Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Merger dan Restrukturisasi

Merger didefinisikan sebagai kornbinasi atau penggabungan dua perusahaan atau lebih
dimana perusahaan kehilangan eksistensinya menjadi satu kesatuan. Merger harus dibedakan
dengan konsolidasi, yang merupakan kornbinasi dua perusahaan untuk dibentuk perusahaan
yang sama sekali baru. Merger juga perlu dibedakan dengan pengertian akuisisi. Pada
akuisisi, perusahaan lama yang digabung tidak ada lagi dan saham biasa mereka ditukar
dengan saham perusahaan yang baru. Apabila dua perusahaan dengan ukuran yang relatif
sama dikombinasikan, biasanya mereka akan dikonsolidasi, walaupun kita perlu memahami
perbedaannya, kata merger dan konsolidasi cenderung digunakan berganti-gantian untuk
menyatakan kombinasi dua perusahaan. Istilah tersebut biasanya dikaitkan dengan
pengambilalihan paksa dengan penawaran tender. Restrukrisasi perusahaan dapat diartikan
sebagai penyusunan kembali setiap perubahan dalam struktur modal, kegiatan operasi, atau
kepemilikan di luar kegiatan bisnis normal. Swastanisasi dan leveraged buyout merupakan
contoh bentuk restrukturisasi. Tujuan restukturisasi perusahaan, apapun bentuknya adalah
untuk menciptakan nilai perusahaan lebih baik.

B. Alasan-alasan Merger
Merger pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, yaitu:
1. Peningkatan penjualan dan penghematan operasi
Dengan adanya peningkatan penjualan berarti pangsa pasar perusahaan bertambah
sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan secara berkesinambungan dan dapat
mendominasi pasar. Jika perusahaan industri melakukan merger, maka perusahaan yang
memiliki produk pengganti dari jenis produk yang sudah ada akan menambah jenis produk
yang ada sehingga dapat meningkatkan produk keseluruhan. Penghematan operasi dapat
dicapai

dengan

merger

melalui:

penghapusan

fasilitas-failitas

yang

sama,

mengkonsolidasikan kegiatan pemasaran, akuntansi, pembelian dan kegiatan operasi


lainnya. merger juga dapat mencapai skala ekonomis (economies of scale). Skala

ekonomis terjadi pada saat menurunnya biaya rata-rata sama dengan meningkatnya
volume, dengan kata lain skala ekonomis terjadi jika peningkatan volume yang ada
memungkinkan penggunaan sumberdaya lebih efisien. Skala ekonomis terjadi selain pada
produksi juga terjadi pada kegiatan pemasaran, akuntansi, pembelian, distribusi dan
keuangan.

2. Perbaikan manajemen
Perusahaan yang dikelola secara tidak efisien, yang ditunjukkan oleh menurunnya
keuntungan akan lebih baik jika dilakukan restrukturisasi manajemen. Alasan ini berarti
perusahaan-perusahaan dengan keuntungan yang rendah lebih sesuai dilakukan
penggabungan. Namun apabila hal ini dilakukan, maka harus dapat menunjukkan adanya
kemungkinan perubahan keuntungan melalui perbaikan manajemen tersebut.

3. Pengaruh informasi
Peningkatan nilai tercipta jika diperoleh informasi baru akibat restrukturisasi perusahaan.
Informasi ini merupakan informasi yang dimiliki manajemen namun tidak dimiliki pasar.
Jika manajemen merasa penilaian saham dilakukan di bawah nilai seharusnya
(undervalued) maka dengan restrukturisasi, perusahaan memberikan informasi yang
positif sebagai isyarat bahwa perusahaan akan lebih baik sehingga akan terjadi
peningkatan harga saham.

4. Pertumbuhan perusahaan
Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat atau cukup
seimbang melalui perluasan atau pertumbuhan internal, sehingga perlu dilakukan
perluasan ekternal melalui penggabungan. Hal ini mungkin terjadi karena perluasan
ekternal jauh lebih murah daripada perluasan internal. Demikian juga biasanya lebih
mudah memperoleh produk baru dan fasilitas baru dengan penggabungan.

5. Pengalihan kekayaan
Penggabungan juga terjadi karena alasan pengalihan kekayaan dari para pemegang saham
kepada para pemegang hutang, atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena dengan merger
memungkinkan dapat mengurangi perubahan relatif (variabilitas) arus kas. setiap tindakan
yang mengurangi risiko arus kas, seperti merger, akan mengakibatkan pengalihan
kekayaan dari pemegang saham pada pemegang hutang. Sedangkan restrukrisasi yang

meningkatkan risiko relatif, seperti pelepasan atau peningkatan leverage keuangan, akan
mengakibatkan perpindahan kekayaan dari pemegang hutang kepada pemegang saham
(ekuitas).

6. Alasan-alasan pajak
Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh penghematan pajak, tetapi karena
perusahaan tidak pernah memperoleh laba maka tidak dapat memanfaatkannya. Untuk itu
lebih baik menggabungkan dengan perusahaan lain yang memperoleh laba dengan maksud
agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang profitable lebih kecil. Dari sisi
perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, hal ini mempunyai manfaat ganda. Di
samping adanya penghematan pajak juga untuk memanfaatkan dana yang menganggur
karena perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan pada umumnya memiliki surplus
kas sehingga beban pajaknya dapat menjadi lebih besar. Apabila kas yang besar tersebut
dibagikan ke pemegang saham, hal ini juga akan mengakibatkan pajak yang harus dibayar
oleh pemegang saham menjadi lebih besar.

7. Diversifikasi
Di dalam beberapa Merger, diversifikasi merupakan motif dilakukannya Merger tersebut.
Dengan mengambilalih perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, suatu perusahaan
dapat mengurangi ketidakstabilan siklus laba. Dengan diversifikasi maka risiko yang
dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham yang lain dengan demikian
risiko secara keseluruhan menjadi lebih kecil.

8. Keuntungan-keuntungan Leverage
Dalam

restrukturisasi

perusahaan,

penggunaan

leverage

keuangan

mengalami

peningkatan. Jika hal ini terjadi, penciptaaan nilai bagi pemegang saham akan terjadi. Ada
timbal balik antara pengaruh pajak perusahaan, pajak pribadi, biaya kebangkrutan dan
agensi serta pengaruh insentif.

9. Alasan pribadi
Dalam perusahaan yang dimiliki secara perseorangan (tertutup), maka pemilik mempunyai
keinginan perusahaannya diambilalih oleh perusahaan lain yang telah memiliki sahamsaham yang mapan. Para pemilik perusahaan tersebut kemungkinan besar memiliki
kekayaan yang terikat pada perusahaannya. Sehingga melalui penggabungan dengan

perusahaan yang dimiliki masyarakat (go public), mereka akan mendapatkan perbaikan
yang nyata dalam likuiditas mereka, yang memungkinkan mereka menjual beberapa
sahamnya dan mendiversifikasi investasinya.

C. JENIS-JENIS MERGER

1. Merger horisontal

Merger secara horisontal terjadi apabila satu perusahaan menggabungkan diri dengan
perusahaan lain dalam jenis bisnis yang sama.
2. Merger vertikal
Merger secara vertikal adalah penggabungan perusahaan yang memiliki keterkaitan antara
input-output maupun pemasaran.
3. Congeneric Merger
Congeneric Merger yaitu penggabungan dua perusahaan yang sejenis atau dalam industri
yang sama tetapi tidak memproduksi produk yang sama maupun tidak ada keterkaitan
suppliernya.
4. Conglomerat Merger
Conglomerat Merger yaitu penggabungan dua atau lebih perusahaan dari industri yang
berbeda.

D. DAMPAK MERGER BAGI PERUSAHAAN

a. Dampak Merger terhadap laba di masa datang


b. Dampak merger terhadap nilai pasar

E. RESTRUKTURISASI KEUANGAN

Restrukturisasi adalah penyusunan kembali struktur modal perusahaan agar lebih baik.
Restrukturisasi perusahaan dirancang untuk mengubah struktur kepemilikan perusahaan.
Cara-cara yang dapat ditempuh dalam restruktursasi ini adalah:
(1) menentukan nilai perusahaan setelah restrukturisasi
(2) menentukan struktur modal yang baru, dan
(3) menentukan nilai surat-surat berharga yang lama yang akan diganti dengan yang
baru.
Ada beberapa macam bentuk restrukturisasi perusahaan yaitu, swastanisasi dan leverage
buyout.

Swastanisasi

Swastanisasi (going private) berarti mengubah perusahaan yang sahamnya dimiliki


masyarakat menjadi milik pribadi.

Leverage Buyout

Pembelian dengan leverage (leverage buyout, LBO) adalah pembelian semua saham atau
aktiva perusahaan, anak perusahaan atau divisi perusahaan oleh sekelompok investor.
Pengertian LBO mengacu kepada pengalihan kepemilikan yang dilakukan melalui hutang.

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

A.

Pengertian Manajemen Keuangan Internasiol

Perdagangan internasional sudah menjadi bagian penting bagi sebagian besar perusahaan di
berbagai negara. Dengan adanya perdagangan internasional ini, maka timbul perusahaan
multinasional (multinational company atau MNC), yaitu perusahaan dengan investasi dan
penjualannya berlangsung di dua negara atau lebih. Sebagai akibat keterlibatan pada
perdagangan internasional yang berubah dengan cepat, maka manajer keuangan harus dengan
cepat pula mengikuti perubahan nilai tukar mata uang, struktur ekonomi dan politik,

permasalahan perbankan internasional, perubahan metode dan tarif pembiayaan, dan


sebagainya.

B.

Teori Perdagangan Internasional


1. Teori keunggulan komparatif

Teori ini dikemukan oleh mashab klasik, yang menyatakan bahwa setiap negara akan
memfokuskan aktivitasnya pada obyek, di mana negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif dibanding negara lain dalam menghasilkan obyek tersebut.
2. Teori ketidaksempurnaan pasar

Teori ini menyatakan bahwa terdapat satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, dimana faktorfaktor produksi sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (immobile)
karena terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya.
3. Teori siklus perkembangan produk

Teori ini secara garis besar berpendapat bahwa pendirian suatu perusahaan berawal dari
negara asalnya kemudian tumbuh dan berkembang sesuai dengan peluang yang ada sampai
ke negara lain melalui penanaman modal asing maupun usaha patungan (joint venture).

C. Peranan Manajemen Keuangan Internasional


Perdagangan internasional memiliki pengaruh besar terhadap standar kehidupan masyarakat.
Keuntungan utama yang diperoleh dari perdagangan internasional adalah peningkatan dan
kemakmuran masyarakat. Suatu negara dapat menikmati keuntungan tersebut dengan
berspesialisasi atau pengkhususan diri untuk memproduksi barang dan jasa yang memiliki
keunggulan komparatif.

D. Manajemen Keuangan Internasional dan Domestik

Manajemen keuangan internasional secara teoritis sama dengan manajemen keuangan


perusahaan domestik. Manajemen keuangan internasional lebih kompleks dan memiliki
kekhasan dibandingkan dengan manajemen keuangan perusahaan domestik.

1. Fungsi pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing menyediakan sarana fisik dan kelembagaan untuk melakukan
perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar dan menerapkan manajemen mata
uang asing. Pasar ini berfungsi:
a. Mentransfer daya beli antar negara
b. Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan
internasional
c. Sebagai wahana untuk memperkecil risiko karena perubahan kurs.

2. Pelaku di Pasar Valuta Asing

Pelaku-pelaku yang terlibat dalam pasar valuta asing ini antara lain:
a. Dealer
Dealer umumnya berfungsi sebagai pihak yang membuat pasar bergairah (market maker)
di pasar uang.
b. Perusahaan atau perorangan
Perusahaan maupun individu yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi,
memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar bisnisnya.

c. Spekulan dan arbitrator


Spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak mereka sendiri dan mereka tidak
memiliki kewajiban untuk melayani konsumen serta tidak menjamin kelangsungan pasar,
berbeda dengan dealer.

d. Bank Sentral
Fungsi Bank Sentral dalam pasar valuta asing pada umumnya sebagai stabilisator nilai
tukar mata uang lokal.

e. Pialang
Pialang bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan
terhadap mata uang tertentu.

F. Jenis Pasar di Pasar Valuta Asing


Ada beberapa jenis pasar yang ada di pasar valuta asing, yaitu:
1. Pasar Spot
Di pasar spot ini, melibatkan pertukaran mata uang dalam bentuk cek yang ditarik pada
rekening dengan denominasi mata uang yang berbeda.
2. Pasar Forward
Sama seperti pasar spot, pasar forward tidak harus berwujud tempat secara fisik. Pasar ini
menampung transaksi-transaksi forward, yang biasanya dilakukan untuk membatasi risiko
valuta asing.
3. Pasar Future
Pasar ini memiliki dua jenis obyek transaksi, yaitu valuta asing (financial future market) dan
komoditi (commodity future market).
4. Pasar Opsi
Berbeda dengan kontrak forward dan future di mana pada saat jatuh tempo akan ada
penyelesaian transaksi berupa penyerahan mata uang dan pembayaran.

G. Jenis-jenis Transaksi di Pasar Valuta Asing

1. Transaksi Spot
Transaksi spot dilakukan berdasarkan nilai tukar saat transaksi terjadi. Transaksi spot antara
bank dan klien dapat diselesaikan pada saat itu juga.
2. Transaksi Forward
Transaksi forward dilakukan dengan menentukan kapan pembayaran dan penyerahan valuta
asing dilakukan di masa datang. Nilai tukar mata uang ditentukan pada saat kontrak
disepakati.
3. Transaksi Swap
Transaksi swap adalah pembelian dan penjualan mata uang asing secara bersamaan.
Transaksi swap banyak terjadi di pasar antar bank, di mana penyelesaian transaksi beli dan
jual dilakukan pada tanggal yang berbeda.

H. Sistem Nilai Tukar


Nilai tukar (kurs atau exchange rate) menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat
dibeli atau ditukar dengan satu satuan mata uang lain atau harga suatu mata uang yang
dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan kuotasi (quotation) valuta asing menunjukkan
pernyataan kesediaan untuk menjual atau membeli suatu mata uang (untuk ditukar dengan
mata uang lain) pada tingkat harga yang berlaku atau secara sederhana kuotasi dapat diartikan
sebagai cara penulisan nilai tukar antar mata uang. Ada beberapa jenis kuotasi, yaitu sebagai
berikut:
1. Kuotasi langsung dan kuotasi tidak langsung
Kuotasi dapat dinyatakan secara langsung dan tidak langsung. Kuotasi langsung
menunjukkan harga mata uang domestik per unit mata uang asing. Sebagai contoh, di
Indonesia nilai tukar Rp. terhadap US$, secara langsung dinyatakan dengan Rp./US$.
Sedangkan dengan metode kuotasi tidak langsung dinyatakan dengan US$/Rp.
2. Cara Eropa dan Amerika
Kebanyakan kuotasi antar bank di seluruh dunia dengan cara Eropa, yaitu harga mata uang
asing per US$. Sedangkan cara Amerika adalah kebalikan cara Eropa, yaitu harga US$ per
mata uang asing biasanya digunakan dalam kuotasi di pasar antar bank untuk mata uang
Poundsterling Inggris, Aus$, NWZ$, dan Punt Irlandia. Dari contoh cara Eropa di atas maka
nilai tukarnya dapat ditulis sebagai berikut: US$ 0.546/DM.
3. Kuotasi beli dan jual (bid and offer quotation)
Kuotasi beli (bid quotation) menunjukkan kesediaan untuk membeli mata uang lain,
sementara kuotasi jual (offer atau ask quotation) menunjukkan kesediaan untuk menjual mata
uang lain.
4. Kurs Silang
Pada umumnya tidak semua valuta asing aktif diperdagangkan di suatu negara. Keadaan ini
menyulitkan untuk selalu dapat memperbaharui nilai tukar dengan mata uang domestik. Cara
yang ditempuh untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan kurs silang.
Dengan kurs ini suatu mata uang dapat dihitung, apabila terdapat mata uang ketiga yang aktif
diperdagangkan.
5. Hedging
suatu strategi yang dilakukan untuk membatasi kemungkinan kerugian karena risiko
perubahan nilai tukar mata uang (eksposur). Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan di
pasar forward, pasar future, pasar uang, dan pasar opsi.

PEMBIAYAAN JANGKA PANJANG


( perusahaan multinasional )

A. Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang


Untuk membuat keputusan pembiayaan jangka panjang, perusahaan multinasional harus:

Menentukan jumlah dana yang dibutuhkan

Mengestimasi harga jual obligasi

Melamarkan nilai-nilai tukar periodik untuk valuta yang mendenominasi obligasi.

Keputusan pembiayaan tediri dari :


1. Pembiayaan Memakai Valuta Stabil
2. Pembiayaan Memakai Valuta Kuat
3. Pembiayaan Memakai Valuta Lemah

B. Membangdingkan Alternatif Denomisasi Obligasi


Sebuah perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang harus memutuskan valuta mana
yang sebaiknya mendenominasi obligasinya. Saat mempertimbangkan suatu valuta asing dan
perusahaan tidak memiliki arus kas masuk masa depan dalam valuta asing tersebut,
perusahaan harus menilai kemungkinan fluktuasi valuta tersebut di masa depan. Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu valuta adalah meramalkan nilai
tukar untuk tiap periode, saat pembayaran dilakukan kepada pemegang obligasi dan
menetukan jumlah valuta asal yang dibutuhkan yang dibutuhkan untuk memenuhi
pembayaran-pembayaran

sesuai dengan nilai tukar hasil estimasi. Karena sulit untuk

membuat estimasi-estimasi tunggal yang akurat, pendekatan ini bisa dengan mudah mengarah
pada keputusan yang salah. Dengan demikian, diperlukan teknik peramalan nilai tukar yang
lain.

Pemakaian Profitabilitas Nilai Tukar

Salah satu pendekatan alternative yang bisa digunakan untuk memproyeksi nilai tukar adalah
membuat distribusi probabilitas bagi tiap periode ketika pembayaran-pembayaran dilakukan
kepada pemegang-pemegang obligasi. Dalam hal ini, expected value dan nilai tukar dapat
dihitung bagi tiap periode dengan mengalikan tiap nilai tukar yang mungkin dengan

probabilitasnya masing-masing dan kemudian menjumlahkan hasilnya. Kemudian expected


value dari nilai tukar dapat digunakan untuk melamarkan arus kas keluar yang diperlukan
untuk membayar pemegang obligasi pada tiap periode.

Pemanfaatan Simulasi

Ketika mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi dalam valuta asing, sebuah


perusahaan dapat membuat distribusi probabilitas nilai tukar untuk tiap akhir tahun.
Kemudian distribusi probabilitas ini dapat dimasukkan ke dalam program simulasi yang
dijalankan oleh computer. Program ini secara acak akan menarik satu nilai yang mungkin dari
distribusi nilai tukar dan menentukan besarnya pengeluaran berbasis nilai tukar yang
dimaksud. Hasilnya adalah biaya pembiayaan.

C. PEMBIAYAAN EUROBOND BERBUNGA MENGAMBANG


Eurobond kadang-kadang diterbitkan dengan suku bunga mengambang, bukan tetap, ini
berarti bahwa suku bunga kupon akan berfluktuasi dari waktu ke waktu mengikuti suku
bunga acuan. dikaitkan dengan LIBOR, yaitu suku bunga pinjaman antar eurobank. Jika,
LIBOR naik. Suku bunga mengambang bisa menguntungkani bagi emiten obligasi selama
periode penurunan suku bunga, karena jika memakai suku bunga tetap, perusahaan akan
terpaksa membayar suku bunga kupon yang lebih tinggi dari suku bunga pasar. Suku bunga
mengambang bisa merugikan yaitu selama periode peningkatan suku bunga.

D. Risiko Nilai Tukar Dari Obligasi Valas


Jika obligasi dipakai sebagai sumber pembiayaan, perusahaan harus menilai tidak hanya
potensi penghematan dari obligasi yang didenominasidalam valuta asing, tetapi juga risiko
yang ditimbulkan oleh fluktuasi nilai tukar. Tidak semua valuta asing mengandung risiko
yang sama.
1. Meng-hedge Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar dari pembiayaan memakai obligasi yang didenominasi dalam valuta asing
dapat di-hedge dengan aliran kas masuk dalam valuta yang sama, atau dengan kontrak
forward.
2. Arus Kas Pengimbang
sejumlah eksposur terhadap resiko nilai tukar akan tetap ada. Sekalipun perusahaan tidak
akan menerima kas masuk dalam valuta asing, perusahaan kadang-kadang dapat menerbitkan
obligasi yang didenominasi dalam valuta asing dalam rangka menstabilkan arus kas neto.

3. Kontrak Forward
Pendekatan yang dilakukan perusahaan dalam mempertimbankan untuk menerbitkan obligasi
yang didenominasi dalam valuta. Jika obligasi valas memiliki suku bunga kupon yang lebih
rendah daripada suku bunga negara asal, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk
menerbitkan obligasi yang didenominasi dalam valuta tersebut dan pada saat yang sama
meng-hedge risiko nilai tukarnya memakai kontrak forward.

E. PEMBIAYAAN JANGKA PANJANG DENGAN BANYAK VALUTA


Karena usia obligasi terlalu panjang untuk membuat satu valuta tunggal bisa dikatakan aman,
portofolio valuta bisa mengurangi risiko yang ditanggung oleh emiten obligasi. Sebagai
contoh, sebuah perusahaan AS dapat mendenominasi penerbitan obligasinya dalam beberapa
valuta asing, bukan satu valuta asing tunggal, sehingga apresiasi substantial salah satu valuta
tidak akan menaikkan secara drastic jumlah dolar yang dibutuhkan untuk membayar
kewajiban-kewajiban periodic. pembiayaan obligasi yang didenominasi dalam lebih dari satu
valuta dapat menaikkan probabilitas bahwa biaya pembiayaan memakai portofolio valuta
asing secara keseluruhan akan lebih rendah daripada pembiayaan memakai valuta domestic.
Dalam realitas, sebuah perusahaan dapat mempertimbangkan lebih dari dua valuta sekaligus
dan menerbitkan sebagian obligasinya dalam salah satu valuta.

1. Currency Cocktail Bond


Currency Cocktail Bond adalah suatu metode yang digunakan sebuah perusahaan untuk
melakukan pembiayaan dalam beberapa valuta tanpa harus menerbitkan berbagai tipe
obligasi (demi menghindari biaya transaksi yang tinggi).
2. Pemakaian SWAP Untuk Meng-Hedge Biaya Pembiayaan
Jika menerbitkan obligasi yang mengekspos mereka terhadap risiko nilai tukar atau risiko
suku bunga, perusahaan-perusahaan MNC dapat menggunakan swap untuk meng-hedge
risiko-risiko yang dimaksud. Interest rate swap dapat digunakan untuk berlindung dari risiko
suku bunga, sementara currency swap dapat dimanfaatkan untuk berlindung dari risiko nilai
tukar.
3. Interest Rate Swap
Adalah menukarkan pembayaran-pembayaran berbunga tetap dengan pembayaran berbunga
mengambang.

Interest

rate

swap

dilakukan

oleh

emiten-emiten

obligasi

karena

memungkinkan mereka untuk menciptakan struktur pembayaran kupon masa depan yang
lebih menguntungkan.
4. Currency Swap
Currency Swap digunakan untuk melengkapi penerbitan obligasi, currency swap
memungkinkan perusahaan multinasional yang menukarkan valuta pada interval-interval
periodic. Swap valuta ini akan memungkinkan kedua perusahaan untuk melakukan
pembayaran-pembayaran kepada pemegang-pemegang obligasi mereka masing-masing tanpa
harus mengkhawatirkan risiko nilai tukar.

STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Manajer berkepentingan terhadap struktur modal karena struktur modal yang optimal bisa
meminirnumkan biaya modal, dan kemudian memaksimumkan nilai perusahaan.

1. TEORI STRUKTUR MODAL


. KONTROVERSI STRUKTUR MODAL
Apakah struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan? Jawaban terhadap pertanyaan
tersebut masih kontroversial. Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa struktur modal
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Jika ada dua perusahaan yang mempunyai
struktur modal yang sama, tetapi mempunyai nilai yang berbeda, maka akan ada proses
arbitrase yang akan menyamakan nilai kedua perusahaan tersebut. MM mengasumsikan
kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak. Jika ada pajak, maka biaya modal
pinjaman atau hutang akan lebih murah dibandingkan dengan biaya modal saham. Bunga
(yang merupakan biaya modal hutang) yang dibayarkan oleh perusahaan bisa dipakai sebagai
pelindung atau mengurangi pajak, sedangkan dividen (yang merupakan biaya modal saham)
tidak dikenai pajak. Biaya modal hutang perusahaan lebih murah dibandingkan dengan biaya
modal saham, akan terdorong menggunakan hutang lebih banyak. Semakin banyak hutang
akan semakin baIk.
Ilustrasi Menghitung Marginal Cost of Capital (MCC)
Dalam bagian ini, biaya modal berarti marginal cost of capital (MCC) yaitu tambahan
biaya dengan bertambahnya satu unit dana atau modal. Marginal rate of return (MRR) juga
mempunyai interpretasi yang sama, yaitu tambahan tingkat keuntungan dengan bertambahnya

satu unit investasi. Untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan akan menyamakan


MCC dengan MRR. Fungsi keuntungan bisa dituliskan sebagai berikut.
Keuntungan = R.Q C.Q
dimana : R = tingkat keuntungan per unit dana atau modal
C = biaya modal per unit dana atau modal
Q = dana atau modal
Untuk memaksimurnkan keuntungan, turunan pertama (first derivative) keuntungan atas
Q disamakan dengan 0. Hal itu berarti d(Keuntungan) / dQ = d( R.Q) / dQ d(C.Q) / dQ
atau
MRR MCC = 0 atau MRR = MCC
2. Pendekatan Teori Agensi ( Agency Approach)
Menurut perdekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik
antar berbagai kelompok kepentingan. Scbagai contoh, pemegang saham dengan pemegang
obligasi (hutang) akan mempunyai konflik kepentingan. Pemcgang saham dengan
manajemen juga akan mengalami konflik kepentingan. Pada konflik yang pertama, jlka
hutang mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan dengan saham, maka pemegang
saham akan tergoda melakukan substitusi aset. Dalam hal ini pemegang saham akan
beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan. Risiko perusahaan yang meningkat
menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan memperoleh keuntungan yang
tinggi akan semakin besar.
3. Pendekatan Asimetri informasi
Menurut pendekatan ini, ada asimetri informasi di pasar keuangan. Sebagai contoh, manajer
mempunyai informasi yang lebih baik mengenai kondisi keuangan perusahaan dibandingkan
dengan pelaku lainnya. Dalam situasi semacam ini, manajer akan cenderung mengeluarkan
saham pada saat harga saham overvalued (lebih tinggi dari yang seharusnya). Pasar kemudian
bereaksi negatif terhadap pengeluaran saham tersebut yang mengakibatkan turunnya harga
saham pada saat manajer mengeluarkan saham. Keputusan struktur modal ditujukan untuk
mengurangi masalah asimetri informasi tersebut.
4. Pendekatan Interaksi produk atau input dengan Pasar
Model ini berangkat dari teori organisasi industri dan relatif baru dibandingkan teori lainnya.
Ada dua kategori dalam pendekatan ini: (1) Menjelaskan hubungan antara struktur modal

perusahaan dengan strategi produksi, dan (2) Menjelaskan hubungan antara struktur modal
dengan karakteristik produk atau input.

5. Kontes atas Pengendalian Perusahaan


Pendekatan Ini semakin memperoleh perhatian dengan semakin berkembangnya kegiatan
pongambilalihan dan penggabungan bisnis serta restrukturisasi pada tahun 1980-an di AS.
Beberapa temuan pendekatan ini adalah perusahaan yang menjadi target (dalam
pengambilalihan ) akan meningkatkan tingkat hutangnya, dan mengakibatkan kenaikan harga
saham. Tingkat hutang berhubungan negatif dengan kemungkinan sukses tender offer
(penawaran terbuka pada proses penggambilalihan usaha). Premi yang dibayarkan ke
pemegang saham perusahaan target (selisih antara harga yang dibayarkan dengan harga pasar
saham} akan semakin besar jika perusahaan target mempunyai tingkat hutang yang lebih
tinggi. Perusahaan target yang mempunyai biaya yang tinggi untuk diambil alih, akan
mempunyai tingkat hutang yang tebih rendah, dan akan memperokh piemi yang lebih besar
jika pengambilalihan terjadi. Perusahaan yang mempunyai potensi tinggi untuk diambilalih
akan mempunyai hutang yang tinggi.

2. STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MULTINASIONAL


Perusahaan multinasional mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan
domestik. Dengan karakteristik tersebut tentunya struktur modal perusahaan multinasional
akan berbeda dengan struktur modal perusahaan domestik. Perusahaan multinasional dengan
beberapa kelebihan, nampaknya bisa menggunakan hutang yang lebih banyak, sehingga bisa
menurunkan biaya modalnya, dan menaikkan nilai perusahaan. Dalam pemsahaan dornestik,
kenaikan hutang akan dengan cepat meningkatkan biaya kebangkrutan, sementara pada
perusahaan multinasional kenaikan hutang tidak akan secepat perusahaan domestik dalam
menaikkan biaya kebangkrutan.
3. FAKTOR PENGHAMBAT HUTANG YANG TlNGGI
Risiko Perubahan Kurs. Perusahaan multinasional beroperasi dengan menggunakan
beberapa mata uang yang berbeda, menghadapi risiko perubahan kurs. Kurs yang tidak stabil
tersebut membuat ftuktuasi aliran kas menijadi tebih besar. Fluktuasi yang lebih besar, risiko
aliran kas menjadi lebih tinggi, tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal) akan
meningkat.

Risiko Politik. Perusahaan yang mempunyai cabang di luar negeri akan menghadapi risiko
politik di negam yang ditempati. Semakin besar aset yang ditanamkan oteh perusahaan
multinasional di negara tersebut, semakin besar eksposur yang dihadapi perusahaan tersebut
Risiko politik bervariasi dari yang paling serius seperti ekspropriasi (pengambilalihan usaha)
sarnpai ke yang relatif ringan seperti pembatasan aliran modal atau perubahan peraturan di
negara yang ditempati.
Kompleksitas Operasi. Perusahaan multinasional mempunyai operasi yang kompleks.
Kompleksitas operasi tersebut cenderung meningkatkan biaya, dan juga meningkatkan biaya
modal.

Merger Usaha dan Restrukturisasi Perusahaan, Manajemen Keuangan Internasional,


Pembiayaan Jangka Panjang
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keuangan Bisnis

oleh :
Yosy Cola Permaiswati
105030201111103
Kelas D

JURUSAN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UN IVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

Anda mungkin juga menyukai