Anda di halaman 1dari 35

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2014

Janos Bolyai Lahir 15 Desember 1802 di Koloszvar


Ayahnya bernama Farkas Wolfgang Bolyai
( pengajar Matematika, Ilmu Fisika dan Ilmu Kimia
di Perguruan Tinggi Calvinist)
Pada usia 12 tahun Masuk di Perguruan Tinggi
Calvinist di Marosvasarhely dan ia dijuluki
sebagai a real child genius
Pada usia 13 tahun telah menguasai kalkulus,
analitis dan mekanika
Pada usia 15 tahun telah menemukan solusi
dalam menggunakan salah satu cabang dari
hiperbola xy=c. Ia juga menguasai 9 bahasa .

Tahun 1818 1822 Ia belajar di Akademi


Rancang-Bangun di kerajaan Vienna

Kemudian ia bergabung di Angkatan Perang


Kesatuan Rancang-Bangun selama 11 tahun.

Pada tahun 1833 ia dipensiunkan di rangking


Kapten karena sering terkena penyakit.

Antara tahun 1820 dan 1824, ia mengembangkan ilmu


ukur non-Euclide-nya yang baru yang berasal dari
solusi permasalahan dalam parallel.
Pada saat berusia 21 tahun, ia melaporkan temuannya
pada ayahnya tentang gambaran ilmu ukur kemutlakan
yang disebut ilmu ukur hyperbolic, dan diterbitkan
sebagai catatan tambahan pada buku teks ayahnya yang
berjudul Tentamen pada tahun 1832.

Melalui ayahnya, ia menerima suatu


catatan oleh Lobachevski berjudul
Geometriche Untersuchungen Zur
Theorie
der
Parallellinien
(Penyelidikan Geometris mengenai
Teori Garis Sejajar),

Pada tahun 1850, Bolyai mulai


menyiapkan suatu naskah yang
diberi hak Jerman yang berjudul
Raumlehre (Ilmu Pengetahuan
Ruang).
Ia
mencoba
untuk
mengembangkan suatu system
Geometris lengkap berdasar pada
aksioma

Aksioma 4-1

Aksioma 4-2

Aksioma 4-3

Aksioma 4-4

Aksioma 4-5

Aksioma 4-6

Aksioma 4-1
Ada paling sedikit dua titik

Aksioma 4-2
Jika A B C suatu segitiga, [B C D] dan [C E A],
maka pada garis DE, ada suatu titik F yang
memenuhi [AFB].
D
C
E

B
F

Aksioma 4-3
(Dalam ruang dimensi dua) Semua titik ada
dalam satu bidang.

Aksioma 4-4

Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam
dua himpunan yang tidak kosong, sedemikian hingga tidak
ada titik dari masing-masing himpunan yang terletak antara
dua titik dari himpunan lainnya, maka ada satu titik dari
satu himpunan yang terletak antara setiap titik dari
himpunan itu dan setiap titik himpunan lainnya.

Aksioma 4-5

Untuk sebarang titik A dan sebarang garis r yang tidak


melalui A ada paling banyak satu garis melalui A dalam
bidang Ar, yang tidak memotong r.
A

t
r

Aksioma 4-6

Jika A, A, B, B C, C, O adalah 7 buah titik berlainan


sedemikian hingga AA, BB, CC adalah 3 buah garis
berlainan melalui O dan jika AB//AB, BC//BC, maka
CA // CA

Refleksi

Simetrik
Transitif

REFLEKSI

setiap garis a sejajar dengan a


sendiri.

SIMETRIK

jika garis a sejajar dengan garis


b, maka garis b sejajar dengan
garis a.

TRANSITIF

jika garis a sejajar dengan garis


b dan garis b sejajar dengan
garis c, maka garis a sejajar
dengan garis c.

b
a

Teorema 4.1
Jika ABC dan ABC adalah 2 segitiga dengan titiktitik
sudut
yang
berlainan,
diletakkan
sedemikian,hingga BC//BC, CA/CA dan AB//AB,
maka ketiga garis AA, BB dan CC adalah
berpotongan pada satu titik (konkuren) atau
sejajar.
Diketahui
:BC//BC,CA/CA, AB//AB
Dibuktikan
:AA, BB dan CC
berpotongan pada satu titik
atau sejajar.

Bukti :
Ada 2 kondisi yang harus kita
buktikan, yaitu:

AA,BB berpotongan
pada satu titik

AA, BB dan CC

Kondisi 1 : AA, BB dan CC tidak semuanya


sejajar, dua diantaranya tentu berpotongan

Kondisi 2 : AA, BB dan CC sejajar

Teorema 4.2 :Jika A, A, B, B, C, C, adalah 6 titik berlainan


pada 3 garis sejajar berlainan AA, BB, dan CC, diletakkan
sedemikian, hingga garis AB sejajar dengan AB. BC sejajar
dengan BC, maka CA juga sejajar dengan CA.
Diketahui
: AA// BB//CC AB//AB dan BC//BC
Dibuktikan : CA// CA.
Bukti
:

C
B

C
B

Definisi 4.1: Empat titik A, B, C, dan D yang tidak segaris


dikatakan membentuk suatu jajargenjang ABCD jika AB
sejajar dengan DC dan BC sejajar dengan AD. A, B, C,
dan D adalah titik-titik sudutnya. Segmen-segmen AB, BC,
CD dan DA adalah sisi-sisinya dan segmen-segmen AC
dan BD diagonal diagonalnya. Karena B dan D pada
pihak yang berlainan dari AC, maka diagonal-diagonal
berpotongan di suatu titik yang disebut pusat jajargenjang.

P
A

Definisi 4.2:
Suatu dilatasi ialah suatu
transformasi yang mentransformasikan
setiap garis ke garis yang sejajar.

Teorema 4.3 :Dua segmen yang diketahui AB dan AB


pada garis-garis yang sejajar menentukan dengan tunggal
suatu dilatasi ABAB.
Bukti
:

Definisi 4.3: Invers dari dilatasi AB AB ialah dilatasi AB AB.


Definisi 4.4: Yang dimaksud dengan hasil kali dua dilatasi ialah
suatu dilatasi yang dilanjutkan dengan dilatasi yang lain. Maka
hasil kali dua dilatasi
AB AB dan AB AB ialah dilatasi AB AB

A
A

Teorema 4.4 : Sebarang dua titik A dan A menentukan


dengan tunggal translasi A A.
Bukti : Jadi suatu dilatasi adalah suatu translasi bila dan
hanya bila tidak mempunyai titik invarian. Translasi A A sama
dengan translasi BB. Jika AA BB suatu jajargenjang.

A
B
A
B

Teorema 4.5
:
Dilatasi AB AB mentransformasikan setiap titik.
Diketahui : Dilatasi AB ke AB
Karena setiap titik diluar garis ditransformasikan
ke petanya menurut Teorema 4.3, maka setiap titik
pada AB ditransformasikan ke setiap titik pada
AB.
Bukti
:Kita akan membuktikan bahwa , jika ACB
maka ACB
A
A
B
B

Berdasarkan Definisi Dilatasi, maka AB//AB. Hal ini


menjadikan ada dua kondisi dimana :
1. AB kongruen AB

2. AB tidak kongruen dengan AB

Teorema 4.6 :
Hasil kali 2 translasi A B dan B C adalah translasi
AC
Bukti : Hasil kali 2 dilatasi adalah suatu dilatasi.
Hasil kali dua translasi ini memenuhi sifat komutatif. Hal ini
dapat dibuktikan:

A
B

Definisi 4.5 :
Jika 2 titik berlainan, misalnya A dan B ditukar oleh suatu
dilatasi tunggal AB BA atau A B, maka transformasi itu
disebut setengah putaran.

Teorema 4. 7:
Hasil kali 2 setengah putaran AB dan BC adalah
translasi AC.
Bukti : Jika AB tidak sama dengan BC, maka (AB)
(BC) tidak mempunyai titik invarian. Jadi berupa
translasi. Jika ADBC suatu jajargenjang, maka AB
sama dengan CD dan AD sama dengan CB
D

C
O

A
B

Teorema 4.8
Setengah putaran AB dan C D sama,
bila dan hanya bila translasi AD dan C B
sama
Diketahui : A B = C D
Akan Dibuktikan : A D = C B

Diketahui AB = CD
Dibuktikan
: AD
Bukti
: AD

Diketahui AD = CB
Dibuktikan
: AB
Bukti
: AB
C

A
C

= CB
= (AB) (BD)
= (CD) (BD)
= (CD) (DB)
= CB
= CD
= (AD) (DB)
= (CB) (DB)
= (CB) (BD)
= CD

Teorema 4.9
1. Garis yang mengghubungkan titik-titik tengah dua sisi
suatu segitiga adalah sejajar dengan sisi yang ketiga
2. Suatu garis yang melalui titik tengah suatu sisi dan
sejajar dengan sisi yang lain akan melalui titik tengah
sisi yang ketiga.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai