Anda di halaman 1dari 18

Kuseksesan bukanlah semata-mata dihasilkan

dari IQ (Intelligence Quotient ) semata. Daniel


Goleman, seorang profesor dari Universitas
Harvard ,dalam bukunya yang terkenal,
Emotional Intelligence, menjelaskan bahwa ada
standar lain yang menentukan tingkat
kesuksesan seseorang, yaitu apa yang disebut
EQ ( emosional Quantim ) atau kecerdasan
emosional. Bahkan Steven J. Stein dan Howard
E. Book dalam bukunya The EQ Edge :
Emotional Intellegence and Your Succes,
mengatakan bahwa skor tinggi pada satu atu
dua katagori saja, tidak menjamin seseorang
menjadi jutawan , maju pesat atau mewujudkan
impian yang paling kita dambakan. Tetapi
pandangan sukses adalah sebagai hasil dari
gabungan atau ramuan sejumlah kompetensi,
beberapa diantaranya yang tak terduga sama
sekali.
Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat
berkembang. Jika seseorang terlahir dengan
kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah
bisa bertambah maupun berkurang. Artinya, jika
seseorang terlahir dengan kecerdasan
intelektual (IQ) yang cukup, percuma saja dia
mencoba dengan segala cara untuk
mendapatkan IQ yang superior (jenius), begitu
pula sebaliknya. Tetapi, Emotional Quotient
(EQ) dapat dikembangkan kapan saja dan oleh

siapa saja, tidak peduli orang itu peka, atau


tidak, pemalu, pemarah, ataupun sulit bergaul
dengan orang lain sekalipun. Dengan motivasi
dan usaha yang benar dan sungguh- sungguh,
seseorang dapat mempelajari dan menguasai
kecakapan emosi tersebut.
Oleh karenanya, seseorang tidaklah perlu untuk
pesimis dengan tingkatan IQ rendah ataupun
pas- pasan yang dimilikinya, karena dia bisa
meraih kesuksesan dengan mengembangkan
EQ-nya, bahkan banyak orang yang tidak
sukses dalam bidang studynya, tapi justru dia
jauh lebih sukses di dalam kehidupan nyata di
dibanding dengan orang yang hanya sukses
dalam studynya saja, hanya karena dia
mengembangkan kecerdasan emosionalnya ,
Sebagi contoh, sebut saja Bill Gates orang yang
terkaya nomor satu di dunia , sang pemilik
royalty microsoft, Larry Ellison CEO of Oracle
orang terkaya nomor dua, Michael Dell CEO dari
Dell Corp. dan lain- lainya. Ini bukan berarti,
keberhasilan study tidak penting, tapi justru
dari pernyataan ini kita harapkan seorang yang
telah berhasil di dalam studynya, supaya lebih
meningkatkan dan mengembangkan
keberhasilan tersebut pada bidang- bidang
lainnya.
Kecerdasan Emosional ini, mengingatkan pada

saya akan kemunduran yang di alami bangsa


Indonesia dalam segala bidang, terutama dalam
bidang pendidikan. Dalam suatu penelitian hasil
survei UNDP menunjukkan, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada
di peringkat 112 dari 175 negara tahun ini
disebutkan bahwa mutu pendidikan di
Indonesia relatif rendah , bahkan dikatakan
terendah di Asea Tenggara , lebih rendah dari
Vietnam. Ini dikarenakan, pendidikan di
Indonesia masih cenderung bersifat simbolis ,
hanya basa- basi, yaitu mengejar ijazah tanpa
disertai dengan substansi yang mencukupi. Dan
yang diperhatikan hanyalah aspek kognitif saja,
tapi aspek afektif dan psikomotoriknya di
kesampingkan begitu saja. Atau dengan kata
lain hanya bersifat deskriptif dan informatif
saja, tidak bersifat sugestif dan preskiptif .
Padahal dunia pendidikan yang sebenarnya
adalah membentuk karakter building ,
membangun manusia yang berperilaku ilmiyah,
mengerjakan sesuatu berdasarkan kebenaran .
Akan tetapi sangat di sayangkan pendidikan
oleh sebagian justru di jadikan lahan bisnis
yang empuk. Kita lihat umpamanya untuk
masuk UI melalui jalur khusus harus
mengeluarkan uang sebesar Rp 25 sampai Rp
75 juta. UGM Rp 5 juta, ITB Rp 45 juta dan IPB
Rp 9 juta.. Di Semarang misalnya. Biaya masuk
SD Negeri saja sekitar Rp 300 sampai 500 ribu.

Untuk anak yang pintar, orang tua cukup


mengeluarkan uang Rp 500 ribu, tapi bagi anak
yang kecerdasannya pas-pasan, orang tua
harus mengeluarkan biaya kurang lebih satu
jutaan. untuk sekolah favorit seperti SLTP Islam
Semarang, dibutuhkan uang sebesar Rp 1,6
juta. Dan ini meliputi, SPP bulan pertama, uang
bangunan dan lainnya.
Oleh karena itu, diharapkan oleh setiap orang
yang ada di sini untuk bisa merubah obsesinya
tentang kesuksesan, bahwa kesuksesan
bukanlah hanya pada bidang study semata,
akan tetapi kesuksesan lebih luas dari pada itu.
Akan tetapi bukan berarti juga , seperti yang di
pahami oleh orang Eropa ( meminjam istilah
Andreas Hafera ) di masa imperialisme dan
kolonialisme meraja lela, bahwa sukses
disimbolkan dengan gold, glory, gospel. Atau
yang dipahami orang Jawa bahwa kesuksesan
dikaitkan dengan garwo, pusoko, wismo, kukilo,
dan turonggo. Atau yang dipahami oleh orang
orang pada era industri, bahwa sukses selalu
dipertalikan dengan kekuasaan (power),
kekayaan (money), dan kemahsyuran (fame).
Dan bukan pula yang dipahami oleh eksekutif
muda di perkotaan seperti Jakarta bahwa
sukses dihubungkan dengan car, condominium,
career, credit card, dan car phone.

Menurut hemat saya, sukses dalam dunia


pendidikan dan dalam dunia manusia secara
menyeluruh yang terkait dengan ajaran Islam
adalah mengumpulkan antara keberhasilan
dalam aspek kognitif , apektif dan psikomotorik,
atau lebih dikenal dengan Iman , ilmu dan amal.
Kesuksesan yang dicapai seseorang, tentunya,
bukan dengan isapan jempol ataupun modal
dengkul. Orang orang yang sukses tentunya
telah melewati berbagai rintangan dan
tantangan di dalam menuju puncak kesuksesan.
Orang yang berhasil tanpa pengorbanan dan
perjuangan tidaklah di sebut sukses. Hal ini
merupakan sunnatullah yang diletakkan dalam
kehidupan ini. Kita dengar kata- kata pepatah:
Barang siapa yang bersungguh sunguh pasti
mendapatkan, Barang siapa yang berjalan
pada jalan yang benar, pasti akan sampai .
Oleh karenanya, orang yang ingin sukses
hendaknya melewati jalannya. Kesungguhan ini
bisa dirasakan, umpamanya dengan melakukan
pendakian kepuncak gunung yang tinggi,
bagaimana kita bisa merasakan pendakian yang
melelahkan itu , satu tapak demi satu tapak
dengan segala rintangan kita lalui hingga
mengantarkan kita sampai pPANDANGAN SAYA
TERHADAP PEMIKIRAN DAN PANDANGAN RABBI BEN
ABRAHAMSON
by Penjaga Kitabullah on Tuesday, January 29, 2013 at 8:51pm
Public

PANDANGAN SAYA TERHADAP PEMIKIRAN DAN PANDANGAN


RABBI BEN ABRAHAMSON

Saya perlu mengulasnya, karena saya bahkan merasa pandangannya berbahaya,


walaupun nampaknya merupakan suatu solusi dan konstibusi terhadap
perdamaian antar umat beragama di dunia. Tetapi saya amati hal ini
membahayakan keimanan Umat Islam yang setengah hati mengerti AlQuran dan
Sunnah Nabi, sehingga bahkan mendambahkan untuk membaca Taurat Musa di
bandingkan dengan kitab Suci AlQuran yang jelas-jelas dijamin keaslihannya oleh
Allah swt. Bahkan mulai membenarkan pemikirannya.

Seorang Rabbi Yahudi Ben Abrahamson, yang mengakuhi kebenaran


Islam dan Nabi Muhammad saw, tetapi masih tetap bertahan untuk
menjadi Rabbi Yahudi, atas dasar ayat AlQuran yang menyatakan
bahwa memang Allah berkehendak membuat "more than one syariah ,
not to make it one....."
QS 5:48

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya

kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa


yang telah kamu perselisihkan itu,

PENEKANAN YANG HENDAK DITONJOLKAN OLEH RABBI BEN


ABRAHAMSON ADALAH KALIMAT PADA AYAT QURAN QS 5:48 SEBAGAI
BERIKUT
QS 5:48

..Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

LALU DIDUKUNG PULA OLEH AYAT BERIKUT, MENURUT RABBI BEN, YANG
MENYATAKAN BAHWA UMAT LAIN DENGAN SYARIAH YANG LAINPUN
DIBENARKAN OLEH ALLAH DI DALAM ALQURAN
=====
Ben Abrahamson
January 23 via mobile"Those who believe, those who are Jews, and the
Christians and Sabaeans, all who believe in Allah SWT and the Last Day and act
rightly, will have their reward with their Lord. They will feel no fear and will know
no sorrow." (Surat Al-Baqara 2,62) There is a common refutation of this verse,
that says this ayah means Allah SWT will forgive anyone that is a non muslim,
but that is limited to the nations and believers before Muhammad PBUH. Now

that the prophet PBUH has come no other shari'ah besides Islam will be
accepted. In my opinion, this refutation of this ayah is not logical.
==
QS 5:69

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orangorang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

MENURUT BELIAU, AKAN MENJADI HAL YANG KONTRADIKSI DENGAN AYATAYAT DIATAS, BILA LALU DIYAKINI BAHWA SYARIAH YANG BENAR, HANYALAH
TINGGAL SATU, YAITU SYARIAH NABI MUHAMMAD SAW SAJA. DENGAN KATA
LAIN RABBI BEN ABRAHAMSON HENDAK MENYATAKAN BAHWA, BOLEH TETAP
ADA UMAT YANG MEYAKINI SYARIAH, SYARIAH LAINNYA SELAIN SYARIAH YAN
DIBAWAH OLEH NABI MUHAMMAD SAW, MISALNYA SYARIAH MUSA AS
SEBAGAIMANA DIYAKININYA

Sebenarnya pembahasannya bisa segera rampung, bila saja kita


menyimak hadis Nabi berikut ini, sehubungan dengan pandangan
tersebut....tetapi mungkin sebaiknya saya buatkan note dengan dasaryang lebih banyak dan menarik

KATA NABI, "SEANDAINYA SAJA NABI MUSA AS MASIH HIDUP PADA MASA
KENABIAN MUHAMMAD SAW, MAKA TIDAK ADA JALAN LAIN BAGI NABI MUSA
AS KECUALI MENGIKUTI SYARIAH YANG DIBAWAH OLEH NABI MUHAMMAD
SAW"

Musnad Ahmad 14623:

...dari Jabir bin Abdullah 'Umar bin khatab menemui Nabi


Shallallahu'alaihiwasallam dengan membawa tulisan yang dia dapatkan dari Ahli
Kitab. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam terus membacanya dan marah seraya
bersabda: "Bukankah isinya hanya orang-orang yang bodoh Wahai Ibnu
Khottob?. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, saya datang kepada
kalian dengan membawa cahaya yang terang. Janganlah kalian bertanya kepada
mereka tentang sesuatu! Bagaimana jika mereka mengabari kalian kebenaran
lalu kalian mendustakannya atau mereka (menyampaikan) kebatilan lalu kalian
membenarkannya?. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya
Musa alaihissalam hidup maka tidak ada jalan lain selain dia
mengikutiku."

BAGI SAYA ADALAH SUATU HAL YANG ANEH, BILA SESEORANG


MEMBENARKAN KENABIAN MUHAMMAD SAW, DAN MEMBENARKAN
ISLAM LALU TETAP BERTAHAN DENGAN SYARIAH AGAMA
SEBELUMNYA

Menurut Rabbi Ben, kita harus membedakan dien/Agama dengan


Syariah/Covenant. Islam adalah dien/Agama, sebagaimana Dien yang dibawah
oleh Nabi Nuh as. Sementara Judaisme adalah Syariah untuk umat Nabi Musa
as. Dan Islam adalah satu-satunya Dien yang diturunkan oleh Allah swt.
Pendapat beliau ini sungguh sangatlah benar, tetapi saya menjadi sedikit ragu
ketika beliau tidak berani berpendapat bahwa AlQuran adalah Firman Allah? The
Word of God, ketika seseorang menanyakan kepadanya. Itu semua terserah
pandangan para pemikir Islam, kata beliau.

Juga masalah pandangannya terhadap Kitab Perjanjian Baru, beliau kembali


tidak berani berpendapat, selain mengatakan bahwa kemungkinan hal tersebut
hanyalah terjadi karena misiterpretasi, tetapi tidak sungguh-sungguh
bertentangan dengan Taurat Musa as.
Kesan saya juga memang Rabbi Ben mencari solusi perdamaaian umat
beragama di dunia. Apalagi tampak jelas ketika beliau menukilkan ayat yang
memrintahkan, agar Nabi Muhammad saw beserta umat Islam memaafkan
kesalahan Yahudi, karena pemberian maaf itu ada hal yang baik di dalam
pandangan Allah swt....
=====
Ben Abrahamson
July 18, 2010The Quran commands Muslims to forgive: Allah (swt) took
compact with the Children of Israel; and We raised up from among them twelve
chieftains.. So for their breaking their compact We cursed them and made their
hearts hard, they perverting words from their meanings..., except a few of them.
Yet pardon them, and forgive; surely Allah (swt) loves the good-doers. (Surat
al-Maidah 15-16)
QS 5:12-13

Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah
Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat
dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu
mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya

Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan


ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa
yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan
yang lurus.

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah)
dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa
yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa
akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang
tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

MENGAPA NOMOR AYAT YANG DISAMPAIKAN RABBI BEN SELALU
BERBEDA ? ATAUKAH RABBI SALAH MENULISKAN NOMOR AYAT
NYA?

YANG JELAS, SATU HAL YANG DAPAT SAYA TARIK KESIMPULAN SETELAH
MENGIKUTI PERCAKAPAN RABBI BEN DENGAN UMAT ISLAM, SATU HAL YANG
DAPAT KITA AMBIL KESIMPULAN ADALAH RABBI BEN MEMPERJUANGKAN AGAR
UMAT ISLAM MENGAKUHI DAN MENGHORMATI EKSISTENSI UMAT YAHUDI
SEBAGAI PENGIKUT SYARIAH MUSA AS. DEMIKIAN JUGA SEBALIKNYA....

Hal itu dapat kita lihat dari jawaban beliau atas pertanyaan seseorang,
"mengapa beliau begitu sangat tertarik dengan masalah Islam, dan
bahkan tampak membenarkannya ?"

Ben Abrahamson
January 15, 2012 via mobileSomeone asked my why a Rabbi cares about what
Islam teaches. I replied in a thread: "Judaism claims no exclusivity in revelation,
we can see proper Muslims a perfect believers following a Divine religion... I'm
just trying to cut past stereotypes, and explain where we truly stand. That is
Judaism has an obligation to tolerate, encourage, and even support non-Jewish
faiths which teach submission to Allah SWT, monotheism and good deeds. And
we believe that they have a reciprocal obligation to support us as well. We
believe that this is the true meaning of what their religion teaches."
=====
INTI YANG SAYA TANGKAP, DARI KASUS RABBI BEN ADALAH, BANYAK
NYA UMAT ISLAM BAHKAN ULAMA YANG LALU MERASA TERSANJUNG
DENGAN APA YANG DISAMPAIKAN OLEH RABBI BEN, LALU BEGITU
MENGAGUMI BELIAU, HAL INI BAHKAN MENAKUTKAN HATI SAYA,
DAN MENIMBULKAN RASA WAS-WAS.....
RASA WAS-WAS ITULAH YANG SEBENARNYA HENDAK SAYA SAMPAIKAN.....

Adalah sesuatu hal yang sangat aneh disini saya rasakan....walaupun saya
menaydari sepenuhnya bahwa AlQuran pun mengakuhi bahwa AhliKitab itu
memang berbeda, diantara mereka ada juga yang beriman.

BERIKUT KITA SIMAK PERCAKAPAN RABBI "Ben Abrahamson",


DENGAN SESEORANG YANG MENANYAKAN PANDANGAN SANG RABBI
(PENDETA YAHUDI) TERHADAP ALQURAN, PERJANJIAN BARU, DAN
ISLAM
=====

Dr-Khalid Afridiposted to Ben Abrahamson


January 24
shalom Rbbai..!! your opinion about new testement validity since u accept the
Holy Quran to b the word of God??

Salam Rabbi,bagaimana pandanganmu terhadap validitas Kitab


Perjanjian Baru ketika anda menerima Kitab Suci AlQuran sebagai
Firman Tuhan ?
=====

Menurut Rabbi Ben Abraham, beliau memandang Qur'an dan juga Perjanjian
Baru dari sudut pandang Ahli Sejarah, bukan agamawan. Rabbi Ben
berpandangan tidak ada alasan baginya untuk menolak pandangan tentang
Qur'an. Sebaliknya Perjanjian Baru pada sisi yang lain, tampak sebagai
penggabungan Kepercayaan ajaran Pagan Yunani, Latin dengan ajaran Torah.
Hal tersebut barangkali terjadi akibat salah interpretasi. Rabbi Ben tidak
mempelajari masalah itu sehingga tidak mampu berpendapat lebih jauh.

Ben Abrahamson
wa alikum salaamMy opinions concerning the Qur'an or the New Testament are
those of a historian, not a theologian. I see no reason not to accept that the
Qur'an is what it claims to be. The New Testament on the other hand appears to
be a syncretic amalgamation of pagan, Hellenistic, gnostic and concepts drawn
from the Torah. This however may be the result of misinterpretation. I have not
looked into this, so I cannot offer an opinion.
January 24 at 9:39pm via mobile Edited 3
======

Rabbi Ben Abrahamson, menganggap bahwa Islam memenuhi kriteria sebagai


agama yang benar, berdasarkan Torah yang mereka percayai, yaitu Monotheism

(meng-ESA-kan Tuhan), berbuat kebajikan, dan percaya dengan adanya hari


Kiamat. Islam memenuhi kriteria tersebut, katanya. Menurut pandangan mereka,
Pemeluk agam Islam yang benar sudah berada di jalan yang benar. Mereka
memiliki agama yang lengkap dan sempurna.
Masalah apakah AlQuran merupakan firman tuhan atau bukan, tergantung pada
pandangan cendekiawan sendiri untuk memutuskannya. Sepanjang tidak
bertolak belakang dengan Torah, atau tidak menyimpang dari standard minimal
persyaratan agama yang benar, Para Rabbi mendukung, menghormati dan
mempercayai kebenaran pendapat cendekiawan muslim yang menyatakan
AlQuran adalah Firman Tuhan.
Secara teori, dengan kata-kata yang sama juga berlaku untuk kitab Perjanjian
Baru, saya tidak mengerti dengan interpretasi Umat Kristen terhadap Kitab
Perjanjian Baru, dimana konsili Nicea tidak secara langsung kontra diksi dengan
pengajaran Torah.

Ben Abrahamson
I am not qualified to make a theological statement. I can only tell you as a
historian what I understand the position of the Rabbis to be and has been over
the centuries.
The Rabbis understand that the Torah enumerates a list of the minimum
requirements for proper religion: monotheism, good deeds, belief in the Last
Day, etc. Islam fulfills these requirements. So the consensus of rabbinical
scholars over the centuries is that a proper Muslim is on the right path. They are
perfect and complete in religion.
The exact nature of how the Qur'an is the word of God is left to Islamic scholars
to decide. As long as it doesn't contradict the Torah, or deviate from the
minimum requirement of proper religion, the Rabbis support, respect and even

encourage the teachings of righteous Muslim scholars confirming the Qur'an as


the word of God.
Theoretically, the same would be true of the New Testament. However, I am
unaware of any Christian interpretation of the New Testament since the council
of Nicea that doesn't directly contradict teachings of the Torah.
January 24 at 10:06pm via mobile 1
=====
KESIMPULAN SAYA TERHADAP PEMIKIRAN RABBI BEN ABRAHAMSON

Dari percakapan diatas, saya berpandangan bahwa Rabbi Ben Abrahamson


sangat berhati-hati di dalam memberikan pendapatnya tentang AlQuran,
Perjanjian Baru juga tentang Islam. Apa yang disampaikan sang Pendeta
terkesan mencari jalan tengah agar tidak menyinggung semua pihak baik Islam
maupun Kristen yang mengimani kitab Pejanjian Baru. Pada poin yang lainnya
Rabbi Ben ttap memegang Torah sebaga standard kebenaran, bahkan untuk
menilai AlQuran, dan Islam.
Dari pembicaraan diatas kita semakin mengenal Rabbi Ben Abraham dengan
lebih jelas. Intinya yang saya tangkap adalah bahwa Rabbi Ben, tidak
sebenarnya meyakini AlQuran sebagai Firman Tuhan, walaupun beliau
menyampaikannya dengan cara yang begitu bijaksana dan diplomatis. Kata
beliau keyakinan terhadap AlQuran sebagai firman Tuhan adalah terserah
sepenuhnya pada pandangan para cendekiawan Muslim untuk menentukannya.
Seorang Pendeta yang menguasai baik bahasa Hebrew juga bahasa Arab,
sesungguhnya mestilah mengerti,minimal berani berpendapat, bahwa AlQuran
adalah firman tuhan atau bukan, tidak peduli pada pandangan para cendekiawan
Muslim mau berpendapat apa. Beliau bahkan menyerupakan AlQuran dengan
Perjanjian Baru Kristen, menurut beliau Perjanjian Baru Kristen yang tampaknya
sebagai penggabungan kepercayaan agama pagan Yunani dengan oengajaran
Torah, hal itu terjadi hanyalah masalah kesalahan Interpretasi.

Tulisan ini adalah pandangan saya terhadap pendapat dan pandangan Rabbi Ben
Abraham tentang AlQuran dan Islam.dan saya menjadi semkain mengenal
Rabbi Ben Abrahamson.
Sejarah yang akan membuktikan bahwa hal tersebut disampaikan oleh Rabbi
Ben dengan sebenar-benarnya dan tulus ikhlas, atau hanya suatu cara untuk
memberi konstribusi perdamaian pada kehidupan beragama masyarakat dunia.
lebih lagi agar umat Islam menghormati dan mengakuhi eksistesi Umat Yahudi,
sehingga terdapat jaminan kehidupan bagi umat Yahudi selamanya.....mudahmudahan sak wasangka saya bukanlah di pandang oleh Allah sebagai sesuatu
yang buruk....Hanya Allah swt yang maha Tahu...
QS 35:38
:

Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi.


Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Mudah-mudahan kelak Rabbi Ben Abrahamson mendapatkan hidayah


lalu menjadi pemeluk Islam yang kaffah, dan ikhlas dengan tulus hati
menjadi umat Nabi Muhammad saw. Karena keselamatan tidak bisa
didapatkan dengan hanya sekedar percaya, tetapi Allah swt menuntuk
setiap manusia membuktikan keyakinan dan keimanan nya tersebut
dengan bukti-bukti yang konkrit berupa tindakan di dalam amal
perbuatan sebenarnya.....walaupun terasa sangat berat
QS 29:2
[ :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?


QS 5:15-16

[:

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula
yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah,
dan Kitab yang menerangkan.

[:

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya


ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orangorang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA

Berikut pandangan Rabbi Ben Abrahamson, Tentang Allah swt, Tuhan


sesembahan Umat Islam, dan tentang Islam. Rabbi Ben meyakini
bahwa Allah swt adalah sebenar-benar Tuhan semesta Alam yang juga
disembah oleh Bangsa Israel

Berikut pandangan Rabbi Ben Abrahamson tentang Syariah


mengkhuduskan hari Sabath. Rabbi ben mengatakan bahwa perintah
Allah agar mengkhuduskan hari sabath hanya untuk umat yang

mengikuti syariah Musa as. Sehingga tentu saja tidak diteruskan di


dalam AlQuran.
uncak. Tanpa itu, nampaknya kesuksesan hanya tinggal angan-angan belaka.
Bismillahirrahmaanirrahim.
In the Name of Allah The Lord of Universe
Rabbi Ben Abrahamson is one Jewish Rabbis today that influence many
young moslem in the world now..
He had website Alsadiqin.org and facebook page that has been liked by
many jews and moslem..
Even the Turkish Islamic secular Adnan Oktar or Harun Yahya had refer him
as great rabbi that promote peace between Jewish and Muslim world..
But they dont aware his peaceful iniatiave was base on pluralism thought ..
Bit by bit, he will bring his muslim fans believe that Islam is religion for
gentile (non-Jews) with seven laws of Noah
And Jews is religion for Jewish people so they have to bond to Torah law and
have no obligation to became a moslem..
And so the Christianity is religion for Christiian that they have to bond to
their Injil law and have no obligation to became a moslem..
This will bring consequences muslim became pluralis that three or more
religions in the world is each pathway to Kingdom of God..
This belief was one of the nullifier Islam..
For whoever does not consider the polytheists as disbelievers or whoever has
doubt concerning their disbelief or whoever considers their way as correct
has committed an act of disbelief himself..
And whoever seeks a Religion other than Islaam, it will never be accepted
from him and in the Hereafter, he will be from
among the losers. [Surah Aali `Imraan: 85]
wa Shollallahu ala Muhamaad the last prophet wassallam alaihi

Anda mungkin juga menyukai