III-1
Lajur rencana
Lajur
Ryr
lajur
lajur
lajur
Jalur jalan
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
Rekayasa Jalan Raya II
III-2
direncanakan (L)
L<5,5 meter
5,5 8,25 meter
8,26 11,25 meter
11,26 15,00 meter
15,01 18,75 meter
18,,76 22 meter
Tabel III.1. Jumlah lajur.
1
2
3
4
5
6
Kendaraan Ringan
1 Arah
2 Arah
Lajur
1
2
3
4
5
6
1,00
0,60
0,40
-
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
Kendaraan Berat
1 Arah
2 Arah
1,00
0,70
0,50
-
1,00
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
dimana
beratnya
juga
sangat
bervariasi,
maka
dalam
III-3
standar yang besarnya adalah 8,16 ton. Nilai kerusakan yang ditimbulkan
oleh
beban
sumbu
ini
dipakai
dasar
dalam
merencanakan
tebal
suatu
kendaraan
dibandingkan
dengan
kerusakan
yang
Sumbu belakang
Sumbu depan
Beban satu sumbu
Beban satu sumbu
Sumbu belakang
TANDEM
Sumbu depan
TUNGGAL
III-4
EE==
Beban
Bebansatu
satusumbu
sumbu(Kg)
(Kg)
44
8160
8160
Angka Ekivalen ( E )
Sumbu Tunggal
Sumbu Ganda
G)
1000
12000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
8160
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000
16000
0,0002
0,0036
0,0183
0,0577
0,1410
0,2923
0,5415
0,9238
0,1000
1,4798
2,2555
3,3022
4,6770
6,4419
8,6647
11,4184
14,7815
0,0003
0,0016
0,0050
0,0121
0,0251
0,0466
0,0794
0,0860
0,1273
0,1940
0,1284
0,4022
0,2240
0,7452
0,9820
1,2712
III-5
memerlukan waktu yang cukup lama, maka data yang didapat adalah
data awal yaitu beberapa tahun sebelum jalan dioperasikan. Untuk itu,
maka dalam menentukan LHR pada awal Umur Rencana (UR) perlu dicari
besarnya pertumbuhan lalu-lintas. LHR yang dipakai adalah LHR untuk
dua arah untuk jalan dua arah dan LHR satu arah untuk jalan satu arah
dan jalan dua arah dengan median.
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) adalah jumlah nilai ekivalen
beban sumbu untuk semua kendaraan yang akan melewati jalan tersebut
pada awal Umur Rencana
n
LEP = ( LHRj X Cj X Ej)
j=1
LHRur
LHRj
III-6
UR
dalam desimal.
Lintas Ekivalen Tengah (LET) adalah jumlah nilai ekivalen beban
sumbu untuk semua kendaraan yang lewat pada tengah-tengah umur
rencana, dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
LEP + LEA
LET =
2
Lintas Ekivalen Rencana
LER = LET X FP
FP = UR/10
di laboratorium,
III-7
Perhitungan
CBR
yang
mewakili
yang
digunakan
di
sepanjang
ruas
jalan
dalam
perencanaan:
Diketahui
harga
CBR
yang
akan
III-8
3,6 %
CBR yang mewakili atau yang dipakai dalam menentukan Daya Dukung
Tanah (DDT) adalah yang didapat dari persentase 90 %. Caranya adalah
dengan menarik garis horizontal pada titik 90 % sampai bertemu dengan
grafik lengkung dan meneruskan kearah vertikal.
dipengaruhi
dibangun,
maka
oleh
dalam
kondisi
setempat
perencanaan
dimana
perkerasan
jalan
tersebut
jalan,
perlu
Permeabilitas tanah,
Kelengkapan drainase,
III-9
Kondisi
setempat
yang
mempengaruhi
kekuatan
dan
keawetan
KELANDAIAN I
Pada
Persimpangan
KELANDAIAN II
KELANDAIAN III
< 6%
6 10 %
> 10 %
Persen Kendaraan
Persen Kendaraan
Persen Kendaraan
Berat
Berat
Berat
/pemberhentian
/tikungan tajam
FR bisa
</=
ditambah 0,5
30%
> 30 %
</=
> 30 %
30%
</=
> 30 %
30%
0,5
1,0 1,5
1,0
1,5
1,5
2,0
1,5
2,0 2,5
2,0
2,0
2,5
2,5
2,5
3,0
<900mm
IKLIM II
>/=900mm
3,0
3,5
III-10
(standar NAASRA).
Setiap
ROUGNESS
PERMUKAAN
(mm/Km)
LASTON
LASBUTAG
HRA
BURDA
BURTU
LAPEN
LATASBUM
BURAS
LATASIR
JALAN TANAH
JALAN KERIKIL
</= 1000
> 1000
</= 2000
> 2000
</= 2000
> 2000
< 2000
< 2000
</=3000
> 3000
-
IPo
>/= 4
3,9 3,5
3,9 3,5
3,4 - 3,0
3,9 3,5
3,4 - 3,0
3,9 3,5
3,4 - 3,0
3,4 - 3,0
2,9 2,5
2,9 2,5
2,9 2,5
2,9 2,5
</= 2,4
</=2,4
III-11
dan
diuji
di
laboratorium.
sample tanah
Biasanya
untuk
dari CBR
setelah
pelaksanaan
konstruksi
atau
untuk
III-12
KOEFISIEN KEKUATAN
a1
RELATIF
a2
KEKUATAN BAHAN
JENIS BAHAN
a3
MS
Kt(kg/cm
KG)
CBR (%)
III-13
0,40
0,35
0,32
0,30
0,35
0,31
0,28
0,26
0,30
0,26
0,25
0,20
744
590
454
340
744
590
4544
340
340
340
340
340
590
454
340
0,28
0,26
0,24
0,23
0,19
LASTON
LASBUTAG
HRA
ASPAL MAKADAM
LAPEN MEKANIS
LAPEN MANUAL
LASTON ATAS
Lapen Mekanis
Lapen Manual
0,15
22
0,13
0,15
0,13
0,14
0,13
0,12
0,13
0,12
0,11
0,10
18
22
18
Stabilitas
tanah
dengan
semen
Catatan :
MS
= Marshall Stability
Kt
CBR =
III-14
murah dipakai
kemudian lapis pondasi atas dan yang paling murah adalah lapis pondasi
bawah. Jadi untuk lapis permukaan dan lapis pondasi atas dipakai tebal
minimal dan lapis pondasi bawah dipakai tebal sesuai kebutuhan dalam
perhitungan.
Berikut ini adalah tebal minimal lapis permukaan (table III. 7 ) dan
tebal minimal lapis pondasi atas (table III. 8 ) beserta alternative material
yang digunakan sesuai dengan Indeks tebal Perkerasan (ITP) yang didapat
dari perhitungan.
Tebal Minimal
<3.00
3,00 6,70
(Cm)
5
5
6,71 7,49
7,5 9,99
> 9,99
7,5
Macadam,HRA,Lasbutag,Laston
Lapen/Aspal
7,5
10
Macadam,HRA,Lasbutag,Laston
Lasbutag,Laston
Laston
Tebal Minimal
<3.00
(Cm)
15
III-15
20
kapur/semen
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
7,50 9,99
10
20
kapur/semen
Laston Atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
10 12,14
15
20
25
3,00 7,49
> 12,14
kapur/semen,
pondasi
ketiga
parameter
tersebut
dalam
nomogram
sampai
: a1 =
a2
permukaan
=
pondasi atas
III-16
III-17
NOMOGRAM X
III-18
Contoh Soal :
Rencanakan suatu ruas jalan baru dengan data-data sbb:
o Data lalu lintas tahun 2001 sbb :
Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1) 2000 kend./hari.
Bus 8 ton ( 3 + 5 ).. 350 kend./hari.
Truk 2 as 13 tin ( 5 + 8 ) ..
50 kend./hari.
10 kend./hari.
: Sirtu kelas A
III-19
NOMOGRAM I
NOMOGRAM II
III-20
NOMOGRAM III
NOMOGRAM IV
III-21
NOMOGRAM V
NOMOGRAM VI
III-22
NOMOGRAM VII
NOMOGRAM VIII
III-23
III-24