Anda di halaman 1dari 45

Oleh :

Ir. MAMAN DJUMANTRI, MSi

Kasubdit Pedoman Pengembangan Kawasan


Direktorat Penataan Ruang Nasional
Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Departemen Pekerjaan Umum

Manado, 15 Juli 2009

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
1

OUTLINE
1. Lingkungan dan Ruang
2. Isu Strategis Lingkungan/Ruang Kita
3. Pendekatan Sustainable Development
4. Pertimbangan Aspek Lingkungan Dalam Penataan Ruang
5. Kedudukan AMDAL dalam Penataan Ruang
6. Kebijakan Penataan Ruang dengan Pengaturan AMDAL

1. LINGKUNGAN & RUANG ?


UU. No. 23/1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia d an perilakuknya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
UU. No. 26/2007 Tentang Pentaan Ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

LINGKUNGAN HIDUP

Ekosistem

Sosiosistem

RUANG

(Darat, Air, Udara) Teknosistem

2. ISU STRATEGIS
LINGKUNGAN / RUANG KITA ...

Meningkatnya luas kawasan terbangun untuk kegiatan perkotaan


(permukiman, industri dan perdagangan) yang memberikan dampak
terhadap menurunnya daya dukung lingkungan dan tata air.
Contoh: Pulau Jawa-Bali:
Konversi sawah 1.002.005 hektar (61,57 persen) atau 50.100
hektar/tahun selama kurun waktu 20 tahun terakhir
Konversi hutan lindung dengan laju sebesar 19.000 ha/tahun (BPS) proporsi luas hutan tinggal 23%

Kerusakan pesisir utara dan selatan P.Jawa, dimana 90 % hutan


bakau di Pantura rusak akibat limbah industri sehingga menyebabkan
abrasi di Jepara, Tegal, Kendal yang mencapai hampir 200-500 m
dan penurunan hasil laut (udang), luas Segara Anakan berkurang
menjadi tinggal 1.000 Ha.

Bertambahnya jumlah SWS kritis akibat terganggunya siklus hidrologis


Beberapa wilayah di Indonesia beberapa tahun terakhir sering dilanda
bencana alam (tsunami, banjir, longsor, dan gempa) yang diakibatkan
oleh keadaan alam atau kerusakan lingkungan akibat pembangunan
yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan.
Adanya pandangan dari masyarakat bahwa terjadinya bencana alam
adalah akibat tidak diindahkannya aspek lingkungan dalam implementasi Rencana Tata Ruang.

Bencana di Indonesia
Can our country be safer from disaster?

Flores, (+Tsunami) Desember 1992 (M=6.8)


Banyuwangi, (+Tsunami) 1994
Liwa, Feb. 1994 (M = 6.5)
Kerinci, 1995
Jambi, October 1995
Biak, February 1996
Mangole, Maluku, 1998 (Mw=7.7)
Bengkulu, June 4, 2000 (Mw=7.9)
Banggai, Sulawesi, 2000
Sukabumi, 2000
Pandeglang, 2000 dan 2001
Nabire, 2004; M=6.5
Karangasem, Bali, 2004

Sumber: Pusat Mitigasi Bencana ITB

Bengkulu, 2004, M=6.4


Padang Panjang, 2004, M=6.0
Alor-NTT, Nov 2004, M=6-7
Aceh, (+Tsunami) 26 Desember,
2004, Mw=9.3
Sulawesi, 19 Februari, 2005, M= 6.5
Nias, 28 Maret 2005, Mw=8.7
Padang (Mentawai), 10 April 2005,
M=6.7
Yogyakarta, 27 Mei 2006, Mw=6.3
Pangandaran, (+Tsunami) 17 Juli
2006, Mw=7.2
Ujung Kulon, 19 Juli 2006, ML=6.2
Gorontalo, 23 Juli 2006, ML=6.6

Frekwensi Bencana Alam di Indonesia (1998-2007)


Jenis
Bencana Alam

Jumlah
Kejadian

Kerugian (juta
rupiah)

Korban Jiwa

Banjir

302

1066

191.312

Longsor

246

1045

13.928

Gempa bumi

42

174515

1.250.000

Gunung
berapi

16

5.500

Angin topan

46

4.015

652

176631

1.464.755

Jumlah

Sumber: Hasil Analisis berdasarkan data-data dari Bakornas PB, Dep.Sos, Dep. ESDM

Isu Strategis

(lanjutan)

SPATIAL

LINGKUNGAN

SPATIAL MANAGEMENT
(UU No. 26 Tahun 2007)

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
(UU No. 23 Tahun 1997)
TOOL

TOOL

AMDAL
(PP No. 27 Tahun 1999)

Ruang, Lingkungan yang


aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan

Dalam pengelolaan lingkungan, penataan ruang merupakan ujung tombak sebab proses
perubahan lingkungan diawali dengan proses perubahan ruang.
Dalam penataan ruang, pengelolaan lingkungan hidup menjadi kunci untuk menjamin
keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

10

Pembangunan Perkotaan dari Masa ke Masa :


Menuju Urban Development in The Ecological Age
Great sanitary
awakening

City Beautiful
Movement

Physical
Planning

Abad 18

Pembangunan
Perkotaan
yang Ramah
Lingkungan
sebagai solusi
yang viable

Abad
19

Abad 20

New Urbanism &


Green
Infrastructure

Abad 21

Sumber : Juergensmeyer & Roberts (2003)

3. PENDEKATAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT
Konsep Pembangunan
Perkotaan dalam Era Ekologis

Skala Kota
1.

Green cities

Konsep Baru Abad


21

Skala
Bangunan

2. Ecological cities

1. Ecoarchitecture

3. Ecological
space

2. Green building

4. Green
infrastructure
5. Smart Growth

3. Intelligent
building
4. Sustainable
design

6. Intelligent
urbanism

12

4. PERTIMBANGAN ASPEK LINGKUNGAN


DALAM PENATAAN RUANG

ASPEK LINGKUNGAN MERUPAKAN SALAH SATU HAL YANG


PALING DIPERTIMBANGKAN DALAM PENYUSUNAN RENCANA
TATA RUANG.
PENATAAN RUANG MERUPAKAN INSTRUMEN UNTUK MENGEMBALIKAN DAN MENINGKATKAN HARMONISASI FUNGSI
RUANG SECARA BERKELANJUTAN

13

QUO VADIS Penataan Ruang

Undang-udang Desentralisasi (Decentralisatiewet)


1903

Stads Vormings Ordonantie/Stads Vormings Verordening (SVO/SVV)


1948

RUU Penataan Ruang


1950

RUU tentang Pokok-pokok Bina Kota


1972

RUU tentang Ketentuan ketentuan Pokok Pembinaan Kota


1975

RUU tentang Tata Ruang Kota


1978

UU Penataan Ruang (UU No. 22/1992)


1992

UU Penataan Ruang (UU No. 26/2007)


14

Tujuan Penyelenggaraan Penataan Ruang

Menjaga kualitas ruang untuk kesejahteraan umum dan keadilan sosial


Menegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi, kepastian hukum, dan keadilan
Menciptakan keserasian dan keterpaduan antar jenjang kepemerintahan
Menyelenggarakan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif
Mewujudkan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana

15

Penyelenggaraan Penataan Ruang


Pengaturan

Pembinaan

upaya pembentukan
landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah
daerah, dan
masyarakat dalam
penataan ruang.

upaya untuk
meningkatkan kinerja
penataan ruang
yang diselenggarakan
oleh Pemerintah,
pemerintah daerah,
dan masyarakat.

penetapan ketentuan
peraturan perundangundangan bidang
penataan ruang
termasuk pedoman
bidang penataan ruang.

Pemerintah kepada

pemerintah daerah dan


masyarakat
Pemprov. kepada

Pemerintah Kab./Kota dan


masyarakat
Pemerintah Kab./Kota

kepada masyarakat

Pengawasan

Pelaksanaan
upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.

Perencanaan
Tata Ruang

Pemanfaatan
Ruang

suatu proses
untuk
menentukan
struktur ruang
dan pola
ruang yang
meliputi
penyusunan
dan penetapan
rencana tata
ruang.

upaya untuk
mewujudkan
struktur ruang
dan pola ruang
sesuai dengan
rencana tata
ruang melalui
penyusunan dan
pelaksanaan
program
beserta
pembiayaannya.

penyusunan
rencana tata
ruang

RTRW/K

16

pelaksanaan
program
pemanfaatan
ruang beserta
pembiayaannya.

Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
upaya untuk
mewujudkan
tertib tata ruang

Peraturan

zonasi
Perizinan
Insentif
disinsentif
Pengenaan
Sanksi

upaya agar
penyelenggaraan
penataan ruang
dapat diwujudkan
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemantauan

Evaluasi
Pelaporan

Pengaturan

Upaya pembentukan landasan hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah, dan


masyaakat dalam penataan ruang
UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang

RPP tentang Peraturan


Pelaksanaan UU 26/2007

Raperpres tentang
RTR Kawasan Perbatasan
Bermatra Laut

UU No. 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP No. 26 Tahun 2008


tentang RTRWN

Raperpres tentang
RTR Kawasan Perbatasan
Bermatra Darat

Raperpres tentang
RTR Pulau

PP Lainnya

Peraturan Presiden
Lainnya

PPedoman
Penyusunan
Pedoman
Pedoman
(Pedoman-pedoman Bidang Penataan
Ruang)
Juklak / Juknis

Penetapan ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk Pedoman2

Peraturan Pelaksanaan Amanat UU No. 26 Tahun 2007


tentang Penataam Ruang

A. Undang-Undang
No.

Pasal (yang
mengamanatkan)

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pasal 6 ayat (5)

RUU tentang Pengelolaan Ruang Laut

2.

Pasal 6 ayat (5)

RUU tentang Pengelolaan Ruang Udara

3.

Pasal 48 ayat (2)

RUU tentang Pelindungan Kawasan Lahan Abadi Pertanian Pangan

18

Peraturan Pelaksanaan Amanat UU No. 26 Tahun 2007


tentang Penataam Ruang

A. Undang-Undang
No.

Pasal (yang
mengamanatkan)

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pasal 6 ayat (5)

RUU tentang Pengelolaan Ruang Laut

2.

Pasal 6 ayat (5)

RUU tentang Pengelolaan Ruang Udara

3.

Pasal 48 ayat (2)

RUU tentang Pelindungan Kawasan Lahan Abadi Pertanian Pangan

19

B. Peraturan Pemerintah
No.

Pasal (yang
mengamanatkan)

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pasal 13 ayat (4)

PP tentang Penyelenggaraan Pembinaan Penataan Ruang Provinsi dan


Kabupaten/Kota

2.

Pasal 14 ayat (7)

PP tentang Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang

3.

Pasal 16 ayat (4)

PP tentang Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

4.

Pasal 17 ayat (7)

PP tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang Pertahanan dan


Keamanan

5.

Pasal 20 ayat (6)

PP tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

6.

Pasal 33 ayat (5)

PP tentang Penatagunaan Tanah

7.

Pasal 33 ayat (5)

PP tentang Penatagunaan Air

8.

Pasal 33 ayat (5)

PP tentang Penatagunaan Udara

9.

Pasal 33 ayat (5)

PP tentang Penatagunaan Sumber Daya Alam Lainnya

10.

Pasal 37 ayat (8)

PP tentang Prosedur Perolehan Izin dan Tata Cara Penggantian yang Layak

11.

Pasal 38 ayat (6)

PP tentang Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif

12.

Pasal 40

PP tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang

13.

Pasal 41 ayat (3)

PP tentang Kriteria Kawasan Perkotaan

14.

Pasal 47 ayat (2)

PP tentang Penataan Ruang Kawasan Perkotaan

15.

Pasal 48 ayat (5)


dan Pasal 54 ayat(2)

PP tentang Penataan Ruang Kawasan Agropolitan

16.

Pasal 48 ayat (6)

PP tentang Penataan Ruang Kawasan Perdesaan

17.

Pasal 64

PP tentang Kriteria dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

18.

Pasal 65 ayat (3)

PP tentang Tata Cara dan Bentuk Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang

20

C. Peraturan Presiden
No.

Pasal (yang
mengamanatkan)

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pasal 21 ayat (1)

Perpres tentang Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan

2.

Pasal 21 ayat (1)

Perpres tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional;

D. Peraturan Menteri
No.

Pasal (yang
mengamanatkan)

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pasal 18 ayat (3)

Permen tentang Muatan, Pedoman, dan Tata Cara Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi

2.

Pasal 18 ayat (3)

Permen tentang Muatan, Pedoman, dan Tata Cara Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

3.

Pasal 21 ayat (2)

Permen tentang Muatan, Pedoman, dan Tata Cara Penyusunan Rencana Rinci
Tata Ruang untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

4.

Pasal 24 ayat (2)

Permen tentang Muatan, Pedoman, dan Tata Cara Penyusunan Rencana Rinci
Tata Ruang untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

5.

Pasal 27 ayat (2)

Permen tentang Muatan, Pedoman, dan Tata Cara Penyusunan Rencana


Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota

6.

Pasal 31

Permen tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka


Hijau dan Ruang Terbuka Nonhijau

7.

Pasal 58 ayat (5)

Permen tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Penataan Ruang

8.

Pasal 59 ayat (3)

Permen tentang Tata Cara Pengawasan terhadap Pengaturan, Pembinaan,


dan Pelaksanaan Penataan Ruang

21

PEDOMAN (Segera direvisi menyesuaikan UU No.26/2007)


No

Judul

Status

Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi

Kepmen Kimpraswil No.


327/KPTS/M/2002

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Provinsi

Kepmen Kimpraswil No.


327/KPTS/M/2002

Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten

Kepmen Kimpraswil No.


327/KPTS/M/2002

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten

Kepmen Kimpraswil No.


327/KPTS/M/2002

Pedoman Penyusunan RTR Kawasan Perkotaan

Kepmen Kimpraswil No.


327/KPTS/M/2002

Pedoman Peninjauan Kembali RTR Kawasan Perkotaan

Kepmen Kimpraswil No.


327/KPTS/M/2002

Pedoman Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian


Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antar
Kota

Kepmen Kimpraswil No.


360/KPTS/M/2004

Pedoman
Pemanfaatan
Ruang
dan
Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol

Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di


Perkotaan

Kawasan

Kepmen PU No. 269/KPTS/M/2006

10

Pedoman Pengendalian
Perkotaan

Kawasan

Kepmen PU No. 269/KPTS/M/2006

11

Pedoman
Penilaian
Kabupaten/Kota/Provinsi

12

Pedoman Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan


Andalan

Pengantar Dirjen Penataan Ruang

13

Petunjuk Pelaksanaan SPM Bidang Penataan Ruang

Pengantar Dirjen Penataan Ruang

Pemanfaatan

Pengendalian

Ruang

Pemekaran/Pembentukan

22

Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005

SE Dirjen Penataan Ruang No.


05/SE/DN/2003

Pedoman Bidang Penataan Ruang

No

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Budaya dlm Penyusunan Rencana Tata Ruang

2.

Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai

Permen PU No 40/PRT/M/2007

3.

Kriteria Teknis Perencanaan Tata Ruang Kawasan Budidaya

Permen PU No 41/PRT/M/2007

4.

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di


Kawasan Perkotaan

Permen PU No 05/PRT/M/2007

5.

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan


Kawasan Rawan Gempa Bumi

Permen PU No 21/PRT/M/2007

6.

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Bencana Longsor

Permen PU No 22/PRT/M/2007

7.

Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan

Permen PU No 21/PRT/M/2007

23

Pedoman Bidang Penataan Ruang


No

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pedoman Penilaian Penyelenggaraan Penataan Ruang Provinsi, Kabupaten, Kota

Draft

2.

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Agropolitan

Draft

3.

Pedoman Pengelolaan Kawasan Resapan Air

Draft

4.

Pedoman Penataan Ruang Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan


Bawahannya

Draft

5.

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Danau, Waduk, dan Situ

Draft

6.

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Draft

7.

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di
Kawasan Perkotaan

Draft

8.

Pedoman Pengembangan Sistem Informasi Kawasan Perkotaan (UDMIS)

Draft

9.

Pedoman Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

Draft

10.

Pedoman Penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan

Draft

11.

Pedoman Peraturan Zonasi Kawasan Perdagangan dan Jasa

Draft

12.

Pedoman Peraturan Zonasi Kawasan Industri dan Manufaktur

Draft

13.

Pedoman Peraturan Zonasi Kawasan Pariwisata

Draft

14.

Pedoman Peraturan Zonasi Kawasan Ruang Terbuka Publik (RTH dan Non RTH)

Draft

15.

Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Rawan Bencana Banjir di Wilayah


Jabodetabek Punjur

Draft

16.

Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Rawan Bencana Banjir


(lanjutan: Pedoman Penentuan Pola Ruang Kawasan Rawan Bencana Banjir)

Draft

24

Pedoman Bidang Penataan Ruang


No

Peraturan Pelaksanaan

1.

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

sedang disusun

2.

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

sedang disusun

3.

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

sedang disusun

4.

Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Perdesaan

sedang disusun

5.

Pedoman Penataan Ruang di Dalam Bumi

sedang disusun

6.

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau

sedang disusun

7.

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Pasca Kegiatan Pertambangan

sedang disusun

8.

Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Untuk RTRW Kabupaten

sedang disusun

9.

Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Untuk RTRW Kota

sedang disusun

10.

Pedoman Mekanisme Penyelesaian Sengketa Lintas Sektor dalam Pemanfaatan


Ruang

sedang disusun

11.

Pedoman Penyusunan Sinkronisasi Program Bidang Penataan Ruang

sedang disusun

12.

Pedoman Mekanisme Pengenaan Sanksi Dalam Penyelenggaraan Penataan


Ruang

sedang disusun

25

PEMBAGIAN KAWASAN LINDUNG


Kaw. Perlindungan
bagi Kawasan
Bawahannya

Kaw. Hutan Lindung


Kaw. Bergambut

Kaw. Resapan Air


Sempadan Pantai

Kaw. Perlindungan
Setempat

Sempadan Sungai

Sekitar Waduk dan Situ


Sekitar Mata Air
Terbuka Hijau Kota

Kaw. Suaka Alam

Kawasan Cagar Alam

Kawasan Suaka Margasatwa


Taman Nasional

KAWASAN LINDUNG

Kaw. Pelestarian Alam

Taman Hutan Raya


Taman Wisata Alam

Kaw. Cagar Budaya


K. Rawan Letusan Gunung Berapi

Kaw. Rawan Bencana


Alam

K. Rawan Gempa Bumi


K. Rawan Tanah Longsor
K. Rawan Gelombang Pasang dan Banjir
K. Taman Buru

K. Cagar Biosfir

Kaw. Lindung lainnya

K. Perlindungan Plasma Nutfah


K. Kawasan Pengungsian Satwa

Sumber : PP 47 Tahun 1997 Ps. 10

26

K. Pantai Berhutan Bakau

PEMBAGIAN KAWASAN BUDIDAYA


Kaw. hutan produksi terbatas

Kaw. hutan produksi

Kaw. hutan produksi tetap

Kaw. hutan produksi yang dapat dikonversi

Kaw. hutan rakyat

Kaw. pertanian

KAWASAN BUDIDAYA

Kaw. perikanan

Kaw. pertambangan

Kaw. industri

Kaw. pariwisata

Kaw. permukiman

27

Pembinaan

Upaya peningkatan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh


Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang


Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi pedoman
Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang
Pendidikan dan pelatihan, kurdus, dll
Pengembangan sistem informasi dan komunikasi bidang penataan ruang
Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat
Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
Contoh kegiatan:
Public champagne, media gathering, pencitraan, pameran
Penyebarluasan informasi (media cetak, media TV dan Radio)
Dialog interaktif (TV, Radio), talk show

28

Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui


pelaksanaan rencana tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfatn ruang

Pelaksanaan Penataan Ruang

Kota

Kabupaten

Provinsi

Nasional

Perencanaan
Tata Ruang
Penyusunan
RTRWN
Rencan
a Rinci

Penyusunan
RTRWP
Rencan
a Rinci

Penyusunan
RTRWKab
Rencan
a Rinci

Penyusunan
RTRWKot

Pemanfaatan
Ruang

Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWN


Perumusan program sektoral Nasional
Pelaksanaan pembangunan
Penyusunan & penetapan SPM
Penetapan standar kualitas lingkungan

Peraturan Zonasi

Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWP


Perumusan program sektoral provinsi
Pelaksanaan pembangunan
Penetapan pedoman pelaksanaan SPM

Perizinan

Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.


Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perumusan program sektoral kabupaten
Pelaksanaan pembangunan

Perangkat Insetif
dan Disinsentif

Pelaksanaan SPM
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perumusan program sektoral Kota
Pelaksanaan pembangunan

Rencan
a Rinci

Pengendalian Pemanfaatan
Ruang

Pelaksanaan SPM
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan

29

Sanksi

PROSES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG

Perencanaan
Tata Ruang

Kebijaksanaan
Pembangunan

Arahan
Kebijaksanaan
Pembangunan &
Arahan
Pengembangan
Pemanfaatan
Ruang

Analisis
Kebijaksanaan
Pembangunan

Kondisi Sosial
Ekonomi

Demografi

Sumberdaya
Buatan

Sumberdaya
Alam

Analisis
Demografi dan
Sosial
Kemasyarakata
n

Analisis
Ekonomi Sektor

Konsep &
strategi
pengembanga
n tata ruang
wilayah
kabupaten

Masalah
pembangunan
dan
pemanfaatan
ruang

Perumusan
masalah
pembangunan
dan
pemanfaatan
ruang

Potensi dan
kondisi SDA,
SDM, dan
sumberdaya
buatan
Potensi Sosial
Ekonomi

Analisis Daya
Dukung

Kondisi
Alam/Fisik
Lingkungan

Data dan
Informas
i

Struktur dan Pola


Ruang yang ada
dan
kecenderungan
Perkembanganny
a

Perumusan
konsep &
strategi
pengembanga
n tata ruang
wilayah
kabupaten

Analisis
Wilayah

Perumusan Konsep
dan Strategi
Pembangunan

30

Perencanaan
pengelolaan
kawasan lindung
dan budidaya

Perencanaan
pengelolaan
kawasan
perdesaan,
perkotaan,
tertentu

Penentuan
kebutuhan
pengembangan
produksi dan
kegiatan permukiman

Perumusan
pengembangan
sistem pusat-pusat
permukiman

Rencana
pengelolaan
kawasan
lindung dan
budidaya
Rencana
pengelolaan
kawasan
pedesaan,
perkotaan,
tertentu

Rencana
sistem
kegiatan
pembangunan
Rencana
pengembangan
sistem pusat
permukiman
perkotaan dan
perdesaan

Penentuan
kebutuhan sarana
dan prasarana
wilayah

Rencana
pengembanga
n sistem
prasarana
wilayah

Penetapan fungsi
kawasan dan
penentuan
kebutuhan
pengembangan
kawasan prioritas

Rencana
pengembangan
kawasan
prioritas

Perumusan
pedoman
pengendalian
pemanfaatan
ruang

Pedoman
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang

KESESUAIAN LAHAN
Topografi

Geomorphology

Geologi
Permukaan
Kawasan
Lindung
Soil
Hydrology

Karakteristik
Fisik Wilayah
(Kesesuaian
Lahan)

Analisa
Fisik
Wilayah

Kawasan
Budidaya

Hydrogeology

Climate

Bencana
Alam

32

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pengaturan

Pembinaan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan

Pemanfaatan

Pengendalian

Peraturan Zonasi

RTR Wil/Kawasan

Perijinan
Ijin Lokasi
Ijin Kegiatan
Ijin Pemanfaatan Ruang
Ijin Konstruksi

Ijin Lingkungan/AMDAL
Ijin Khusus

Insentif/Disinsentif
Sanksi

33

Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang

Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang

1. Penetapan dan penerapan peraturan zonasi (zoning regulation).


ketentuan tentang hal-hal yang harus, boleh, dan tidak boleh
dilaksanakan di setiap zona peruntukan yang ditetapkan dalam
rencana tata ruang;
merupakan upaya perwujudan baku mutu lingkungan;

disertakan dlm perizinan sebagai ketentuan yg harus dipatuhi


pemegang izin.
2. Penerbitan izin pemanfaatan ruang secara selektif.
kegiatan yang diijinkan pun harus dikelola dengan persyaratan
yang ketat;
perizinan dimaksudkan untuk menyeleksi jenis kegiatan dan
mewajibkan pola pengelolaan kegiatan yang harus diterapkan.

34

Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang

3. Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang secara


tegas dan konsisten.
rencana tata ruang harus diterapkan secara konsisten dalam
pemanfaatan ruang;
ketidaktegasan dan inkonsistensi dalam pengenaan sanksi
dalam RUU tentang Penataan Ruang, diatur sanksi administratif
yang dapat berupa peringatan tertulis, penghentian sementara
kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan
lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangun
an, pemulihan fungsi ruang, denda administrasi, dan sanksi pidana bagi pelanggar pemanfaatan ruang yang terkait dengan lokasi/fungsi ruang, amplop ruang, dan kualitas ruang
35

4. Penerapan mekanisme insentif-disinsentif untuk meningkatkan


perlindungan terhadap lingkungan, antara lain:
pengenaan pajak yang tinggi;
pembatasan pengembangan prasarana dan sarana;
pengenaan kewajiban untuk meningkatkan perlindungan
kawasan sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang di
kawasan rawan bencana (longsor dan banjir);
preferensi kepada pihak yang bersedia membebaskan dan
menghutankan lahan di kawasan rawan bencana.

5. Memantapkan kelembagaan penataan ruang di tingkat Nasional, daerah,


dan masyarakat dalam operasionalisasi penataan ruang wilayah Nasional,
provinsi, kabupaten/kota.

6. Mengembangkan Sistem Informasi Penataan Ruang yang tersaji pada


website Ditjen Penataan Ruang (www.pu.go.id/penataanruang atau
www.penataanruang.net).

36

Pengawasan

Upaya mencermati penyelenggaraan penataan ruang yang sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan


Pengawasan teknis
Pengawasan teknis bagi pemerintah daerah terhadap
pelaksanaan penataan ruang
Penyidikan penataan ruang

37

5. KEDUDUKAN AMDAL DALAM


PENATAAN RUANG
AMDAL dalam Penataan Ruang merupakan bagian instrumen perijinan dimana
menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mekanisme
perijinan merupakan salah satu mekanisme dalam pengendalian pemanfaatan
ruang.
Perijinan yang dimaksud adalah perijinan pemanfaatan ruang dimana setiap
pemanfaatan ruang harus mendapat ijin sesuai dengan rencana tata ruang
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini ditujukan untuk
mencapai tertib penataan ruang, melindungi kepentingan umum (public
interest), menghindari eksternalitas negatif, menjamin pembangunan sesuai
dengan rencana, serta standar dan kualitas minimum yang ditetapkan
pemerintah.

38

6. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG TERKAIT DENGAN


PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN AMDAL

UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang memberi penekanan


pada hal-hal yang bersifat sangat strategis sesuai perkembangan
lingkungan strategis dan kecenderungan yang ada :

Proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada wilayah kota minimal 30%, dimana
proporsi RTH Publik pada wilayah kota minimal 20%.

Proporsi kawasan hutan paling sedikit 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang dimaksudkan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi sebagai alat
Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan
dasar kepada masyarakat secara lebih merata.

1)

Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,


perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, dan pengenaan sanksi.

39

Lanjutan
Pasal 17 UUPR memuat :
1. Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan rencana
pola ruang.
2. Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
rencana sistem pusat permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana.
3. Rencana pola ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya.
4. Peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) meliputi peruntukan ruang untuk kegiatan
pelestarian lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan
keamanan.
5. Dalam rangka pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 4
(empat) dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan
paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.

40

Lanjutan
Pedoman-pedoman terkait Penataan Ruang : (Hyperlink)

41

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mencegah timbulnya kerusakan
lingkungan hidup

STRATEGI
1.

Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung yang semakin


terdesak oleh kegiatan budidaya hingga mencapai luasan minimal 30
% dari keseluruhan luas wilayah Pulau Jawa-Bali, khususnya di Pulau
Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian tengah.

2.

Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah


resapan air untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun.

3.

Mengendalikan pertumbuhan pusat-pusat permukiman perkotaan dan


perdesaan yang berpotensi mengganggu kawasan-kawasan yang
rawan bencana serta mengancam keberadaan kawasan lindung dan
kawasan produksi pangan melalui pengendalian aspek
kependudukan dan kegiatan sosial-ekonominya.

4.

Mengendalikan secara ketat pengembangan industri hingga ambang


batas toleransi lingkungan yang aman bagi keberlanjutan
pembangunan.

42

7. RESUME
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat terjadi secara


alamiah, namun terdapat pula sebagai dampak dari aktifitas
manusia dalam memanfaatkan ruang yang tidak sesuai dengan
daya dukung lingkungan.
Aspek lingkungan sudah dijadikan pertimbangan utama dalam
Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah.
Aspek lingkungan sudah diakomodasi dalam komponen utama
kawasan lindung dan budidaya, baik di RTRW Nasional, Pulau,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Diperlukan adanya perangkat insentif dan disinsentif untuk
menjaga lingkungan dan menghindari bencana.
Perijinan merupakan salah satu instrumen penting dalam
implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah yang memperhatikan
aspek lingkungan.
Meningkatkan upaya-upaya pengendalian dan penegakan hukum
dalam pemanfaatan ruang, baik di tingkat Nasional, provinsi,
kabupaten, kota melalui penerapan sanksi dan implementasi NSPM
yang dituangkan dalam peraturan perundangan dan perkuatan
43
sistem informasi.

http://www.penataanruang.net/

http://www.pu.go.id/
44

45

LAMPIRAN

46

Anda mungkin juga menyukai