Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA PASIEN POST-OP

Disusun oleh:
APRILIA CANDRA M.
SEKTI WIDI U.
DIAH PUTRI
DHONY BAGUS H.
ALDINO DWI K.
AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG
PARE-KEDIRI
TAHUN AKADEMIK
2014-2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Masalah

: Nutrisi untuk pasien pasca operasi

Pokok bahasan

: Diet Nutrisi pasca operasi

Sub Pokok Bahasan

: Kebutuhan nutrisi pasca operasi

Sasaran

: keluarga pasien pasca operasi

Waktu

: 20 menit

Tempat

: diruang Perawatan RS AMELIA Pare-Kediri

Penyuluh

: Mahasiswa AKPER PAMENANG PARE-KEDIRI

Tanggal

: 31 Mei 2014

A.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga mampu mengetahui
kebutuhan nutrisi pasca operasi.

B.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga dapat

:
a.
b.
c.

Menyebutkan pengertian nutrisi


Menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
Menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien pasca operasi

C.

Metode dan Media


- Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab dan
demonstrasi
- Media yang digunakan leaflet

D.

Materi Penyuluhan
a. Pengertian nurtisi
b. Tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasca operasi
c. Jenis nurtisi yang baik untuk pasien pasca operasi

E.

Proses Belajar Mengajar

No

Komunikator

Komunikan

Pre Interaksi
1.

Waktu
5 menit

Memberi

salam

dan Menjawab salam

memperkenalkan diri
2.

Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan


dan tema penyuluhan
Isi

3.

10 menit

Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan


mengenai
tujuan,

pengertian,

manfaat,

jenis nutrisi bagi pasien

pasca operasi
4.

Memberikan kesempatan kepada Mengajukan pertanyaan


komunikan

untuk

bertanya

tentang materi yang disampaikan


Penutup
5.

5 menit

Memberikan

pertanyaan

akhir Menjawab

sebagai evaluasi
6.

Menyimpulkan

bersama-sama Mendengarkan

hasil kegiatan penyuluhan


7.

Menutup

penyuluhan

mengucapkan salam

dan Menjawab salam

F.

Evaluasi

Prosedur
Setelah diberikan penyuluhan, pemateri mengajukan beberapa pertanyaan
yang harus dijawab oleh klien (post test)
Jenis test
Test yang dilakukan adalah test secara lisan dan demonstrasi ulang
Soal :
1. Sebutkan pengertian nutrisi?
2. Sebutkan tujuan pemberian nutrisi?
3. Sebutkan jenis nurtisi yang baik bagi pasien pasca operasi?

G.

Lampiran Materi
Pengertian

Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pascaoperasi


Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan

Tahapan diet pasca bedah


a.

Diet Pasca-Bedah I (DPB I)


Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tandatanda usus mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih,
teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini
diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua
zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

b.

Diet Pasca-Bedah II (PDB II)

Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran


cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup,
sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien
tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi
pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan.
DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya
kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II
adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
c.

Diet Pasca-Bedah III


Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran
cerna

atau

sebagai

perpindahan

dari

diet

pasca-bedah

II.

Cara Memberikan Makanan


Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan
biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat
memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak
dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
d.

Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah
2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali
makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.

Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka


Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka
adalah protein dan vitamin C.
Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses
penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk
mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.

Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka


1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu
tempe, tahu, kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur,
ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya,
bayam, tomat, daun singkong dll

Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan


untuk penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C
2. Bila mual:
a. Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam

TIPS PERAWATAN PASCAOPERASI


Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan
kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging,
ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
Usahakan cukup istirahat.
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat
makin bagus.
Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan
kondisi tubuh.
Minum obat sesuai anjuran dokter.

Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan


a. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan AbdominoPerineal
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan AbdominoPerineal, oral feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah
contoh jadwal diet yang sederhana:
Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan
formula infus yang cukup.
Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe)
tanpa susu atau jus buah.
Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan.
Pemberian makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali
glukosa dalam air, ditambah vitamin dapat digantikan dengan bagian dari

larutan garam.
Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi
protein boleh ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat
dihilangkan dari pemberian makanan bagi pembuluh darah.
Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100
gram. Protein harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin
secara oral sudah bisa diberikan. Pemberian makan pembuluh darah
melalui infus dapat dihentikan.
Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih
merasa nyaman dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau
bahkan beberapa bulan setelah operasi.

b. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur


Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy, pemberian
makan biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera mungkin,
bergantung pada anastesi yang telah diatur. Pengaturan pasca operasi
beragam. Beberapa pembedah lebih suka memberi diet rendah serat,
dengan sisa yang terbatas untuk mengurangi pergerakan isi perut. Hal lain
yang diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi yang dibantu
dengan minyak mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral
dapat mengurangi karena menganggu penyerapan beberapa mineral dan
vitamin
.
c. Diet Pasca Operasi Umum
Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang
atau gigi, atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih
dulu program diet yang lebih cepat dibandingkan dengan program diet
pasca operasi gastrointestinal. Secara bertahap, pasien dapat

mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua setelah operasi,
diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa pada hari
keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang
perlu diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan
kalori dan protein. Vitamin secara bertahap diberikan sebagai supleme

d. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus


Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara
parenteral yang biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan
pemberian makan dengan menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal di
rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama, yang paling utama
adalah formula diet yang akan diberikan harus memenuhi kebutuhan
semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral, jenisnya
dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang,
daging cincang, sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring
dan ditambahkan cairan.

e. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya


Pasien yang patah tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein
dalam pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat
diperburuk kondisinya hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya
mampu beraktivitas di atas kasur saja. Kehilangan protein (kehilangan
nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor dan sulfur.
Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium yang
dapat menyebabkan si penderita tidak dapat bergerak.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang
dibutuhkan diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram
protein ditambah 3000 kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan
elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien tidak mampu makan tetapi

membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi protein dan tinggi kalori,


maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.
Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis.
Protein bebas dalam diet menyokong kalsium dalam tulang dan
membentuk tulang yang baik.

Anda mungkin juga menyukai