Anda di halaman 1dari 6

Amoxicillin

2.2.1 Definisi
Amoxicillin adalah antibiotika -laktam yang termasuk ke dalam golongan penisilin,
semisintetik penisilin, spektrum luas, bakterisid terhadap gram positif dan gram negative.
Antibiotik -laktam digunakan untuk penyembuhan infeksi bakteri yang disebabkan oleh
mikroorganisme, dan mempunyai daya absorbsi baik. Amoxicillin sangat efektif untuk
beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci,
dan beberapa strain dari Staphylococci. Formula molecular amoxicillin adalah
C16H19N3O5S 3H2O.
2.2.2 Indikasi
Amoxicillin efektif terhadap penyakit:
1. Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis
gonore), bronkitis, langritis.
2. Infeksi saluran cerna: disentri basiler
3. Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis
4. Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

2.2.3 Kontraindikasi
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilin.

Peringatan
Berhubungan dengan Adverse Effect :
1. Reaksi anaphylactoid/hypersensitivitas: serius dan kadang-kadang hipersensitivitas fatal
pada pasien yang menjalani terapi ini, khususnya mempunyai sejarah mempunyai
hipersensitivitas terhadap -laktam, sejarah mempunyai sensitivitas terhadap multiple
alergi atau reaksi Ig-E-mediated (contoh: anafilaxis, urtikaria). Pemakaian hati-hati
terhadap penderita asma.

2. Superinfeksi : Perpanjangan pemakaian dapat menghasilkan superinfeksi fungal atau


bacterial, termasuk C. difficile-associated diarrhea (CDAD) and pseudomembranous
colitis; CDAD telah diobservasi selama >2 bulan.

Berhubungan dengan Penyakit:


1. Infeksi Mononukleosis: Persentase tinggi dari pasien yang mengalami perkembangan
rash selama terapi.
2. Gagal ginjal: Penggunaan hati-hati pada pasien yang mempunyai gagal ginjal; dosis
disesuaikan.

2.2. 4 Farmakologi
2.2.4.1 Farmakokinetik
Amoxicillin diadministrasikan secara oral, dan diabsorpsi sebanyak 75-90% di
saluran gastrointestinal, terutama duodenum. Absorpsi amoxicillin tidak dipengaruhi
oleh adanya ingesti makanan karena merupakan antibiotik yang stabil dalam asam,
sehingga tahan oleh asam lambung. Waktu paruh yang dimiliki amoxicillin adalah 0.71.4 jam. Distribusi Amoxicillin secara luas pada cairan tubuh, termasuk cairan
cerebrospinal, cairan empedu, plasenta, juga ASI ibu menyusui. Metabolisme
Amoxicillin terjadi di hati, dan dieksresi oleh ginjal.
2.2.4.2 Farmakodinamik
Amoxicillin, seperti antibiotik golongan -lactam lainnya, menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu reaksi transpeptidasi pada sintesis
dinding sel bakteri. Dinding sel merupakan salah satu bagian khas bakteri yaitu lapisan
terluar membran sitoplasma yang kuat untuk mempertahankan bentuk dan integritas
sehingga mencegah sel bakteri lisis karena tekanan osmotic yang tinggi. Dinding sel
terdiri dari senyawa kompleks, yaitu ikatan silang polimer polisakarida dan polipeptida
yang menghasilkan peptidoglikan. Proses ikatan silang tersebut terjadi melalui proses
transpeptidase. Antibiotik beta-lactam secara kovalen berikatan dengan Penicillinbinding protein (PBP) pada dinding sel bakteri, dan menghambat reaksi transpeptidasi,
menyebabkan terhambatnya sintesis peptidoglikan dan matinya sel. Selain itu ikatan
PBP dengan antibiotik beta-lactam itu sendiri akan menstimulasi senyawa autolysin

yang dapat mendigesti dinding sel itu sendiri. Antibiotik beta-lactam efektik membunuh
bakteri hanya pada saat bakteri secara aktif tumbuh dan mensintesis dinding sel.
2.2.5 Interaksi Obat
1. Amoksisilin dengan Clavulanate Potassium
Amoksisilin juga digunakan dalam kombinasi dengan kalium klavulanat. Formulasi
amoksisilin dengan asam klavulanat melindungi amoksisilin dari degradasi oleh enzim
beta laktamase dan efektif memperluas spektrum antibiotik amoksisilin untuk
memasukkan laktamase hasil produksi bakteri yang biasanya resisten terhadap
amoksisilin dan antibiotik Betalactam lainnya.
2. Amoksisilin dengan bromhexine and carbocisteine
Amoxycillin bersama bromhexine dan carbocisteine digunakan pada bronchitis,
bronchopneumonia, bronchiectasis, sinusitis dan otitis media.
3. Amoksisilin dengan cloxacillin
Amoxycillin bersama dengan cloxacillin digunakan pada infeksi saluran napas bagian
bawah, kulit dan jaringan lunak,

saluran urinaria dan infeksi postoperative,

osteomyelitis, infeksi ginekologi, septikemia, endocarditis dan meningitis.


4. Amoksisilin dengan probenecid
Amoxycillin digunakan bersama probenecid digunakan pada bakteri septikemia, infeksi
kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran napas akut dan kronis.
2.2.6 Dosis Obat
Dosis amoxicillin untuk dewasa adalah 250-500 mg setiap 8 jam dan untuk Anak dengan
berat badan <20 kg adalah 6.7-13.3 mg/kg setiap 8 jam.
2.2.7 Efek Samping
Reaksi merugikan yang sering dari pemberian Penisilin adalah hipersensitifitas dan
superinfeksi (timbulnya infeksi sekunder juka flora tubuh terganggu. Mual, muntah, atau diare
merupakan gangguan gastrointestinal yang sering. Ruam kulit merupakan indikator dari adanya
reaksi alergi yang ringan sampai sedang. Reaksi alergi yang berat dapat menjadi syok
anafilkasis. Efek alergi terjadi pada 5-10% orang yang menerima senyawa penisilin, oleh karena
itu, pemauntauan ketat sewatu pemberian dosis penesilin pertama dan dosis selanjutnya perlu
dilakukan.

Anemia, termasuk hemolytic anemia, thrombocytopenia, thrombocytopenic purpura,


eosinophilia, leukopenia, dan agranulocytosis telah dilaporkan selama pengobatan dengan
penicillins. Reaksi ini biasanya dapat dibatalkan pada pemberhentian dari terapi dan diyakini
akan hypersensitivity fenomena.

2.2.8 Penggunaan Amoxicillin Dalam Kedokteran Gigi


Amoxicilin merupakan obat pilihan pertama yang digunakan untuk infeksi oral pada
pasien nonalergik. Selain itu Amoxicillin adalah obat pilihan bagi orang yang membutuhkan
antibiotik sebelum perawatan dental. Orang- orang tersebut adalah yang beresiko terkena infeksi
jantung (endocarditis) yang dapat menyebabkan pendarahan berat.
Amoxicillin banyak digunakan pada penyakit- penyakit berikut: abses, gas gangrene,
mastoiditis, meningitis, infeksi orodental, osteomyelitis, pericarditis, infeksi periodontal,
pharyngitis, pneumonia, sifilis, dan arthristis supuratif.

Metronidazole
Metronidazole merupakan antibiotik golongan nitroimidazole dengan nama kimia 1-[hydroxyethyl]-2-methyl-5-nitromidazole yang berbentuk kristal kuning muda dan sedikit larut
dalam air atau alkohol. Metronidazole termasuk ke dalam golongan obat- obatan antibiotik yang
bersifat bakteriosid dan amubisid. Merk dagang metronidazole di Indonesia antara lain Velazole,
Trichodazole, Grafazole, dan Tricholet.
1.1 Farmakokinetik
1.1.1. Absorpsi
Absorpsi metronidazole per oral sangat efektif, dengan bioavalabilitas sebesar lebih dari
90% dengan konsentrasi maksimum pada plasma
1.1.2 Distribusi
Protein binding pada metronidazole kurang dari 20%. Metronidazole memasuki membran
sel dan didistribusikan ke dalam jaringan dan cairan.
1.1.3 Metabolisme
Metronidazole merupakan antibiotik yang dimetabolisme pada hepar.
1.1.4 Ekskresi

Metronidazole diekskresikan melalui urin dalam bentuk metabolit hasil oksidasi dan
glukuronidasi
1.1.5 Waktu paruh
Waktu paruh metronidazole berkisar antara 6 10 jam pada pasien tanpa disfungsi hepar
dan renal.
1.2 Farmakodinamik
Metronidazole merupakan memperlihatkan daya bakterisid dan amubisid langsung.
Metronidazole bekerja dengan cara menghambat sintesis asam nukleat dengan menginterferensi
replikasi DNA bakteri. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa metronidazole
merupakan antibiotik yang bersifat concentration-dependent- killing

sehingga untuk

mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan dosis yang lebih tinggi serta waktu pemberian
yang lebih lama..
1.3 Indikasi
Metronidazol terutama digunakan untuk amubiasis, trikomoniasis, dan infeksi bakteri
anaerob.Metronidazol efektif untuk amubiasis intestinal atau ekstraintestinal. Untuk amubiasis
intestinal dianjurkan pemberian amubisid intestinal lain selain pemberian metronidazol.
Metronidazol juga efektif untuk abses hati dan diindikasikan untuk profilaksis pascabedah
daerah abdomen, infeksi pelvis, dan pengobatan endokarditis yang disebabkan oleh B. Fragillis.
1.4 Kontraindikasi
Pada pasien dengan riwayat penyakit darah atau dengan gangguan SSP, pemberian obat
ini tidak dianjurkan. Pemberian selama lebih dari 7 hari sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan
leukosit secara berkala, terutama untuk pasien dengan daya tahan tubuh rendah. Neutropenia
dapat terjadi selama pengobatan dan akan kembali normal setelah pengobatan dihentikan.
Bila ditemukan ataksia, kejang, atau gejala susunan saraf pusat yang lain, maka
pemberian obat ini harus segera dihentikan. Metronidazol telah diberikan pada berbagai tingkat
kehamilan tanpa terjadi peningkatan kejadian terotogenik, prematuritas, dan kelainan bayi
lainnya. Namun penggunaan pada trimester pertama kehamilan tidak dianjurkan.
1.5 Efek Samping
Nausea, Metallic taste, Sakit kepala, Mulut kering, Abdominal distress, Muntah, Diare, Glossitis,
Stomatitis, Vertigo, Pusing, Ataxia, Thrombophlebitis.

1.6 Penggunaan
Metronidazole digunakan untuk infeksi-infeksi anaerob yang serius.
1.7 Dosis
500 mg tiap 6 jam tidak melebihi 4 gram perhari

Klorheksidin
Klorheksidin digunakan sebagai antiseptik karena mempunyai aktifitas antiplak yang sangat
tinggi. Klorheksidin juga merupkana Antiseptic non iritasi yang merusak membran sel bakteri
dan lebih aktif melawan bakteri gram positif dan digunakan pada surgical scrub, mouthwash,
antiseptic.

Anda mungkin juga menyukai