Anda di halaman 1dari 16

KETAHANAN NASIONAL

Aspek Pertahanan dan


Keamanan

Fahry Adhani
I0411018

Lembaga
Pertahanan
Nasional
(lemhanas) : Ketahanan Nasional adalah
keuletan dan daya tahan suatu bangsa
yang mengandung kemampuan untuk
memperkembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi segala ancaman baik
yang datang dari luar maupun yang
datang dari dalam yang langsung maupun
tidak langsung yang membahayakan
kelangsungan hidup Negara Indonesia

Ketahanan nasional
Berdasarkan pengertian konsepsi ketahanan
nasional, seluruh aspek kehidupan nasional
diperinci dengan sistematika Astagatra (Delapan
aspek) yang terdiri dari :
Trigatra (Tiga aspek alamiah)
Pancagatra (Lima aspek sosial)

Tri gatra
Geografi

Geografi suatu negara adalah segala sesuatu


pada permukaan bumi yang dapat dibedakan
antara hasil proses alam dan hasil ulah manusia,
dan memberikan gambaran tentang karakteristik
wilayah kedalam maupun keluar.

Tri gatra
Kekayaan alam

Kekayaan alam adalah segala sumber dan


potensi alam yang terdapat di bumi, di laut, dan di
udara dalam wilayah suatu negara

Tri gatra
Kependudukan

Penduduk adalah manusia yang mendiami


suatu wilayah negara. Manusia adalah faktor
penentu apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
disuatu negara. Dengan kata lain manusia yang
tinggal di suatu negara akan menentukan apa yang
akan dilakukan untuk meningkatkan ketahanan
nasional, dalam arti manusialah yang akan
mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan
dan keamanan suatu negara.

Panca gatra
Ideologi
Politik
Ekonomi
SosBud
HanKam

Pertahanan dan keamanan (hankam)


Kondisi dinamik kehidupan pertahan dan
keamanan bangsa Indonesia berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan
kekuatan
nasional
dalam
menghadapi dan mengatasi ATHG yang datang
dari luar dan dalam, yang langsung dan tidak
langsung membahayakan identitas, integritas, dan
kelangsungan
hidup
bangsa
dan
negara
berdasarkan Pancasila dan UUD l945.

Pertahanan dan keamanan (hankam)


Prinsip prinsip yang berdasarkan Pancasila dan
UUD l945 untuk menjamin penyelenggaraan Sistem
Ketahanan Nasional, menjamin kesinambungan
pembangunan nasional dan kelangsungan NKRI, yaitu:
1. Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta
kemerdekaan, perang merupakan pilihan terakhir
untuk mempertahankan NKRI dan integrasi nasional.
2. Pertahanan dan keamanan negara merupakan hak
dan kewajiban bangsa Indonesia untuk
mewujudkannya.
3. Setiap WNI wajib ikut bela negara, dilakukan dengan
kesadaran dan tanggung jawab rela berkorban,
mengabdi kepada bangsa-negara, dan pantang
menyerah.
4. Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan rakyat semesta, diorganisasikan ke dalam
TNI dan Polri.

Postur Kekuatan Pertahanan dan Keamanan


Postur Kekuatan Hankam mencakup struktur
kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan.
Terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk
membangun postur kekuatan Hankam, yaitu
pendekatan:
1. Ancaman
2. Misi
3. Kewilayahan
4. Politik.

Gejolak Dalam Negeri


Dalam masa globalisasi saat ini kondisi dalam
negeri yang kacau dapat mengundang campur
tangan asing. Intervensi pihak asing dapat berdalih
untuk menegakkan nilai-nilai HAM, demokratisasi,
Penegakaan Hukum, dan Lingkunggan Hidup,
namun semuanya itu dilakukan untuk kepentingan
nasional mereka. Situasi kacau dapat terjadi jika
unsur utama kekuatan Hankam dan kompunen
bangsa tidak mampu mengatasi permasalahan
dalam negeri. Oleh karena itu perlu diwaspadai
hubungan antara kekuatan dalam negeri dan
kemungkinan intervensi asing.

Gejolak Dalam Negeri


Perlu membangun postur kekuatan Hankam
yang
memiliki
profesionalisme
untuk
melaksanakan:
Kegiatan intel strategis dalam semua aspek
kehidupan nasional.
Melaksanakan pertahanan udara, darat dan
laut.
Memelihara dan menegakkan keamanan
dalam negeri.
Membina potensi kekuatan wilayah dalam
semua
aspek
kehidupan
untuk
meningkatkan TANNAS.
Memelihara stabilititas nasional menyeluruh
dan berlanjut.

Gejolak Dalam Negeri


Dalam usaha untuk melindungi diri sendiri dari ancaman
luar dan dalam dengan anggaran sangat terbatas maka perlu
dikembangkan kekuatan Hankam yang meliputi:
Perlawanan bersenjata terdiri dari bala nyata merupakan
kekuatan TNI yang selalu siap dan dibina sebagai kekuatan
cadangan dan bala potensial yang terdiri atas POLRI dan
RATIH sebagai fungsi WANRA.
Perlawanan tidak bersenjata yang terdiri dari RATIH dengan
fungsi TIBUM, LINRA, KAMRA, dan LINMAS.
Kompunen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak
bersenjata sesuai dengan bidang potensinya dengan
pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana dan
prasaran serta perlindungan masyarakat terhadap perang dan
bencana lainnya

Kasus Konflik Luar Negeri


Penyadapan Indonesia oleh Australia
Pada 2013 terkuak fakta bahwa pemerintah Australia
melakukan penyadapan terhadap beberapa petinggi
Indonesia, menurut Kepala Badan Intelijen Negara, BIN
Indonesia, Marciano Norman mengatakan bahwa Indonesia
sudah mulai disadap oleh Australia semenjak tahun 2007
sampai dengan tahun 2009. Kabar penyadapan Indonesia ini
muncul dari kabar yang dibawa oleh Edward Snowden yang
merupakan seorang pekerja kontrak intelijen Amerika
Serikat, dalam pemberitaan tersebut dikabarkan bahwa
Australia dan AS memata-matai beberapa pejabat Indonesia
dengan menyadap telepon mereka. Selain Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, petinggi Indonesia lainnya yang
disadap oleh Australia adalah Ibu Negara Ani Yudhoyono,
wakil presiden Budiono, mantan Wakil Presiden Indonesia
Jusuf Kalla, mantan juru bicara presiden Dino Patti Djalal
dan Andi Malaranggeng, serta beberapa mantan menteri
Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid 1 seperti
mantan menteri keuangan Sri Mulyani, mantar menteri

PENUTUP
Kesimpulan :
Perlu bagi negara di dunia untuk menjalin sistim
komunikasi internasional yang baik dengan negara lainnya.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan hubungan antara
kedua negara tersebut. Apalagi bagi negara bertetangga yang
sangat rentan dengan berbagai konflik, komunikasi
internasional adalah hal yang harus diupayakan, selain untuk
menjaga hubungan baik antara kedua negara ini juga dapat
menjaga kestabilan politik internasional di wilayah regional
mereka.
Majunya sistim komunikasi, tidak menjamin terciptanya
sistim komunikasi yang baik antar negara, apabila kemajuan
sistim komunikasi tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan sepihak,
seperti yang terjadi pada kasus penyadapan alat komunikasi
yang dilakukan oleh intelijen Australia terhadap pemerintah
Indonesia yang mengantarkan dua negara bertetangga ini
pada konflik karena Indonesia merasa Australia telah
meremehkan kedaulatan Indonesia. Pertikaian antara

Anda mungkin juga menyukai