Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar atas budget finansial adalah budget non finansial, seperti jumlah unit
yang diproduksi atau terjual, jumlah karyawan, dan angka dari produk baru yang
sedang diluncurkan ke pasar. Dalam pengertian Budget yang telah diuraikan di
atas dapatlah diketahui bahwa Budget merupakan hasil kerja (out-put) yang
terutama berupa tafsiran-tafsiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan
datang. Karena suatu Budget merupakan hasil kerja (out-put), maka Budget
dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan Budgeting adalah proses kegiatan yang
menghasilkan Budget tersebut sebagai hasil kerja (out-put), serta proses kegiatan
yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi Budget, yaitu fungsi-fungsi
pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja
(Djaburito 1999).
Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam Budgeting
tersebut antara lain pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk
menyusun Budget, pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut
untuk mengadakan tafsiran-tafsiran dalam rangka menyusun Budget. Menyusun
Budget serta menyajikannya secara teratur dan sistematis. Pengkoordinasian
pelaksanaan Budget, pengumpulan data dan informasi untuk keperluan
pengawasan, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan
Budget (Campbell 2003).
Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi
dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian
(evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaankebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan
tersebut. Produksi (P) adalah merupakan bagian dari energi asimilasi atau
metabolisme yang langsung dipakai untuk pertumbuhan jaringan. Jadi produksi
dapat dinyatakan sebagai pertambahan berat yang diperoleh pada jangka waktu
tertentu (Ganong 1999).

Produksi dapat saja bernilai negatif atau dengan kata lain kehilangan berat
tubuh, misal bila energi yang ada diinvestasikan untuk reproduksi dalam
pembentukan telur atau sperma yang dapat diasosiasikan seperti halnya proses
sekresi madu pada tawon, atau sekresi mukus pada gastropoda,atau eliminasi
untuk tujuan tertentu seperti ekdisis eksoskelet pada serangga dan reptil. Energi
yang melalui feses (F), yang keluar dari tubuh dapat ditimbang beratnya, setelah
dikeringkan. selanjutnya energi yang terkandung dalam feses dapat diukur dengan
alat bomb calorimeter atau dengan menghitung kadar nitrogen menggunakan
metoda kjeldahl (Gabriel 2004).
Energi yang terbuang dalam bentuk Urine (U), biasanya dapat diabaikan
namun dapat pula dihitung dengan mengukur ekskresi nitrogen yang merupakan
amonia (kandungan

nitrogen) dengan bomb calorimeter, untuk

energi

metabolisme (M), biasanya dapat dilakukan dengan mengukur besarnya konsumsi


oksigen yang dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya untuk
mengetahui besarnya energi kerja dapat dilakukan dengan mengurangi energi
konsumsi (C) dengan energi dari (P+F+U+M).

Budget adalah ungkapan

kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu
dan membantu mengkoordinasikan apa yangdibutuhkan untuk diselesaikan
terhadap rencana pelaksanaan (Irawati 1997).
Budget biasanya termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu
rencana, dan membantu sebagai blueprint bagi perusahaan untuk melakukan
pekerjaan di masa depan. Fainsial budget mengukur nilai yang diharapkan oleh
manajemen mengacu terhadap income, cash flow, dan posisi finansial perusahaan.
Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan laporan periode yang telah lalu,
tapi laporan keuangan juga bisa melakukan persiapan untuk periode ke depan,
sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget untuk laporan arus kas, dan budget
untuk neraca keuangan (Djaburito 1999).

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap daya
cerna dan laju konsumsi cacing tanah Phontoscolex sp.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Ini sudah termasuk semua bentuk laporan keuangan perusahaan. Master


budget adalah suatu rencana yang telah ditandai oleh perusahaan untuk
diselesaikan pada periode budget tersebut. Master budget dikembangkan dari
keputusan operasi dan finansial yang dibuat oleh manajer. Keputusan operasi
berhubungan dengan bagaimana menggunakan sumberdaya dari perusahaan yang
terbatas sebaik mungkin (Gabriel 2004).
Sedangkan
mendapatkan

keputusan

sumber

finansial

pendanaan

untuk

berhubungan
memperoleh

dengan

bagaimana

sumberdaya

yang

dibutuhkan. Metode Analisis Capital Budgeting merupakan keputusan untuk


melakukan investasi baru dalam bentuk fixed asset seperti equipment memerlukan
dana yang cukup besar, terlebih jika barang tersebut harus di impor. Oleh karena
itu, keputusan investasi ini perlu melibatkan seluruh jajaran pihak manajemen
agar mereka turut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Penilaian investasi
dalam bentuk fixed asset ini ditentukan oleh pendapatan yang akan diterima pada
masa yang akan datang (Campbell 2003).
Oleh karena itu kegagalan dalam melakukan perkiraan tersebut akan
mengakibatkan kelebihan atau kekurangan investasi. Masukan dari jika suatu
perusahaan mengadakan investasi yang terlalu besar, akan menimbulkan biaya
yang tidak berguna dan jika perusahaan tidak melakukan investasi yang cukup,
maka ada kemungkinan kelangsungan perusahaan tersebut terancam sebagai
akibat persaingan yang semakin tajam. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah masalah alokasi dana yang dimilikinya. Perusahaan akan
dihadapkan pada suatu pilihan mana yang paling tepat atas penggunaan dana yang
dimilikinya dari banyak kemungkinan investasi (Irawati 1997).
Oleh karena itu, pihak manajemen suatu perusahaan harus memiliki alat
analisis yang dapat digunakan sebagai kriteria penilaian dalam pengambilan
keputusan untuk suatu investasi baru, sebab kesalahan dalam pengambilan
keputusan ini dapat mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan. Capital
Budgeting merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan oleh pihak

manajemen dalam rangka membantu pengambilan keputusan untuk investasi


jangka panjang seperti pembangunan Pabrik Kelapa Sawit pada PTPN3. Dalam
membahas capital budgeting, penilaian terhadap suatu investasi didasarkan atas
cash flows, yakni cash inflow dan cash outflow pada saat proyek tersebut berjalan
maupun setelah proyek itu selesai (Djaburito 1999).
Adapun operating cash flow dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yakni
Cash inflow, yaitu pemasukan yang disebabkan adanya peningkatan jumlah
penjualan atau pengurangan biaya operasi karena menggunakan peralatan baru.
Cash outflow, yaitu pengeluaran yang disebabkan adanya peningkatan biaya
buruh, material dan penjualan. Dalam menilai apakah investasi dalam suatu
proyek menguntungkan atau tidak.

Terdapat beberapa metode yang sering

digunakan didalam capital budgeting antara lain Payback Period (PBP), Net
Present Value (NVP), internal Rate of Return (IRR), profitability Index (PI)
(Ganong 1999).
Payback Period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menghasilkan
investasi yang telah dikeluarkan. Dengan kata lain, payback period merupakan
lamanya waktu dalam tahun sampai jumlah keuntungan sama dengan biaya
investasi. Misalnya untuk investasi yang membutuhkan dana sebesar I dan dari
investasi tersebut diasumsikan menghasilkan nilai sejumlah r secara konstan
setiap tahunnya maka akan mempunyai payback period : Payback period = I / r.
Semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian biaya investasi awal
tersebut, maka semakin baik investasi tersebut dilakukan dan sebaliknya. Hal
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa semakin cepat biaya investasi tersebut
kembali, maka akan semakin kecil Resikonya (Campbell 2003).
Penerimaan atau penolakan suatu investasi didasarkan atas periode
maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak manajemen. Metode
payback period ini sangat sederhana dan mudah digunakan terutama untuk
proyek-proyek yang kelanjutannya tidak pasti. Adapun metode ini mempunyai
beberapa kelemahan seperti mengabaikan konsep nilai waktu dari uang (time
value of money) dan tidak memperhitungkan aliran kas yang masuk setelah
periode pengambilan tersebut tercapai. Payback Period tetap digunakan karena
sangat membantu manajemen perusahaan dalam membuat keputusan strategis.

Net Present Value adalah jumlah nilai present value dari cash inflow yang
dihasilkan oleh investasi dikurangi dengan nilai present value dari biaya-biaya
investasi tersebut (Djaburito 1999).
Metode ini lebih sering dipergunakan dalam melakukan analisis terhadap
suatu proyek dibandingkan dengan metode payback period karena metode ini
memberikan kriteria yang lebih baik. Metode ini turut memperhitungkan nilai
waktu dari uang (time value of money), yaitu uang pada masa yang akan datang
akan mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan uang pada saat
sekarang ini untuk jumlah yang sama. Oleh karena itu, maka di dalam menilai
suatu investasi, aliran kas yang terjadi pada masa yang akan datang, perlu
didiskontrolkan terlebih dahulu dengan discount rate tertentu agar menjadi present
value, sehingga semua aliran kas yang terjadi dapat dianalisis pada saat waktu
tertentu yang sama (Irawati 1997).
Maka akan menghasilkan suatu nilai net present value. Jika net present
value-nya bernilai positif berarti investasi ini menguntungkan dan sebaliknya jika
net present value-nya negatif maka investasi tersebut tidak menguntungkan.
Internal rate of return adalah rate yang menyebabkan jumlah nilai present value
dari cash inflow yang dihasilkan oleh investasi sama dengan nilai present value
dari biaya investasi tersebut atau dengan kata lain required of return yang
menyebabkan nilai net present value sama dengan nol. Inflow sama dengan
present value dari cash outflow (Ganong 1999).
Adapun internal rate of return dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut jika internal rate of return-nya lebih besar dari interest discount
rate yang dipergunakan atau required of return yang diinginkan berarti investasi
ini menguntungkan. Dan sebaliknya jika internal rate of return-nya lebih kecil,
maka investasi ini tidak menguntungkan. Profitability index adalah keuntungan
yang didapat berdasarkan setiap uang yang diinvestasikan. Adapun profitability
index dapat dicari dengan menggunakan rumus (Campbell 2003).

BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Hewan tentang energi budget ini dilakukan pada
hari Senin, tanggal 05 Oktober 2014. Pada pukul 08.00 sampai 09.45 WIB.
Dan bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki, balok kayu,
cawan petri, kain kasa, kertas saring, pinset/ alat bedah, piring kecil, skapel,
dan timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah cacing tanah Phontoscolex sp dan Pheretima sp, dan feses sapi yang
telah dihaluskan dan disaring.

3.3 Cara Kerja


Dikeringkanlah feses sapi, selanjutnya tumbuk dan disaringlah hingga
halus. Ukuran kertas saring dibuat sesuai dengan keliling cawan petri.
Ditimbanglah feses sapi tersebut. Ditimbanglah pakan cacing sebanyak 0,1-0,2
gram pada setiap cawan petri dan pada masing-masing cawan petri dimasukan
satu ekor cacing. Dimasukkanlah ke dalam oven pemanas yang telah diatur
suhunya (20-30oC) selama 1 hari. Diamatilah perubahan yang terjadi,
timbanglah berat feses, berat pakan dan berat cacing tanah. Dihitunglah laju
konsumsi pakan dan daya cerna.

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini berjudul energy budget, dimana pengamatan
dilakukan dengan menggunakan bahan Phontoscolex sp dan Pheretima sp juga
feses sapi yang telah dihaluskan dan disaring. Bahan yang telah disediakan
kemudian akan diletakkan diatas kertas saring kemudian dimasukkan kedalam
cawan petri. Setelah dilakukan pengamatan terhadap cacing dan juga feses sapi
yang telah ditimbang,, didapatkan hasil dimana barat awal cacing bertambah dari
0,23g menjadi 0,313g dan berat awal feses sapi berkurang dari 0,2g menjadi
0,671g. Menurut (Irawati 1997) Produksi (P) adalah merupakan bagian dari energi
asimilasi atau metabolism yang langsung dipakai untuk pertumbuhan jaringan.
Jadi produksi dapat dinyatakan sebagai pertambahan berat yang diperoleh pada
jangka waktu tertentu. Produksi dapat saja bernilai negatif atau dengan kata lain
kehilangan berat tubuh,misal bila energi yang ada diinvestasikan untuk reproduksi
dalam pembentukan telur atau sperma yang dapat diasosiasikan.
Energy budget merupakan perhitungan dari energy yang masuk dan energy
yang dilepaskan oleh organisme. Menurut (Gabriel 2004), bahwa energy budget
juga dikatakan sebagaiu neraca keseimbangan antara energy yang masuk dengan
energy yang tesimpan + energy yang terbuang + metabolism + energy kerja yang
dapat dirumuskan sebagai berikut C = P + ( F +U) + M = W.

Anda mungkin juga menyukai