Sumber
Air
Pengolahan
Secara Fisika
Pengolahan
Secara
Kimia
Panyaringan
Kasar
Plain
Sedimentas
i.
Koagulasi
Floculasi
Sedimentasi
Aerasi
Pengolahan
Secara
Fisika
Gravity Filter
Pressure Filter
Adsorbsi
Pengolaha
n Khusus
Air Proses
Air Ketel
Air
Pendingin
Air Sanitasi
Pelunakan
dengan Kapur
Pelunakan
Dengan
Penukar ion
Demineralisasi
Desinfiction
Air sebagai salah satu bahan utilitas. Secara praktis hampir tak pernah dijumpai air
(H2O) di alam murni, air alam selalu mengandung senyawa-senyawa yang terlarut
didalamnya. Hal ini disebakan akibat kuatnya daya larut air.
SENYAWA LAIN DALAM AIR
Senyawa Primer (kadar diatas 5 mg/lt) === 1mg = 1 ppm
Kalsium
Karbonat
Magnesium
Bikarbonat
Natrium
Sulfat
Silikat
Khlorida
Senyawa Sekunder (kadar antara 0,1 5 ppm)
Kalsium
Nitrat
Besi (Fe)
Flourida
Amoniak
Senyawa Tersier (kadar antara 0,01 0,1 ppm)
Tembaga
Phospat
Timah
Arsen
Seng
Alumunium
Dll
Disamping senyawa diatas, terdapat juga gas-gas terlarut O2, CO2, Cl2 dll.
Sumber air (air baku) untuk kegiatan industri tersedia dalam
- Air sungai
- Air Rawa/ Danau/ Waduk
- Air Tanah
- Air Laut
1.
Air Sungai
Sungai merupakan sumber air baku yang potensial bagi industri industri berdiri
sepanjang sungai.
Karakteristik tergantung :
- Asal aliran
- Penggunaan disepanjang aliran sungai.
- Struktur tanah disepanjang aliran sungai.
2.
3.
Air Tanah
Merupakan cadangan air yang cukup besar, Keberadaannya merupakan siklus
alam. Fluktuasi kualitas dan debit airnya stabil.
4.
Air Laut
Karena kadar garam atau Salinitas (NaCl, Na2SO4) terlalu tinggi, biasanya
digunakan sebagai air pendingin alat mesin-mesin industri sekali lewat. Air laut
sering digunakan sebagai air tawar tapi melalui proses terlebih dahulu.
b.
Alkalinitas
Ukuran jumlah ion bikarbonat (HCO -3), Karbonat (CO-) dan Hidroksida (OH-)
dalam air.
Cara pengukuran menggunakan titrasi (volumetric) menggunakan basa kuat (HCl
atau H2SO4) dengan indikator PP (p. Alkalinitas) dan indikator MO (m. Alkalinitas).
Dari kedua parameter diatas (p dan m alkalinitas) dapat dihitung kadar ion OH -, CO-,
HCO-3 Sbb:
(OH-)
(CO3-)
(HCO-3)
0
0
0
2.PALK-MALK
MALK
0
2.PALK
MALK
2(PALK-MALK)
0
MALK
MALK-2.PALK
0
0
0
PA
1.
LK
=0
PA
2.
LK < 0,5
PA
3.
LK = 0,5 MALK
PA
4.
LK
LK
= MALK
PA
5.
Kesimpulan :
Ketiga ion tidak pernah ada dalam satu air
Bila pH air kurang 8,3 maka p. Alk akan Nol, dengan demikian dalam
air tersebut selruh alkalinitas adalah bicarbonat.
Kegunaan air dalam Industri
Air Sanitasi
Air Pendingin
Air Ketel Steam
Air baku tidak bisa langsung digunakan sebagai kebutuhan air diatas, perlu diolah
sesuai dengan syarat tertentu.
PENGOLAHAN AIR BAKU
Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga mineral-mineral dan gas-gas terlarut,
Mineral dan gas ini sangat menganggu dalam penggunaannya maka PENGOLAHAN.
1.
Pengolahan secaraKIMIA
Dengan menghembuskan proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Pada
prinsipnya untuk membuat partikel terlarut dan tersuspensi menjadi partikel
gumpalan yang ukurannya lebih besar dan kompak sehingga mudah mengendap.
Koagulasi dapat didefinisikan sebagai proses diman bahan kimia ditambahkan
(koagulan) dalam air yang mengandung partikel tersuspensi (koloidal) disertai dengan
pengadukan dengan RPM tinggi agar mendapat homogenitas larutan. Kemudian
dilanjutkan dengan pengadukan lambat (8-10 RPM), dimana koagulan menetralkan
muatan koloid sehingga partikel dapat membentuk floc (gumpalan) yang besar
dan partikel cepat mengendap. Proses ini disebut flokulasi.
Pemilihan koagulan yang sesuai tergantung dari suspended solid dan pH air.
Macam-macam Koagulan
Alum (Alumunium sulfat/Al2(SO4)3
PAC (poly Alumunium Chloride) Aln(OH)mCl3n-m
Standarisasi proses koagulasi dan flokulasi
Koagulasi : n = 80 100 RPM
t = 1 5 menit
Flokulasi : n= 5 8 RPM
t = 20 40 menit
n = kecepatan pengadukan
t = waktu tinggal
Floc (endapan) yang terbentuk dipisahkan dengan sedimentasi.
Filtrasi
Air yang keluar dari proses flokulasi yang masih mengandung flok-flok halus
masih memerlukan penyaringan melalui suatu media yang berpori dimana
flok/padatan tertapis, sedangkan air jernih diteruskan.
Efektifitas proses filtrasi/penyaringan (sand filter) tergantung dari :
- Rate filtrasi
- Ukuran filter media
- Susunan media filter
- Tinggi/kedalaman (bed) filter
Macam-macam filter/sand filter
Menurut cara kerjanya filter dapat digolongkan sebagai :
a. Grafity filter
Merupakan filter terbuka atau tertutup tetapi terhubung dengan udara luar
(atmosfir). Filter media lapisan pasir (pasir silica/antrasit) halus sampai kasar
dengan tinggi bed 60 90 cm.
Air masuk dari atas dan keluar dari bawah dan dialirkan ke penampung air bersih.
Semakin lama media penyaring akan jenuh dan perlu dilakukan pembersihan
(backwash). Backwash dilakukan secara berlawanan arah, dari bawah ke atas,
sebagai media pembersih biasanya air.
b. Pressure filter
Pada dasarnya sama dengan gravity filter hanya tangki dalam kondisi tertutup
dimana air dipaksa melalui bed dengan tekanan tinggi.
Bahan filter media
Banyak bahan yang dapat digunakan untuk menyaring air di dalam air industri,
misalnya pasir kwarsa, coke/antrasit, tanah diatome dll, dan yang lazim digunakan adalah
pasir kuarsa antrasit.
Pemilihan ukuran, kualitas dari pasir dan juga tebal/kedalaman lapisan sangat penting
dalam design filter.
Antrasit coal.
Media filter ini lazim digunakan dalam proses penyaringan dan juga dipakai pada
filtrasi air dari lime soda softening system.
Keuntungan bila dibandingkan dengan pasir kwarsa/silica :
Mempunyai true densitas yang lebih kecil (Sg + 1,5 dibandingkan
pasir + 2,65)
Bentuknya tidak beraturan sehingga tumpukan filter lebih porous,
sehingga lebih mudah dalam pencucian dan pressure dropnya kecil.
Antrasit mempunyai sifat inert bila dibandingkan dengan pasir silica.
Kerugian media ini (antrasit) adalah kurang kuat bila dibandingkan dengan pasir silica
PENGOLAHAN LANJUTAN
Air yang telah mengalami penjernihan, ditampung pada bak penampung untuk
selanjutnya didistribusikan untuk berbagai keperluan dengan kualitas/syarat tertentu.
Untuk keperluan industri, air umumnya digunakan :
Air Sanitasi.
1.
Air Proses.
2.
Air Ketel/Boiler.
3.
Air Pendingin/Cooling Water System.
4.
Padatan terlarut
- Air Sumur
Padatan tersuspensi
- Air Sungai
Gas terlarut
1.1. Permasalahan yang disebabkan senyawa-senyawa kimia pada ketel dan proses
penanggulangannya
Senyawa-senyawa
kimia
Kesadahan
(Ca, Mg)
Silika (SiO2)
Alkalinitas
Permasalahan
Penanggulangannya
- Pelunakan/softening
- Menyebabkan perluasan
dan memecah/meletusnya
pipa-pipa penguapan
- Pengontrolan kualitas
air ketel
- Demineralisasi
- Menyebabkan perluasan
dan memecah/meletusnya
pipa-pipa penguapan
- Pengontrolan, kualitas
air ketel
- Menggunakan ketel
compound
- Menggunakan ketel
compound
Senyawa-senyawa
kimia
Besi
- Pengontrolan kualitas
air ketel
- Menggunakan senyawa
emina
Permasalahan
Penanggulangannya
- Pelunakan dengan
dealkalinisasi
- Koagulasi dan
sedimentasi
- Demineralisasi
- Menggunakan
pencegah karat
Gas-gas terlarut
(O2, CO2)
- Deaerasi
- Menggunakan oxygen
scavenger
- Mengunakan senyawa
amina
Total padatan
Komponen minyak
- Pengontrolan kualitas
air ketel
- Filtrasi
- Demineraslisasi
- Menyebabkan terbentuknya
busa pada air Ketel dan
terjadi carry over
- Filtrasi dengan
menggunakan karbon
aktif
- Flotasi
- Koagulasi dan
sedimentasi
Permasalahan
Yang Ditimbulkan
- Pengerakan yang disebabkan kesadahan dan silika
pada permukaan dalam
dari drum atau permukaan
panas
- Menyebabkan perluasan
atau memecah / meletusnya pipa-pipa penguapan
Korosi
Carry Over
Penyebab Dari
Permasalahan
- Pengontrolan yang
buruk pada proses
softener
- Pengontrolan yang
buruk dari kualitas air
ketel
- Metode yang salah
pada sistim injeksi
kimia
- Tidak sempurnanya
pengaturan pH dan
penghilangan oksigen
- Penggunaan kembali
air kondensat yang
banyak mengandung
bahan-bahan
pembentuk karat
- Korosi yang terjadi
selama ketel tidak
dioperasikan
- Perubahan beban yang
mendadak
- Kontrol yang buruk cari
kualitas air ketel
- kesalahan dari bagian
pemisah uap (steam
separator) atau pada
pengontrolan air
umpan
- Terkontaminasinya air
ketel karena proses
CaCO3
Magnesium hidroksida
Mg(OH)2
Kalsium silikat
CaSiO3
Magnesium silikat
MgSiO3
Silika
(SiO2)n
Besi oksida
Hidroksi apatit
[Ca3(PO4)2]3 Ca(OH)2
Thermal conductivity
(kcal/m.h.oC)
Silica scales
0.2 - 0.4
Carbonate scales
0.4 - 0.6
Sulfate scales
0.6 - 2.0
Carbon steel
40 60
Copper
320 - 360
MAKE-UP, M
PROSES
AIR UMPAN, F
TANGKI AIR
F = C
F = E
N = CB
CF
B = E
(N - 1)
BOILER
BLOWDOWN, B
= F/B
Regeneran NaCl
a. Pelunakan
Softener
(R.SO3Na)
Penyerapan hardness
R-(SO3Na)2 + Ca+2
R-(SO3)Ca + 2 Na+
R-(SO3Na)2 + Mg+2
R-(SO3)Mg + 2 Na+
Regenerasi
R-(SO3)2Ca + 2NaCl
R-(SO3Na)2 + CaCl2
R-(SO3)2Mg + 2NaCl
R-(SO3Na)2 + MgCl2
Penting
(1) Regenerasi dilakukan sebelum softener jenuh
(2) Selalu cek konsentrasi hardness dalain air lunak
(3) Cek kapasitas resin setiap 1-2 tahun
(4) Resin dicuci. Jika terkontaminasi oleh kotoran besi.
Figur 5. Relationship between hardness and amount of treated water in water softening
b. Demineralisasi
: - fosfat
- alkali
Hydroxyapatit
10Na2CO3 + 10CO2 + 10H20
Mg+2 = 2OH- ----> Mg(OH)2
Alkali
Menjaga silika agar berbentuk sebagai sodium silika dalam air ketel sehingga selalu
larut dalam air ketel dalam pH tertentu.
H2SiO3 + 2NaOH ----> Na2SiO3 + 2H2O
Jadi untuk mencegah timbulnya kerak karena hardness dan silika, perlu dijaga :
- pH
- P-alkalinity
- Fosfat ion
??? P.alk. (ppm sbg CaCO3) 1,7 : silika tidak mengendap silika (ppm sbg SiO2)
1 ppm CaCO3 0,57 ppm PO4-3
Konsentrasi fosfat ion dijaga : 20 40 ppm
b. Pendispersi endapan
1 ketel + boiler compound
- tersuspensi ---> blowdown
- tersuspensi --->
- blowdown kurang ---> aliran panas meningkat ---> pengendapan/lumpur +
pendispersi lumpur ---> blowdown
Kalsium
Magnesium
Dispersan
Silika
Besi
Lumpur
(tidak mengendap)
Fosfat
Dengan Dispersan
Blow
Down
Blow
Down
Pipa Boiler
Pipa Boiler
Keuntungan :
- Permukaan pipa bersih dari kerak & lumpur
- Menghemat blowdown
Karena N >
- Menghemat Energi
II. KOROSI
1. Korosi karena oksigen terlarut
Terjadi pada pipa umpan dan pipa ketel
pH
+ H2O
4Fe3O4
+ N2
+ 2H2O
1 ppm O2
Hydrazine :
- tidak menaikkan TDS (Total Dissolved Solid)
- baik untuk ketel tekanan tinggi maupun ketel once through.
V. CARRY OVER
Padatan terlarut dalam air ketel ikut terbawa oleh aliran uap. Hal ini akan
menurunkan kemurnian uap air, sehingga akan menyebabkan kerak pada turbin atau
mengotori produk.
1. Sebab-sebab carry over
a. Struktur separator yang kurang baik.
b. Perubahan beban penguapan yang mendadak
c. Level air dalam ketel terlalu tinggi.
d. Air ketel terlalu pekat, sehingga terjadi foaming.
2. Pencegahan carry over
a. Perbaiki struktur separator.
b. Hindari perubahan beban penguapan yang mendadak.
c. Jaga level air.
d. Menghilangkan minyak dan lemak dalam air umpan.
e. Jaga kualitas air ketel denqan mengatur blowdown.
Hasil Tes
Konsentrasi
CO32-
HCO3-
P<M
2P
M 2P
P=M
2P
P>M
2P M
2 (M-P)
P=M
Akkalinitas
P=0
OH