan Gizi
Keadaan lain

: Tampak sakit sedang


: Compos Mentis
: Gizi baik
: Lemas, anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)

Data antropometri
Berat Badan sekarang : 9.0 kg
Tinggi Badan
: 74 cm
LK
: 45 cm -2SD - +2SD

Normocephali

Status Gizi
BB / U = 9.0/9.2 x 100 % = 97.82% (Gizi Baik)
TB / U = 74/73 x 100 % = 101.3% (Tinggi Baik)
BB / TB = 9.0/9.4 x 100 % = 95.74% (Gizi Normal)

GIZI NORMAL

Tanda Vital
TD
Nadi
Nafas
Suhu

:: 132 x / menit
: 44 x / menit
: 39.6 C (axilla)

Febris

Kepala
Normocephali

Rambut, wajah,
mata, telinga
t.ak

Hidung

Bibir, Mulut

Sekret +/+

Oral hygiene baik

Lidah

Tenggorokan, leher,
toraks, jantung

Lidah kotor (-)

t. a. k

PEMERIKSAAN

HASIL

THORAX

deformitas (-), retraksi suprasternal (-), retraksi


interkostal (-), retraksi subkostal (+) minimal

JANTUNG

Inspeksi: ictus cordis tidak tampak


Palpasi: ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis
kiri, teraba kuat
Auskultasi: bunyi jantung I/II regular, murmur (-),
gallop (-), punctum maksimum pada ICS V 1 cm
midclavicularis kiri.

Thorax dan Jantung


Dalam Batas Normal

PEMERIKSAAN

PARU

HASIL

Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis,


tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernafasan abdominotorakal, retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostals (-), retraksi
subcostal (-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris
kanan dan kiri
Perkusi

: Sonor di kedua hemithoraks paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing /ABDOMEN

Inspeksi : perut datar, tidak tampak efloresensi bermakna,


Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba membesar
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+), 3 x / menit

GENITALIA

Jenis kelamin perempuan, sekret uretthra -, sekret vagina Dalam Batas


Normal

KGB

Preaurikuler : Tidak teraba membesar


Postaurikuler : Tidak teraba membesar
Submandibula : Tidak teraba membesar
Supraklavikula : Tidak teraba membesar
Axilla
: Tidak teraba membesar
Inguinal
: Tidak teraba membesar

ANGGOTA GERAK
EKSTREMITAS

Akral hangat pada keempat ekstremitas, sianosis (-)

Tangan
Tonus
Sendi
Refleks fisiologis
- Biceps
- Triceps
Refleks patologis
- HoffmanTromer

Kanan

Kiri

Normotonus Normotonus
aktif
(+)
(+)

(-)

aktif
(+)
(+)

(-)

Kaki

Kanan

Kiri

Tonus

Normotonus

Normotonus

Sendi

aktif

aktif

Refleks fisiologis
- Patella
- Achiles

(+)
(+)

(+)
(+)

Refleks patologis
- Babinski
- Schaefer
- Oppenheim
- Gordon

(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)

TANDA RANGSANG MENINGEAL


Kaku kuduk

(-)

Brudzinski I

(-)

(-)

Brudzinski II

(-)

(-)

Laseq

(-)

(-)

Kerniq

(-)

(-)

KULIT

Warna kulit langsat merata, pucat (-), ikterik (-),


sianosis (-), turgor kulit baik, ptechiae (-)

TULANG BELAKANG

bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-),


ruam (-), gibbus (-)

Pemeriksaan Penunjang

Lab dari UGD, 30 oktober 2014


Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

Keterangan

Darah Lengkap
Leukosit (WBC)

18.0 ribu/uL

6 - 17

Normal

Eritrosit (RBC)

4.6 juta/uL

3.6 - 5.2

Normal

Hemoglobin

11.8 g/dL

10.7 13.1

Normal

36 %

35 - 43

Normal

Trombosit (PLT)

319 ribu/uL

217 - 497

Normal

MCV

77.0 fL

73 - 101

Normal

MCH

25.5 pg

23 - 31

Normal

MCHC

33.3 g/dL

26 - 34

Normal

RDW

14.6 %

<14

Normal

(HGB)
Hematokrit

(HCT)

Sebelum kejang
demam + ingin tidur
Kejang kaku, mata
mendelik ke atas,
gigi mengatup, (I : 20
menit dan II : 5
menit)
Setelah kejang
sadar + lemas
Berulang (2x)
Demam 2 hari SMRS
Batuk berdahak dan
pilek lendir bening
encer 3 hari SMRS

KU : TSS, CM,
Lemas (+)
Suhu : 39.6 oC
Hidung : sekret +/+
R.Fisiologis : +
Normal
R. Patologis : -

TRM : N. Cranialis : dbn

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Anak perempuan, 11
bulan dengan kejang
sejak 1 jam SMRS

PEMERIKSAAN FISIK

ANAMNESIS

RESUME
Laboratorium :

Hematologi
Leukositosis

DIAGNOSIS BANDING

Kejang Demam Kompleks


dengan ISPA

Kejang Demam Sederhana


dengan ISPA

DIAGNOSIS KERJA
PF
- Anak tampak gelisah

Anamnesis
- Usia 14 bulan
- Riwayat ISPA (batuk, pilek)

-Tachipnoe (50 x/menit)


- Retraksi subcostal ringan
- Wheezing +/+, rhonki
basah halus

- Sesak napas

PP
- Lab darah normal
- X ray kesan
bronchiolitis

BRONKIOLITIS

PEMERIKSAAN ANJURAN

Hematologi
rutin ulang
(evaluasi)

PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Komunikasi, informasi, dan edukasi orang tua
pasien tentan penyakit pasien
Perbaiki gizi pasien dengan asupan nutrisi yang
baik
Edukasi yang diberikan kepada keluarga bahwa
kejang dapat timbul kembali jika pasien panas.
Oleh karena itu, keluarga pasien harus sedia
obat penurun panas, termometer, dan kompres
hangat.

PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Memberitahukan cara penanganan kejang bila kembali kejang

Tetap tenang dan tidak panik


Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam
mulut.
Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
Tetap bersama pasien selama kejang.
Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa

Rawat inap
O2 nasal 1 L/menit
IVFD KaEN I B (100 cc/kgBB/hari) 3 cc/kgBB/Jam
Diazepam oral (D : 0,3 mg/kgBB/8 Jam) 3 x 1 mg
jika suhu > 38.0o C
Diazepam Rektal 5 mg saat kejang
Amoxcilin (D : 15-25 mg/kgBB/hari) 3 x 200 mg
PCT (D : 10-15 mg/kgBB/hari max. dibagi dalam 4
dosis per hari) 4 x 100 mg jika suhu > 38.0o C
Ambroxol (D : 1.5 mg/kgBB/hari) 5 mg
3 x I pulv
CTM (D : 0.1 mg/kgBB/hari) 0.3 mg

PROGNOSIS
AD VITAM

AD
FUNGSIONAM

AD
SANATIONAM

AD
BONAM

DUBIA
AD
BONAM

DUBIA
AD
BONAM

S:

31 Oktober 2014 01.00 WIB

Demam (+)
Kejang (-)

O:
KU: tampak sakit sedang

Batuk (+) dahak Kesadaran: CM


(+) sulit keluar

Keadaan lain:dispneu (+)

A:
KDK
ISPA

P:
IVFD KaEN I B (100
cc/kgBB/hari) 3
cc/kgBB/Jam venflon

Nadi : 128 x/m

Diazepam oral (D : 0,3


mg/kgBB/8 Jam) 3 x 1
mg jika suhu > 38.0o C

Suhu : 38.8 0 C

BAB normal

Diazepam Rektal 5 mg
saat kejang

RR : 32 x/ m

BAK 4x/hari

Hidung : nch -/-, sekret +/+


kering

Amoxcilin (D : 15-25
mg/kgBB/hari) 3 x 200
mg

Pilek (+) lendir


bening encer
Makan porsi

TTV :

Mulut : kering (+), sianosis (-)

Thorax : sn vesikuler +/+, rh -/-,


wh -/BJ I-II reg, m (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+), supel
Ekstremitas : ke 4 akral hangat,
oedem (-), R.Fis + (n), R.Pat (-),
TRM (-)

PCT (D : 10-15
mg/kgBB/hari max.
dibagi dalam 4 dosis per
hari) 4 x 100 mg jika
suhu > 38.0o C
Ambroxol (D : 1.5
mg/kgBB/hari) 5 mg
x I pulveres
CTM (D : 0.1
mg/kgBB/hari) 0.3 mg

S:

31 Oktober 2014 01.00 WIB

Demam (+)
O:

Kejang (-)
Batuk ()
dahak (+) sulit
keluar

A:

KU: tampak sakit sedang

KDK

Kesadaran: CM

ISPA

Keadaan lain:dispneu (+)

Pilek () lendir TTV :


bening encer Nadi : 120 x/m
Makan porsi Suhu : 37.8 0 C
BAB normal

RR : 28 x/ m

BAK 4x/hari

Hidung : nch -/-, sekret +/+


kering
Mulut : kering (-), sianosis (-)

Thorax : sn vesikuler +/+, rh -/-,


wh -/BJ I-II reg, m (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+), supel
Ekstremitas : ke 4 akral hangat,
oedem (-), R.Fis + (n), R.Pat (-),
TRM (-)

P:
Venflon
Diazepam oral (D : 0,3
mg/kgBB/8 Jam) 3 x
1 mg jika suhu > 38.0o C
Diazepam Rektal 5 mg
saat kejang
Amoxcilin (D : 15-25
mg/kgBB/hari) 3 x 200
mg

PCT (D : 10-15
mg/kgBB/hari max.
dibagi dalam 4 dosis
per hari) 4 x 100 mg
jika suhu > 38.0o C
Ambroxol (D : 1.5
mg/kgBB/hari) 5 mg
3 x I pulveres
CTM (D : 0.1
mg/kgBB/hari) 0.3 mg

S:

31 Oktober 2014 01.00 WIB

Demam (+)
O:

Kejang (-)
Batuk ()
dahak (+) sulit
keluar

A:

KU: tampak sakit sedang

KDK

Kesadaran: CM

ISPA

Keadaan lain:dispneu (+)

Pilek () lendir TTV :


bening encer Nadi : 120 x/m
Makan porsi Suhu : 36.5 0 C
BAB normal

RR : 24 x/ m

BAK 4x/hari

Hidung : nch -/-, sekret -/kering


Mulut : kering (-), sianosis (-)

Thorax : sn vesikuler +/+, rh -/-,


wh -/BJ I-II reg, m (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+), supel
Ekstremitas : ke 4 akral hangat,
oedem (-), R.Fis + (n), R.Pat (-),
TRM (-)

P:
Venflon
Diazepam oral (D : 0,3
mg/kgBB/8 Jam) 3 x
1 mg jika suhu > 38.0o C
Diazepam Rektal 5 mg
saat kejang
Amoxcilin (D : 15-25
mg/kgBB/hari) 3 x 200
mg

PCT (D : 10-15
mg/kgBB/hari max.
dibagi dalam 4 dosis
per hari) 4 x 100 mg
jika suhu > 38.0o C
Ambroxol (D : 1.5
mg/kgBB/hari) 5 mg
3 x I pulveres
CTM (D : 0.1
mg/kgBB/hari) 0.3 mg

31 Oktober 2014 01.00 WIB


P:
Pasien pulang paksa, Obat
Pulang:
Depakene (asam
valproate), (15-40
mg/kgBB/hari) 3 x 40
mg
Diazepam rektal 5 mg saat
kejang
Amoxcilin (15-25
mg/kgBB/hari) 3 x 200
mg (untuk 2 hari)
PCT (10-15 mg/kgBB/hari)
4 x 100 mg jika suhu >
38.0oC demam
Ambroxol 5 mg
(1.5 mg/kgBB/hari)
CTM 0.3

(0.1 mg/kgBB/hari)
3 x 1 pulveres (untuk 5
hari)

ANALISA KASUS

Kejang sejak 1 jam SMRS

kerja otot pernapasan akibat stimulasi neuroreseptor


sepanjang traktus respiratorius / stimulasi kemoreseptor
sentral/ perifer.

Frekuensi napas
Napas cuing hidung
Retraksi (+)

Kejang
Demam

SIMPLEKS

KOMPLEKS

Batuk
Pertahanan tubuh refleks bersihkan jalan napas
dari akumulasi mukus, debris ataupun benda asing
agar tidak menyebabkan infeksi lanjut saluran napas

Tanda ISPA

Demam
mekanisme tubuh dalam menghadapi berbagai
mikroorganisme patogen termasuk virus dan bakteri

Infeksi virus/bakteri (pirogen eksogen) aktifkan sistem


imun sebagai pirogen endogen demam

Edema saluran napas

Sekresi mukus

Terganggumya aliran udara

Timbunan debris /
sel2 mati

RSV terdapat 2 glikoprotein permukaan (Protein G dan Protein F) untuk


menginfeksi sel; Masa Inkubasi: 2-5 hari.
RSV bereplikasi di nasofaring menyebar ke saluran napas bawah secara
penyebaran langsung pada epitel saluran napas dan aspirasi sekresi nasofaring

Kolonisasi dan replikasi virus di


mukosa bronkus dan bronkiolus

NEKROSIS SEL EPITEL SALURAN


NAPAS, SILIA
Edema submukosa dan pelepasan
debris dan fibrin ke lumen bronkiolus
serta gangguan gerakan mukosilier

Saraf afferen menjadi lebih terpapar


alergen atau iritan sehingga terlepasnya
neuropeptida (neurokinin, substansia P)

TIMBUNAN MUKUS DI DALAM


BRONKIOLUS

KONTRAKSI OTOT POLOS SALURAN


NAPAS SPASME

Sesak napas

TATA LAKSANA
Oksigenasi

nasal kanul 1 lpm


membantu penambahan oksigenken ke otak

Cairan dan
nutrisi

Kaen1B 3cc/kgbb/jam
Cairan oral RR 50 x/menit
NGT bila RR > 60 cegah aspirasi

Bronkodilator

Spasme bronkiolus wheezing


Nebulasi beta2 agonis : Salbutamol + lar. Normal
(efek singkat)
Lanjut : Salbutamol + ambroxol (peroal)

Steroid

Anti inflamasi oedem saluran


napas
Dexametasone 3 x 2 mg

Antibiotik

Gambaran infiltrat infeksi sekunder


Ampisilin 4 x 250 mg
Colsan 4 x 200 mg

Antipiretik

Demam > 38 C
Paracetamol 100 mg

TINJAUAN
PUSTAKA
KEJANG DEMAM

TINJAUAN
PUSTAKA
KEJANG

MANIFESTASI DARI SUATU


PENYAKIT

BERBAGAI PENYAKIT DAPAT MENYEBABKAN


TERJADINYA BANGKITAN KEJANG MISALNYA:

- Kejang demam
- Infeksi: meningitis, ensefalitis
- Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia,
hipokalsemia, gangguan elektrolit, gagal ginjal,
gagal hati, gangguan metabolik bawaan
- Trauma kepala
- Keracunan: alkohol, teofilin
- Lain-lain: enselopati, tumor otak, perdarahan intrakranial, idiopatik

DEFINISI
Kejang demam: bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas
38C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium

Epidemiologi
Hal ini dapat terjadi pada 2-4 % populasi anak
pada usia 6 bulan 5 tahun
Insidensi puncak usia 17-23 bulan
Anak laki-laki > perempuan

ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti
Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Radang telinga tengah
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
Kejang tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi terkadang pada suhu tidak
terlalu tinggi

DIAGNOSIS
KDS
Kejang < 15 menit
Kejang umum tonik
atau klonik atau
tonik-klonik
Gerakan fokal (-)
Tidak berulang dalam
24 jam

KDK
Kejang > 15 menit
Kejang fokal atau
parsial satu sisi, atau
kejang umum
didahului kejang
parsial
Berulang dalam 24
jam

PATOFISIOLOGI
KEJANG DEMAM

Peningkatan
Suhu Tubuh

Metabolisme Basal
Meningkat

Resiko Tinggi
Gangguan Kebutuhan
Nutrisi

O ke Otak
Menurun

Kejang
Demam
Kejang Demam
sederhana

TIK
Meningkat
Kejang Demam
Komplek

Resiko Injuri

Resiko Tinggi
Berulang

Gangguan Perfusi
Jaringan

Resiko Tinggi
Gangguan Tumbuh
Kembang

KRITERIA LIVINGSTONE
SETELAH DIMODIFIKASI
Kejang Demam Sederhana
1.Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun
2.Kejang hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit
3.Kejang bersifat umum.
4.Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya
demam
5.Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.
6.Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah
suhu normal tidak menunjukkan kelainan.
7.Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak melebihi 4x

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Darah perifer
lengkap
Elektrolit
Glukosa darah

Pungsi Lumbal

< 12 bulan sangat


dianjurkan
12 18 bulan
dianjurkan
> 18 bulan tidak
rutin

CT-SCAN atau MRI


Tidak rutin + atas indikasi
kelainan neurologik fokal yang
menetap
parese N.VI
Papil edema

EEG

Kejang demam
yang tidak khas
(anak > 6 th ,
kejang demam
fokal)

PENGOBATAN
PENGOBATAN
Pengobatan Fase Akut
Anti Piretik
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali

Anti Konvulsan
Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg

Pengobatan Etiologi

Pengobatan profilaksis berulang kejang demam

Depakene (As. Valproat) 15-40 mg/KgBB/hari

RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair dibagi 2-3
dosis
DOC : Asam Valproat
Pengobatan profilaksis /rumatan diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, dihentikan
bertahap selama 1 2 bulan

INDIKASI RUMATAN

Kejang > 15 menit


Kelainan neurologis
Kejang fokal
Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam 4 kali per tahun

PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko.
- Ada seluruh faktor resiko kejang demam berulang
80%.
- Tidak ada faktor resiko kejang demam berulang 1015%

Faktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi


dikemudian hari. Faktor resiko terjadinya
epilepsi adalah:
1 Kelainan neurologis
2 Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi dalam keluarga

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai