Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
Merger didefinisikan sebagai kornbinasi atau penggabungan dua perusahaan atau lebih
dimana perusahaan kehilangan eksistensinya menjadi satu kesatuan. Merger harus dibedakan
dengan konsolidasi, yang merupakan kornbinasi dua perusahaan untuk dibentuk perusahaan
yang sama sekali baru. Merger juga perlu dibedakan dengan pengertian akuisisi. Pada
akuisisi, perusahaan lama yang digabung tidak ada lagi dan saham biasa mereka ditukar
dengan saham perusahaan yang baru. Apabila dua perusahaan dengan ukuran yang relatif
sama dikombinasikan, biasanya mereka akan dikonsolidasi, walaupun kita perlu memahami
perbedaannya, kata merger dan konsolidasi cenderung digunakan berganti-gantian untuk
menyatakan kombinasi dua perusahaan. Istilah tersebut biasanya dikaitkan dengan
pengambilalihan paksa dengan penawaran tender. Restrukrisasi perusahaan dapat diartikan
sebagai penyusunan kembali setiap perubahan dalam struktur modal, kegiatan operasi, atau
kepemilikan di luar kegiatan bisnis normal. Swastanisasi dan leveraged buyout merupakan
contoh bentuk restrukturisasi. Tujuan restukturisasi perusahaan, apapun bentuknya adalah
untuk menciptakan nilai perusahaan lebih baik.
B. Alasan-alasan Merger
Merger pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, yaitu:
1. Peningkatan penjualan dan penghematan operasi
Dengan adanya peningkatan penjualan berarti pangsa pasar perusahaan bertambah
sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan secara berkesinambungan dan dapat
mendominasi pasar. Jika perusahaan industri melakukan merger, maka perusahaan yang
memiliki produk pengganti dari jenis produk yang sudah ada akan menambah jenis produk
yang ada sehingga dapat meningkatkan produk keseluruhan. Penghematan operasi dapat
dicapai
dengan
merger
melalui:
penghapusan
fasilitas-failitas
yang
sama,
ekonomis terjadi pada saat menurunnya biaya rata-rata sama dengan meningkatnya
volume, dengan kata lain skala ekonomis terjadi jika peningkatan volume yang ada
memungkinkan penggunaan sumberdaya lebih efisien. Skala ekonomis terjadi selain pada
produksi juga terjadi pada kegiatan pemasaran, akuntansi, pembelian, distribusi dan
keuangan.
2. Perbaikan manajemen
Perusahaan yang dikelola secara tidak efisien, yang ditunjukkan oleh menurunnya
keuntungan akan lebih baik jika dilakukan restrukturisasi manajemen. Alasan ini berarti
perusahaan-perusahaan dengan keuntungan yang rendah lebih sesuai dilakukan
penggabungan. Namun apabila hal ini dilakukan, maka harus dapat menunjukkan adanya
kemungkinan perubahan keuntungan melalui perbaikan manajemen tersebut.
3. Pengaruh informasi
Peningkatan nilai tercipta jika diperoleh informasi baru akibat restrukturisasi perusahaan.
Informasi ini merupakan informasi yang dimiliki manajemen namun tidak dimiliki pasar.
Jika manajemen merasa penilaian saham dilakukan di bawah nilai seharusnya
(undervalued) maka dengan restrukturisasi, perusahaan memberikan informasi yang
positif sebagai isyarat bahwa perusahaan akan lebih baik sehingga akan terjadi
peningkatan harga saham.
4. Pertumbuhan perusahaan
Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat atau cukup
seimbang melalui perluasan atau pertumbuhan internal, sehingga perlu dilakukan
perluasan ekternal melalui penggabungan. Hal ini mungkin terjadi karena perluasan
ekternal jauh lebih murah daripada perluasan internal. Demikian juga biasanya lebih
mudah memperoleh produk baru dan fasilitas baru dengan penggabungan.
5. Pengalihan kekayaan
Penggabungan juga terjadi karena alasan pengalihan kekayaan dari para pemegang saham
kepada para pemegang hutang, atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena dengan merger
memungkinkan dapat mengurangi perubahan relatif (variabilitas) arus kas. setiap tindakan
yang mengurangi risiko arus kas, seperti merger, akan mengakibatkan pengalihan
kekayaan dari pemegang saham pada pemegang hutang. Sedangkan restrukrisasi yang
meningkatkan risiko relatif, seperti pelepasan atau peningkatan leverage keuangan, akan
mengakibatkan perpindahan kekayaan dari pemegang hutang kepada pemegang saham
(ekuitas).
6. Alasan-alasan pajak
Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh penghematan pajak, tetapi karena
perusahaan tidak pernah memperoleh laba maka tidak dapat memanfaatkannya. Untuk itu
lebih baik menggabungkan dengan perusahaan lain yang memperoleh laba dengan maksud
agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang profitable lebih kecil. Dari sisi
perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, hal ini mempunyai manfaat ganda. Di
samping adanya penghematan pajak juga untuk memanfaatkan dana yang menganggur
karena perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan pada umumnya memiliki surplus
kas sehingga beban pajaknya dapat menjadi lebih besar. Apabila kas yang besar tersebut
dibagikan ke pemegang saham, hal ini juga akan mengakibatkan pajak yang harus dibayar
oleh pemegang saham menjadi lebih besar.
7. Diversifikasi
Di dalam beberapa Merger, diversifikasi merupakan motif dilakukannya Merger tersebut.
Dengan mengambilalih perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, suatu perusahaan
dapat mengurangi ketidakstabilan siklus laba. Dengan diversifikasi maka risiko yang
dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham yang lain dengan demikian
risiko secara keseluruhan menjadi lebih kecil.
8. Keuntungan-keuntungan Leverage
Dalam
restrukturisasi
perusahaan,
penggunaan
leverage
keuangan
mengalami
peningkatan. Jika hal ini terjadi, penciptaaan nilai bagi pemegang saham akan terjadi. Ada
timbal balik antara pengaruh pajak perusahaan, pajak pribadi, biaya kebangkrutan dan
agensi serta pengaruh insentif.
9. Alasan pribadi
Dalam perusahaan yang dimiliki secara perseorangan (tertutup), maka pemilik mempunyai
keinginan perusahaannya diambilalih oleh perusahaan lain yang telah memiliki sahamsaham yang mapan. Para pemilik perusahaan tersebut kemungkinan besar memiliki
kekayaan yang terikat pada perusahaannya. Sehingga melalui penggabungan dengan
perusahaan yang dimiliki masyarakat (go public), mereka akan mendapatkan perbaikan
yang nyata dalam likuiditas mereka, yang memungkinkan mereka menjual beberapa
sahamnya dan mendiversifikasi investasinya.
C. JENIS-JENIS MERGER
1. Merger horisontal
Merger secara horisontal terjadi apabila satu perusahaan menggabungkan diri dengan
perusahaan lain dalam jenis bisnis yang sama.
2. Merger vertikal
Merger secara vertikal adalah penggabungan perusahaan yang memiliki keterkaitan antara
input-output maupun pemasaran.
3. Congeneric Merger
Congeneric Merger yaitu penggabungan dua perusahaan yang sejenis atau dalam industri
yang sama tetapi tidak memproduksi produk yang sama maupun tidak ada keterkaitan
suppliernya.
4. Conglomerat Merger
Conglomerat Merger yaitu penggabungan dua atau lebih perusahaan dari industri yang
berbeda.
E. RESTRUKTURISASI KEUANGAN
Restrukturisasi adalah penyusunan kembali struktur modal perusahaan agar lebih baik.
Restrukturisasi perusahaan dirancang untuk mengubah struktur kepemilikan perusahaan.
Cara-cara yang dapat ditempuh dalam restruktursasi ini adalah:
(1) menentukan nilai perusahaan setelah restrukturisasi
(2) menentukan struktur modal yang baru, dan
(3) menentukan nilai surat-surat berharga yang lama yang akan diganti dengan yang
baru.
Ada beberapa macam bentuk restrukturisasi perusahaan yaitu, swastanisasi dan leverage
buyout.
Swastanisasi
Leverage Buyout
Pembelian dengan leverage (leverage buyout, LBO) adalah pembelian semua saham atau
aktiva perusahaan, anak perusahaan atau divisi perusahaan oleh sekelompok investor.
Pengertian LBO mengacu kepada pengalihan kepemilikan yang dilakukan melalui hutang.
A.
Perdagangan internasional sudah menjadi bagian penting bagi sebagian besar perusahaan di
berbagai negara. Dengan adanya perdagangan internasional ini, maka timbul perusahaan
multinasional (multinational company atau MNC), yaitu perusahaan dengan investasi dan
penjualannya berlangsung di dua negara atau lebih. Sebagai akibat keterlibatan pada
perdagangan internasional yang berubah dengan cepat, maka manajer keuangan harus dengan
cepat pula mengikuti perubahan nilai tukar mata uang, struktur ekonomi dan politik,
B.
Teori ini dikemukan oleh mashab klasik, yang menyatakan bahwa setiap negara akan
memfokuskan aktivitasnya pada obyek, di mana negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif dibanding negara lain dalam menghasilkan obyek tersebut.
2. Teori ketidaksempurnaan pasar
Teori ini menyatakan bahwa terdapat satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, dimana faktorfaktor produksi sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (immobile)
karena terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya.
3. Teori siklus perkembangan produk
Teori ini secara garis besar berpendapat bahwa pendirian suatu perusahaan berawal dari
negara asalnya kemudian tumbuh dan berkembang sesuai dengan peluang yang ada sampai
ke negara lain melalui penanaman modal asing maupun usaha patungan (joint venture).
Pasar valuta asing menyediakan sarana fisik dan kelembagaan untuk melakukan
perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar dan menerapkan manajemen mata
uang asing. Pasar ini berfungsi:
a. Mentransfer daya beli antar negara
b. Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan
internasional
c. Sebagai wahana untuk memperkecil risiko karena perubahan kurs.
Pelaku-pelaku yang terlibat dalam pasar valuta asing ini antara lain:
a. Dealer
Dealer umumnya berfungsi sebagai pihak yang membuat pasar bergairah (market maker)
di pasar uang.
b. Perusahaan atau perorangan
Perusahaan maupun individu yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi,
memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar bisnisnya.
d. Bank Sentral
Fungsi Bank Sentral dalam pasar valuta asing pada umumnya sebagai stabilisator nilai
tukar mata uang lokal.
e. Pialang
Pialang bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan
terhadap mata uang tertentu.
1. Transaksi Spot
Transaksi spot dilakukan berdasarkan nilai tukar saat transaksi terjadi. Transaksi spot antara
bank dan klien dapat diselesaikan pada saat itu juga.
2. Transaksi Forward
Transaksi forward dilakukan dengan menentukan kapan pembayaran dan penyerahan valuta
asing dilakukan di masa datang. Nilai tukar mata uang ditentukan pada saat kontrak
disepakati.
3. Transaksi Swap
Transaksi swap adalah pembelian dan penjualan mata uang asing secara bersamaan.
Transaksi swap banyak terjadi di pasar antar bank, di mana penyelesaian transaksi beli dan
jual dilakukan pada tanggal yang berbeda.
membuat estimasi-estimasi tunggal yang akurat, pendekatan ini bisa dengan mudah mengarah
pada keputusan yang salah. Dengan demikian, diperlukan teknik peramalan nilai tukar yang
lain.
Salah satu pendekatan alternative yang bisa digunakan untuk memproyeksi nilai tukar adalah
membuat distribusi probabilitas bagi tiap periode ketika pembayaran-pembayaran dilakukan
kepada pemegang-pemegang obligasi. Dalam hal ini, expected value dan nilai tukar dapat
dihitung bagi tiap periode dengan mengalikan tiap nilai tukar yang mungkin dengan
Pemanfaatan Simulasi
3. Kontrak Forward
Pendekatan yang dilakukan perusahaan dalam mempertimbankan untuk menerbitkan obligasi
yang didenominasi dalam valuta. Jika obligasi valas memiliki suku bunga kupon yang lebih
rendah daripada suku bunga negara asal, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk
menerbitkan obligasi yang didenominasi dalam valuta tersebut dan pada saat yang sama
meng-hedge risiko nilai tukarnya memakai kontrak forward.
Interest
rate
swap
dilakukan
oleh
emiten-emiten
obligasi
karena
memungkinkan mereka untuk menciptakan struktur pembayaran kupon masa depan yang
lebih menguntungkan.
4. Currency Swap
Currency Swap digunakan untuk melengkapi penerbitan obligasi, currency swap
memungkinkan perusahaan multinasional yang menukarkan valuta pada interval-interval
periodic. Swap valuta ini akan memungkinkan kedua perusahaan untuk melakukan
pembayaran-pembayaran kepada pemegang-pemegang obligasi mereka masing-masing tanpa
harus mengkhawatirkan risiko nilai tukar.
Manajer berkepentingan terhadap struktur modal karena struktur modal yang optimal bisa
meminirnumkan biaya modal, dan kemudian memaksimumkan nilai perusahaan.
perusahaan dengan strategi produksi, dan (2) Menjelaskan hubungan antara struktur modal
dengan karakteristik produk atau input.
Risiko Politik. Perusahaan yang mempunyai cabang di luar negeri akan menghadapi risiko
politik di negam yang ditempati. Semakin besar aset yang ditanamkan oteh perusahaan
multinasional di negara tersebut, semakin besar eksposur yang dihadapi perusahaan tersebut
Risiko politik bervariasi dari yang paling serius seperti ekspropriasi (pengambilalihan usaha)
sarnpai ke yang relatif ringan seperti pembatasan aliran modal atau perubahan peraturan di
negara yang ditempati.
Kompleksitas Operasi. Perusahaan multinasional mempunyai operasi yang kompleks.
Kompleksitas operasi tersebut cenderung meningkatkan biaya, dan juga meningkatkan biaya
modal.
oleh :
Yosy Cola Permaiswati
105030201111103
Kelas D
JURUSAN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UN IVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013