Bab 1
Bab 1
PROPOSAL
Diajukan untuk Menempuh Seminar Proposal
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
..........
...........
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
MALANG
2013
ii
Dafar Isi
Daftar isi................................................................................................................. ii
Daftar Tabel........................................................................................................... v
Daftar Gambar....................................................................................................... vi
BAB 1
BAB II
PENDAHULUAN ................................................................................1
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
Saham ....................................................................................... 16
1. Definisi ............................................................................... 16
2. Jenis- jenis saham............................................................... 16
D.
E.
Inflasi ........................................................................................ 19
1. Definisi ............................................................................... 19
2. Jenis-jenis inflasi ................................................................ 20
3. Dampak inflasi ................................................................... 21
iii
F.
G.
H.
I.
J.
BAB III
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
iv
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks Strait Times........ 23
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel independen............................................ 35
vi
Daftar Gambar
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan
perekonomian
suatu
negara
akan
mempengaruhi
di dalamnya. Harga saham pada bursa tidak selamanya tetap, ada kalanya
mengalami peningkatan dan ada kalanya mengalami penurunan dalam waktu yang
cepat, hal ini disebabkan oleh perubahan permintaan dan penawaran saham.
Fluktuasi harga saham tersebut justru dapat dimanfaatkan oleh investor untuk
mendapatkan keuntungan. Investor akan bisa dengan cepat memperbaiki
keputusan investasinya jika mereka mempelajari dan memperhatikan dengan teliti
faktor-faktor yang mempengaruhi harga sekuritas. Investor membutuhkan
berbagai informasi untuk mengambil keputusan dalam pembelian saham. Pasar
modal yang baik merupakan pasar modal yang menunjukkan semua informasi
relevan yang berhubungan dengan harga saham.
Secara fundamental harga suatu jenis saham dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja
perusahaan dan risiko yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor mikro dan makro
ekonomi. Faktor makro adalah faktor yang secara sistematik mempengaruhi
kinerja perusahaan. Faktor tersebut yaitu tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai
tukar valuta asing dan kondisi perekonomian negara lain salah satunya Singapura.
Pemerintah menggunakan suku bunga sebagai alat untuk mengontrol
peredaran uang yang ada di masyarakat atau sebagai pengendali perekonomian
nasional. Suku bunga yang digunakan disini adalah suku bunga acuan atau BI
Rate. Perubahan BI Rate yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia
diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan. Untuk menentukan investasi, suku bunga
harus diperhatikan karena investasi hanya akan dilaksanakan apabila tingkat
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada suku bunga yang harus
dibayarkan. Kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap
kinerja saham, karena suku bunga dapat mempengaruhi beban bunga kredit dan
menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih dapat menurunkan laba per
lembar saham (earning per share) dan berdampak pada turunnya harga saham.
Jika semakin tinggi tingkat suku bunga yang berlaku, maka investor akan lebih
tertarik untuk menyimpan dananya dalam bentuk deposito yang lebih kecil
risikonya, dan menjual sahamnya untuk dialihkan pada deposito sehingga
berdampak pada penurunan harga saham di pasar modal. Jika suku bunga rendah
maka investor akan menyimpan dananya dalam bentuk investasi saham pada pasar
modal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari pada tingkat suku
bunga. Sampai disini dapat ditarik kesimpulan tingkat suku bunga berkaitan erat
dengan pergerakan harga saham di pasar modal.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu
perekonomian dari suatu periode ke periode tertentu (Sukirno: 2006). Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam
arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Kondisi inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi) mengakibatkan keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu.
202).
Pernyataan
tersebut
menunjukkan
bahwa
kemajuan
dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan
indeks Strait Times secara simultan, siginifikan pengaruhnya terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
2. Apakah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan
indeks Strait Times secara parsial, siginifikan pengaruhnya terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
3. Di antara tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan
indeks Strait Times manakah yang pengaruhnya dominan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
2. Manfaat Penelitian
1. Secara Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi mengenai
pengaruh suku bunga, inflasi, kurs dollar (USD), dan indeks Strait Times.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan dalam mengadakan penelitian selanjutnya dalam permasalahan
yang sama.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi, terutama mengenai adanya
pengaruh suku bunga, inflasi, kurs dollar (USD), dan indeks Strait Times.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan permasalahan yang akan
dibahas, yang meliputi latar belakang pemilihan judul, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan
skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Zuhdi (2012)
Penelitian Zuhdi yang berjudul Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
SBI, Nilai kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones terhadap Pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20082013 menggunakan variabel terikat: indeks harga saham gabungan dan variabel
bebas: tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs Dollar (USD/IDR), dan indeks
Dow Jones. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: tingkat
inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs dollar, indeks Dow Jones berpengaruh secara
simultan terhadap IHSG, tingkat inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
IHSG, tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap IHSG, nilai kurs
dollar berpengaruh negatif terhadap IHSG, indeks Dow Jones berpengaruh positif
terhadap IHSG dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh paling dominan terhadap
IHSG.
2. Pujayanti (2010)
Penelitian Pujayanti yang berjudul Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Tingkat Inflasi , Dan Nilai Kurs (USD) terhadap Indeks Harga Gabungan (IHSG)
(studi pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2009) menggunakan Variabel terikat: Indeks Harga Saham Gabungan
10
11
(IHSG) dan variabel bebas tingkat suku bunga sbi, tingkat inflasi, nilai kurs
(USD). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan secara simultan variabel tingkat
suku bunga sbi, tingkat inflasi, nilai kurs (USD) berpengaruh signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara parsial Variabel Tingkat Suku
Bunga SBI dan Tingkat Inflasi tidak berpenggaruh signifikan terhadap IHSG
dilevel 15%, sedangkan Nilai Kurs (USD) berpengaruh signifikan terhadap
IHSG.
3. Pramulia (2009)
Penelitian Wiwin yang berjudul Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Nilai Kurs Dollar AS (USD) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun
2006- 2008 menggunakan variabel bebas tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai
kurs dollar AS (USD) dan variabe terikat indeks harga saham gabungan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu tingkat inflasi, suku
bunga SBI, nilai kurs dollar AS (USD) secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan terhadap IHSG. Variabel suku bunga berpengaruh dominan terhadap
IHSG.
B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya merupakan alat pembangunan yang
menghubungkan para pemakai dana (dalam hal ini dunia usaha maupun
pemerintah) dengan para pemasok dana (dalam hal ini masyarakat luas
12
13
14
harinya, hal ini tentu saja mempermudah mencari hubungan bisnis dengan
perusahaan lain. Manajemen perusahaan akan lebih terbuka mengenai
kondisi perusahaan terhadap para pemegang saham.
c. Sudut pandang masyarakat
Masyarakat memiliki berbagai alternatif investasi, mulai dari emas, tanah,
deposito, obligasi maupun saham. Investasi dalam bentuk efek dapat
dilakukan dengan dana dibawah Rp 5 juta, sehingga investasi ini menjaji
investasi yang murah. Namun, kondisi pasar modal Indonesia yang jatuh
bangun, banyak terjadi penipuan investasi serta banyaknya emiten yang
dikeluarkan dari bursa (deisting) mencerminkan bahwa pasar modal tidak
dikelola dengan baik. Hal ini tentu saja merugikan masyarakat kecil.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa keberadaan pasar
modal memberikan manfaat bagi negara, perusahaan maupun bagi masayarakat
luas. Bagi negara, pasar modal dapat menjadi cerminan kondisi ekonomi suatu
negara. Bagi perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) keberadaan pasar
modal memudahkan dalam mendapatkan modal usaha. Bagi masyarakat pada
umumnya keberadaan pasar modal memberikan pilihan investasi, terutama bagi
masyarakat yang tidak memiliki cukup banyak dana.
15
16
menciptakan
kekuatan
membeli
yang
jauh
lebih
besar
C. Saham
1. Definisi
Saham (stock) adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (Samsul, 2006: 45).
17
18
D. Suku Bunga
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2011:82) adalah harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur
yang harus dibayarkan kepada kreditur. Diulio (1993: 42) dalam bukunya
mengungkapkan bahwa suku bunga adalah harga yang diberikan oleh unit
ekonomi yang mengalami surplus (unit surplus) karena menyediakan dana bagi
unit defisit. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut suku bunga adalah
pembayaran balas jasa untuk pihak yang menyediakan modal uang. Juga harga
yang harus dibayar untuk penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu.
Suku bunga yang diberikan bank disebut suku bunga nominal (nominal
interest rate), sedangkan suku bunga yang disesuaikan dengan inflasi adalah suku
bunga riil (real interest rate). Suku bunga riil adalah perbedaan antara suku bunga
19
nominal dengan laju inflasi. Menurut ekonom klasikal yang diungkapkan oleh
Sunariyah (2011:83), permintaan dan penawaran investasi pada pasar modal
menentukan
tingkat
bunga.
Tingkat
bunga
akan
menentukan
tingkat
E. Inflasi
1. Definisi
Inflasi merupakan masalah perekonomian yang banyak mendapatkan
perhatian dari pemerintah. Reksoprayitno (2000:179) mendefinisikan inflasi
sebagai gelala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga. Pendapat lain
disampaikan oleh Sukirno (2005:47):
20
Dari suatu periode ke periode lainnya tingkat harga berbagai barang akan
selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut biasanya berupa
kenaikan harga-harga atau dalam istilah ekonomi lebih sering disebut
inflasi. Kenaikan harga-harga yang berlaku ke atas berbagai barang tidak
mempunyai kelajuan yang sama. Ada yang mengalami perkembangan
yang pesat, ada pula yang mengalami kemerosotan harga. Dalam
membicarakan mengenai inflasi, yang dibicarakan bukanlah mengenai
perubahan harga dari berbagai barang, tetapi perubahan rata-rata yang
berlaku. Apabila seseorang mengatakan tingkat inflasi adalah 5%,
maksudnya adalah dalam satu tahun tertentu, rata-rata kenaikan hargaharga dalam perekonomian adalah sebanyak 5%.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, inflasi merupakan kenaikan
tingkat harga umum secara terus menerus pada suatu periode. Tingkat Inflasi
biasanya dinyatakan dalam persen per tahun.
2. Jenis-jenis inflasi
Inflasi disebabkan oleh beberapa sesab, secara umum inflasi dibedakan
menjadi 2:
a. Demand-pull Inflation
Inflasi ini disebabkan karena naiknya jumlah permintaan secara cepat
sehingga dunia usaha tidak dapat memenuhi permintaan. Masyarakat
melakukan pembelian barang dan jasa lebih banyak dibandingkan dengan
yang dapat disediakan oleh pelaku usaha sehingga keseimbangan
penawaran dan permintaan terganggu dan mengakibatkan naiknya harga
barang dan jasa.
b. Cost-push inflation
Inflasi ini disebabkan oleh naiknya biaya produksi. Kenaikan biaya
produksi mendorong naiknya harga barang dan jasa. jenis inflasi ini
disebabkan oleh antara lain oleh naiknya harga bahan baku (BBM, tarif
dasar listrik), kenaikan kurs valuta asing yang menyebabkan harga barang
impor naik, dan kenaikan gaji/ upah (Gilarso: 2004).
Berdasarkan pendapat tersebut pada dasarnya jenis inflasi ada 2, yang
pertama demand-pull Inflation atau inflasi yang disebabkan karena meningkatnya
21
permintaan secara cepat. Jenis inflasi berikutnya adalah inflasi cost-push inflation
atau inflasi yang disebabkan karena naiknya biaya produksi
3. Dampak inflasi
Inflasi yang terjadi di perekonomian suatu negara memiliki beberapa
dampak atau akibat sebagai berikut:
a. Inflasi dapat mendorong terjadinya perubahan redistribusi pendapatan,
dimana menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi
pendapatan riil orang lainnya menurun.
b. Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi ekonomi. Hal ini
dikarenakan inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari investasi yang
produktif ke investasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas
ekonomi produktif.
c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan
kesempatan kerja dengan cara memotivasi orang untuk memproduksi lebih
atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini.
d. Inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil bagi
keputusan ekonomi. Jika sekiranya konsumen memperkirakan bahwa
tingkat inflasi di masa mendatang naik ,maka akan mendorong mereka
untuk melakukan pembelian barang dan jasa secara besar-besaran, begitu
juga dengan bank maupun lembaga keuangan lainnya, mereka akan
mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi sebagai proteksi dalam
menghadapi penurunan pendapatan dimasa mendatang. (Nanga, 2000:252)
Berdasarkan pendapat tersebut, inflasi yang tinggi dapat mempengaruhi
tingkat bunga riil dan pasar modal, sehingga dapat menurunkan investasi. Inflasi
yang tinggi akan mempengaruhi suku bunga sehingga investor lebih tertarik untuk
menanamkan uangnya di bank.
22
tukar yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada
tahun 1944 yang menandai dimulainya Fixed Exchange Rate System semakin
mengukuhkan peran USD sebagai mata uang utama dunia.
Penetapan kurs valuta asing dapat dibedakan menjadi dua sistem, yaitu
kurs tetap dan kurs fleksibel
a. Sistem kurs tetap adalah penentuan nilai kurs yang dilakukan oleh bank sentral.
Dalam sistem ini semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs yang
ditetapkan oleh bank sentral. Sebagai contoh misalkan bank sentral
menetapkan kurs yang berikut di antara dollar US dengan rupiah: US$ 1,00 =
Rp 10.000. berdasarkan kurs ini, jual beli dolar akan menggunakan kurs
tersebut.
b. Sistem kurs fleksibel (berubah bebas) harga valuta asing ditetapkan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasaran. Dari kegiatan sehari-hari
permintaan dan penawaran valuta asing mengalami perubahan. Fleksibilitas
harga valuta asing akan menjamin tercapainya keadaan di mana permintaan
valuta asing adalah sama dengan penawaran valuta asing, sehingga bank
sentral tidak perlu menyeimbangkannya selayaknya pada sistemm kurs tetap.
Sistem ini juga dapat mengakibatkan fluktuasi harga valuta asing yang sangat
besar dari satu periode ke periode berikutnya yang dapat berakibat buruk pada
perekonomian. (Sukirno, 2005:197)
Berdasarkan pendapat tersebut, penetapan kurs valuta asing dapat
ditentukan melalui dua sistem, sistem kurs tetap dan sistem kurs fleksibel. Sistem
kurs tetap adalah sistem penentuan nilai mata uang asing di mana bank sentral
menetapkan harga berbagai mata uang asing tersebut dan harga tersebut tidak
diubah dalam masa yang cukup lama. Sedangkan sistem kurs fleksibel adalah nilai
mata uang asing yang ditetapkan melalui permintaan dan penawaran mata uang
asing di pasaran.
23
Nama Perusahaan
Alamat web
1 Singapore Telecom
http://www.singtel.com
http://www.jardines.com
http://www.jardines.com
http://www.dbs.com
http://www.ocbc.com
http://www.uobgroup.com
7 Wilmar International
http://www.wilmar-international.com
8 Keppel Corp
http://www.kepcorp.com
24
No
Nama Perusahaan
Alamat web
http://www.hkland.com
10 Genting Singapore
http://www.gentingsingapore.com
http://www.jcclgroup.com
12 Capitaland
http://www.capitaland.com
13 Singapore Airlines
http://www.singaporeair.com
http://www.fraserandneave.com
http://www.glprop.com
16 City Developments
http://www.cdl.com.sg
17 Singapore Technologies
http://www.stengg.com
Engineering
18 Sembcorp Marine
http://www.sembcorpmarine.com.sg
19 SembCorp Industries
http://www.sembcorp.com
20 IHH Healthcare
http://www.ihh-healthcare.com
21 Golden Agri-Resources
http://www.goldenagri.com
22 Noble Group
http://www.thisisnoble.com
23 Singapore Exchange
http://www.sgx.com
24 CapitaMall Trust
http://www.capitamall.com
25 CapitaMalls Asia
http://www.capitamallasia.com
http://www.sph.com.sg
27 StarHub
http://www.starhub.com
28 Olam International
http://www.olamonline.com
29 SIA Engineering
http://www.siaec.com.sg
30 ComfortDelGro Corporation
http://www.comfortdelgro.com.sg
(sumber: http://www.sgx.com/wps/portal/sgxweb/home/products/securities)
25
menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakan pasar sedang bergairah
atau lesu.
Jenis indeks harga saham dibedakan menjadi 3 jenis:
1. Indeks harga saham individu
2. Indeks harga saham parsial
3. Indeks harga saham gabungan
26
antara perubahan harga saham dan perubahan indeks harga sangat penting untuk
mengetahui risiko dari jenis saham terhadap risiko pasar atau beta saham ()
27
IHSG
Dalam rumus di atas (Ps x Ss) adalah jumlah nilai kapitalisasi pasar
(market capitalization) seluruh saham yang tergabung dalam indeks
yang bersangkutan. Sedangkan (Pbase x Ss) adalah jumlah seluruh nilai
dasar dari saham-saham yang bergabung dalam indeks yang
bersangkutan. Jadi rumus Paasce ini, membandingkan kapitalisasi
pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang
tergantung dalam suatu indeks. Jadi semakin besar kapitalisasi saham,
maka akan memberikan penngaruh yang sangat besar jika terjadi
perubahan harga pada saham yang bersangkutan.
b. Metode Laspeyres
Rumus:
IHSG
28
I. Hubungan Antara Suku Bunga, Inflasi, Kurs Dollar dan Indeks Strait Times
Terhadap IHSG
1. Hubungan antara Suku Bunga dan IHSG
Perusahaan memiliki dua sumber pembiayaan, yaitu laba yang tidak dibagi
kepada pemegang saham dan kredit pinjaman. Tinggi rendahnya suku bunga
untuk bermacam-macam jenis kredit dapat mempengaruhi keputusan para
pengusaha untuk meminta kredit di bank. Bila bank menurunkan suku bunga
kredit, maka harga kredit menjadi murah. Hal ini diharapkan dapat mendorong
para pengusaha untuk menggunakan lebih banyak kredit bank guna berproduksi
dan melakukan investasi. Berkaitan dengan pengaruh suku bunga terhadap IHSG,
Samsul (2006) menyatakan:
Kenaikan suku bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap
emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan
laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga
menurun dan akhirnya berakibat turunnya harga saham di pasar. Di sisi lain,
naiknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual
saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito.
Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di
pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga
deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham.
Berdasarkan
memiliki pengaruh terbalik terhadap IHSG. Tingkat suku bunga akan direspon
oleh suku bunga deposito, sehingga investor cenderung mengalihkan dana dari
pasar modal kepada perbankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga
memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG.
29
30
J. Hipotesis Penelitian
Definisi Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masaah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan
hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah
keterangan sementara dari hubungan fenomena yang kompleks (Nazir: 2003)
31
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada bab 1 juga uraian
yang dijelaskan dalam bab 2, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1 Hipotesis penelitian
Tingkat Suku
Bunga
Tingkat Inflasi
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)
Nilai Tukar Kurs
Dollar
Indeks Strait
Times
Keterangan gambar:
: pengaruh simultan
: pengaruh parsial
32
2. Diduga tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar kurs dollar (USD) dan indeks
Strait Times secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)
3. Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh dominan terhadap IHSG
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian yang
digunakan untung mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai
kurs Dollar dan indeks Strait Times terhadap IHSG ini termasuk jenis penelitian
explanatory research (penelitian penjelasan), yaitu suatu jenis penelitian yang
menyoroti pengaruh variabel penelitian dan menguji hipotesis sebelumnya yang
sudah dirumuskan.
Explanatory research atau dalam Bungin dijelaskan sebagai format
eksplanansi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel
dengan variabel yang lainnya. Karena itu penelitian eksplanansi menggunakan
sampel dan hipotesis. Beberapa pakar menyebutkan bahwa format eksplanansi
digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan
penelitian eksplanansi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan
sebab akibat dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis
statistik. (Bungin: 2009, 38)
Jenis penelitian ini memungkinkan penulis untuk mengetahui apakah ada
pengaruh tingkat bi rate, tingkat inflasi, nilai kurs dollar dan indeks Hang Seng
terhadap IHSG, sehingga tujuan penulisan dan rumusan masalah dapat
diuraikanlebih jelas.
B. Lokasi Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pojok BEI
Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang. Data yang digunakan adalah
33
34
data suku bunga, data tingkat inflasi, data nilai tukar kurs dollar, data indeks
saham Strait Times dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
C. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sumber
data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung.
Data sekunder merupakan data eksernal dalam berbagai bentuk yang
dipergunakan oleh organisasi, lembaga, atau perusahaan di mana data eksternal itu
diterbitkan oleh kalangan lain (Budi: 2007). Data IHSG diperoleh dari Pojok BEI
Universitas Brawijaya. Data tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan nilai tukar
kurs dollar diperoleh melalui akses internet http://www.bi.go.id/. Data indeks
Strait Times diperoleh dengan mengakses http://sg.finance.yahoo.com/q?s=^STI.
35
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data bulanan Indeks Harga Saham Gabungan yang listing di
Bursa Efek Indonesia, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar kurs dollar,
dan indeks Strait Times mulai Oktober 2009- Oktober 2013 sehingga jumlah data
yang digunakan sebanyak 48 bulan (n=48). Jumlah data yang digunakan sejumah
48 tersebut diharapkan dapat memenuhi kurva distribusi normal.
tergantung
(dependent
variabel)
adalah
variabel
yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu
Indeks Harga Saham Gabungan (y)
36
X2
= tingkat inflasi
X3
X4
Definisi
Pengukuran
awal
bulan
mulai
37
BI Rate.
Tingkat
Inflasi
(X2)
mengalami
kenaikan
rupiah
(X3)
untuk
yang
dipergunakan harga
mendapat
Dollar satuan
Amerika
penutupan
dalam
rupiah
selama
Indeks
Strait
Times
berdasarkan
kapitalisasi
penutupan
indeks
38
ditujukan untuk memperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan
pengujian dapat dipercaya. Apabila satu model saja tidak terpenuhi maka hasil
analisis regresi tidak dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator)
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Tujuan uji normalitas menurut adalah apakah dalam model regresi veriabel
mengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang sempurna
adalah model yang bisa menghasilkan nilai estimasi pada Y yang sama persis
dengan nilai Y asal (nilai residual sama dengan nol). Akan tetapi halitu sulit,
hanya bisa diharapkan bahwa nilai residual yang akan menyebar normal
dengan nilai rata-rata sama dengan 0, artinya frekuensi nilai residual di
sekitar nol memiliki frekuensi yang cukup besar pada nilai-nilai selisih yang
ekstrim yaitu jauh di bawah nol atau jauh di atas nol.
Ghozali (2009:147) mengatakan cara yang handal adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumilatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis diagonal,
dan ploting data sesungguhnya akan dibandingkan dengan garis lurus
diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
39
b. Uji Multikolinearitas
Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus
terbebas dari gejala multikolinearitas. Gelaja ini ditunjukkan dengan korelasi
yang signifikan antar variabel independen (Santoso, 2005:238). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas didalam model ini adalah
sebagai berikut :
Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai Variance Inflation Factor atau VIF <
10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diartikan sebaran yang tidak sama atau
varians. Uji heteroskedastisitas pada hakekatnya menguji asumsi bahwa garis
regresi mempunyai keragaman atau variasi faktor pengganggu yang bersifat
konstan untuk semua pengamatan. Jika varians residual dari pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika
varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengambilan keputusan dalam uji
heteroskedastisitas menurut Prayitno (2012:93) yaitu:
5. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
40
6. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik tidak menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara residual (anggota) pada serangkaian observasi tertentu dalam
suatu periode tertentu. Dalam model regresi linier berganda juga harus bebas
dari autokorelasi. Ada berbagai metode yang digunakan untuk menguji ada
tidaknya gejala autokorelasi. Dalam penelitian ini digunakan metode Uji
Durbin Watson. Besarnya koefisien Durbin Watson adalah antara 0-4. Kalau
koefisien Durbin Watson sekitar 2, maka dapat dikatakan tidak ada korelasi,
kalau besarnya mendekati 0, maka terdapat autokorelasi positif dan jika
besarnya mendekati 4, maka terdapat autokorelasi negatif (Gujarati, 2006).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin Watson (DW-test).
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : Ada autokorelasi (r 0)
41
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4
(Priyatno, 2012:136)
Dimana:
Y
X1
X2
X3
X4
42
ini uji F digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh secara simultan variabel
bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
Ho: b1 = b2 = b3= b4 =0 tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai btukar kurs
dollar dan indeks strait times tidak berpengaruh
signifikan terhadap IHSG
Hipotesis alternatifnya adalah:
Ho: b1 b2 b3 b4 0 tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai btukar kurs
dollar dan indeks strait times berpengaruh signifikan
terhadap IHSG
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan F hitung
dengan F tabel pada = 5% sehingga:
Jika F
hitung
> F
tabel
hitung
< F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau tidak ada pengaruh
43
1. Menentukan hipotesis
Ho : b1 =0
H1 : b1 0
Daftar Pusataka
44
45