BAB mencret
Gastroenteritis
Diare
Demam
tifoid
Kolera
Syndrom
absorbsi
KU : lemas
BB : 8 kg jadi 7,1kg
TB : 65 cm
TV : nadi : 126x/menit, RR :38x/menit, suhu : 38,6C
Pem.fisik : mata cekung, bibir kering,turgor kulit menurun
- abdomen : palpasi = supel, perkusi = hipertympani seluruh kuadran abdomen, auskultasi
= peristaltik meningkat
Pem.penunjang : leukosit = 9000 g/dl ,Hb = 12 g/dl, trombosit =180.000, hematokrit = 40%
- Tinja : makros = warna kuning, konsistensi cair, air lendir darah (-). Mikros = sisa
pencernaan lemak: 2Lpb, telur cacing(-), jamur(-), karbo (-), serat(-), leuko (-), bakteri (), eritrosit 0-1, parasit (-)
ASI
SUSU FORMULA
Karnitin rendah
Vitamin D, E, A
1.
Faktor infeksi
a.
Malabsorbsi karbohidrat
a.
Infeksi enternal :
b.
Malabsorbsi lemak
c.
Malabsorbsi protein
Infeksi bakteri
Infeksi virus
3.
Faktor makanan
Infeksi parasit
4.
Faktor psikologis
b.
Infeksi parenteral
2.
Faktor malabsorbsi
Diare
Dehidrasi
Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karna menjadi cekung
tercampur dengan empedu
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin (
Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak
sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen
dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit
meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan
HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat
terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa
penuh pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang
keluar disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang
biak toxin, kemudian terjadi peningkatan peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.
Px lab:
Makroskopi
dan mikroskopi
Ph dan kadar gula dlm tinja dengan kertas lakmus.
Bila perlu lakukan px biakan dan uji resistensi
Px darah:
Ph
a.
Pemberian cairan
Cara pemberian cairan pada terapi dehidrasi :
Belum ada dehidrasi
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100ml/kgBB peroral/ intra gastric (sonde), selanjutnya 125ml/kgBB/ hari ada
albumin
c. Dehidrasi berat
Satu jam pertama : 4-10 tetes/kgBB/ menit (set infus berukuran 1 ml= 15 tetes) atau 4
tetes/kgBB/menit (set infus = 20 tetes), 16 jam berikutnya :125ml/kgBB oralit atau intragastrik bila anak
tidak mau minum teruskan DG aa intravena 2 tetes/kgBB/ menit (set infus 1ml = 15 tetes) atau 3
tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes)
Dari kasus di dapat bahwa si anak mengalami dehidrasi berat (berdasarkan derajat dehidrasi), sehingga penatalaksanaannya adalah
:
Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan BB 3- 10kg, jenis cairan : DG aa, jumlah cairan : 250ml/kgBB/24 jam
Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa/
karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb)
Obat diare :
a.
Obat anti sekresi : asetosal dosis 25mg/tahun dengan dosis minimum 30mg koproimazin dosis 0,25- 1 mg/kgBB/ hari
b.
Obat spasmolitik dll umumnya spasmolitik seperti paverin, ekstra beladona,opium, loperamid tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi. Obat pengeras
tinja seperti kaolin, pectin, chercoral, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare, sehingga tidak dberikan lagi.
c.
Antibiotik umumnya tak diberikan jiga tidak ada penyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera diberikan tetrasiklin 25-50mg/kgBB/hari
d.
Bisa diberikan zinc : tablet (usia < 6bulan), zinc 1 tablet (usia >6 bulan)
Jika
Anak 7 bulan
BAB mencret
Anamnesa
Px. fisik
Gastroenteritis
Penatalaksanaan
Px. Penunjang