Anda di halaman 1dari 32

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer,


hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi
baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak
namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam
jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor).
Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan
para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih
canggih.

Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam


penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang
saat ini terkenal di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain, maka akan diberikan
suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan
jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini
ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC
yang harus dipasang disamping (atau di belakang) mesin permainan yang
bersangkutan.

Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam
bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri. Misalnya
pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman

jika dipasang suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar
dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya.
Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akusisi data
sekaligus system pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu
bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam


program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada system computer
perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna
disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka
perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program
control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang
ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat
penyimpanan

sementara,

termasuk

register-register

yang

digunakan

pada

mikrokontroler yang bersangkutan.

Mikrokontroler ATMega8535 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51


keluaran Atmel. Jenis Mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk
mengolah data per bit ataupun 8 bit secara bersamaan. Pada prinsipnya program pada
Mikrokontroler dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri terdapat beberapa
set instruksi dan tiap instriksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Mikrokontroler ATMega8535 adalah


sebagai berikut :
a. Sebuah Central Processing Unit 8 bit.
b. Osilatc : Internal dan rangkaian pewaktu.
c. RAM internal 128 byte.
d. Flash Memory 2 Kbyte.
e. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah
interupsi internal).
f. Empat buah programmable port I/O yang masing masing terdiri dari
delapan buah jalur I/O.
g. Sebuah port serial dengan control serial full duplex UART.
h. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika.
Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12
MHz.

2.1.1 Kontruksi ATMega8535

Mikrokontrol ATMega8535 hanya memerlukan 3 tambahan kapasitor,1 resistor dan 1


kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 KiloOhm
dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini
ATMega8535 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan
frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi
rangkaian

oscilator

pembentuk

clock

yang

menentukan

kecepatan

kerja

mikrokontroler. Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.


Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori program.

Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah
baku dan diproduksi secara massal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler
mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra
Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan
setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program ATMega8535 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai ATMega8535 Flash PEROM Programmer.

Memori Data yang disediakan dalam chip ATMega8535 sebesar 128 byte,
meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup.

Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasa.


ATMega8535 mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal
sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

ATMega8535

dilengkapi

UART

(Universal

Asyncronous

Receiver/

Transmiter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk
komunikasi data seri (RXD dan TXD) diletakan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1 di
kaki nomor 2 dan 3, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi
waktu. Clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau
clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4
dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel
kalau T0 dan T1 dipakai.

ATMega8535

mempunyai

enam

sumber

pembangkit

interupsi,

dua

diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua
kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur
input/output parelel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.

ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran


ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535
dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain
itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode
operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah
disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.

Port1 dan 2, UART, Timer 0,Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register
yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Functoin
Regeister (SFR).

2.1.2 Pin-Pin Pada Mikrokontroler ATMega8535

Deskripsi pin-pin oada Mikrokontroler ATMega8535 :

Gambar 2.1 Konfigurasi IC Mikrokontroller ATMega8535

Penjelasan Pin
VCC

: Tegangan Supplay (5 volt)

GND

: Ground

RESET

: Input reset level rendah pada pin ini selama lebih dari
panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset,
walaupun clock sedang berjalan.

XTAL1

: Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian


operasi clock internal.

XTAL2

: Output dari penguat osilator inverting.

AVCC

: Pin tegangan suplay untuk port A dan ADC. Pin ini harus
dihubungkan ke VCC walaupun ADC tidak digunakan,
maka pin ini harus dihubungkan ke VCC melalui low pass

filter.
AREF

: Pin referensi tegangan analaog untuk ADC.

Gambar 2.2 Blog Diagram IC ATMega8535

a. Port A (PA0-PA7)
Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A juga dapat
berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak digunakan
maka port dapat menyediakan resistor pull-up internal
(dipilih untuk setiap bit).
b. Port B (PB0-PB7)
Port B merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)
c. Port C (PC0-PC7)
Port C merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)

d. Port D (PD0-PD7)
Port D merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)

2.2 EEPROM ATMega8535

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki EEPROM sebesar 2 Kbyte untuk tempat


penyimpanan data dan 256 byte memory Ram. 128 byte dari memory tersebut
menempati ruang sejajar dengan register fungsi khudud. Hal ini berarti memory yang
128 byte tersebut memiliki alamat yang sama tetapi beda pada ruang yang terpisah
dengan SFR.

Bila suatu perintah diperlukan menuju alamat memory dengan alamat di atas
7FH, maka diperlukan mode pengalamatan yang berbeda sehingga CPU dapat menuju
RAM atau menuju memory. Sebagai contoh, perintah pengalamatan langsung berikut
akan menuju SFR dengan alamat 0A0H, yaitu P2. Mov 0A0H,#data. Sementara
perintah yang untuk menuju memory dengan alamat 0A0H dikerjakan dengan cara
pengalamatan tidak langsung, memory akan dituju buka alamat P2. Mov @R0.#data.
Dalam hal ini, operasi stack adalah contoh untuk pengalamatan tidak langsung,
sehingga memory dengan alamat di atas 128 pada RAM tersedia untuk keperluan
stack.

Demikian juga dengan EEPROM yang ada pada ATMega8535, data pada
memori tersebut diset dengan memberikan nilai logika 1 pada bit EEMEM, yaitu bit
pada register WMCOM pada alamat SFR dengan nilai lokasi 96H. EEPROM
memiliki alamat mulai dari 000H sampai dengan 7FF. Untuk mencapai data dengan

alamat tersebut di atas digunakan MOVX, sementara untuk mencapai data dengan
alamat terdebut di atas digunakan perintah yang sama tetapi dengan mengatur nilai
EEMEN dengan logika LOW.

Selama penulisan ke EEPROM dapat juga dilakukan pembacaan tetapu harus


dimulai dari bit MSB, sekali penulisan telah selesai data yang benar telah tersimpan
dengan baik pada lokasi memori EEPROM tersebut.

2.3 Transformator

Transformmator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah


taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Adaptor AC-DC merupakan piranti yang
menggunakan transformator step-down.

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Transformator

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan


masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya
pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Gambar 2.4 Fluks Pada Transformator

2.4 Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang
mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan
Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan
tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil.
Bahan bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan
konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,
karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut
sebagai insolator.

Gambar 2.5 Resistor Karbon

2.4.1 Fixed Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk
tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna
tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association).

Tabel 2.4 Gelang Resistor


WARNA

GELANG I

GELANG II

GELANG III

GELANG IV

Hitam

Coklat

10

Merah

100

Jingga

1000

Kuning

10000

Hijau

100000

Biru

1000000

Violet

10000000

Abu abu

100000000

Putih

Emas

1000000000
0,1

Perak

0,01

10 %

Tanpa Warna

20 %

5%

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada
bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit ke dalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor tersebut. Kalau anda
telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah membaca nilai
resistansinya.

Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi
kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan
seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah
faktor penggalinya.

2.4.2 Variable Resistor


Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan
variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering
digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah
semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu
saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed resistor adalah tegangan referensi yang
digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai
Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara nya terbatas sampai 300
derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang harus diputar berkali kali

untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan Potentiometers atau
Trimmer Potentiometers.

Gambar 2.6 Potensiometer


Pada gambar di atas untuk bentuk 3 biasanya digunakan untuk volume kontrol.
Bentuk yang ke 2 merupakan semi fixed resistor dan biasanya di pasang pada PCB
(Printed Circuit Board). Sedangkan bentuk 1 dpotentiometers. Ada 3 tipe didalam
perubahan nilai dari resistor variabel, perubahan tersebut dapat dilihat pada gambar :

Gambar 2.7 Grafik Perubahan Nilai pada Potensiometer


Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya perubahan nilai resistansi
lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya

menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia.
Karena telinga sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah,
tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya
tipe A ini juga disebut sebagai Audio Taper potensiometer. Untuk tipe B perubahan
resistansinya adalah linier dan cocok digunakan untuk Aplikasi Balance Control,
resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan
resistansinya kebalikan dati tipe A.

2.5 Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.


Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu
lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya
muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan
elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada
konduktif pada ujung- ujung kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi
pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif diawan. Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang
sering disebut kapasitor (capacitor).

dielektrik
Elektroda

Elektroda

Gambar 2.8 Skema Kapasitor

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut
hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering
didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun
sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam
kondensator disebut Farad.
Adapun cara memperluas kapasitor atau kondensator dengan jalan:

1. Menyusunnya berlapis-lapis.
2. Memperluas permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam


merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan
penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan
dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai

insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi


listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus
mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang
membedakan tiap - tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis jenis
kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini.

2.5.1 Electrolytic Capacitor (ELCO)

Gambar 2.9 Electrolytic Capacitor (ELCO)

Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan


membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah
perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati
hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila
polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan MELEDAK. Biasanya jenis
kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak bisa
digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor
dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor
akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus
memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt.

2.5.2 Ceramic Capacitor

Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena


tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian
frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi
menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena
dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia
dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

Gambar 2.10 Ceramic Capacitor

2.5.3 Nilai Kapasitor

Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode
yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang
mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya.
Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan.
Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka
dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama
angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel
dibawah.

Tabel 2.5 Nilai Kapasitor

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai
kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47F sedangkan toleransinya 5%.
Yang harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico
Farad).

2.6 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang


dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal
lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).

Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal.


Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari
penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan
dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara
penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan
transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P


adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :
1. Transistor germanium PNP
2. Transistor silikon NPN
3. Transistor silikon PNP
4. Transistor germanium NPN
5.
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah
yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.
C

C
B

B
E
NPN

E
PNP

Gambar 2.11 Simbol Tipe Transistor

Keterangan :
C = kolektor
E = emiter
B = basis

Didalam

pemakaiannya

transistor

dipakai

sebagai

komponen

saklar

(switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah


penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor.

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar
dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone,
dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk
mengatur aliran arus utama tersebut. FET ( juga dinamakan transistor unipolar ) hanya
menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe
FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit
dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah
perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.Secara umum, transistor dapat dibedabedakan berdasarkan banyak kategori:Materi semikonduktor: Germanium, Silikon,
Gallium Arsenide.

1. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC,
dan lain-lain
2. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.
3. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
4. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
5. Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
6. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lainlain.

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara


ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan
ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi
pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor
sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar .

Vcc

Vcc
IC

RB
VB

Saklar On
VCE

IB

VBE

Gambar 2.12 Transistor sebagai Saklar ON

Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi


maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah :

I max

Vcc
....(2.1)
Rc

hfe . I B

IB

Vcc
..(2.2)
Rc

Vcc
.(2.3)
hfe . Rc
Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :

IB

VB VBE
..(2.4)
RB

VB = IB . RB + VBE...(2.5)

VB

Vcc . R B
VBE (2.6)
hfe . Rc

Jika tegangan VB telah mencapai VB

Vcc . R B
VBE , maka transistor akan
hfe . Rc

saturasi, dengan Ic mencapai maksimum.


Gambar 2.13 dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud dengan VCE (sat)
adalah harga VCE pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya
ditentukan pada lembar data. Biasanya VCE (sat) hanya beberapa perpuluhan volt,
walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian dibawah
knee pada gambar 2.13 dikenal sebagai daerah saturasi.

IC
Penjenuhan
(saturation)

IB > IB
IB = IB

Vcc
Rc

IB

(sat)
(sat)

Titik Sumbat (Cut


off)

IB = 0
VCE

Gambar 2.13 Karakteristik Daerah Saturasi Pada Transistor


Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter
secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka
(open). Keadaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber
(Vcc). Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena
terdapat arus bocor dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor
sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.

Vcc

Vcc
IC

RB

Saklar Off
VCE

VB

IB

VBE

Gambar 2.14 Transistor Sebagai Saklar OFF


Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (VB) sama dengan
tegangan kerja transistor (VBE) sehingga arus basis (IB) = 0 maka :

IB

IC
...(2.7)
hfe

IC = IB . hfe .(2.8)
IC = 0 . hfe ..(2.9)
IC = 0 (2.10)
Hal ini menyebabkan VCE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus :
Vcc = Vc + VCE .. (2.11)
VCE = Vcc (Ic . Rc) .. (2.12)
VCE = Vcc .. (2.13)

2.7 Dioda

Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN Junction yaitu
suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (P type) dan bahan negatif (N
type). Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan maka akan menjadi komponen
aktif yang disebut Dioda. P type akan membentuk kaki yang disebut kaki Anoda dan
N type akan membentuk Katoda. Pada dioda, arus listrik hanya akan dapat mengalir
dari anoda ke kutub katoda.

K
Gambar 2.15 Simbol Dioda

2.7.1 Karakteristik Dioda

Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja.
Oleh karena itu bila pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat
menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat
elektronika yaitu untuk menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya.

Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda. Kaki kaki ini
tidak boleh terbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda
cincin sedangkan kaki yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda)
diberi tegangan positif dan N (katoda) diberi tegangan negatif maka pemberian
tegangan ini disebut bias maju (biased forward), seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2.14.a. Sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (anoda) diberi
tegangan negatif dan N (katoda) diberi tegangan positif maka pemberian tegangan ini
disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang mengalir dalam
dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan (gambar 2.14.b).

P
A

N
K

a. Bias Maju ( Biased Forward )

I=0

b. Bias Mundur ( Biased Reverse )


Gambar 2.16 Sifat Dioda Bias Maju dan Bias Mundur

Pada saat diberi biased forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi yang
cukup kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya, jika
dioda diberi biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat
besar dan disebut resistance reverse

Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive Electronic Switch, dimana


dioda akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positif dari katoda dan
dioda akan terbuka jika kondisi sebaliknya. Macam macam dioda yang harus
diketahui adalah :
1.

Dioda Penyearah (Rectifier)

2.

Dioda Zener

3.

Dioda Cahaya (LED Light Emiting Dioda)

2.7.2 Dioda Penyearah (Rectifier)

Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada
rangkaian radio sebagai detektor, dan lain lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah
adalah sebagai berikut :

a. Simbol

Input

Output

b. Cara kerja dioda penyearah

Gambar 2.17 Dioda Penyearah Yang Diberi Arus Bolak Balik (AC)

Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat melewati


dioda hanya periode positif dari tegangan input yang akan memberikan biased
forward pada dioda, sehingga dioda akan menghantarkan selama periode positif.
Tetapi untuk periode negatif, dioda dibias reverse dan terjadilah penyumbatan
karena kecil sekali arus yang dapat mengalir. Dengan demikian, arus AC telah
disearahkan oleh dioda ini menjadi arus yang searah (DC).

2.7.3 Dioda Zener

Dioda zener merupakan dioda yang banyak sekali digunakan setelah dioda penyearah.
Lambang dari dioda zener dapat dilihat pada gambar 2.16.

Gambar 2.18 Simbol Dioda Zener

2.7.4 Dioda Cahaya (LED : Light Emitting Dioda)

LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan electron
electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwana

warninya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan
berbeda beda. Bahan bahannya antara lain gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan
LED biasanya berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti
untuk mesin hitung, jam digital, dan lain lain.

Gambar 2.19 Simbol Dioda Cahaya ( LED )

2.8 Relay

Relay adalah suatu rangkaian switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan
suatu rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus
dipenuhi output rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada
rangkaian adalah arus DC.

Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan
pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak
menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami
gaya listrik magnet sehingga berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub
asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan
relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau Normaly OFF, bila tidak
ada lagi arus yang mengalir padanya, posisi normal relay tergantung pada jenis relay
yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan yang diinginkan
dalam suatu rangkaian.

Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi :


a. Normaly Open (NO), saklar akan tertutup bila dialiri arus
b. Normaly Close (OFF), saklar akan terbuka bila dialiri arus
c. Change Over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang nomalnya tertutup
yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal
A, sebaliknya bula kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke
terminal B.

Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis
transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat
menghubungkan arus dari kolektor ke emiter yang mengakibatkan relay terhubung.
Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan
induksi berlebih, dimana tegangan ini dapat merusak transistor. Jika transistor pada
basis tidak ada arus maju, transistor terbuka sehingga arus tidak mengalir dari kolektor
ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada gulungan
kawat.

Bentuk relay yang digunakan da bentuk relay dengan rangkaian driver dapat
dilihat pada gambar 2.20.

a. Simbol

b. Relay dengan rangkaian driver

Gambar 2.20 Simbol Relay dan Rangkaian Driver

2.9 Sensor Jarak Ultrasonik PING


Sensor jarak ultrasonik ping adalah sensor 40 khz produksi parallax yang banyak
digunakan untuk aplikasi atau kontes robot cerdas. Kelebihan sensor ini adalah hanya
membutuhkan 1 sinyal ( SIG ) selain jalur 5 v dan ground. Perhatikan gambar
dibawah ini :

Gambar 2.21 Sensor jarak ultrasonik ping

Gambar 2.22 Instalasi Sensor Ping

Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang


ultrasonik ( 40 KHz ) selama t = 200 us kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor
PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroller
pengendali ( pulsa trigger dengan tout min 2 us ).
Spesifikasi sensor ini :
a. Kisaran pengukuran 3cm-3m.
b. Input trigger positive TTL pulse, 2uS min., 5uS tipikal.

c. Echo hold off 750uS dari fall of trigger pulse.


d. Delay before next measurement 200uS.
e. Burst indicator LED menampilkan aktifitas sensor.

Gambar 2.23 Diagram Waktu Sensor Ping

Sensor Ping mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang


ultrasonik (40 kHz) selama tBURST (200 s) kemudian mendeteksi pantulannya.
Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari
mikrokontroler pengendali (pulsa trigger dengan tOUT min. 2 s). Gelombang
ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek
dan memantul kembali ke sensor. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG
setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan
terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG. Lebar pulsa High (tIN) akan
sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan
obyek. Maka jarak yang diukur adalah [(tIN s x 344 m/s) 2] meter.

Gambar 2.24 Jarak Ukur Sensor Ping

Sistem minimal mikrokontroller ATMega 8535 dan software basic stamp


Editor diperlukan untuk memprogram mikrokontroller dan mencoba sensor ini.
Keluaran dari pin SIG ini yang dihubungkan ke salah satu port di kit mikrokontroller.
Contoh aplikasi sensor PING pada mikrokontroler BS2, dimana pin SIG terhubung ke
pa pin7, dan memberikan catu daya 5V dan ground. fungsi Sigout untuk mentrigger
ping, sedangkan fungsi Sigin digunakan untuk mengukur pulsa yang sesuai dengan
jarak dari objek target.

Anda mungkin juga menyukai