Anda di halaman 1dari 2

Anatomi dan fisiologi Glandula Tiroid

Tiroid merupakan suatu kelenjar endokrin yang sangat vascular, merah kecoklatan yang
terdiri dari dua lobus yaitu lobus dextra dan sinistra yang berhubungan melalui garis tengah
yang disebut isthmus.

Pendahuluan
Pasien dengan berbagai bentuk tiroiditis bisa tampil dengan pembesaran kelenjar yang difus.
Bentuk terlazimnya tiroiditis hashimoto, yang timbul dalam wanita usia pertengahan, yang
sering mempunyai riwayat tiroiditis, miksedema dan anemia pernisiosa. Kadang-kadang
pasien tampil dengan tanda dan gejala hipertiroidism. Antibody tiroidea hampir selalu ada
dan biasanya diagnosis dapat dikonfirmasi dengan biopsy aspirasi jarum halus.

Jika penyakit Hashimoto dengan goiter tiroid, atau menyebabkan kekurangan


hormon tiroid, penderita memerlukan terapi penggantian hormon tiroid yang bertujuan
mengatasi defisiensi tiroid serta mengecilkan ukuran nodul goiter. Pengobatan dengan
penggunaan sehari-hari dari hormon tiroid sintetis sepertii levotiroksin (levothroid,
Levoxyl, Synthroid). Levotiroksin sintetis identik dengan tiroksin, versi alami hormon ini
dibuat oleh kelenjar tiroid.
Kadang tidak diperlukan pengobatan karena strumanya kecil dan asimtomatik. Bila
kelenjar tiroid sangat besar mungkin diperlukan tindakan pengangkatan, sebaiknya operasi
ini ditunda karena kelenjar tiroid tersebut dapat mengecil sejalan dengan waktu. Pemberian
tiroksin dapat mempercepat hal tersebut. Disamping itu tiroksin juga dapat diberikan pada
keadaan hipotiroidisme.
Pada pasien usia tua, dosis dimulai dengan yang rendah dan ditingkatkan secara
bertahap. Pasa pasien usia muda, dapat langsung dimulai dengan dosis besar. Aksi hormon

tiroid sangat lambat pada tubuh, sehingga pengobatan memerlukan waktu beberapa bulan
sambil melihat perkembangan gejala atau ukuran goiter. Karena secara umum gejala
hipotiroid pada penyakit ini bersifat menetap, maka kadang dibutuhkan pengobatan seumur
hidup dengan dosis yang disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai keadaan individual pasien.
Dosis yang tidak adekuat dapat mengakibatkan bertambah besarnya goiter, dan
gejala hipotiroid terus-menerus. Kondisi ini dihubungkan pula dengan peningkatan
kolesterol serum, peningkatan resiko atherosklerosis dan penyakit jantung. Sedangkan
apabila dosis berlebihan, dapat menimbulkan gejala hipertiroid, mengakibatkan kerja
jantung yang berlebihan dan meningkatkan resiko osteoporosis.
Bila terjadi hipertiroidisme dapat diberikan obat antitiroid. Pemberian glukokortikoid dapat
menyebabkan regresi struma dan mengurangi titer antibodi. Tetapi mengingat efek samping
dan kenyataan bahwa aktivitas penyakit dapat kambuh kembali sesudah pengobatan
dihentikan, maka pemakaian obat golongan ini tidak dianjurkan pada keadaan biasa.

Anda mungkin juga menyukai