Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang Masalah


Ketika kita membicarakan tentang masalah pendidikan di indonesia, maka hal ini tidak akan
ada habisnya. Sebab kurang lebih 68 tahun sudah Negara Indonesia merdeka, namun
kualitas pendidikan kita masih rendah. Selain itu mutu pendidikan di negara kita jauh
tertinggal dari negara-negara lain. Mutu pendidikan yang rendah ini tidak hanya omong
kosong saja sebab data-data tentang rendahnya mutu pendidikan indonesia dapat dilihat
dari data UNESCO (2000) tentang indeks pengembangan manusia. Human Development
Indeks yaitu peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan perkepala yang
menunjukan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia menempati urutan ke- 102
pada tahun 1997, ke -105 pada tahun1998, dan ke 109 pada tahun 1999. Indonesia juga
memilikidaya saing yang rendah yaitu dengan hanya menduduki urutan ke 37 dari 57
negara yang di survei dunia ( Agnesia. 2008 . makalah tentang permasalahan pendidikan Di
Indonesia, dapat diakses pada alamat http : // Agnesiachubie, student . umm . ac . id/
diakses pada tanggal 14 april 2009 ).menghadapi perubahan sosial yang semakin cepat,
pendidikan harus mulai dipersiapkan dari sekarang agar nantinya siswa mulai belajar secara
mandiri dengan memupuk sikap gemar membaca serta memanfaatkan sumber-sumber
informasi yang diperlikan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi. Seperti
tercantum pada undang-undang tentang sisitem pendidikan Nasional bab II pasal 4 yaitu
tujuan pendidikan nasional yaitu yang berbunyi : pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. berdasarkan
uraian diatas, maka peran pendidikan menjadi sangat penting. Pendidikan seharusnya dapat
mempersiapkan sisiwa untuk dapat bersaing di era globalisasi. Pendidikan perlu di
rekonstruksi ulang agar menghasilkan output yang siap menghadapi problema dengan
mengaktualisasikan perannya dimasa datang.
Pendidikan harus bisa membiasakan siswa untuk memahami apa yang terjadi di
lingkungan sekitranya, sehingga siswa dapat merasakan bahwa belajar di sekolah lebih
bermakna. Dengan demikian apa yang dipelajari olehsiswa di sekolah dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dikelas yang selama ini lebih berpusat pada
guru dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Ini
merupakan salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan di masa mendatang.
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik
secara individu maupun secara kelompok, sebab taraf kemajuan suatu Bangsa di belahan
dunia ini diukur dari tingkat pendidikan yang di capai oleh suatu bangsa. Pendidikan
mempunyai peran dalam upaya mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa dari
keterbelakangan serta kebodohan. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada hasil saja, akan
tetapi juga pada proses. Maka dari itu, penilaian terhadap hasil belajar dan proses belajar
harus dilakukan secara seimbang. Sebab penilaian terhadap hasil belajar semata-mata tanpa
adanya penilaian dalam proses menyebabkan siswa dianggap sebagai kambing hitam dalam
gagalnya pendidikan. Padahal tidak mustahil bila kegagalan siswa itu disebabkan oleh
lemahnya proses belajar- mengajar dimana guru merupakan penanggung jawabnya. Di lain
pihak pendidikan dan pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahanperubahan yang tampak pada siswa (Nana sudjana , 1995 : 56 ) .

Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan


melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa
mencapai tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju pada
perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, mental, maupun sosial agar dapat
hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru juga harus berpacu dalam
pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar
dapat mengembangkan potensinyasecara optimal. Selain itu juga sebagai tempat
pembentukan kompetensi. Adapun tugas-tugas dari guru antara lain : mendidik anak
dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek
maupun jangka panjang; memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar
yang memadai ; membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai , dan
penyesuaian diri (Slameto , 1987 : 99 ) .
Dari uraian mengenai tugas guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru tidak hanya
memberikan materi saja , namun seorang guru juga harus mampu memotivasi serta
mengembangkan sikap serta nilai-nilai yang ada dalam diri siswa. Guru harus pandai-pandai
mencari strategi pembelajaran yang bervariasi agar dapat melatih kemampuan peserta
didik, sebab dalam proses pembelajaran tidak ada satu metode yang dapat dalam proses
pembelajaran kecuali sesuai dengan kondidi peserta didik.
Hakikat Belajar
Menurut Djaafar ( 2001 : 82 ) belajar adalah suatu perilaku aktif dari pembelajaran itu sendiri
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas tersebut menghasilkan sesuatu yang baru,
baik yang segera nampak atau tersembunyi atau penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah
dipelajari
Aktivita Belajar
Pengertian aktivitas belajar
Aktivitas adalah segala pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, dan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun
teknis. Setiap orang yang belajar aktif sendiri tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak akan
mungkin terjadi , sehingga dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Siswa dalam hal ini
dianggap mempunyai sifat yang dinamis, selain ingin tahu, berpotensi, mau berkembang dan
memiliki energi diri sendiri sehingga dalam kehidupannya akan selalu aktif atau melakukan kegiatan.
Dalam suatu proses belajar tugas dari guru adalah sebagai fasilitator, mediator dan motifator yang
berusaha untuk mengaktifkan peserta didik untuk dapat menggali bakat dan potensinya dalam
menguasai pengetahuan keterampilan dan sikap yang terkandung dalam suatu kompetensi.
Menurut Nana sudjana, aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak terpisahkan, yakni
aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial ) dan aktivitas gerak ( gerak fisik ). Kedua aspek
tersebut berkaitan satu sama lain, saling mengisi dan menentukan. Oleh karena itu, keliru bila kita
berpendapat bahwa optimalnya cara belajar siswa aktif dilihat dari gerakan motorik dan atau
kegiatan mental semata.

Dalam pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah Dasar saat ini menggunakan sistem
penyampaian secara klasikal. Yaitu sistem yang bertugas pada aktivitas guru. Pada umumnya guru
cenderung menggunakan metode ceramah dalam mengajar karena mudah dilakukan dan cepat.
Berlangsungnya proses belajar-mengajar pada guru menimbulkan kurang tambah perkembangannya
sikap kemandirian belajar pada anak, sebab anak akan cenderungmenganggap dirinya tergantung
pada guru dan sekolah dalam belajar.tanpa guru dan sekolah siswa merasa tidak dapat belajar dan
tidak perlu belajar. Sikap ini bahkan dapat tumbuh pada orang tuanya, sehingga sekolah dan guru
dianggap sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab dan keberhasilan anak dalam belajar
Pengertian prestasi
tirtonegoro ( 1984 : 4 ) prestasi merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses
belajarnya berkaitan

Anda mungkin juga menyukai