Ditengah pertumbuhan usaha pariwisata, salah satu peluang bisnis yang menjanjikan
adalah menjadi pengusaha hotel. Namun sebelum memulai usaha hotel, sebaiknya anda
pahami peraturan perpajakan yang berlaku untuk bidang usaha ini.
Menurut UU Pajak Pertambahan Nilai pasal4 A , usaha jasa di bidang perhotelan
bukan termasuk jasa yang dikenakan PPN. Namun anda jangan terlalu senang karena tidak
harus bayar PPN karena ketentuan mengenai pajak bidang pehotelan ini diatur dalam
Peraturan Pajak Daerah
Sehingga sebagai pengusaha bidang perhotelan ini restoran anda memiliki 2 jenis
kewajiban perpajakan. Yaitu Pajak Daerah dan Pajak Penghasilan (PPh). Untuk jelasnya
kami jelaskan sebagaimana di bawah ini :
1. Pajak Daerah
Dengan mengambil contoh Jakarta ketentuan mengenai Pajak Daerah ini diatur dalam
Peraturan Daerah / Perda No. 7 Tahun 2003 Tentang Pajak Hotel Wilayah Provinsi DKI
Jakarta, adapun rangkumannya sebagai berikut :
Objek Pajak Hotel :
Pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran. Termasuk :
- Penginapan atau tempat tinggal jangka pendek.
- Pelayanan penunjang lain sebagai pelengkap untuk kemudahan dan kenyamanan.
- Fasilitas olahraga dan hiburan untuk tamu hotel.
- Penyewaan ruang acara / pertemuan.
- Tempat makan atau restoran hotel seperti kafe, kantin, bar, pub, dan lain-lain.
Pengecualian Objek Pajak Hotel :
- Asrama dan pondok pesantren / ponpes
- Fasilitas hotel dan hiburan yang diperuntukkan bukan untuk tamu hotel.
- Agen travel atau agen perjalanan yang berada di hotel.
- Toko, bank, kantor, salon dan lain sebagainya yang ditawarkan kepada khalayak umum di
hotel.
- Penyewaan rumah, kamar, tempat tinggal atau apartemen yang merupakan fasilitas yang
terpisah dari manajemen hotel
Subjek Pajak Hotel :
Badan atau orang pribadi yang melakukan pembayaran ke hotel.
Wajib Pajak Hotel (WP) :
Pengusaha hotel.
Dasar Pengenaan Pajak Hotel (DPP) :
Jumlah pembayaran yang dibayarkan untuk layanan hotel.