Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA,

TINGKAT INFLASI, NILAI KURS DOLLAR


DAN INDEKS STRAIT TIMES TERHADAP IHSG
(Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

PROPOSAL
Diajukan untuk Menempuh Seminar Proposal
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

..........
...........

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
MALANG
2013

ii

Dafar Isi

Daftar isi................................................................................................................. ii
Daftar Tabel........................................................................................................... v
Daftar Gambar....................................................................................................... vi
BAB 1

BAB II

PENDAHULUAN ................................................................................1

A.

Latar Belakang ............................................................................ 1

B.

Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C.

Tujuan dan Manfaat penelitian ................................................... 7

D.

Sistematika Penulisan ................................................................. 8

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................10

A.

Penelitian Terdahulu ................................................................. 10

B.

Pasar Modal .............................................................................. 11


1. Pengertian Pasar Modal...................................................... 11
2. Peranan pasar modal .......................................................... 12
3. Tujuan dan manfaat pasar modal ....................................... 13
4. Instrumen di pasar modal ................................................... 14

C.

Saham ....................................................................................... 16
1. Definisi ............................................................................... 16
2. Jenis- jenis saham............................................................... 16

D.

Suku Bunga ............................................................................... 18

E.

Inflasi ........................................................................................ 19
1. Definisi ............................................................................... 19
2. Jenis-jenis inflasi ................................................................ 20
3. Dampak inflasi ................................................................... 21

iii

F.

Nilai Tukar /Kurs Dollar Amerika Serikat (USD) .................... 21

G.

Indeks Strait Times ................................................................... 23

H.

Indeks Harga Saham ................................................................. 24


1. Indeks harga saham Gabungan (Composite stock price index
= CSPI) .............................................................................. 25
2. Perhitungan indeks harga saham gabungan ....................... 26

I.

Hubungan Antara Suku Bunga, Inflasi, Kurs Dollar dan Indeks


Strait Times Terhadap IHSG .................................................... 28
1. Hubungan antara Suku Bunga dan IHSG........................... 28
2. Hubungan Tingkat Inflasi dengan IHSG............................ 29
3. Hubungan Kurs Dollar dengan IHSG ................................ 29
4. Hubungan Strait Times dengan IHSG................................ 30

J.
BAB III

Hipotesis Penelitian .................................................................. 30

METODE PENELITIAN .................................................................33

A.

Jenis Penelitian ......................................................................... 33

B.

Lokasi Penelitian ...................................................................... 33

C.

Sumber data .............................................................................. 34

D.

Teknik Pengumpulan data ........................................................ 34

E.

Populasi dan Sampel ................................................................. 34


1. Populasi .............................................................................. 34
2. Sampel ................................................................................ 35

F.

Identifikasi Variabel dan Definisi Opersional Variabel ........... 35


1. Identifikasi variabel ............................................................ 35
2. Definisi Operasional Variabel ............................................ 36

G.

Teknik Analisis Data ................................................................ 37


1. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 37

iv

2. Uji Regresi Linier Berganda .............................................. 40


3. Uji F dan Uji T ................................................................... 41
Daftar Pusataka....................................................................................................44

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks Strait Times........ 23
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel independen............................................ 35

vi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 31

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan

perekonomian

suatu

negara

akan

mempengaruhi

pertumbuhan investasi di negara tersebut. Ini disebabkan karena pertumbuhan


ekonomi diikuti dengan naiknya pendapatan masyarakatnya. Pendapatan
masyarakat yang meningkat, mendorong naiknya tabungan yang dihimpun oleh
bank yang kemudian disalurkan dalam bentuk kredit kepada pihak yang
membutuhkan. Kredit tersebut digunakan untuk melakukan investasi, baik
investasi secara langsung maupun investasi pada pasar modal.
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat jual beli berbagai
instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu
pertama pasar modal dapat menjadi alternatif penghimpun dana selain perbankan.
Bank-bank menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya ke
pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit. Fungsi pasar modal yang kedua
memberikan pilihan investasi seperti saham, obligasi, reksa dana dan lain
sebagainya sehingga masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya
sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen
keuangan.
Saham merupakan salah satu instrumen yang banyak dipilih oleh investor.
Dalam pembelian saham, selain menawarkan keuntungan juga mengandung risiko

di dalamnya. Harga saham pada bursa tidak selamanya tetap, ada kalanya
mengalami peningkatan dan ada kalanya mengalami penurunan dalam waktu yang
cepat, hal ini disebabkan oleh perubahan permintaan dan penawaran saham.
Fluktuasi harga saham tersebut justru dapat dimanfaatkan oleh investor untuk
mendapatkan keuntungan. Investor akan bisa dengan cepat memperbaiki
keputusan investasinya jika mereka mempelajari dan memperhatikan dengan teliti
faktor-faktor yang mempengaruhi harga sekuritas. Investor membutuhkan
berbagai informasi untuk mengambil keputusan dalam pembelian saham. Pasar
modal yang baik merupakan pasar modal yang menunjukkan semua informasi
relevan yang berhubungan dengan harga saham.
Secara fundamental harga suatu jenis saham dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja
perusahaan dan risiko yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor mikro dan makro
ekonomi. Faktor makro adalah faktor yang secara sistematik mempengaruhi
kinerja perusahaan. Faktor tersebut yaitu tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai
tukar valuta asing dan kondisi perekonomian negara lain salah satunya Singapura.
Pemerintah menggunakan suku bunga sebagai alat untuk mengontrol
peredaran uang yang ada di masyarakat atau sebagai pengendali perekonomian
nasional. Suku bunga yang digunakan disini adalah suku bunga acuan atau BI
Rate. Perubahan BI Rate yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia
diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan. Untuk menentukan investasi, suku bunga
harus diperhatikan karena investasi hanya akan dilaksanakan apabila tingkat

keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada suku bunga yang harus
dibayarkan. Kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap
kinerja saham, karena suku bunga dapat mempengaruhi beban bunga kredit dan
menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih dapat menurunkan laba per
lembar saham (earning per share) dan berdampak pada turunnya harga saham.
Jika semakin tinggi tingkat suku bunga yang berlaku, maka investor akan lebih
tertarik untuk menyimpan dananya dalam bentuk deposito yang lebih kecil
risikonya, dan menjual sahamnya untuk dialihkan pada deposito sehingga
berdampak pada penurunan harga saham di pasar modal. Jika suku bunga rendah
maka investor akan menyimpan dananya dalam bentuk investasi saham pada pasar
modal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari pada tingkat suku
bunga. Sampai disini dapat ditarik kesimpulan tingkat suku bunga berkaitan erat
dengan pergerakan harga saham di pasar modal.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu
perekonomian dari suatu periode ke periode tertentu (Sukirno: 2006). Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam
arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Kondisi inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi) mengakibatkan keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu.

Tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan biaya produksi yang semakin


tinggi, sehingga hargaharga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu
tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli dan diikuti dengan naiknya
suku bunga, sehingga investor cenderung akan mengalihkan dananya pada
deposito. Selain itu kenaikan harga barang dan jasa mengakibatkan sulitnya
perusahaan ungtuk mendapatkan laba, sehingga investor akan cenderung akan
menjual saham yang dimilikinya. Anggapan itu dapat berpengaruh pada
penawaran dan pergerakan indeks harga saham di pasar modal. Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa inflasi berkaitan erat dengan
kenaikan suku bunga yang mengakibatkan turunnya harga saham.
Kurs atau nilai tukar mencerminkan berapa nilai suatu mata uang yang
harus dibayar untuk mendapatkan mata uang asing. Kurs mencerminkan tingkat
penawaran dan permintaan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Investasi pada mata uang asing dapat menjadi alternatif investasi yang lain,
misalnya investasi pada mata uang dollar (USD). Jika nilai rupiah terhadap dolar
sedang melemah dan dapat dipastikan akan menguat di masa yang akan datang,
kemungkinan besar investor akan memilih untuk menginvestasikan dananya pada
mata uang dollar. Menguatnya nilai dollar menarik para investor untuk
menginvestasikan dananya pada pasar uang, sehingga transaksi pada pasar uang
akan semakin menarik. Dampak lain pada perusahaan, menguatnya nilai dollar
dapat menurunkan kinerja keuangannya karena jumlah hutang (leverage)
perusahaan yang juga ikut meningkat sehingga deviden yang dibagi perusahaan
ikut menurun. Investor akan melepas banyak saham untuk dialihkan pada

investasi mata uang asing. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan


menguatnya nilai dollar akan menurunkan investasi pada pasar modal, dan
sebaliknya apabila dollar melemah akan meningkatkan investasi pada pasar
modal.
Seiring dengan arus investasi yang semakin kuat di kawasan Asia,
perekonomian suatu negara memiliki pengaruh terhadap perekonomian negara
lain, terutama bagi negara yang masih satu rigional. Selain dipengaruhi oleh suku
bunga, inflasi dan kurs dollar, pergerakan saham dipengaruhi oleh pergerakan
saham negara tetangga yang masih satu regional. Seringkali pengaruh indeks
regional memiliki pengaruh lebih kuat terhadap harga sahamdi Bursa Efek Jakarta
dari pada kondisi makro ekonomi dalam negeri pada suatu saat, sementara
pengaruh sebaliknya dapat terjadi pada saat yang lain. IHSG di Indonesia salah
satunya dipengaruhi oleh indeks saham Singapura atau Strait Times. Singapura
sebagai negara yang memiliki industri yang berkembang saat ini menjadi acuan
yang penting bagi indeks saham di seluruh dunia. Singapura sebagai tujuan
ekspor Non-Migas terbesarke 5 bagi Indonesia dengan peran mencapai 7,23%
selama periode tahun 2013 (http://www.kemendag.go.id). Bagi perusahaan
yang melakukan perdagangan berskala internasional atau kegiatan ekspor impor,
kondisi ekonomi negara counterpart (negara tujuan ekspor atau negara asal
impor) sangat berpengaruh terhadap kinerja emiten dimasa mendatang (Samsul,
2006:

202).

Pernyataan

tersebut

menunjukkan

bahwa

kemajuan

dan

perkembangan Singapura aka berpengaruh besar terhadap perekonomian di


Indonesia. Ketika indeks Strait Times mengalami kenaikan maka IHSG juga akan

mengalamii kenaikan, demikian pula sebaliknya apabila indeks Strait Times


mengalami penurunan maka IHSG juga akan mengalami penurunan.
Naik turunnya harga saham di pasar modal dapat tercermin dalam Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite Stock Price Indeks (CSPI). IHSG
menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
IHSG sangat mudah mengalami perubahan karena permintaan dan penawaran
pasar yang sangat sensitif terhadap faktor yang mempengaruhi nilai saham. Bila
IHSG naik, menandakan pasar dalam keadaan bergairah (bullish). Jika IHSG
turun, menandakan pasar dalam keadaan lesu (bearish). Pergerakan indeks
menjadi acuan penting bagi para investor untuk menjual, membeli maupun
menahan suatu saham.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suku bunga,
tingkat inflasi, kurs dollar dan indeks Strait Times ikut mempengaruhi pergerakan
IHSG di pasar modal. Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang topik ini dengan judul Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Dollar dan Indeks Strait Times terhadap
IHSG Studi Kasus pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apakah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan
indeks Strait Times secara simultan, siginifikan pengaruhnya terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
2. Apakah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan
indeks Strait Times secara parsial, siginifikan pengaruhnya terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
3. Di antara tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan
indeks Strait Times manakah yang pengaruhnya dominan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian


1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
berikut ini adalah
1. Untuk menjelaskan apakah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs
dollar (USD) dan indeks Strait Times secara simultan, signifikan
pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
2. Untuk menjelaskan apakah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs
dollar (USD) dan indeks Strait Times secara parsial, signifikan
pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .
3. Untuk menjelaskan manakah di antara tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar kurs dollar (USD) dan indeks Strait Times yang pengaruhnya
dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

2. Manfaat Penelitian
1. Secara Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi mengenai
pengaruh suku bunga, inflasi, kurs dollar (USD), dan indeks Strait Times.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan dalam mengadakan penelitian selanjutnya dalam permasalahan
yang sama.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi, terutama mengenai adanya
pengaruh suku bunga, inflasi, kurs dollar (USD), dan indeks Strait Times.

D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan permasalahan yang akan
dibahas, yang meliputi latar belakang pemilihan judul, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan
skripsi.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


Dalam bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan penelitian ini,
yang meliputi penelitian terdahulu.

BAB III: METODE PENELITIAN


Dalam bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam
penelitian ini, yang meliputi jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, populasi dan sampel, variabel penelitian, dan
metode analisis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
1. Zuhdi (2012)
Penelitian Zuhdi yang berjudul Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
SBI, Nilai kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones terhadap Pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20082013 menggunakan variabel terikat: indeks harga saham gabungan dan variabel
bebas: tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs Dollar (USD/IDR), dan indeks
Dow Jones. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: tingkat
inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs dollar, indeks Dow Jones berpengaruh secara
simultan terhadap IHSG, tingkat inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
IHSG, tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap IHSG, nilai kurs
dollar berpengaruh negatif terhadap IHSG, indeks Dow Jones berpengaruh positif
terhadap IHSG dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh paling dominan terhadap
IHSG.

2. Pujayanti (2010)
Penelitian Pujayanti yang berjudul Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Tingkat Inflasi , Dan Nilai Kurs (USD) terhadap Indeks Harga Gabungan (IHSG)
(studi pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2009) menggunakan Variabel terikat: Indeks Harga Saham Gabungan

10

11

(IHSG) dan variabel bebas tingkat suku bunga sbi, tingkat inflasi, nilai kurs
(USD). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan secara simultan variabel tingkat
suku bunga sbi, tingkat inflasi, nilai kurs (USD) berpengaruh signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara parsial Variabel Tingkat Suku
Bunga SBI dan Tingkat Inflasi tidak berpenggaruh signifikan terhadap IHSG
dilevel 15%, sedangkan Nilai Kurs (USD) berpengaruh signifikan terhadap
IHSG.

3. Pramulia (2009)
Penelitian Wiwin yang berjudul Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Nilai Kurs Dollar AS (USD) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun
2006- 2008 menggunakan variabel bebas tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai
kurs dollar AS (USD) dan variabe terikat indeks harga saham gabungan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu tingkat inflasi, suku
bunga SBI, nilai kurs dollar AS (USD) secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan terhadap IHSG. Variabel suku bunga berpengaruh dominan terhadap
IHSG.

B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya merupakan alat pembangunan yang
menghubungkan para pemakai dana (dalam hal ini dunia usaha maupun
pemerintah) dengan para pemasok dana (dalam hal ini masyarakat luas

12

baik di dalam negeri maupun di luar negeri). Sebagai alat penghubung,


pasar modal mempunyai prasarana hukum sebagai dasar kegiatannya,
kedudukan institusional yang kuat, perangkat lunak maupun perangkat
keras serta sumber daya manusia yang profesional (Anwar, 2008)
Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual
dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk
meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau
mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11)
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisir, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar
(tempat berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan sahamsaham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai
jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2011:4).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut pada dasarnya pasar modal adalah
tempat dimana surat-surat berharga seperti saham dan obligasi diperdagangkan.

2. Peranan pasar modal


Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada
dasarnya memiliki kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain. Peranan
pasar modal dalam Sunariyah (2011:7) yaitu:
a. Sebagai fasilitas interaksi antara penjual dan pembeli daam menentukan
efek yang diperjual belikan. Pasar modal memberikan kemudahan dalam
melakukan transaksi tanpa harus bertatap muka.
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan hasil (return) yang diharapkan. Pasar modal menciptakan
peluang bagi perusahaan (emiten) untuk memuaskan keinginan pemegang
saham, kebijakan deviden dan stabilitas harga sekuritas yang relatif
normal.
c. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham atau surat berharga lainnya. Dengan berlakunya pasar

13

modal para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki


tersebut setiap saat.
d. Pasar modal memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian. Masyarakat dengan
penghasilan kecil dapat menginvestasikan dana yang dimiliki sesuai
dengan kemampuannya.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya
informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
Berdasarkan pendapat tersebut, pada dasarnya pasar modal memiliki
peranan yang penting baik bagi pengusaha maupun bagi investor. Keberadaan
pasar modal memudahkan para pencari modal dan pemberi modal untuk bertemu.

3. Tujuan dan manfaat pasar modal


Tujuan dan manfaat pasar modal menurut Samsul (2006:43) dapat dilihat
dari 3 sudut pandang, yaitu:
a. Sudut pandang negara
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian negara
melalui peranan swasta dan mengurangi beban negara. Negara tidak harus
memiliki perusahaan sendiri untuk mengatur perekonomian, negara dapat
memberdayakan pihak swasta. Tetapi negara memiliki kekuasaan dan
kekuatan untuk membuat perundang- undangan yang ketat agar pihak
swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi monopoli. Di negara
yang sudah maju, negara tidak perlu ikut campur dalam menjalankan
perusahaan negara. Pihak swasta yang sudah profesional yang tercermin di
pasar modal menjadi penggerak perekonomiaan yang persyaratan
penjualan perusahaan swasta tersebut diatur oleh perundangan yang sangat
ketat. Lebih dari 100 negara di dunia ini mengandalkan pembangunan
ekonominya melalui kegiatan pasar modal dan ternyata mengalami
kesuksesan yang luar biasa.
b. Sudut pandang emiten
Pasar modal merupakan sarana mencari tambahan modal. Perusahaan
dapat mendapatkan tambahan modal dengan biaya yang lebih murah di
pasar modal dibandingkan dengan kredit perbankan. Perusahaan yang
masuk di pasar modal dapat meningkatkan jumlah modal sendiri di
bandingkan dengan modal pinjaman. Selain itu perusahaan yang masuk di
pasar modal namanya akan lebih dikenal masyarakat luas karena berita
mengenai pasar modal berulang-ulang dibahas di berbagai media setiap

14

harinya, hal ini tentu saja mempermudah mencari hubungan bisnis dengan
perusahaan lain. Manajemen perusahaan akan lebih terbuka mengenai
kondisi perusahaan terhadap para pemegang saham.
c. Sudut pandang masyarakat
Masyarakat memiliki berbagai alternatif investasi, mulai dari emas, tanah,
deposito, obligasi maupun saham. Investasi dalam bentuk efek dapat
dilakukan dengan dana dibawah Rp 5 juta, sehingga investasi ini menjaji
investasi yang murah. Namun, kondisi pasar modal Indonesia yang jatuh
bangun, banyak terjadi penipuan investasi serta banyaknya emiten yang
dikeluarkan dari bursa (deisting) mencerminkan bahwa pasar modal tidak
dikelola dengan baik. Hal ini tentu saja merugikan masyarakat kecil.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa keberadaan pasar
modal memberikan manfaat bagi negara, perusahaan maupun bagi masayarakat
luas. Bagi negara, pasar modal dapat menjadi cerminan kondisi ekonomi suatu
negara. Bagi perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) keberadaan pasar
modal memudahkan dalam mendapatkan modal usaha. Bagi masyarakat pada
umumnya keberadaan pasar modal memberikan pilihan investasi, terutama bagi
masyarakat yang tidak memiliki cukup banyak dana.

4. Instrumen di pasar modal


Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (securities)
yang diperdagangkan di bursa (Anoraga dan Pakarti, 2006: 54). Bentuk
instrumen di pasar modal disebut efek, pengertian efek berdasarkan Kepres
53/1990 adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, setiap rights, warrans, opsi atau
setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.
Berikut adalah penjabaran beberapa instrumen pasar modal:

15

a. Saham adalah tanda bukti penyertaan modal pada perusahaan dimana


pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau
stockholder). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
kertas tersebut. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap
sebagai pemegang saham apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang
saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).
b. Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang jangka
panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli
obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi
akan menerima kupon sebagai pendapatan obligasi yang dibayarkan setiap 3
bulan atau 6 bulan sekali.
c. Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham
lama. Harga tertentu disini berarti harganya sudah ditentukan di muka dan
biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price atau
exercise price). Pada umumnya, strike price dari bukti right berada dibawah
harga pasar saat diterbitkan.
d. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi
hak kepada pedagang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut
pada harga tertentu, dengan jangka waktu enam bulan atau lebih
e. Reksa Dana merupakan kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau
sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola oleh

16

perusahaan investasi profesional. Dana yang diinvestasikan pada reksa dana


dari pemodal akan disatukan dengan dana dari pemodal yang lainnya
sehingga

menciptakan

kekuatan

membeli

yang

jauh

lebih

besar

dibandingkan mereka yang melakukan investasi sendiri.


f. Efek Derifatif adalah merupakan turunan dari Efek utama baik yang
bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan
langsung dari efek utama maupun turunan selanjutnya. Salah satu bentuk
dari efek derivatif adalah opsi.

C. Saham
1. Definisi
Saham (stock) adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (Samsul, 2006: 45).

2. Jenis- jenis saham


Ditinjau dari segi kemampuan daam hak tagih atau klaim, saham
dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Saham biasa (common stocks), merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling akhir dalam pembagian deviden, dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stocks) merupakan saham yang devidennya
dibayarkan sebelum pembayaran deviden saham biasa, namun deviden
tidak akan bertambah apabila perusahaan mendapatkan tambahan
keuntungan. Saham preferen memiliki kesempatan yang lebih besar dalam

17

pengembalian investasi dibandingkan dengan saham biasa apabila


perusahaan dilikuidasi
Berdasarkan cara peralihannya, saham dibedakan atas:
1. Saham atas unjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak
tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindah tangankan dari satu
investor ke investor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang surat
tersebut, maka dialah yang pemilik saham dan berhak mengikuti Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Saham atas nama (registered stocks) merupakan saham yang ditulis
dengan jelas siapa nama pemiliknya. Dengan nama yang tercetak pada
surat, perpindahan nama membutuhkan beberapa prosedur tertentu
sehingga lebih sulit untuk dipindahkan tangan.
Berdasarkan dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dibedakan menjadi
1. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa yang dimiliki oleh
perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stocks) yaitu saham dari emiten yang memiliki
kemampuan membayar lebih tinggi dari kemampuan deviden yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stocks), yaitu sahm dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri
sejenis yang memiliki reputasi yang tinggi.

18

4. Saham spekulatif (speculative stock) yaitu saham suatu perusahaan yang


tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang.
5. Saham siklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi nakro maupun situasi bisnis secara
umum. Emiten jenis ini biasanya bergerak dibidang produk yang selalu
dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya rokok maupun barang kebutuhan
sehari-hari

D. Suku Bunga
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2011:82) adalah harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur
yang harus dibayarkan kepada kreditur. Diulio (1993: 42) dalam bukunya
mengungkapkan bahwa suku bunga adalah harga yang diberikan oleh unit
ekonomi yang mengalami surplus (unit surplus) karena menyediakan dana bagi
unit defisit. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut suku bunga adalah
pembayaran balas jasa untuk pihak yang menyediakan modal uang. Juga harga
yang harus dibayar untuk penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu.
Suku bunga yang diberikan bank disebut suku bunga nominal (nominal
interest rate), sedangkan suku bunga yang disesuaikan dengan inflasi adalah suku
bunga riil (real interest rate). Suku bunga riil adalah perbedaan antara suku bunga

19

nominal dengan laju inflasi. Menurut ekonom klasikal yang diungkapkan oleh
Sunariyah (2011:83), permintaan dan penawaran investasi pada pasar modal
menentukan

tingkat

bunga.

Tingkat

bunga

akan

menentukan

tingkat

keseimbangan antara jumah tabungan dan permintaan investasi. Adapun tingkat


bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan:
1. Penawaran tabungan
Konsep tabungan berdasarkan asumsi bahwa individu akan melakukan
permintaan uang sekarang dari pada permintaan uang di masa yang akan
datang. Dugaan ini disebut teori pemilihan waktu bunga yang
dikemukakan oleh ekonom dari Australia bernama Bohm Bawerk.
Berdasarkan teori ini seseorang individu akan memilih uang sekarang dari
pada masa mendatang, dengan catatan selama waktu tersebut tidak ada
bunga
2. Penawaran investasi
Jumlah dana pinjaman yang digunakan untuk investasi merupakan faktor
penentu tingkat bunga. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi
ditentukan oleh tinggi rendahnya tabungan masyarakat.
Berdasarkan pernyataan tersebut, besarnya suku bunga dipengaruhi oleh dua
kekuatan, yaitu penawaran tabungan dan penawaran investasi. Semakin tinggi
penwaran tabungan dan investasi maka semakin tinggi pula suku bunga yang
diwarkan.

E. Inflasi
1. Definisi
Inflasi merupakan masalah perekonomian yang banyak mendapatkan
perhatian dari pemerintah. Reksoprayitno (2000:179) mendefinisikan inflasi
sebagai gelala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga. Pendapat lain
disampaikan oleh Sukirno (2005:47):

20

Dari suatu periode ke periode lainnya tingkat harga berbagai barang akan
selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut biasanya berupa
kenaikan harga-harga atau dalam istilah ekonomi lebih sering disebut
inflasi. Kenaikan harga-harga yang berlaku ke atas berbagai barang tidak
mempunyai kelajuan yang sama. Ada yang mengalami perkembangan
yang pesat, ada pula yang mengalami kemerosotan harga. Dalam
membicarakan mengenai inflasi, yang dibicarakan bukanlah mengenai
perubahan harga dari berbagai barang, tetapi perubahan rata-rata yang
berlaku. Apabila seseorang mengatakan tingkat inflasi adalah 5%,
maksudnya adalah dalam satu tahun tertentu, rata-rata kenaikan hargaharga dalam perekonomian adalah sebanyak 5%.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, inflasi merupakan kenaikan
tingkat harga umum secara terus menerus pada suatu periode. Tingkat Inflasi
biasanya dinyatakan dalam persen per tahun.

2. Jenis-jenis inflasi
Inflasi disebabkan oleh beberapa sesab, secara umum inflasi dibedakan
menjadi 2:
a. Demand-pull Inflation
Inflasi ini disebabkan karena naiknya jumlah permintaan secara cepat
sehingga dunia usaha tidak dapat memenuhi permintaan. Masyarakat
melakukan pembelian barang dan jasa lebih banyak dibandingkan dengan
yang dapat disediakan oleh pelaku usaha sehingga keseimbangan
penawaran dan permintaan terganggu dan mengakibatkan naiknya harga
barang dan jasa.
b. Cost-push inflation
Inflasi ini disebabkan oleh naiknya biaya produksi. Kenaikan biaya
produksi mendorong naiknya harga barang dan jasa. jenis inflasi ini
disebabkan oleh antara lain oleh naiknya harga bahan baku (BBM, tarif
dasar listrik), kenaikan kurs valuta asing yang menyebabkan harga barang
impor naik, dan kenaikan gaji/ upah (Gilarso: 2004).
Berdasarkan pendapat tersebut pada dasarnya jenis inflasi ada 2, yang
pertama demand-pull Inflation atau inflasi yang disebabkan karena meningkatnya

21

permintaan secara cepat. Jenis inflasi berikutnya adalah inflasi cost-push inflation
atau inflasi yang disebabkan karena naiknya biaya produksi

3. Dampak inflasi
Inflasi yang terjadi di perekonomian suatu negara memiliki beberapa
dampak atau akibat sebagai berikut:
a. Inflasi dapat mendorong terjadinya perubahan redistribusi pendapatan,
dimana menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi
pendapatan riil orang lainnya menurun.
b. Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi ekonomi. Hal ini
dikarenakan inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari investasi yang
produktif ke investasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas
ekonomi produktif.
c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan
kesempatan kerja dengan cara memotivasi orang untuk memproduksi lebih
atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini.
d. Inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil bagi
keputusan ekonomi. Jika sekiranya konsumen memperkirakan bahwa
tingkat inflasi di masa mendatang naik ,maka akan mendorong mereka
untuk melakukan pembelian barang dan jasa secara besar-besaran, begitu
juga dengan bank maupun lembaga keuangan lainnya, mereka akan
mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi sebagai proteksi dalam
menghadapi penurunan pendapatan dimasa mendatang. (Nanga, 2000:252)
Berdasarkan pendapat tersebut, inflasi yang tinggi dapat mempengaruhi
tingkat bunga riil dan pasar modal, sehingga dapat menurunkan investasi. Inflasi
yang tinggi akan mempengaruhi suku bunga sehingga investor lebih tertarik untuk
menanamkan uangnya di bank.

F. Nilai Tukar /Kurs Dollar Amerika Serikat (USD)


US Dollar menjadi mata uang utama dunia sejak akhir perang dunia II
hingga saat ini. Dengan digelarnya konferensi internasional mengenai sistem nilai

22

tukar yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada
tahun 1944 yang menandai dimulainya Fixed Exchange Rate System semakin
mengukuhkan peran USD sebagai mata uang utama dunia.
Penetapan kurs valuta asing dapat dibedakan menjadi dua sistem, yaitu
kurs tetap dan kurs fleksibel
a. Sistem kurs tetap adalah penentuan nilai kurs yang dilakukan oleh bank sentral.
Dalam sistem ini semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs yang
ditetapkan oleh bank sentral. Sebagai contoh misalkan bank sentral
menetapkan kurs yang berikut di antara dollar US dengan rupiah: US$ 1,00 =
Rp 10.000. berdasarkan kurs ini, jual beli dolar akan menggunakan kurs
tersebut.
b. Sistem kurs fleksibel (berubah bebas) harga valuta asing ditetapkan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasaran. Dari kegiatan sehari-hari
permintaan dan penawaran valuta asing mengalami perubahan. Fleksibilitas
harga valuta asing akan menjamin tercapainya keadaan di mana permintaan
valuta asing adalah sama dengan penawaran valuta asing, sehingga bank
sentral tidak perlu menyeimbangkannya selayaknya pada sistemm kurs tetap.
Sistem ini juga dapat mengakibatkan fluktuasi harga valuta asing yang sangat
besar dari satu periode ke periode berikutnya yang dapat berakibat buruk pada
perekonomian. (Sukirno, 2005:197)
Berdasarkan pendapat tersebut, penetapan kurs valuta asing dapat
ditentukan melalui dua sistem, sistem kurs tetap dan sistem kurs fleksibel. Sistem
kurs tetap adalah sistem penentuan nilai mata uang asing di mana bank sentral
menetapkan harga berbagai mata uang asing tersebut dan harga tersebut tidak
diubah dalam masa yang cukup lama. Sedangkan sistem kurs fleksibel adalah nilai
mata uang asing yang ditetapkan melalui permintaan dan penawaran mata uang
asing di pasaran.

23

G. Indeks Strait Times


Singapura merupakan negara yang masih satu regional dengan Indonesia.
Selain dipengaruhi oleh suku bunga, inflasi dan kurs dollar, pergerakan saham
dipengaruhi oleh pergerakan saham negara tetangga yang masih satu regional.
Seringkali pengaruh indeks regional memiliki pengaruh lebih kuat terhadap
harga sahamdi Bursa Efek Jakarta dari pada kondisi makro ekonomi dalam negeri
pada suatu saat, sementara pengaruh sebaliknya dapat terjadi pada saat yang lain
(Samsul: 2006).
Indeks Straits Times (disingkat: STI; bahasa Inggris: Straits Times Index)
adalah sebuah indeks pasar saham berdasarkan kapitalisasi di Bursa efek
Singapura. Indeks ini digunakan untuk mendata dan memonitor perubahan harian
dari 30 perusahaan terbesar di pasar saham Singapura dan sebagai indikator utama
dari performa pasar di Singapura. Berikut adalah perusahan yang masuk dalam
perhitungan indeks Strait Times:
Tabel 2.1
Perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks Strait Times
No

Nama Perusahaan

Alamat web

1 Singapore Telecom

http://www.singtel.com

2 Jardine Strategic Holdings

http://www.jardines.com

3 Jardine Matheson Holdings

http://www.jardines.com

4 DBS Group Holdings

http://www.dbs.com

5 Oversea-Chinese Banking Corp

http://www.ocbc.com

6 United Overseas Bank

http://www.uobgroup.com

7 Wilmar International

http://www.wilmar-international.com

8 Keppel Corp

http://www.kepcorp.com

24

No

Nama Perusahaan

9 Hongkong Land Holdings

Alamat web
http://www.hkland.com

10 Genting Singapore

http://www.gentingsingapore.com

11 Jardine Cycle & Carriage

http://www.jcclgroup.com

12 Capitaland

http://www.capitaland.com

13 Singapore Airlines

http://www.singaporeair.com

14 Fraser and Neave

http://www.fraserandneave.com

15 Global Logistic Properties

http://www.glprop.com

16 City Developments

http://www.cdl.com.sg

17 Singapore Technologies

http://www.stengg.com

Engineering
18 Sembcorp Marine

http://www.sembcorpmarine.com.sg

19 SembCorp Industries

http://www.sembcorp.com

20 IHH Healthcare

http://www.ihh-healthcare.com

21 Golden Agri-Resources

http://www.goldenagri.com

22 Noble Group

http://www.thisisnoble.com

23 Singapore Exchange

http://www.sgx.com

24 CapitaMall Trust

http://www.capitamall.com

25 CapitaMalls Asia

http://www.capitamallasia.com

26 Singapore Press Holdings

http://www.sph.com.sg

27 StarHub

http://www.starhub.com

28 Olam International

http://www.olamonline.com

29 SIA Engineering

http://www.siaec.com.sg

30 ComfortDelGro Corporation

http://www.comfortdelgro.com.sg

(sumber: http://www.sgx.com/wps/portal/sgxweb/home/products/securities)

H. Indeks Harga Saham


Indeks harga saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka
indeks. Indeks digunakan sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks

25

menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakan pasar sedang bergairah
atau lesu.
Jenis indeks harga saham dibedakan menjadi 3 jenis:
1. Indeks harga saham individu
2. Indeks harga saham parsial
3. Indeks harga saham gabungan

1. Indeks harga saham Gabungan (Composite stock price index = CSPI)


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks harga saham yang
terdiri dari gabungan seluruh saham yang menggambarkan rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai pada tanggal
tertentu.
IHSG mengalami perubahan yang sangat cepat setiap harinya karena 2
hal, pertama harga pasar saham yang terus berubah setiap waktu dan yang kedua
adanya perubahan jumlah saham yang beredar karena adanya penambahan atau
pengurangan saham. Naiknya IHSG bukan berarti naiknya seluruh harga saham
individu, tetapi ada sebagian yang mengalami kenaikan dan ada sebagian yang
mengalami penurunan. Jika suatu saham mengalami kenaikan harga dan IHSG
juga mengalami kenaikan harga maka berarti saham tersebut memiliki korelasi
positif terhadap kenaikan IHSG, demikian pula sebaliknya. Apabila suatu saham
mengalami penurunan dan IHSG mengalami kenaikan maka berarti saham
tersebut memiliki korelasi negatif terhadap IHSG. Pengetahuan mengenai korelasi

26

antara perubahan harga saham dan perubahan indeks harga sangat penting untuk
mengetahui risiko dari jenis saham terhadap risiko pasar atau beta saham ()

2. Perhitungan indeks harga saham gabungan


Ada dua metode perhitungan angka indeks harga saham gabungan
(Sunariyah: 20011: 143), yaitu:
1. Metode rata-rata (average Method)
Pada metode ini harga saham-saham yang dimasukkan dalam perhitungan
indeks dijumlahkan kemudian dibagi dengan faktor pembagi tertentu.

IHSG = indeks harga saham gabungan


Ps

= harga pasar saham

Pbase = suatu nilai pembagi

2. Metode rata-rata tertimbang


Perhitungan indeks saham pada umumnya menggunakan metode rata-rata
tertimbang, termasuk di BEI. Pada metode ini, umumnya sama dengan
metode sebelumnya, hanya saja ditambahkan pembobotan disamping
harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada 2 ahli yang
mengemukakan tentang metode ini:
a. Metode Paasce
Rumus:

27

IHSG

= indeks harga saham gabungan

Ps = harga pasar saham


Ss = Jumlah saham yang dikeluarkan
Pbase

= harga dasar saham

Dalam rumus di atas (Ps x Ss) adalah jumlah nilai kapitalisasi pasar
(market capitalization) seluruh saham yang tergabung dalam indeks
yang bersangkutan. Sedangkan (Pbase x Ss) adalah jumlah seluruh nilai
dasar dari saham-saham yang bergabung dalam indeks yang
bersangkutan. Jadi rumus Paasce ini, membandingkan kapitalisasi
pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang
tergantung dalam suatu indeks. Jadi semakin besar kapitalisasi saham,
maka akan memberikan penngaruh yang sangat besar jika terjadi
perubahan harga pada saham yang bersangkutan.

b. Metode Laspeyres
Rumus:
IHSG

= indeks harga saham gabungan

Ps = harga pasar saham


Ss = Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar
Pbase

= harga dasar saham

Pada metode Laspeyres di atas jumlah saham yang dikeluarkan pada


hari dasar dan tidak bisa berubah selamanya walaupun ada saham
baru.

28

I. Hubungan Antara Suku Bunga, Inflasi, Kurs Dollar dan Indeks Strait Times
Terhadap IHSG
1. Hubungan antara Suku Bunga dan IHSG
Perusahaan memiliki dua sumber pembiayaan, yaitu laba yang tidak dibagi
kepada pemegang saham dan kredit pinjaman. Tinggi rendahnya suku bunga
untuk bermacam-macam jenis kredit dapat mempengaruhi keputusan para
pengusaha untuk meminta kredit di bank. Bila bank menurunkan suku bunga
kredit, maka harga kredit menjadi murah. Hal ini diharapkan dapat mendorong
para pengusaha untuk menggunakan lebih banyak kredit bank guna berproduksi
dan melakukan investasi. Berkaitan dengan pengaruh suku bunga terhadap IHSG,
Samsul (2006) menyatakan:
Kenaikan suku bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap
emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan
laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga
menurun dan akhirnya berakibat turunnya harga saham di pasar. Di sisi lain,
naiknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual
saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito.
Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di
pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga
deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham.
Berdasarkan

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa suku bunga

memiliki pengaruh terbalik terhadap IHSG. Tingkat suku bunga akan direspon
oleh suku bunga deposito, sehingga investor cenderung mengalihkan dana dari
pasar modal kepada perbankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga
memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG.

29

2. Hubungan Tingkat Inflasi dengan IHSG


Inflasi ditandai dengan naiknya harga barang secara terus menerus, baik
barang produksi maupun barang konsumsi. Naiknya harga barang produksi
menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan. Naiknya harga barang produksi
menyebabkan meningkatnya biaya operasional sehingga akan menurunkan laba
perusahaan. Menurunnya laba tersebut berpengaruh terhadap deviden yang
dibagikan kepada pemegang saham. Deviden merupakan salah satu aspek yang
diperhitungkan dalam pembelian saham. Jika deviden yang dibagikan menurun,
harga saham juga akan cenderung menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG.

3. Hubungan Kurs Dollar dengan IHSG


Kurs mencerminkan tingkat penawaran dan permintaan mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing. Dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil,
pilihan untuk investasi di beberapa mata uang asing dapat menjadi alternatif
investasi yang lain, misalnya investasi pada mata uang dollar (USD). Jika nilai
rupiah terhadap dolar sedang melemah dan dapat dipastikan akan menguat di
masa yang akan datang, kemungkinan besar investor akan memilih untuk
menginvestasikan dananya pada mata uang dollar. Selain itu pada perusahaan
menguatnya nilai dollar dapat menurunkan kinerja keuangannya karena jumlah
hutang (leverage) perusahaan yang juga ikut meningkat. Investor akan melepas
banyak saham untuk dialihkan pada investasi mata uang asing. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kurs dollar memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG.

30

4. Hubungan Strait Times dengan IHSG


Penelitian yang dilakukan oleh Mansur (2005) menyebutkan bahwa
dibandingkan antara ke tujuh pasar modal global yang diteliti, pasar modal
regional Asia dan Australia akan lebih mempengaruhi pasar modal Indonesia
dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan dari pasar modal dari kawasan
Eropa dan Amerika
Penelitian yang dilakukan oleh Muh. Yunus Kasim (2010) yang meneliti
tentang pengaruh Strait Times Indeks, Kuala Lumpur Composite Indeks, Stock
Exchange Thailand Indeks, Hang Seng Indeks dan Philippines Stock Exchange
Indeks terhadap Indeks Harga Saham Gabungan menyimpulkan bahwa selama
periode 2005-2008 terdapat pengaruh simultan dan parsial dari indeks harga
saham regional terhadap IHSG di BEI, yakni melalui indeks harga saham di Kuala
Lumpur dan Singapura.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa indeks
saham Singapura, yaitu Strait Times Indeks memiliki pengaruh terhadap
pergerakan IHSG di Indonesia.

J. Hipotesis Penelitian
Definisi Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masaah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan
hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah
keterangan sementara dari hubungan fenomena yang kompleks (Nazir: 2003)

31

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada bab 1 juga uraian
yang dijelaskan dalam bab 2, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1 Hipotesis penelitian

Tingkat Suku
Bunga

Tingkat Inflasi
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)
Nilai Tukar Kurs
Dollar

Indeks Strait
Times

Keterangan gambar:
: pengaruh simultan
: pengaruh parsial

Berdasarkan gambar tersebut, hipotesis penelitian yang disusun oleh


penulis dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Diduga tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan indeks
Strait Times secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)

32

2. Diduga tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan indeks
Strait Times secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)
3. Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh dominan terhadap IHSG

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian yang
digunakan untung mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai
kurs Dollar dan indeks Strait Times terhadap IHSG ini termasuk jenis penelitian
explanatory research (penelitian penjelasan), yaitu suatu jenis penelitian yang
menyoroti pengaruh variabel penelitian dan menguji hipotesis sebelumnya yang
sudah dirumuskan.
Explanatory research atau dalam Bungin dijelaskan sebagai format
eksplanansi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel
dengan variabel yang lainnya. Karena itu penelitian eksplanansi menggunakan
sampel dan hipotesis. Beberapa pakar menyebutkan bahwa format eksplanansi
digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan
penelitian eksplanansi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan
sebab akibat dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis
statistik. (Bungin: 2009, 38)
Jenis penelitian ini memungkinkan penulis untuk mengetahui apakah ada
pengaruh tingkat bi rate, tingkat inflasi, nilai kurs dollar dan indeks Hang Seng
terhadap IHSG, sehingga tujuan penulisan dan rumusan masalah dapat
diuraikanlebih jelas.

B. Lokasi Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pojok BEI
Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang. Data yang digunakan adalah

33

34

data suku bunga, data tingkat inflasi, data nilai tukar kurs dollar, data indeks
saham Strait Times dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

C. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sumber
data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung.
Data sekunder merupakan data eksernal dalam berbagai bentuk yang
dipergunakan oleh organisasi, lembaga, atau perusahaan di mana data eksternal itu
diterbitkan oleh kalangan lain (Budi: 2007). Data IHSG diperoleh dari Pojok BEI
Universitas Brawijaya. Data tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar
kurs dollar diperoleh melalui akses internet http://www.bi.go.id/. Data indeks
Strait Times diperoleh dengan mengakses http://sg.finance.yahoo.com/q?s=^STI.

D. Teknik Pengumpulan data


Dalam penulisan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan
untuk menelusuri data historis. Data ini diambil dari perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,

35

nilai, peristiwam, sikap hidup dan sebagainya,sehingga objek-objek ini dapat


menjadi sumber data penelitian (Bungin: 2009). Dalam penelitian ini populasi
yang digunakan meliputi data Indeks Harga Saham Gabungan yang listing di
Bursa Efek Indonesia, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar kurs dollar,
dan indeks Strait Times.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data bulanan Indeks Harga Saham Gabungan yang listing di
Bursa Efek Indonesia, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar kurs dollar,
dan indeks Strait Times mulai Oktober 2009- Oktober 2013 sehingga jumlah data
yang digunakan sebanyak 48 bulan (n=48). Jumlah data yang digunakan sejumah
48 tersebut diharapkan dapat memenuhi kurva distribusi normal.

F. Identifikasi Variabel dan Definisi Opersional Variabel


1. Identifikasi variabel
Variabel dalam penelitian dikelompokkan sebagai variabel tergantung
(dependent variable) dan variabel bebas (independent variable) yang diuraikan
sebagai berikut:
a. Variabel

tergantung

(dependent

variabel)

adalah

variabel

yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu
Indeks Harga Saham Gabungan (y)

36

b. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menetukan


arah atau perubahan tertentu pada variabel tergangtung. Apapun variiabel
bebas dalam penelitian ini adalah:
X1

= Tingkat suku bunga

X2

= tingkat inflasi

X3

= nilai kurs USD

X4

= indeks Strait times

2. Definisi Operasional Variabel


Adapun variabel yang diteliti yang berhubungan dengan judul dan masalah yang
terjadi adalah sebagai berikut:
a. Variabel dependen
Indeks Harga Saham Gabungan (y) adalah angka indeks harga saham
gabungan yang telah disusun dan diperhitungkan serta merupakan catatan
terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai
beredar sampai pada saat tertentu di BEI. Dalam penelitian ini indeks harga
saham yang digunakan adalah data bulanan sejak November 2009-Oktober
2013.
b. Variabel Independen
Tabel 3.1
Definisi operasional variabel independen
Variabel
Suku

Definisi

Pengukuran

Suku bunga yang dimaksud Data bulanan suku bunga

bunga (X1) adalah suku bunga acuan atau pada

awal

bulan

mulai

37

BI Rate.

November 2009- Oktober


2013.

Tingkat

Tingkat inflasi adalah suatu Data tingkat inflasi yang

Inflasi

peristiwa dimana harga-harga dikeluarkan oleh BI mulai

(X2)

mengalami

kenaikan

secara November 2009- Oktober

terus menerus dalam periode 2013


tertentu
Nilai kurs Nilai kurs Dollar adalah jumlah Data yang digunakan adalah
Dollar

rupiah

(X3)

untuk

yang

dipergunakan harga

mendapat

Dollar satuan

Amerika

penutupan

dalam

rupiah

selama

November 2009- Oktober


2013. Kurs yang digunakan
adalah kurs tengah (kurs jual
ditambah kurs beli dibagi
dua).

Indeks

Indeks Strait Times adalah Data yang digunakan adalah

Strait

sebuah indeks pasar saham harga

Times

berdasarkan

kapitalisasi

Bursa efek Singapura

penutupan

indeks

di Strait Times bulanan mulai


November 2009- Oktober
2013

G. Teknik Analisis Data


1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier sebuah model dapat disebut model yang baik apa bila
memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Asumsi klasik
yang harus terpenuhi dalam model regresi linier yaitu residual terdistribusi secara
normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas dan tidak
adanya autokorelasi pada model regresi. Harus terpenuhinya asumsi klasik

38

ditujukan untuk memperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan
pengujian dapat dipercaya. Apabila satu model saja tidak terpenuhi maka hasil
analisis regresi tidak dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator)

a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Tujuan uji normalitas menurut adalah apakah dalam model regresi veriabel
mengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang sempurna
adalah model yang bisa menghasilkan nilai estimasi pada Y yang sama persis
dengan nilai Y asal (nilai residual sama dengan nol). Akan tetapi halitu sulit,
hanya bisa diharapkan bahwa nilai residual yang akan menyebar normal
dengan nilai rata-rata sama dengan 0, artinya frekuensi nilai residual di
sekitar nol memiliki frekuensi yang cukup besar pada nilai-nilai selisih yang
ekstrim yaitu jauh di bawah nol atau jauh di atas nol.
Ghozali (2009:147) mengatakan cara yang handal adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumilatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis diagonal,
dan ploting data sesungguhnya akan dibandingkan dengan garis lurus
diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

39

b. Uji Multikolinearitas
Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus
terbebas dari gejala multikolinearitas. Gelaja ini ditunjukkan dengan korelasi
yang signifikan antar variabel independen (Santoso, 2005:238). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas didalam model ini adalah
sebagai berikut :
Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai Variance Inflation Factor atau VIF <
10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diartikan sebaran yang tidak sama atau
varians. Uji heteroskedastisitas pada hakekatnya menguji asumsi bahwa garis
regresi mempunyai keragaman atau variasi faktor pengganggu yang bersifat
konstan untuk semua pengamatan. Jika varians residual dari pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika
varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengambilan keputusan dalam uji
heteroskedastisitas menurut Prayitno (2012:93) yaitu:
5. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

40

6. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik tidak menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara residual (anggota) pada serangkaian observasi tertentu dalam
suatu periode tertentu. Dalam model regresi linier berganda juga harus bebas
dari autokorelasi. Ada berbagai metode yang digunakan untuk menguji ada
tidaknya gejala autokorelasi. Dalam penelitian ini digunakan metode Uji
Durbin Watson. Besarnya koefisien Durbin Watson adalah antara 0-4. Kalau
koefisien Durbin Watson sekitar 2, maka dapat dikatakan tidak ada korelasi,
kalau besarnya mendekati 0, maka terdapat autokorelasi positif dan jika
besarnya mendekati 4, maka terdapat autokorelasi negatif (Gujarati, 2006).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin Watson (DW-test).
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : Ada autokorelasi (r 0)

2. Uji Regresi Linier Berganda


Analisis linier berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen dan memprediksi variabel dependen dengan variabel independen.
Dalam regresi linier berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu

41

residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya


heteroskedastisitas dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi.

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4
(Priyatno, 2012:136)
Dimana:
Y

= Indeks Harga Saham Gabungan

X1

= nilai tingkat suku bunga

X2

= nilai tingkat inflasi

X3

= nilai tukar kurs Dollar

X4

= nilai Indeks Strait Times

= konstanta, yaitu nilai Y jika X1, X2, X3, dan X4 = 0

b1...b4 = koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y


yang didasarkan variabel X1...X4

3. Uji F dan Uji T


a. Uji F
Uji F dapat digunakan untuk berbagai macam hipotesis, seperti apakah
(1) koefisien residu individu secara statistik signifikan, (2) semua koefisien
kemiringan parsial sama dengan nol, (3) dua atau lebih koefisien secara
statistik adalah sama, (4) koefisien memenuhi restriksi linear, dan (5) adanya
kestabilan struktur pada model regresi. (Gujarati: 2010, 336). Dalam penelitian

42

ini uji F digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh secara simultan variabel
bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
Ho: b1 = b2 = b3= b4 =0 tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai btukar kurs
dollar dan indeks strait times tidak berpengaruh
signifikan terhadap IHSG
Hipotesis alternatifnya adalah:
Ho: b1 b2 b3 b4 0 tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai btukar kurs
dollar dan indeks strait times berpengaruh signifikan
terhadap IHSG
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan F hitung
dengan F tabel pada = 5% sehingga:
Jika F

hitung

> F

tabel

maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada pengaruh

signifikan secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat.


Jika F

hitung

< F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau tidak ada pengaruh

signifikan secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Uji Parsial (uji t)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen yaitu tingkat suku bunga (X1), tingkat
inflasi (X2), nilai tukar kurs dollar (X3) dan indeks strai times terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (Y).
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

43

1. Menentukan hipotesis
Ho : b1 =0

artinya tidak terdapat pengaruh secara parsialdari variabel


independen terhadap variabel dependen

H1 : b1 0

artinya terdapat pengaruh secara parsial dari variabel


independen terdapat variabel dependen

2. Menentukan tingkat signifikansi () yang digunakan = 5%


3. Menghitung t hitung masing-masing variabel bebas
4. Membuat keputusan
a. Jika t hitung < t tabel atau signifikan t > 0,05 maka Ho diterima dan H1
ditolak
b. Jika t hitung > t tabel atau signifikan t < 0,05 maka Ho ditolak dan H1
diterima

Daftar Pusataka

Anwar, J. 2008. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi .


Bandung: PT. Alumni.
Anoraga, Pandji dan Pakarti Puji. 2006. Pengantar Pasar Modal (Edisi Revisi).
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Diulio, Eugene A. 1993. Teori dan Soal-Soal Uang dan Bank. Jakarta: Erlangga
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multilaverate dengan Progam SPSS.
Semarang: BP Universitas Diponegoro
Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius
Gujarati, Damodar N dan Porter, D.C. Dasar-dasar Ekonometrika Buku 1. Edisi
kelima. Jakarta: Salamba Empat
Jogiyanto,H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga.
Yogyakarta: BPFE
Nanga, Mauna. 2005. Makro Ekonomi: teori, masalah dan kebijakan. Edisi kedua.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Graha Indonesia.
Prayitno, Duwi. 2012. Belajar Ceapat Olah Data Statistik dengan SPSS.
Yogyakarta: ANDI
Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Ekonomi Makro Analisis IS-LM dan
Permintaan-Penawaran Agregatif. Yogyakarta: BPFE
Santoso, Purbayu B. dan Hamdani, M. 2007. Statistika diskriptif daam bidang
ekonomi dan niaga. Jakarta: Erlangga.
Sukirno, S. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
________ . 2005. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga

44

45

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi keenam:


Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Shippely,K.C. 2001. Memahami Ekonomi Internasional. Penerjemah Erlinda M
Nusron. Jakarta: PPM
Jurnal
Mansur , Moh. 2005. Pengaruh Indeks Bursa Global terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode Tahun
2000-2002. Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3. 203 - 219
Internet
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia Perkembangan ekspor non migas
negara tujuan
diakses pada tanggal
15 November 2013.
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-exportimport/growth-of-non-oil-and-gas-export-destination-country.
Skripsi
Zuhdi, Muhammad Amin. 2012. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai
kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones terhadap Pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2013.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak Dipublikasikan
Pujayanti, Lina Ayu. 2010. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi ,
Dan Nilai Kurs (USD) terhadap Indeks Harga Gabungan (IHSG) (studi pada
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009).
Fakultas Ilmu Administrasi. Tidak Dipublikasikan
Pramulia, Wiwin. 2009. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Nilai Kurs Dollar AS (USD) terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 20062008. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak Dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai