Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosa dokter.
Seorang analis harus memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang tinggi
dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya resiko yang
fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan
dengan ketulusan, seperti juga menjadi seorang analis yang berhubungan
dengan nyawa manusia (Titah, 2009).
PKMD merupakan singkatan dari Praktek Klinik Masyarakat Desa.
Praktek Klinik Masyarakat Desa adalah salah satu kurikulum wajib yang
harus ditempuh oleh mahasiswa Analis kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wiyata Husada Samarinda, selain untuk memenuhi kewajiban
akademik, diharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi jembatan penghubung
antara dunia kesehatan dan dunia pendidikan serta dapat menambah
pengetahuan mengenai dunia kesehatan sehingga mahasiswa akan mampu
menghadapi dunia kerja nantinya (Titah, 2009).
Paktek klinik merupakan komponen penting dan tahapan yang paling
ditunggu oleh sebagian besar mahasiswa. Berbeda dengan praktek klinik
dalam kurikulum terdahulu, praktek klinik dalam KBK (kurikulum berbasis
kompentensi),

dirancang

sebagai

modul

klinik

terintegrasi

yang

pelaksanaannya sebagiaan besar melekat pada departemen terkait, setiap


modul klinik dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi integrasi (Titah,
2009).
Praktek klinik selalu berpusat pada masalah pasien, maka sebagian besar
prosesp pembelajaran akan berlangsung dipusat pelayanan kesehatan
(puskesmas, laboratorium klinik, dan laboratorium rumah sakit). Praktek
klinik memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memahami lebih jauh
konsep

pengetahuan

dilaboratorium

dan

penggunaan

instrumentasi.

Mahasiswa perlu mengaplikasikan ilmu pengetahuannya didunia kerja. Selain

sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan, tujuan lainnya ialah agar


kemampuan dasar mahasiswa meningkat, mahasiswa mampu menghadapi
tantangan dunia kerja (Tim Penyusun, 2014).
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kesehatan kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah kerja. Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UPK) dan upaya kesehatan
Masyarakat (UKM) diwilayah kerjanya. Sebagai komponen penting dalam
pelayanan kesehatan hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk
penetapan

diagnosis,

pemberian

pengobatan

dan

pemantauan

hasil

pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan


laboratorium harus selalu terjamin mutunya. Untuk meningkatkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan
mutu, yang mencakup berbagai komponen kegiatan. Salah satu komponen
kegiatan adalah praktek laboratorium yang benar (Titah, 2009).
1.2 Dasar Hukum
1. Surat Keputusan Menkes RI No.0844/SJ/Diknakes/VII/1986 tanggal 18
Juni 1986, tentang pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Pendidikan
Tenaga Kesehatan di Unnit Pelayanan Kesehatan.
2. Surat Keputusan Menkes RI No. MK. 00.06.1.1.A.582 tanggal 17 Februari
1998, tentang Kurikulum Nasional pendidikan Diploma III Analis
Kesehatan
3. Surat Keputusan Menkes RI No. MK.02.02.3.1.0467A tanggal 14 Februari
1997, tentang pedoman hokum penyelenggaraan Diploma II Kedehatan di
Lingkungan Departemen Kesehatan RI.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan di puskesmas sungai siring
samarinda.
2. Untuk mengetahui jumlah pemeriksaan di puskesmas sungai siring
samarinda.

3. Untuk mengetahui persentase pemeriksaan di puskesmas sungai siring


samarinda.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan cara Praktek
Klinik Masyarakat Desa.
2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori yang didapat dari kuliah ke
dalam praktek yang nyata dalam menghadapi kasus-kasus yang terjadi di
Puskesmas Sungai Siring Samarinda.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada
masa kuliah dan menambah wawasan serta pengalaman.
4. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang akan ditemui apabila telah
menyelesaikan perkuliahan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
1. Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai pengelolaan
dan penatalaksanaan pasien.
2. Membuka wacana kepada mahasiswa tentang Rumah Sakit secara
keseluruhan, bentuk tantangan yang harus dihadapi sebagai tenaga
kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas
1. Dapat memperingan atau membantu tenaga analis kesehatan di
Puskesmas Sungai Siring Samarinda.
2. Membantu Instansi/Lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-hari
selama praktek belajar klinik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat menurut Kepmenkes RI
No.128/Menkes/SK/II/2004 adalah UPTD Kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab melenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Menurut Depkes RI 1991 Puskesmas organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok (Menkes, 2004).
Wilayah kerja puskesmas bisa satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan
yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling
(Menkes, 2004).
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan,
peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan yang ditujukan kepada
semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak
pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Menkes, 2004).
2.2 Puskesmas Sungai Siring
2.2.1 Lokasi Kerja
Puskesmas Sungai Siring, merupakan salah satu puskesmas yang ada di
wilayah Sungai Siring Samarinda Utara. Lokasi Puskesmas Sungai Siring,
berada di jalan Raya Samarinda-Bontang KM.23. Puskesmas Sungai Siring
memiliki 53 orang Pegawai yang jumlahnya dapat dilihat ditabel 2.1.
Tabel 2.1 Tenaga Kesehatan Puskesmas Sungai Siring Samarinda Utara

No
Jenis Tenaga Profesional
1.
Kepala puskesmas
2.
Kasubag TU
3.
Dokter Umum
4.
Dokter Gigi
5.
Perawat
6.
Perawat Gigi
7.
Bidan
8.
Apoteker
9.
Asisten Apoteker
10.
Analis
11.
Nutrisionis
12.
Sanitarian
13.
Administrasi/ Umum
14.
Cleaning Service
15.
Wakar
16.
Laundry
17.
Sopir
Jumlah

JumlahTenaga
1 orang
1 orang
3 orang
1 orang
16 orang
1 orang
10 orang
1 orang
2 orang
3 orang
1 orang
1 orang
3 orang
6 orang
1 orang
1 orang
1 orang
53 Orang

2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Sungai Siring


Visi Puskesmas Sungai Siring
Adapun Visi Puskesmas Sungai Siring adalah:
Menuju Puskesmas Sungai Siring Sehat
S : Safety (aman)
E : Enviromental (berwawasan Lingkungan)
H : Healthy (sehat)
A : Ambition (ambisi)
T : Teachable (mau belajar)
Misi Puskesmas Sungai Siring
Adapun misi Puskesmas Sungai Siring adalah:
1. Memberikan Pelayanan Prima
2. Menggiatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) di wilayah kerja
3. Meningkatkan peran serta masyarakat secara mandiri dalam penyehatan
lingkungan
4. Meningkatkan kemampuan SDM dan kelengkapan sarana dan prasarana
5. Mengikuti informasi kesehatan terkini
2.2.3 Moto Pelayanan
Sehatmu Harapanku.
2.2.4 Sarana dan Prasarana Puskesmas
-

Mobil Pusling

:1 unit

Ruang Administrasi
Ruang KIA
Laboratorium
Apotek
Tata Usaha
Poli Umum
Poli Gigi
Ruang Bayi
UGD
Ruang Ibu Nifas
Ruang Dokter
Ruang Perawat

:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)
:1(Satu)

2.2.5 Upaya Kesehatan


Untuk melaksanakan fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
Pelayanaan kesehatan strata pertama maka Puskesmas Sungai Siring
Samarinda Utara. Melaksanakan upaya kesehatan yang terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan terdiri dari:
1. Upaya Kesehatan Wajib
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya penceghan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Puskesmas dengan Perawatan
2. Upaya Kesehatan Lansia
3. Upaya Kesehatan Mata/ Pencegah Kebutaan
4. Upaya Kesehatan Telinga/ Pencegahan Gangguan Pendengaran
5. Kesehatan Olahraga
6. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
3. Upaya Kesehatan Penunjang
1. Laboratorium
2.2.6 Sarana dan Prasarana dilaboratorium Puskesmas Sungai Siring
Samarinda
Sarana dan prasarana di laboratorium Puskesmas Samarinda Utara antara lain:
a. Sarana
1. Mikroskop

2. Sentrifuge
3. Reagen reagen untuk pemeriksaan hematologi manual
4. Alat alat automatic untuk pemeriksaan kimia darah
5. Tabung reaksi, rak tabung reaksi serta tabung sahli
6. Objek glass, cover glass, serta bilik hitung
7. Rak Pengencatan
8. Hemoglobin Sahli
9. Autoclick dan Lanset
b. Prasarana
1. Meja dan Kursi
2. Meja pemeriksaan
3. Tempat sampah Medis dan Non Medis
4. Lemari Buku
2.2.7 Jenis Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Sungai Siring
Samarinda.
Puskesmas Sungai Siring melayani 6 jenis pemeriksaan yang dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jenis Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Sungai Siring
No
1
2
3
4

Pemeriksaan
Hematologi

Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin, Trombosit, Leukosit, Laju Endap

Kimia
Immunologi
Parasitologi

Darah, Jenis Leukosit.


Asam urat, Glukosa Darah.
Pemeriksaan Widal
Pemeriksaan Malaria

2.3 Jenis Pemeriksaan


2.3.1 Hemoglobin Sahli
Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah
yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen. Pada
hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai
polipeptida yang dinamakan rantai dan rantai . Pada rantai , masingmasing mengandung 141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai
masing-masing mengandung 146 rantai asam amino. Sehingga hemoglobin
A dinamai 22. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa
normal merupakan hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan
hemoglobin A2, tempat rantai diganti oleh rantai (22) (Price, 1999).

Sel darah merah mengandung banyak hemoglobin. Darah berwarna


merah disebabkan hemoglobin berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi
membawa oksigen untuk masuk kedalam tubuh dan membawa keluar gas
karbondioksida dan ion hydrogen dari tubuh (Price, 1999).
Bila presentase hematokrit dan jumlah hemoglobin dalam masingmasing sel nilainya normal, maka seluruh darah seseorang pria mengandung
hemoglobin sekitar 16gr/dl, dan pada wanita rata-rata 14gr/dl (Price, 1999).
Pemeriksaan hemoglobin dapat dibagi menjadi beberapa cara yaitu
(Anonim, 2011):
a.Cara fisika
b.Cara kimia
c.Cara gasometrik

: Dengan CuSo4.
: Dengan mengukur kadar Fe dalam darah
: Dengan mengukur jumlah oksigen untuk
menjenuhkan darah sehingga terbentuk oksiHb.

d.Cara kolorimetrik

: Visual (metode Hb sahli dan fotoelektrik).

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam


setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan
dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna
larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki
kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks
eritrosit. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang
lebih rendah dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika
terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin
(Guyton, 1995).
2.3.2 Leukosit
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh.
Leukosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit
serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan selsel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju
berbagai bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel
darah putih ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke daerah
yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan

pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang
mungkin ada (Guyton, 1995).
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh
agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi
virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab
dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol
(Guyton, 1995).
2.3.3 Laju Endap Darah
Laju endap darah (LED) adalah sebuah pengukuran seberapa cepat sel
sel darah merah jatuh kedasar sebuah tabung uji. Ketika pembengkakan dan
peradangan hadir, protein darah mengumpul dan menjadi lebih berat dari
biasanya. Jadi ketika diukur, mereka mengendap dan berkumpul lebih cepat
di bagian bawah dari tabung uji. Umumnya, semakin cepat sel sel darah
turun, lebih parah peradangan. LED adalah gambaran komposisi plasma dan
perbandingan antara eritrosit dan plasma. Darah dengan antikoagulan yang
dimakksudkan kedalam tabung bervolume kecil dan diletakan tegak lurus
selama 1 jam akan menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan
yang ditentukan oleh rasio permukaan perbandingan volume eritrosit
(Hardjoene, 2000).
Darah normal mempunyai LED relatif kecil karena pengendapan
eritrosit akibat tarikan gravitasi di imbangi oleh tekanan ke atas akibat
perpindahan. Bila viskositas plasma tinggi atau kadar kolesterol meningkat
tekanan keatas mungkin dapat menetralisasitarikan kebawah terhadap setiap
sel atau gumpalan sel. Sebaliknya setiap keadaan yang meningkatkan
penggumpalan atau perletakan satu dengan yang lain akan meningkatkan
LED (Isbister, 2000).
Penentuan nilai LED secara umum telah digunakan dalam pengobatan
klinik, menegakkan diagnosis, mengetahui penyakit secara dini dan
memantau

perjalanan

penyakit

seperti

tuberkolosa

dan

reumatik.

10

Peningkatan kecepata pengendapan berhubungan langsung dengan beratnya


penyakit (Hamurwono, 2003).
2.3.4 Hitung Jenis Leukosit
Leukosit berasal dari bahasa Yunani yaitu leukos yang berarti putih
dan kytos yang berarti sel. Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem
pertahanan tubuh yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan
limfosit (Guyton, 1995).
Fungsi leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh untuk melawan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh.Granulosit dan monosit melindungi tubuh
terhadap organisme penyerang terutama dengan cara mencernanya, yaitu
melalui fagositosis. Fungsi utama limfosit dan sel-sel plasma berhubungan
dengan sistem imun yaitu produksi antibodi (Guyton, 1995).
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai
jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya
memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah
neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit
memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari
masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masingmasing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total
(sel/l) (Syaifuddin, 1992).
NEUTROFIL
Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan
jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak 60 70% dari
jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah
normal (Hoffbrand, 2005).
Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan
bentuk intinya, sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang
masih dalam perkembangan. Dalam keadaan normal perbandingan tahap-tahap
mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat

11

mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat dengan diameter 1012 m. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan berlobus berjumlah 2-5 lobi
bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan berkurang. Yang dimaksudkan
dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk
benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin padat sehingga sangat
mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka
sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus (Hoffbrand, 2005).
Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti
netrofil yang tidak lain sesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel
wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan
menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan
apakah jenis kelamin seseorang wanita (Hoffbrand, 2005).
EOSINOFIL
Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit
atau

150-450

berdiameter

buah

10-15

per

m,

mm3

sedikit

darah.Ukurannya
lebih

besar

dari

netrofil.Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang


dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak
begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil.(Hoffbrand, 2005)
Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan
dalam jaringan yaang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan
melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrofil.
Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan fungsi
eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan
antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan
darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses
patologi (Guyton, 2007).

BASOFIL

12

Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar 0.5%,
sehingga sangat sulit diketemukan pada sediaan apus. Ukurannya sekitar 10-12
m sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh inti
yang bersegmen-segmen ata kadang-kadang tidak teratur. Inti satu, besar bentuk
pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang
lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, sehingga tidak mudah untuk
mempelajari intinya (Hoffbrand, 2005)..
Granul spesifik bentuknya ireguler berwarna biru tua dan kasar tampak
memenuhi sitoplasma. Granula basofil mensekresi histamin yang berperan dalam
dalam proses alergi basofil merupakan sel utama pada tempat peradangan ini
dinamakan hypersesitivitas kulit basophil (Hoffbrand, 2005).
LIMFOSIT
Limfosit dalam darah berukuran sangat bervariasi
sehingga pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan
menjadi limfosit kecil (7-8 m), limfosit sedang dan
limfosit besar (12 m) (Hoffbrand, 2005)..
Jumlah limfosit menduduki nomer dua setelah
netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit.
Di antara tiga jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak. Limfosit kecil
ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap
karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus.Sitoplasmanya
yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda.
Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil
yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit
dalam darah (Hoffbrand, 2005).
MONOSIT
Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari
seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel yang terbesar
diantara sel leukosit karena diameternya sekitar 12-15
m. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal

13

kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebih halus


dan tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit (Hoffbrand, 2005).
Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia
sehingga dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan
pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel makrofag atau selsel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik (Hoffbrand, 2005).
2.3.5 Trombosit
Trombosit adalah sel tidak berinti yang diperlukan untuk hemostastasis
normal. Trombosit beredar dalam sirkulasi selama 7-10 hari. Masa hidupnya
berkurang bila konsumsi trombosit meningkat (trombosis, infeksi dan
pembesaran limpa). Trombosit tampak dalam hapusan darah perifer sebagai
bentuk basofilik granular dengan diameter 1-2 m. Konsentrasi normal
adalah 140- 400 x 109/ L; jumlah yang lebih rendah ditemukan pada bayi
yang baru lahir (100-300 x 109 / L) dan pada populasi ras tertentu, misalnya
di Eropa Selatan atau Timur Tengah) (Khoirul, 2007).
Trombofilia merupakan predisposisi kongenital atau didapat terhadap
trombosis. Keadaan ini harus dicurigai dan dilakukan skrinning dengan
pasien dengan trombosis yang berusia muda, memiliki riwayat trombosis
dalam keluarga, memiliki trombosis pada tempat yang tidak lazim, rekurensi
spontan, dan abortus rekuren pada perempuan (Sutedjo, 2009).
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar
dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang
cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan
menggumpal-gumpal (Sutedjo, 2009).
2.3.6 Pemeriksaan Asam Urat
Asam Urat adalah produk akhir metabolisme purin (adenine dan dalam
hati yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat diangkut ke
ginjal oleh darah untuk difiltrasi, direabsorbsi sebagai, dan dieksresi
sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin. Peningkatan kadar

14

asam urat dalam urin dan serum (hiperuresemia) bergantung kepada fungsi
ginjal, kecepatan metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang
mengandung purin (Hardjoeno, 2007).
Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urine
yang bersifat asam dan dapat berpotensi menimbulkan kencing batu, oleh
sebab itu fungsi ginjal yang efektif dan kondisi urine yang alkalis diperlukan
bila terjadi hiperuresemia (Hardjoeno, 2007)..
Pada gout, pangkalan asam urat dalam tubuh bisa lebih dari 10 kali
normal, dan natrium urat dideposit di dalam jaringan lunak, terutama sendi,
sebagai tofi. Adanya pengkristalan urat menyebabkan sendi membengkak,
meradang, dan nyeri. Alopurinol digunakan dalam pengobatan gout yang
bekerja sebagai penghambat xantin oksidase (Hardjoeno, 2007)..
2.3.7 Pemeriksaan Gula Darah (Glukosa)
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena
mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam,
glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70
100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita
makan-makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu,
jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada penderita
diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml
darah (Poedjiadi, 1994).
Pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan biasanya dilakukan untuk
menentukan respon pasien terhadap masukan tinggi karbohidrat 2 jam
setelah makan. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan skrining untuk diabetes
yang biasanya dianjurkan jika gula darah pembatasan makan dan cairan
lebih tinggi dari normal atau meningkat (Sacher, 2005).

2.3.8 Pemeriksaan Malaria

15

Gejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan interval


tertentu, diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama sekali
dari demam (periode laten). Sebelum timbulnya demam, biasanya
penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan,
merasa mual diuluh hati / muntah. Plasmodium ini berada didalam darah
manusia yang menyerang eritrosit (Kee, 1997).
2.3.9 Pemeriksaan Widal
Tes widal adalah tes serologi anggapan untuk demam atau demam
anteric undulant. Dalam kasus infeksi Salmonella, ini adalah demonstrasi
agglutinating antibody melawan antigen O-somatikdan H-Flageller dalam
darah. Untuk brucellosis, hanya antigen O-somatik yang digunakan
(Sutedjo, 2008).
Test

ini

merupakan

test

aglutinasi

yang

dipakai

untuk

membantumenegakkan diagnosa dan menentukan secara kasar prognosa


dari penyakit demam tifoid. Test ini menggunakan suspensi kuman
Salmonella typhi dan paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksiadanya
antibodi terhadap Salmonella typhi/paratyphi didalam serum penderita
(Sutedjo, 2008).
Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai
sebagai parameter penilaian hasil uji Widal. Berikut ini penjelasan macam
antigen tersebut:
- Antigen O
Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh
kuman. Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida.
- Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae
atau fili S. typhi dan berstruktur kimia protein. S.

- Antigen Vi

16

Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang


melindungi kuman dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid,
akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60C, dengan
pemberian asam dan fenol.
- Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak
di luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi
sel terhadap lingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu
protein porin dan protein nonporin (Sutedjo, 2008).

BAB III

17

METODE KERJA
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat
Praktek Klinik Masyarakat Desa dilaksanakan di Pusat Kesehatan
masyarakat (Puskesmas) Puskesmas Sungai Siring Samarinda.
3.1.2 Waktu
Praktek Klinik Masyarakat Desa dimulai pada Tanggal 22 September
2014 hingga berakhir pada tanggal 4 Oktober 2014. Pada hari senin, rabu
dan kamis dimulai pada pukul 07.30 hingga pukul 13.00. Sedangkan hari
selasa, jumat dan sabtu pada pukul 07.30 hingga pukul 14.30.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium
adalah:
- Mikroskop
- Centrifuge
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Tabung westergreen
- Rak tabung wetsergreen
- Stopwatch
- Bola hisap
- Mikropipet
- Yellow tipe
- Slide
- Bilik hitung
- Cover glass
- Hemometer Sahli
- Autoclik
- Jarum lanset
- Strip Asam Urat
- Strip Glukosa
- Pipet tetes
- Pipet thoma
- Pipet Sahli
- Mikropipet
- Batang pengaduk
- Spuit

18

- Tourniquet
- Kaca widal
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium
adalah:
- HCl 0,1 N
- Aquadest
- Alkohol
- Reagen Turk
- Reagen Rees Ecker
- Larutan truk
- Larutan Giemsa
- Larutan Na Citrat 3,8%
- Oil imersi
- Tissue
- Kapas alkohol 70%
- Darah

3.3 Cara kerja


3.3.1 Hemoglobin Sahli
a. Prinsip
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam. Warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan warna standar dalam alat tersebut
(Gandasoebrata, 2007).
b. Alat - alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan haemoglobin adalah:
- Pipet sahli
- Tabung standar
- Selang penghisap
- Batang pengaduk
- Autoclik
- Lanset
c. Bahan- bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan haemoglobin adalah:
- Larutan HCl 0,1 M
- Aquadest
- Kapas alkohol
d. Cara kerja
- Dipersiapkan dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.

19

Diambil larutan HCl dan dimasukkan kedalam tabung sahli sampai

tanda 2.
Diambil darah kapiler tersebut dengan menggunakn autoclik.
Disedot darah pelan-pelan dengan menggunakn pipet.
Lalu ditiupkan darah kedalam tabung yang berisi HCl, didiamkan 3

menit.
Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit, sambil diaduk dengan

batang pengaduk.
Dibandingkan warna sampel dengan warna standar dan dihitung

Hbnya dalam gr% (Gandasoebrata, 2007).


e. Interprestasi hasil
- Pria : 14-16 gr%
- Wanita : 12-14 gr%
3.3.2 Leukosit
a. Prinsip
Menghitung sel darah putih dengan cara mengencerkan darah
dengan larutan Turk (Gandasoebrata, 2007).
b . Alat alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan leukosit adalah:
- Mikroskop
- Kaca penutup(cover glass)
- Bilik hitung
- Pipet tetes
- Mikropipet
c. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan leukosit adalah:
Larutan Turk
Darah
Yellow tip
d. Cara kerja
1. Cara Tabung
Dihisap darah 10 ul dimasukkan dalam tabung.
Dihisap larutan turk 200 ul dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan dihomogenkan.
Bersihkan Bilik hitung.
Pasang kaca penutup pada bilik hitung.
Diambil sampel tadi menggunakan pipet tetes.

20

lalu diletakkan pada sudut bilik hitung dan biarkan bilik hitung
terisi dengan gaya kapilaritasnya.
Dihitung jumlah leukosit dengan menggunakan mikroskop dan
perbesaran 10 x pada kotak besar 1, 2, 3dan 4 (Gandasoebrata,
2007).
2. Cara Pipet Thoma
- Isaplah darah sampai kepada garis tanda 0,5 tepat.
- Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
- Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah
pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut sudut 45 derajat
dan lar. Turk diisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11. Hati-

hatilah jangan sampai terjadi gelembung hawa.


Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari

lalu lepaskan karet penghisap.


Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan

dihitung, letakkanlah dalam sikap horizontal.


Lalu diletakkan pada sudut bilik hitung dan biarkan bilik hitung

terisi dengan gaya kapilaritasnya.


Dihitung jumlah leukosit dengan menggunakan mikroskop dan
perbesaran 10 x pada kotak besar 1, 2, 3dan 4 (Gandasoebrata,
2007).

Gambar 3.1 Bilik Hitung (Gandasoebrata, 2007)


e. Perhitungan

21

a. Rumus perhitungan pengenceran


1
=
x Pengenceran
P x L x T x Jumlah kotak
1
=

x 20
1 x 1 x 0,1 x 4

= 2,5 x 20
= 50
b. Rumus perhitungan leukosit
= N (jumlah leukosit) x pengenceran
= N x 50
Untuk mendapatkan nilai N, jumlah leukosit yang terdapat pada 4
kotak besar kamar hitung untuk menghitung leukosit di jumlahkan.
f. Interprestasi hasil
Kadar normal dari pemeriksaan Leukosit 5.000 10.000 ul darah
(Gandasoebrata, 2007).
3.3.3 Laju Endap Darah
a. Prinsip
Darah yang berantikoagulan dimasukkan kedalam pipet atau
tabung khusus (Westergreeen) diletakkan tegak lurus, dan hasil dibaca
(dalam mm/jam) setelah satu jam. Terjadi kecepatan endapan sel-sel darah
terutama eritrosit (Gandasoebrata, 2007).
b. Alat alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan laju endap darah adalah:
- Rak tabung westergreen
- Tabung westergreen
- Stopwatch
- Bola hisap
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
c. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan laju endap darah adalah:
Larutan Na Citrat 3,8%
Darah
Kapas alkohol

22

d. Cara Keja
1. Menggunakan Na Sitrat 3,8%
Disiapkan alat dan bahan.
Diisaplah dalam semprit steril 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8 % yang
-

steril juga.
Dilakukan pungsi vena dengan semprit itu dan isaplah 1,6 ml darah
sehingga mendapatkan 2,0 ml campuran.
Dimasukkan campuran itu kedalam pipet westergreen sampai garis
bertanda 0 mm, kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus

dalam rak westergreen selama 60 menit.


Dibaca tinggi lapisan plasma dengan millimeter dan laporkanlah angka
itu Sebagai laju endap darah (Gandasoebrata, 2007).

2. Mengguakan NaCl 0,9 %


- Dipipet NaCl 0,9 % dengan pipet westergren sampai tanda 150,
masukkan dalam tabung reaksi.
- Dipipet darah dengan pipet westergren sampai 0, dimasukkan dalam
tabung yang berisi NaCl 0,9 % tadi, lalu dicampur.
- Darah dicampur EDTA tadi lalu diisap dengan pipet westergren tepat
tanda nol, bagian luar pipet dibersihkan dengan tissue.
- Lubang atas pipet ditutup dengan jari lalu ditempatkan di rak
westergren dalam keadaan pipet harus tetap vertikal.
- Dibaca tinggi lapisan plasma dari atas hingga pada permukaan atas dari
kolam eritrosit dibaca setelah 1 jam.
e. Interprestasi Hasil :
- Pria
- Wanita

: < 10 mm / jam
: < 15 mm / jam (Gandasoebrata, 2007).

3.3.4 Jenis Leukosit


a. Prinsip
Setetes darah dipaparkan diatas objek glass lalu cat menggunakan
larutan giemsa dan diperiksa dibawah mikroskop. Pada sediaan apus yang
telah diwarnai terdapat perbedaan morfologi leukosit terhadap zat warna.
Diidentifikasi dan dihitung jenis leukosit dengan perbesaran 100x
menggunakan oil imersi dan dilaporkan dalam presentase masing-masing
jenis leukosit tersebut (Gandasoebrata, 2007).
b. Alat alat

23

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan jenis leukosit dalah:


- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Yellow tipe
- Objek glass
- Mikroskop
c. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan jenis leukosit adalah:
Larutan Giemsa
Darah
Aquadest
Oil imersi
d. Cara Keja
Pembuatan apusan darah tepi
-

Diteteskan 1 tetes darah pada objek glass disisi sebelah kanan.

Diletakkan kaca objek lain di sebelah kiri, digerakkan ke kanan hingga


mengenai tetesan darah.

Ditunggu tetesan darah tersebut menyebar pada sisi kaca penggeser.

Digeserkan secara cepat kaca penggeser tersebut dengan memegangnya


pada sudut 30o atau 45o

Dibiarkan sediaan kering diudara.

Jika sudah kering, siap untuk diwarnai.

Perwarnaan dengan larutan giemsa


Dibuat pengenceran larutan giemsa dengan perbandingan 3:1 (3 ml

aquadest : 1 ml lar. Giemsa).


Diletakkan sediaan yang akan dipulas diatas rak pengecatan.
Diteteskan metanol keseluruh sediaan tersebut. Didiamkan 5 menit.
Dibuang kelebihan metanol dari kaca sediaan.
Diteteskan sediaan tersebut dengan larutan giemsa yang telah
diencerkan. Ditunggu 20 menit.
Dibilas dengan air mengalir.

Diletakkan sediaan secara vertikal dan dibiarkan mongering diudara.

Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x menggunakan


oil imersi (Gandasoebrata, 2007).

e. Interprestasi Hasil :
- Basofil

:01%

24

- Eosinofil

:13%

- Neutrofil batang : 2 6 %
- Neutrofil segmen : 50 80 %
- Limfosit

: 20 40 %

- Monosit

: 2 4 % (Sadikin, 2001).

3.3.5 Trombosit
a. Prinsip
Darah diencerkan, kemudian dihitung jumlah trombosit yang ada
dalam volume tertentu.
b. Alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit adalah:
- Mikroskop
- Bilik hitung
- Cover glass
- Pipet trombosit
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Spuit
- Tourniquet
c. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit adalah:
- Darah vena
- Larutan Rees ecker
- EDTA 10%
- Alkohol
- Kapas
d. Cara kerja
1. Cara Kerja Pipet thoma
- Diambil darah vena menggunakan spuit, lalu dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah di beri EDTA 10%, homogenkan.
- Dihisap cairan Rees Ecker ke dalam pipet eritrosit sampai garis
tanda 1 dan buanglah lagi cairan itu.
- Dihisap darah menggunakan pipet eritrosit sampai garis tanda 0,5
dan cairan Rees Ecker sampai garis tanda 101, Segeralah kocok
selama 3 menit.

25

- Dimasukkan sampel pada sela-sela antara cover glass dengan bilik


hitung dan biarkan selama 10 menit agar trombosit mengendap.
- Dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x.
- Dihitung jumlah trombosit dalam 25 kotak sedang di tengah, Hasil
x 2.000 = . /mm3.
2. Cara Kerja Tabung
Dimasukkan larutan Rees ecker kedalam tabung reaksi sebanyak
2000 l, lalu dibuang 10 l.
Dipipet darah sebanyak 10 l dilap menggunakan tissue bagian
luar tip.
Dimasukkan darah tadi kedalam tabung reaksi yang berisi larutan
Rees Ecker, lalu homogenkan selama 5 menit.
Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar dengan kaca
penutupnya terpasang mendatar di atas meja.
Kocoklah tabung reaksi lalu ambil larutan menggunakan pipet.
Segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat pada
permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya trombosit
dapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpanlah
kamar hitung itu didalam cawan petri tertutup yang berisi
segumpal kapas basah.
e. Menghitung jumlah sel
- Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diagfragma. Meja
mikroskop harus dalam sikap rata air.
- Aturlah fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil
(10x), kemudian lensa itu diganti dengan lensa objektif besar (40x)
sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas Nampak.
- Hitunglah semua trombosit yang terdapat dalam 25 bidang yang
tersusun dari 16 bidang kecil. Cara menghitung sel sama seperti
untuk menghitung jumlah leukosit, yaitu mulai dari kiri ke kanan
kemudian dari kanan ke kiri, dst. Kepastian untuk menghitung atau

26

tidaknya trombosit yang menyinggung garis batas sama juga seperti


untuk leukosit (Gandasoebrata, 2004).
f. Perhitungan
a. Rumus perhitungan pengenceran
1
=

x Pengenceran
P x L x T x Jumlah kotak
1

x 200
0,2 x 0,2 x 0,1 x 25

= 10 x 200
= 2000
b. Rumus perhitungan trombosit
= N (jumlah trombosit) x pengenceran
= N x 2000
g. Nilai normal
Nilai normal dari pemeriksaan trombosit 200.000 500.000/mm3
(Kee, 2007).
3.3.6 Pemeriksaan Asam Urat
a. Prinsip
Darah diambil dengan menggunakan autoclik, kemudian darah
dimasukkan ke dalam strip pemeriksaan Asam Urat, tunggu beberapa
detik maka hasil akan terlihat layar alat pemeriksaan Asam Urat
(Gandasoebrata, 2007).
b. Alat -alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan asam urat adalah:
- Alat pemeriksaan asam urat
- Autoclik
- Lancet
c. Bahan - bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan asam urat adalah:

27

- Strip pemeriksaan Asam Urat


- Darah kapiler
d. Cara kerja
- Disiapkan alat dan strip untuk pemeriksaan Asam Urat.
- Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
- Diambil darah kapiler dari jari pasien menggunakan autoclik.
- Darah dialirkan kedalam strip asam Urat hingga memenuhi tempat
sempel darah pada stick.
- Ditunggu hasilnya selama beberapa detik, dibaca dan dicatat
hasilnya.
(Ronald, 2004).
e. Interprestasi Hasil
Laki - laki : 3,4 - 8,5 mg/dl
Perempuan : 2,7 - 7,3 mg/dl (Gandasoebrata, 2007).
3.3.7 Pemeriksaan Gula Darah (Glukosa)
a. Prinsip
Antibodi yang terdapat dalam darah pasien jika direaksikandengan
antigen yang terdapat dalam strip maka akan bereaksi dan secara otomatis
alat GlucoDr akan membacanya.
b. Alat -alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan gula darah adalah:
- Alat pemeriksaan gula darah
- Autoclik
- Lancet
c. Bahan - bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan gula darah adalah:
- Strip pemeriksaan Gula Darah
- Darah kapiler
d. Cara kerja
- Disiapkan alat dan strip untuk pemeriksaan Gula Darah.
- Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
- Diambil darah kapiler dari jari pasien menggunakan autoclik.
- Darah dialirkan kedalam strip asam Urat hingga memenuhi tempat
sempel darah pada stick.
- Ditunggu hasilnya selama beberapa detik, dibaca dan dicatat hasilnya
(Ronald, 2004).
e. Interprestasi Hasil

28

- Glukosa Sewaktu : 70 - 150 mg/dl


- Glukosa Puasa : 70 - 120 mg/dl
- Glukosa Sewaktu 2 jam pp : Kurang dari 140 mg/dl (Gandasoebrata,
2007).
3.3.8 Pemeriksaan Malaria
a. Prinsip
Dibuat tetes tebal pada objek glass, didiamkan sampai mengering, lalu
ditetesi larutan giemsa selama 5 menit (Gandasoebrata, 2007).
b. Alat - alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan malaria adalah:
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Yellow tipe
- Objek glass
- Batang pengaduk
- Mikroskop
c. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan malaria adalah :
- Darah
- Larutan Giemsa
- Oil imersi
d. Cara Kerja
- Diambil darah kapiler atau vena, bila darah kapiler, darah pertama
keluar harus dibersihkan dengan tissu
- Kemudian diteteskan pada objek glass di dua titik
- Diaduk hingga bentuk bulat agak besar diatas objek glass
- Ditunggu sampai kering
- Diberi larutan giemsa, didiamkan 5 menit

29

- Dicuci dengan air mengalir dan diamati dengan menggunakan


mikroskop (Gandasoebrata, 2007).
e. Interprestasi Hasil
Negatif

: Tidak

ada

ditemukan

Plasmodium

palcifarum

dan

Plasmodium vivax
Positif : Ada ditemukan Plasmodium palcifarum dan Plasmodium vivax
(Gandasoebrata, 2007).
3.3.9 Pemeriksaan Widal
a. Prinsip
Antibodi yang terdapat pada serum sampel akan bereaksi dengan
antigen pada reagen membentuk kompleks antigen antibodi yang berupa
aglutinasi (Kosasih, 2002).
b. Alat -alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan widal adalah:
-

Kaca widal

Yellow tipe

Tabung

Batang pengaduk

Mikropipet

c. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan widal adalah:
-

Sampel darah vena

Reagen salmonella typhi O

Reagen salmonella typhi H

Reagen salmonella paratyphi AO

Reagen salmonella paratyphi AH

d. Cara Kerja
- Diambil darah vena lalu dimasukkan dalam tabung setelah itu di
centrifuge selama 10 menit

30

- Diambil serumnya sebanyak 20 l dan diletakkan di atas kaca


widal dilakukan 4 kali. Diteteskan reagen S. typhi O, reagen S.
typhi H, reagen S. paratyhpi AO dan reagen S. paratyphi BO
- Dihomogenkan dengan cara di goyangkan selama 2 menit dan
dilihat aglutinasi ang terbentuk
e. Interpretasi Hasil

Gambar 3.2 Pembacaan hasil pemeriksaan widal

Positif : Jika terbentuk aglutinasi, dan dilihat pada titer berapa


(1/80,1/160 atau 1/360)

Non reaktif : Jika tidak terbentuk aglutinasi (Kosasih, 2002).

Anda mungkin juga menyukai