Anda di halaman 1dari 8

PLATEAU

Dataran tinggi yaitu suatu daerah berbentuk datar di permukaan bumi yang mempunyai
ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Dataran tinggi biasanya memiliki suhu
udara yang sejuk dengan tanah yang subur sehingga cocok digunakan untuk pengembangan
daerah pertanian.

Tidak semua dataran tinggi di atasnya sempit, melainkan terdapat pula dataran tinggi yang
puncaknya datar dan cukup luas, dataran tinggi semacam ini biasa disebut plato.
Dataran tinggi disebut juga plateau atau plato dapat diartikan juga sebagai dataran luas yang
bergelombang dan berbukit-bukit serta terletak pada ketinggian di atas 200 m. Dataran tinggi
terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi.
Beberapa dataran tinggi antara lain, Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran
Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, dan Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi
oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi
dari kategori terakhir ini antara lain adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah Indonesia.
Plateau Muda
Merupakan daerah dengan lapisan horisontal dan dibanyak tempat terkikis dalam oleh sungai.
Relief besar dan ini merupakan perbedaan dari dataran. Daerah plateau dapat tinggi terhadap
sekitarnya dan dibatasi oleh gawir; atau dapat pula lebih muda dari pegunungan di sebelahnya.
Pada daerah arid atau semiarid lembah-lembah di plateau benbentuk canyon yaitu lembah yang
dalam, terjal dan terdiri dari singkapan batuan seluruhnya, khususnya pada batuan keras. Pada
batuan lunak lembah lebih miring dan panjang.
Hulu lembah didaerah plateau beriklim gurun berbentuk amfiteater, dan tidak berbentuk tajam
atau runcing seperti pada daerah lembah. Hal tersebut disebabkan karena proses pembentukan

lembah bukan karena pengikisan air tetapi karena pelapukan/desintegrasi. Oleh adanya banyak
kekar-kekar vertikal maka canyon di daerah gurun juga vertikal dan berkelok menyudut.
Plateau Dewasa
Pada kenampakan umum maka pegunungan plateau terlihat septerti halnya pegunungan biasa
dengan bukit-bukit, lembah, dan aliran sungai. Pengertian plateau hanya tampak pada kedudukan
lapisan batuannya yang horizontal. Terdapat kecenderungan bahwa puncak-puncak bukitnya
sebagian besar pada ketinggian yang hampir sama pula. Plateau dewasa pada daerah lembah
pada umumnya menunjukkan bukit-bukit dengan bentuk membundar dengan puncak hampir
datar. Tebingnya sering berundak karena melingkar bukit pengikisian terpilah oleh adanya
lapisan-lapisan keras dan lunak. Tebing-tebing terjal sering berhutan atau berbelukar lebat pada
daerah arid, puncak-puncak bukit sering tajam dengan tebing terjal.
Plateau yang terdiri dari batuan keras sering bertekstur kasar dengan arti bahwa jarak sungai satu
sama lain berjauhan, puncak-puncaknya datar dan lebar; pada batuan yang lunak cenderung
didapati morfologi bertekstur halus dengan jarak sungai berdekatan dan punggunya sempit, dan
menghasilkan topografi bad lands.
Pada plateau yang terdiri dari batuan keras dan berkekar, sering dijumpai sungai/lembah-lembah
berpola tegak lurus atau jajaran genjang satu sama lain. Lembah-lembah tersebut dapat sempit
dan dalam dan punggungannya merupakan blok-blok terpisah satu sama lain oleh lembahlembah lurus dan sempit dan disebut rockcity.
Plateau Tua
Umumnya merupakan daerah dataran yang luas oleh pengikisan dengan lapisan horisontal dan
disebut paneplane pula. Bukit-bukit sisa erosi, yang juga berstruktur horizontal disebut mesa,
dapat 150-200 meter tingginya. Dimensi yang lebih kecil dinamakan butte, dan jika berbentuk
lebih sempit, tinggi seperti pilar-pilar disebut pinnacles atau needles.
Oleh pengangkatan , sebuah plateau dapat mengalami peremajaan (rejuvenation) dengan ciri-ciri
adanya incised meander, terus teras yang lebar dikiri kanan lembah hasil peremajaan yang
disebut esplanade atau benches.
Plateau Lava
Plateau ini terdiri dari banyak lapisan aliran lava, umumnya lava basalt yang encer pada
mulanya, yang mengalir berurutan dalam waktu yang berbeda sau menyusul lainnya. Sering
berselingan dengan abu gunung api, pelapukan lava, endapan danau, endapan sungai. Banyak
lava berpori karena vesikuleir dengan ada perselingan dengan endapan kedap air maka sering
didapati air tanah, mata air, dsb. Lembah -lembah sungai di daerah ini sering terjal atau

berbentuk undak karena kerasnya lava dan adanya kekar. Mataair panas, sesar, kerucut gunung
api, dapat pula berasosiasi dengan plateau lava.
Plateau tersesarkan atau plateau terganggu (broken or warped plateau) kebanyakan plateau
mengalami gangguan oleh sesar, lipatan atau bahkan berubah dan tertrobos intrusi. Beberapa
contoh plateau antara lain plateau Colorado dan plateau Massuri (AS), beberapa bagian dari
pegunungan Selatan Jawa, plateau Sukandana (Lampung)
Aspek Ekonomi Plateau
Banyak Plateau berpotensi mineral non-logam yang berasosiasi dengan batuan sedimen seperti
lempung untuk keramik, batu pasir kuarsa untuk gelas, batu gamping untuk pekapuran dan
semen, lignit dan batu bara untuk energi, fosfat dan air tanah. Jika dibandingkan dengan daerah
dataran kaki gunung api, maka air tanah di daerah plateau sering lebih sukar didapat.

Old Plateu

DATARAN TINGGI MALANG, JAWA TIMUR

Keadaan Geografi
Kota Malang berada pada iklim yang cukup sejuk dan terletak pada ketinggian antara 429 - 667
meter diatas permukaan air laut. 112,06 - 112,07 Bujur Timur dan 7,06 - 8,02 Lintang
Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung:

Gunung Arjuno di sebelah Utara


Gunung Semeru di sebelah Timur

Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat

Gunung Kelud di sebelah Selatan

Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara
22,7C - 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan suhu minimum 18,4C . Rata
kelembaban udara berkisar 79% - 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum
mencapai 40%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan
putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi
Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari, Nopember, Desember.
Sedangkan pada bulan Juni dan September Curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin
maksimum terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.

Keadaan Geologi
Dengan topografi bentang lahannya yang berada di daerah dataran tinggi Malang dapat dibagi
sesuai kesesuaian lahan untuk mengembangkan masing-masing wilayahnya seperti :
Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas, cocok untuk industri .
Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian

Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur

Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan

Informasi Geologi diperoleh dari Peta Geologi skala 1:100,000 Lembar Malang (Santosa et.al.,
1992) secara umum tanah yang berkembang di wilayah Malang berkembang dari bahan vulkanik
hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan Anjasmoro di bagian utara, dan
Gunung Panderman di bagian selatan. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malang (Santosa et.al.,
1992), formasi geologi yang dijumpai di kawasan Kota DAS Sumber Brantas ada lima, berturutturut dari yang paling luas yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Qvaw (Batuan Gunungapi Arjuna Welirang)


Qpat (Batuan Gunungapi Anjasmara Tua)
Qvp (Batuan Gunungapi Panderman)
Qpvkb (Batuan Gunungapi Kawi-Butak)
Qpva (Batuan Gunungapi Anjasmara Muda)

Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.
Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.

Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha

Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah
penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat
di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %.
Hidrologi

Sungai-sungai yang mengalir mempunyai pengaruh yang besar bagi perekonomian yang agraris
yaitu :

Kali Brantas

Kali Konto
Kali Lesti
Kali
Amprong

Bermata air di Dk. Sumber Brantas, Desa Tulungrejo (Batu), membelah


Kabupaten Malang menjadi dua dan di wilayah ini berakhir di Bendungan
Karangkates
Mengalir melintasi wilayah Kecamatan Pujon dan Ngantang dan berakhir di
Bendungan Selorejo (Ngantang).
Mengalir di bagian timur, wilayah Kecamatan Turen, Dampit dan sekitarnya.
Disamping puluhan anak sungai yang mempunyai arti penting.
Mengalir di bagian Timur, wilayah Kecamatan Poncokusumo dan Tumpang.

Kondisi Landform
Kondisi geologi dan proses pembentukan lahan menghasilkan bentuk lahan yang dipengaruhi
oleh proses vulkanisme. Berdasarkan reliefnya, bentuk lahan di wilayah Malang dapat dibagi
menjadi empat macam, yaitu: (1) jalur pelembahan sempit (Ac) dan jalur aliran lahar (Al), (2)
dataran (P), (3) perbukitan (H), dan (4) pegunungan (M), dimana, berdasarkan posisinya pada
suatu lereng dan kemiringan lerengnya, masih dapat dibagi lagi menjadi berbagai macam bentuk
lahan. Jalur perlembahan tersebar di seluruh lokasi merupakan hasil proses denudasional/
pengikisan dari bentuk lahan asalnya. Pada beberapa jalur, ditumpuki oleh sedimentasi lahar tua
atau debris. Kedalaman, lebar dan bentuknya tergantung lokasi jalur ini. Di bagian lereng atas
pegunungan umumnya cukup lebar dan dalam dengan lemah bentuk V. Di bagian dataran, tidak
terlalu lebar, tidak terlalu dalam dan berbentuk U. Sistem dataran dijumpai di bagian tengah,
merupakan dataran vulkanik antar pegunungan yang terbentuk oleh berbagai bahan hasil letusan
dan atau sedimentasi hasil erosi dan atau longsor dari kawasan perbukitan/ pegunungan di
atasnya. Berdasarkan atas posisi dan proses pegikisan yang dapat dibagi lagi ke beberapa
subsistem, yaitu: dataran bagian bawah (Pl), bagian tengah (Pm), bagian atas (Pu), dataran yang
tertoreh (Pd) dan bagian dataran yang mengalami erosi berlebihan (Ps). Sistem perbukitan
dijumpai di bagian lereng tengah atau kaki kompleks pegunungan yang ada di sekitarnya. Relief
perbukitan memiliki amplitudo ketinggian antara 50 300m. Berdasarkan atas posisi dan
kemiringan lerengnya dapat dibedakan atas: puncak/ punggung perbukitan (Hp), pereng
perbukitan (Hs), kaki perbukitan (Hc), dan lereng perbukitan yang tertoreh (Hd). Sistem
Pegunungan berapa di bagian lereng atas kompleks pegunungan yang ada, yaitu Gunung ArjunaWelirang, Anjasmara dan Kawi-Butak. Berdasarkan atas konfigurasi permukaannya, grup ini
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: Plato, spurs dan punggung gunung
(Mp), kerucut gunung vulkanik pada bagian lereng atas (Mu), lereng-lereng gunung curam (Ms),
bahan tertimbun akibat longsoran di gunung (Mc), gunung tertoreh dengan punggung tajam
sejajar (Md), Kerucut gunung vulkanik terisolir, curam sampai sangat curam (Mi), dan bekas
longsoran tanah di gunung (Ml).

Kondisi Lereng
Kemiringan lereng di wilayah Malang khususnya daerah DAS Brantas sangat bervariasi dari
datar sampai sangat curam. Lereng datar dijumpai pada dataran antar gunung api di bagian
tengah, termasuk dataran sempit antara Gunung Arjuna dan Anjasmara. Lereng terjal umumnya
dijumpai pada tebing lereng hampir di semua lokasi. Lereng datar sampai agak datar (<8%)
sekitar 19.18% luas areal berada pada dataran vulkanik antar pegunungan. Sebagian besar berada
di Kecamatan Junrejo dan Batu dan sebagian kecil di Kecamatan Bumiaji. Di Kecamatan
Bumiaji biasanya diusahakan untuk tanaman pangan (padi dan jagung), sedangkan di Kecamatan
Batu dan Bumiaji untuk tanaman sayuran. Lereng landai (8-15%) sekitar 16.8% luas wilayah
pada dataran berombak di kaki perbukitan yang dimanfaatkan untuk lahan budidaya (tanaman
pangan di Kecamatan Bumiaji dan Batu), dan sayuran dan/ atau buah-buahan di Kecamatan
Bumiaji. Lereng agak curam (15- 25%) sekitar 15.45% luas wilayah pada dataran berombakbergelombang di kaki perbukitan yang budidaya tanaman pangan dan kebun campuran
(Kecamatan Junrejo dan Batu) dan kebun apel dan/ atau sayuran di Kecamatan Bumiaji. Lereng
curam (25-40) sekitar 15.47 % luas wilayah pada kawasan kaki perbukitan atau tebing lembah
yang ada di DAS Sumber Brantas. Penggunaan lahan berupa kebun campuran, tanaman pangan
atau sayuran. Lereng sangat curam sampai terjal (>40%) sekitar 33.10% dijumpai di kawasan
perbukitan pegunungan dan tebing sungai. Lahan ini umumnya berupa hutan, semak belukar atau
bambu (di pinggir sungai di kawasan budidaya).

Sumber:
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/04/dataran-dan-plateau.html
http://www.cpuik.com/2013/03/bentuk-bentuk-muka-bumi.html
http://malangkota.go.id/halaman/webgis
http://ikromi1934.blogspot.com/2012/03/geomorfologi-kota-malang-malang.html

Anda mungkin juga menyukai