Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN STRES DAN PRILAKU MEROKOK PADA

REMAJA
Lidia Anitasari
PENDAHULUAN
Yang melatar belakangi penulisan ini yaitu stress pada remaja. Stres merupakan
bagian dari yang tidak terhindarkan dari kehidupan .Stres mempengaruhi setiap orang bahkan
anak-anak.Kebanyakan stres diusia remaja berkaitanm dengan masa pertumbuhan .Remaja
khwatir terhadap perubahan tubuhnya dan mencari jati diri.1Sebenarnya masa remaja dapat
membicarakan masalah mereka dan mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah
tetapi karena pergolakan emosional dan ketidak yakinan remaja dalam menghadapi masalah
dan mengambil keputusan penting.membuat remaja perlu mendapat bantuan dan dukungan
khusus dari orang dewasa.
Stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang bisa terjadi pada
siapapun, termasuk pada kaum remaja. Di usia ini, bimbingan orang tua menjadi hal yang
mutlak mengingat emosi anak yang masih labil dan efek lanjutan yang mungkin timbul
akibat gangguan tersebut.Karena itulah pengetahuan akan beberapa faktor pemicu stres pada
remaja perlu diketahui agar orang tua mengetahui pendekatan yang paling tepat digunakan
pada anak.
Kehidupan sekolah adalah salah satu faktor utama penyebab stres pada remaja.
Tuntutan akademis yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk, tugas yang
menumpuk dan ekspektasi orangtua yang terlalu tinggi pada anak hanyalah beberapa contoh
dari faktor ini. Demikian pula dengan lingkungan pergaulan, dimana teman bagi seorang
remaja bisa jadi segalanya, bahkan melebihi keluarganya sendiri.
Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya juga turut menjadi andil untuk
pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja menjadi perokok pemula karena adanya
desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya
dapat dipandang lebih keren oleh lawan jenisnya. Para remaja tersebut tentu belum mengerti
benar mengenai bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok ataupun penyakit yang dapat
timbul karena rokok. Hal ini tentu harus menjadi perhatian tersendiri bagi para orang tua
untuk dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya.

Adapun rumusan masalah sebagai berikut; (1)Mengetahui alasan mengapa remaja merokok
(2)Mengetahui dampak bahaya rokok. Dengan tujuan karya tulis ini dimaksudkan untuk
membahas masalah remaja jika dikaitkan dengan lingkungan,dan cara penangananya dari
segi Pendidikan Luar Sekolah

PEMBAHASAN
Pengertian
Kata remaja berasal dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19
tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran
orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah
agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif2.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa
remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya
perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif,
emosi, sosial dan pencapaian3. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik,
namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan
sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja.
Masalah masalah terdsebut dapat berdampak stres pada remaja, Sumber-sumber stres
pada remaja bersala dari beberapa faktor misalnya biologis,keluarga,teman sebaya dan
lingkungan sekitar.Compas (Ormachea,2004) mengatakan bahwa remaja laki-laki paling
sering mengalami konflik dengan orang tua dan guru.Mereka sering menentang aturan
atuaran yang ada.Baik itu peraturan yang ada dirumah maupun peraturan yang ada disekolah.
Remaja laki-laki sering tidak mengerjakan tugas sekolah,tidak masuk sekolah dam
melakukan kenakalan lain seperti merokok,mengunakan obat terlarang dan berkelahi.salaha
satu kenakalan remaja yng sering kita lihat adalah merokok.tanpa mereka sadari dampak
bahaya rokok itu sendiri mengancam kesehatan mereka.
Dampak bahaya Rokok

2
1

Froggatt,W. Free from stres hal 11 panduan mengatasi kecemasan . 2003.Kelompok Gramedia

Welle D.(2004) Mengatasi stres pada remaja hal 26-28 .Jakarta PT Gramaedia
Fagan(2006). Psikologi Remaja hal 31-34.Gramedia pustaka

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik
untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Dilihat dari sisi individu yang
bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari sisi
kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO
(Karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf simpatis sehingga.
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena
didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat
karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam
rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine
dll.4mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat (Kendal &
Hammen, 1998), menstimulasi kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan
pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis (Kaplan
dkk, 1993).
Bagi ibu hamil, rokok menyebabkan kelahiran premature, berat badan bayi rendah,
mortalitas prenatal, kemungkinan lahir dalam keadaan cacat, dan mengalami gangguan
dal;am perkembangan(Davidson dan neale, 1990)mereka menemukan bahwa sensitivitas
ketajaman penciuman dan pengecapan para perokok berkurang dibandingkan para nonperokok 5. Dilihat dari sisi ekonomi , meroko pada dasranya mengahabiskan uang apalagi
jika hal tersebut dilakukan oleh remaja yang belum memilik remaja sendiri.
Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan
berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja
kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit
yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paruparu, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi
dll.
Dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok menimbulkan dampak negative bagi
perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif
karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah.

4
5

Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok tetapi
perilaku merokok bagi kehidupan manusia
merupakan
kegiatan yangfenomenal.
Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif merokok tetapi jumlah perokok bukan
semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda.
Smet (1994) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar
antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun.
Data WHO juga semakin mempertegas bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia
sebanyak 30% adalah kaum remaja . Hampir 50% perokok di Amerika Serikat termasuk usia
remaja . Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa prilaku merokok dimulai pada
masa remaja.
Masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu alasannya adalah kandungan
nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya sehingga
apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat
dingin, sakit perut dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah menyentuh
otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.
Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur hidupnya,
walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berhenti, mereka sulit
menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah satu hal lain yang turut menjadi
keprihatinan adalah jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini
berarti bahwa terdapat pertambahan perokok baru setiap saat yang kemungkinan besar akan
terus menjadi perokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru tersebut sebagaian besar adalah
anak-anak & remaja.
Pada remaja, masalah kesehatan jangka pendek termasuk diantaranya penyakit yang
dapat timbul akibat rokok adalah gangguan pernafasan, kecanduan nikotin serta
meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan berbahaya lain termasuk obat terlarang.
Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah kenyataan bahwa sekali orang telah menjadi
perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya.
Berikut beberapa masalah lain yang dapat timbul akibat bahaya rokok :
a) Perokok mempunyai fungsi paru-paru yang lebih rendah dibandingkan dengan
mereka yang bukan perokok.
b) Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru.

Smeet,B. (1994) Psikologi kesehatan hal 21-21 . Semarang. PT Gramedia.


Ibid hal 36

c) Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung &
stroke. Penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulai terlihat pada remaja
yang menggunakan rokok.
d) Merokok dapat menurunkan performa & daya tahan tubuh para remaja, bahkan pada
remaja yang aktif berolahraga.
e) Secara rata-rata, orang yang merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya berkurang
hidupnya selama 7 tahun dibandingkan orang yang tidak merokok.
f) Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker paru-paru.
Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin meningkat
apabila terus merokok.

dibentuk oleh iklan rokok tersebut sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah
orang yang sukses & tangguh yang dapat melalui rintangan apapun.
Iklan, promosi ataupun sponsor kegiatan yang dilakukan oleh para produsen
rokok merupakan sarana yang sangat ampuh untuk mempengaruhi remaja & anak-anak.
Di sisi lain, saat pertama kali mengkonsumsi rokok, gejala-gejala yang mungkin terjadi
adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari
para pemula tersebut mengabaikan perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi
kebiasaan
Dan ahirnya mereka menjadi ketrergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan
sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Gejala ini dapat
dijelaskan dari konsep tobacco dependency (ketergantungan rokok). Artinya, perilaku
merokok merupakan perilaku yang menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas yang
bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin adalah adiktif, jika dihentikan secara
tiba-tiba akan menimbulkan stress. Secara manusiawi, orang cenderung untuk
menghindari ketidakseimbangan dan lebih senang mempertahankan apa yang selama ini
dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat difahami jika para perokok sulit untuk
berhenti merokok. Motif para perokok adala
h relaksasi. Dengan merokok dapat
mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi,pengalaman yang menyenangkan,
dan relaksasi.8
tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok ada 4 yaitu:
a) Tahap Preparatory.
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok
dengan cara mendengar, melihat, atau dari ahsil bacaan. Hal-hal
ini
menimbulkan minat untuk merokok.
b) Tahap Initiation.
Tahap perintisan merokok
yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
c) Tahap becoming a smoker.
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari
maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
d) Tahap maintenance of smoking.
Tahap ini merokok sudah menajdi salah satu bagian dari cara pengaturan
diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang
menyenangkan.

Remaja yang menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak


dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8x lebih banyak
untuk menghisap ganja serta 22x lebih banyak untuk menggunakan kokain. Merokok juga
sering dihubungkan dengan terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun
melakukan hubungan seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata lain
memberi efek buruk lebih dini.6
Alasan Remaja Merokok
Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja.
Secara umum menurut Kurt Lewin, mengatakan bahwa perilaku merokok
merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain
disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan.
Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja.
Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson berkaitan dengan adanya krisis aspek
psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang
mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai
dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan social. Upayaupaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai
dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara
kompensatoris. Perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol
dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.7
Salah satu penyebab kenapa perokok baru terus bertambah adalah karena
gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang
6
7

Smeet,B. (1994) Psikologi kesehatan 40-42. Semarang. PT Gramedia


Fagan.(2006)Psikolgi Remaja. Jakarta hal 24- 25.PT Gramedia Pustaka

Klinke,M (1984) live and health new york hal 12: Random House

Selain faktor perkembangan remaja dan kepuasan psikologis, masih banyak faktor
dari luar individu yang berpengaruh pada proses pembentukan perilaku merokok.
Pada dasarnya perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari.
Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya juga turut menjadi andil untuk
pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja menjadi perokok pemula karena adanya
desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya
dapat dipandang lebih keren oleh lawan jenisnya. Para remaja tersebut tentu belum mengerti
benar mengenai bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok ataupun penyakit yang dapat
timbul karena rokok. Hal ini tentu harus menjadi perhatian tersendiri bagi para orang tua
untuk dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya.
Perilaku merokok pada remaja remaja semakin lama semakin meningkat seiring tahap
berkembanganya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok dan
sering mengakibatkan mereka ketergantungan nikotin . Perokok laki-laki jauh lebih tinggi
dibanding perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi merokok pada lakilaki paling tinggi pada usia 15-19 tahun.remaja laki-laki pada umumnya mengkonsumsi 1120 batang/hari (49,8%) dan yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang /hari sebesar 5,6 %
Menurut smet (1994) ada tiga tipe perokok yang dapat diklarifikasikan menurut
banyaknya rokok yang dihisap.tiga tipe perokok itu adalah :
NO TIPE PEROKOK
JUMLAH ROKOK PERHARI
1
Berat
15 lebih batang perhari
2
Sedang
5 14 batang perhari
3
Ringgan
1 4 batang perhari
Stres adalah kondisi yang paling banyak menyebabkan prilaku meroko pada
remaja..konsumsi merokok pada saat stres merupakan upaya mengatasi masalah yang
bersifat emsional atau bersifat kompensatoris kecemasan di yang dialihkan dengan prilaku
merokok.9

Fenomena besar atau tiba-tiba tetjadi ,kejadian kaejadian penting yang mempengarui
banyak orang.seperti bencana alam
b) Personal stressors
Kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang,atau sejumlah orang terttentu
misalnya krisis keluarga
c) Background stressors
Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari,seperti masalah
pekerjaan11
Pada umumnya sumber stres pada remaja laki-laki maupun perempuan sama.hanya
saja reamaja permpuan lebih merasa cemasketika sedang menghadapi masalah.sedangkan
laki-laki ketika menghadapi masalah cenderung lebih bersikap agresif.remaja laki-lkai
yang mengalami stresakan melakukan perbuatan negative seperti mengnsumsi rokok dan
alkohol.perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya
merokok disebakan faktor dari dalam diri yang juga disebkan faktor dari dalam diri juga
disebkan faktor dari lingkungan.
Merokok pada tahap awal dilakukan dengan teman teman (46%) seorang onggta
keluarga bukan orang tua (23%) dan orang tua (14%) ada tiga faktor penyebab prilaku
mrokok pada remaja yakni psikologis,sikap permisif dari orang tua,dan pengaruh teman
sebaya.12Sikap permisif orang tua terhadap prilaku meroko remaja dan lingkungan teman
sebaya merupakan prediktor yang cukup baik terhadap prilaku merokok vremaja yaitu
38.4% hal ini berarti faktor lingkungan yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan teman
sebaya memberikan sumbangan yang berarti dalam perilaku merokok remaja.setiap
individu memiliki kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan
tujuan mereka merokok.13
Tabel 1 kategori ata empirik variabel stres
Variabel
Kategori
Frekuensi
Presentasi
Stres
Rendah
10
10, 2 %
Sedang
72
73,5%
Tinggi
16
16,3%

Stres adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebakan individu merasa
tegang.stres mengacu pada peristiwa yang dirakan membahayakan kesejahteraan fisik dan
psikologis seseorang .situasi ini disebut sebagai penyebab stres ini disebut sebagai penyebab
stres.10
3 Penyebab Stres Antara lain :
a) Catalysmic events
9

Smeet.B (1994) Psikologi kesehatan hal 29. Semarang PT Gramedia


Rice,P,L (1992 ) Stres and health hal 28 , Calivornia: Publising Company.

10

11

Lazarus &cohen (1998) health and human behavior hal 16, new york: MC Graw- Hill
Book Co
12
13

Smett,B. 1994 Psikologi kesehatan hal 42.Jakarta. PT Gramedia


Klinke,M . Live and health hal 27. New york : Random house

Tabel 2. Kategorasi data empirik variabel prilaku merokok


Variabel
P.Perokok

Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi

Frekuensi
18
71
9

Presentase
18,4%
72,4%
9,2 %

Bedasarkan ketegori tingkat stres didapatkan bahwa stres yang dimilik oleh subyek
berada diatas populasi pada umumnya..kemudian bedasarkan kategori stres didapatkan
bahwa stres didapatkan bahwa stres pada remaja laki-laki yang terbanyak pada kategori
sedang yaitu sebanyak 72 orang (73,4%) 16 orang remaja laki-laki (16,3%) berada pada
tingkat stres tinggi dan 10 orang remaj laki-laki (10,2%) berada pada tingkat stres rendah.

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa merokok bagi remaja mempunyai kaitan yang erat
dengan aspek psikologis terutama efek yang positif yaitu sejumlah
92,555% sedangkan efek negatif hanya sebesar 7,54% (pusing, ngantuk, dan pahit). Hasil ini
menunjukkan bahwa subjek merasakan kepuasan setelah merokok. Kepuasan ini berkaitan
dengan aspek-aspek emosi. Yang paling menonjol dirasakan subjek adalah kenikmatan
(38,298%), kepuasan (15,957%), dan merasakan ketenangan (12,766%).14 Kepuasan
psikologis ini kemungkinan berhubungan erat dengan frekuensi merokok subjek. Rata-rata
subjek merokok 7 batang per hari.Remaja yang merokok lebih dari 4 batang per hari mereka
sudah dikategorikan sebagai perokok. Subjek yang mengkonsumsi rokok sama dengan atau
lebih besar dari
4 batang per hari lebih dari 68 %. Hanya 15% subjek yang menyatakan tidak tentu dalam
mengkonsumsi rokok dengan alasan karena keterbatasan uang. Hasil ini semakin
memperkuat pandangan bahwa merokok bukan berkaitan dengan aspek rasional yaitu aspek
negatif dari rokok, baik dari sisi ekonomis maupun kesehatan, tetapi lebih berkaitan
kepuasan emosional. Adapun frekuensi konsumsi rokok disajikandalamtabelberikut:

Pengaruh teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja. Kebutuhan
untuk diterima dan usaha untuk menghindari penolakan kelompok teman sebaya
merupakan kebutuhan yang sangat penting. Remaja tidak ingin dirinya ditolak dan
menghindari sebutan banci atau pengecut. Merokok bagi remaja juga merupakan
simbolisasi,simbol atas kekuasaan, kejantanan, dan kedewasaan (Brigham, 1991).
Kepuasan psikologis memberikan sumbangan yang sangat tinggi terhadap perilaku
merokok remaja yaitu 40,9%. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku merokok
bagi subjek dianggap memberikan kenikmatan dan menyenangkan. Rokok diyakini dapat
mendatangkan efek-efek yang menyenangkan. Berikut ini disajikan perasaan subjek setelah
merokok.
Tabel 3. Efek-efek setelah merokok
Efek-efek
Nikmat
Puas
Tenang
Biasa saja
Santai
Hangat
Percaya diri
Gaya
Masalah hilang
Ngantuk
Pusing
Pahit

%
38,298
15,957
12,766
11,703
5,319
3,192
2,128
1,064
1,064
1,064
5,257
2,218

14

Smeet,B. (1994) Psikologi Kesehatan hal 38. Semarang. PT Gramedia

Tabel 3. Jumlah Rokok per Hari


Jumlah rokok (batang)

Frekuensi

2
4
1
4
1
2
1
1
1
0
8
7
6
5
4
3
2
1
To
tal

2
1
1
4
1
2
1
6
1
2
1
0
2
6
6
1
1
1
7
5

Kepuasan psikologis merokok diperkuat oleh efek-efek setelah merokok, bahwa efek
negatif merokok hanya dirasakan sebesar 7,45%. Hal ini berarti subjek sudah terbiasa
merokok, sebab bagi pemula efek yang timbul adalah pusing, mual-mual, dan mulut
aphit.Perilaku merokok erat kaitannya dengan kondisi emosi.
Tabel 8. Kondisi konsumsi rokok yang terbanyak
Kondisi konsumsi
rokok
yang
Stres

40,86

Kumpul dengan teman

27,96

Habis makan

12,903

Dingin

7,529

Ada uang lebih

6,542

Mendengarkan

1,075

musik

1,075

Jauh dari orang

1,075

tua

Kondisi yang paling banyak perilaku merokok yaitu ketika subjek dalam tekanan (stres)
yaitu 40,86%; yang kedua ketika berkumpul dengan teman sebaya (27,96%). Konsumsi
rokok ketika stres merupakan upaya-upaya pengatasan maslah yang bersifat emosional atau
sebagai kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap perilaku merokok. Hal ini
semakin mempertegas mengapa para perokok merasakan kenikmatan setelah merokok.
Perilaku merokok dipandang sebagai upaya penyeimbang dalam kondisi stres.
kemungkinan besar subjek telah masuk ke tahap bukan saja dalam becoming a smoker
tetapi telah masuk dalam tahap maintenance of smoking. Merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh
efek fisiologis yang menyenangkan(Smeet,B.1994).
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa remaja merokok lebih merupakan upaya-upaya
untuk dapat diterima di lingkungannya. Hampir 28% subjek menyatakan bahwa konsumsi
terbesar rokok ketika mereka sedang berkumpul dengan teman-temannya yaitu apakah
mereka nongkrong di mall, begadang, piknik, atau kumpul-kumpul saja.
Kapan pertama kali mereka merokok? Sebanyak 16 (21,33%) subjek memulai perilaku
merokok ketika masih SD. Hasil ini memperkuat pendapat Smeet (dalam Psikolgi Kesehatan
) bahwa perilaku merokok biasanya di mulai pada masa remaja meskipun proses menjadi
perokok telah dimulai sejak masa kanak- kanak.
Tabel 4. Waktu pertama kali merokok
Pertama kali
merokok

Frekuensi

SD
SLTP
SMU

16
47
12

21,33
62,67
16,00

Jumlah

75

100,00

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa masa-masa yang kritis atau rawan terhadap perilaku
merokok pada masa SLTP atau termasuk tahap perkembangan remaja awal. Remaja awal
merupakan periode yang paling kritis terhadap pengaruh teman sebaya dan didukung sukap
yang permisif dari orang tua.
7

D. Permasalahan ditinjau dari sudut pandang pendidikan luar sekolah


Kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap prilaku merokok, dan
lingkungan orang tua terhadap prilaku merokok,dan lingkungan sebaya merupakan
pridiktor bagi pelaku merokok remaja.
Seperti yang dikemukakan, bahwa remaja meroko lebih merupakan upaya-apuya
untuk dapat diterima dilingkunganya.hampir sebagian besar dari mereka mengkonsumsi
rokok saat sedang berkumpul bersama teman-temanya. PLS sebaiknya mengadakan
penyuluhan atau seminar mengenai bahaya rokokterutama dengan remaja yang duduk
dibangku SMP . Karena bedasarkan penelitian sebagian remaja memulai merokok pada
saat duduk di bangku SMP.
E. Hal hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan remaja merokok :
a) Pahami ketertarikan yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Terkadang remaja melihat rokok sebagai suatu bentuk pemberontakan atau sebagai
cara untuk dapat diterima oleh teman-temannya. Untuk mengetahui lebih jelas
ajaklah anak berdiskusi mengenai rokok termasuk pandangannya mengenai rokok
tersebut.
b) Katakan tidak pada rokok.

e) Rokok membuang uang


.
Merokok merupakan hal yang mahal. Bantu anak untuk menghitung
pengeluaran yang harus dilakukan apabila mengkonsumsi rokok selama
seminggu, sebulan ataupun setahun. Bandingkan uang tersebut dengan barang
elektronik ataupun barang lain yang dapat diperoleh apabila tidak merokok.
f) Pahami tekanan dari teman sebaya.
Adanya teman yang merokok dapat mempengaruhi anak. Berikan mereka
kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi dengan teman mereka tanpa
merokok.
g) Tangani kecanduan akibat rokok dengan serius.
Banyak remaja yang percaya bahwa mereka dapat berhenti merokok kapanpun
mereka mau, tetapi kenyataannya nikotin dapat membuat mereka menjadi
kecanduan sama seperti pada orang dewasa.
h) Berikan gambaran mengenai masa depan mereka.

Mungkin terkadang para orang tua merasa bahwa anak tidak pernah
mendengarkan ucapan mereka, tetapi jangan patah semangat. Tetaplah
katakan tidak pada rokok & bilang bahwa tindakan tersebut tidak dapat
diterima oleh anda.

Anak-anak cenderung percaya bahwa mereka tidak akan terkena dampak


buruk dari rokok. Tetapi masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung
& stroke sangat beresiko dialami oleh mereka yang merokok. Berilah contoh
orang yang anda kenal yang menderita karena rokok.

c) Berikan contoh yang baik.


i) Awasi penggunaan produk bertembakau lainnya
Anak biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya, jadi apabila orang tua
melarang anaknya untuk merokok, sebaiknya mereka pun juga tidak
mengkonsumsi rokok.

Banyak jenis produk bertembakau lainnya yang dianggap lebih aman daripada
rokok. Tetapi sebenarnya produks tersebut sama saja dengan rokok, dapat
menimbulkan ketergantungan serta bahaya kesehatan yang sama.

d) Rokok bukanlah hal yang keren.


j) Ikut terlibat secara aktif.
Tunjukkan pada anak bahwa merokok bukanlah sesuatu hal yang keren atau
dapat dibanggakan. Rokok dapat membuat nafas menjadi bau, membuat gigi
menjadi kuning, menyebabkan batuk & kehilangan tenaga untuk dapat
melakukan aktifitas olahraga ataupun kegiatan lain.

Aktiflah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan rokok baik di sekolah
ataupun lingkungan rumah.
jangan mengancam

remaja sudah terlanjur merokok jangan memberi ultimatum untuk


8

berhenti merokok. Sebaiknya dukung dia, cari tahu alasan kenapa mereka merokok kemudian
diskusikan mengenai langkah yang dapat diambil untuk membantu mereka berhenti merokok.

DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP

Froggatt,W. 2003. Free from stres (panduan mengatasi stres) jakarta : Kelompok Gramedia

Kesimpulan
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai dari
sejak masa anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok pada masa remaja. Proses
belajar atau sosialisasi tampaknya dapat dilakukan melalui tranmisi dari generasi
sebelumnya yaitu tranmisi vertikal yaitu dari lingkungan keluarga, lebih spesifik sikap
permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja. Sosialisasi yang lain melalui
tranmisi horisontal melalui lingkungan teman sebaya .Namun demikian yuang palin
besar memberikan kontribusi adalah kepuasan kepuasan yang diperoleh setelah
merokok.atau meroko memberikan kontribusi yang positif. Pertimbangan- pertimbangan
rasional bagi perokok.
B. Saran-Saran

Bringham,C,J. 1991. Social Psikologi. Boston. Harpen Collins Publiser,Inc

Fagan. 2006. Psikologi Remaja. PT Gramedia


Klinke,M. 1984. Live and heath new york Random
Lazaris and coden. 1998 Heal and human behavior.New york.MC Graw- Hill Bock Co
Rice,P,L. 1992. Stres and health calivornia publising
Smeet,B. 1994. Psikologi Kesehatan.Semarang. PT Gramedia
Welle, D. 2004. Mengatasi stres pada remaja. Jakarta.PT Gramedia

Disini yang perlu di perhatikan dalam perilaku merokok adalah keluarga dan lingkungan
teman sebaya. Sementara itu, perilaku merokok lebih berakitan dengan aspek emosional.
Saran-saran dari penelitian ini adalah:
1. Bagi orang tua yang menginginkan anaknya tidak merokok maka anggota keluarga tidak
disarankan merokok atau tidak memberikan pengukuh positif ketika remaja merokok.
2. Teman
sebaya
memberikan kontribusi yang cukup besar kepada remaja untuk
merokok, dalam hal ini jika orang tua tidak menginginkan anaknya merokok, maka
orang tua perlu waspada terhadap kelompok teman sebaya anak-anaknya.
3. Perilaku merokok lebih didasarkan atas
pertimbangan
emosional. Berkaitan
dengan masalah tersebut upaya preventif maupun kuratif sebaiknya
tidak
menggunakan pendekatan
kognitif
seperti pemberian informasi bahayabahaya atau dampak negatif merokok, tetapi sentuhan-sentuhan afeksional
perlu
dilakuka

TENTANG PENULIS
Nama
NIM

: Lidia Anitasari
:10814141002

Jurusan

: Pendidikan Luar Sekolah

Universitas

: Universitas Negeri Malang

10

11

12

Anda mungkin juga menyukai