Chapter II - 2 PDF
Chapter II - 2 PDF
LANDASAN TEORI
Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam
bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri. Misalnya
pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman
jika dipasang suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar
dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya.
Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akusisi data
sekaligus system pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu
bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.
sementara,
termasuk
register-register
yang
digunakan
pada
oscilator
pembentuk
clock
yang
menentukan
kecepatan
kerja
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori program.
Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah
baku dan diproduksi secara massal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler
mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra
Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan
setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program ATMega8535 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai ATMega8535 Flash PEROM Programmer.
Memori Data yang disediakan dalam chip ATMega8535 sebesar 128 byte,
meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup.
ATMega8535
dilengkapi
UART
(Universal
Asyncronous
Receiver/
Transmiter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk
komunikasi data seri (RXD dan TXD) diletakan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1 di
kaki nomor 2 dan 3, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi
waktu. Clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau
clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4
dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel
kalau T0 dan T1 dipakai.
ATMega8535
mempunyai
enam
sumber
pembangkit
interupsi,
dua
diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua
kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur
input/output parelel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.
Port1 dan 2, UART, Timer 0,Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register
yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Functoin
Regeister (SFR).
Penjelasan Pin
VCC
GND
: Ground
RESET
: Input reset level rendah pada pin ini selama lebih dari
panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset,
walaupun clock sedang berjalan.
XTAL1
XTAL2
AVCC
: Pin tegangan suplay untuk port A dan ADC. Pin ini harus
dihubungkan ke VCC walaupun ADC tidak digunakan,
maka pin ini harus dihubungkan ke VCC melalui low pass
filter.
AREF
a. Port A (PA0-PA7)
Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A juga dapat
berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak digunakan
maka port dapat menyediakan resistor pull-up internal
(dipilih untuk setiap bit).
b. Port B (PB0-PB7)
Port B merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)
c. Port C (PC0-PC7)
Port C merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)
d. Port D (PD0-PD7)
Port D merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up
internal (dipilih untuk setiap bit)
Bila suatu perintah diperlukan menuju alamat memory dengan alamat di atas
7FH, maka diperlukan mode pengalamatan yang berbeda sehingga CPU dapat menuju
RAM atau menuju memory. Sebagai contoh, perintah pengalamatan langsung berikut
akan menuju SFR dengan alamat 0A0H, yaitu P2. Mov 0A0H,#data. Sementara
perintah yang untuk menuju memory dengan alamat 0A0H dikerjakan dengan cara
pengalamatan tidak langsung, memory akan dituju buka alamat P2. Mov @R0.#data.
Dalam hal ini, operasi stack adalah contoh untuk pengalamatan tidak langsung,
sehingga memory dengan alamat di atas 128 pada RAM tersedia untuk keperluan
stack.
Demikian juga dengan EEPROM yang ada pada ATMega8535, data pada
memori tersebut diset dengan memberikan nilai logika 1 pada bit EEMEM, yaitu bit
pada register WMCOM pada alamat SFR dengan nilai lokasi 96H. EEPROM
memiliki alamat mulai dari 000H sampai dengan 7FF. Untuk mencapai data dengan
alamat tersebut di atas digunakan MOVX, sementara untuk mencapai data dengan
alamat terdebut di atas digunakan perintah yang sama tetapi dengan mengatur nilai
EEMEN dengan logika LOW.
2.3 Transformator
2.4 Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang
mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan
Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan
tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil.
Bahan bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan
konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,
karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut
sebagai insolator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk
tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna
tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association).
GELANG I
GELANG II
GELANG III
GELANG IV
Hitam
Coklat
10
Merah
100
Jingga
1000
Kuning
10000
Hijau
100000
Biru
1000000
Violet
10000000
Abu abu
100000000
Putih
Emas
1000000000
0,1
Perak
0,01
10 %
Tanpa Warna
20 %
5%
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada
bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit ke dalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor tersebut. Kalau anda
telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah membaca nilai
resistansinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi
kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan
seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah
faktor penggalinya.
untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan Potentiometers atau
Trimmer Potentiometers.
menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia.
Karena telinga sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah,
tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya
tipe A ini juga disebut sebagai Audio Taper potensiometer. Untuk tipe B perubahan
resistansinya adalah linier dan cocok digunakan untuk Aplikasi Balance Control,
resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan
resistansinya kebalikan dati tipe A.
2.5 Kapasitor
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang
sering disebut kapasitor (capacitor).
dielektrik
Elektroda
Elektroda
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut
hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering
didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun
sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam
kondensator disebut Farad.
Adapun cara memperluas kapasitor atau kondensator dengan jalan:
1. Menyusunnya berlapis-lapis.
2. Memperluas permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar
Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode
yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang
mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya.
Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan.
Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka
dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama
angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai
kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47F sedangkan toleransinya 5%.
Yang harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico
Farad).
2.6 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
C
B
B
E
NPN
E
PNP
Keterangan :
C = kolektor
E = emiter
B = basis
Didalam
pemakaiannya
transistor
dipakai
sebagai
komponen
saklar
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar
dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone,
dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk
mengatur aliran arus utama tersebut. FET ( juga dinamakan transistor unipolar ) hanya
menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe
FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit
dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah
perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.Secara umum, transistor dapat dibedabedakan berdasarkan banyak kategori:Materi semikonduktor: Germanium, Silikon,
Gallium Arsenide.
1. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC,
dan lain-lain
2. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.
3. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
4. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
5. Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
6. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lainlain.
Vcc
Vcc
IC
RB
VB
Saklar On
VCE
IB
VBE
I max
Vcc
....(2.1)
Rc
hfe . I B
IB
Vcc
..(2.2)
Rc
Vcc
.(2.3)
hfe . Rc
Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :
IB
VB VBE
..(2.4)
RB
VB = IB . RB + VBE...(2.5)
VB
Vcc . R B
VBE (2.6)
hfe . Rc
Vcc . R B
VBE , maka transistor akan
hfe . Rc
IC
Penjenuhan
(saturation)
IB > IB
IB = IB
Vcc
Rc
IB
(sat)
(sat)
IB = 0
VCE
Vcc
Vcc
IC
RB
Saklar Off
VCE
VB
IB
VBE
IB
IC
...(2.7)
hfe
IC = IB . hfe .(2.8)
IC = 0 . hfe ..(2.9)
IC = 0 (2.10)
Hal ini menyebabkan VCE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus :
Vcc = Vc + VCE .. (2.11)
VCE = Vcc (Ic . Rc) .. (2.12)
VCE = Vcc .. (2.13)
2.7 Dioda
Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN Junction yaitu
suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (P type) dan bahan negatif (N
type). Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan maka akan menjadi komponen
aktif yang disebut Dioda. P type akan membentuk kaki yang disebut kaki Anoda dan
N type akan membentuk Katoda. Pada dioda, arus listrik hanya akan dapat mengalir
dari anoda ke kutub katoda.
K
Gambar 2.15 Simbol Dioda
Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja.
Oleh karena itu bila pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat
menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat
elektronika yaitu untuk menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya.
Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda. Kaki kaki ini
tidak boleh terbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda
cincin sedangkan kaki yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda)
diberi tegangan positif dan N (katoda) diberi tegangan negatif maka pemberian
tegangan ini disebut bias maju (biased forward), seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2.14.a. Sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (anoda) diberi
tegangan negatif dan N (katoda) diberi tegangan positif maka pemberian tegangan ini
disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang mengalir dalam
dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan (gambar 2.14.b).
P
A
N
K
I=0
Pada saat diberi biased forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi yang
cukup kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya, jika
dioda diberi biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat
besar dan disebut resistance reverse
2.
Dioda Zener
3.
Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada
rangkaian radio sebagai detektor, dan lain lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah
adalah sebagai berikut :
a. Simbol
Input
Output
Gambar 2.17 Dioda Penyearah Yang Diberi Arus Bolak Balik (AC)
Dioda zener merupakan dioda yang banyak sekali digunakan setelah dioda penyearah.
Lambang dari dioda zener dapat dilihat pada gambar 2.16.
LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan electron
electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwana
warninya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan
berbeda beda. Bahan bahannya antara lain gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan
LED biasanya berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti
untuk mesin hitung, jam digital, dan lain lain.
2.8 Relay
Relay adalah suatu rangkaian switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan
suatu rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus
dipenuhi output rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada
rangkaian adalah arus DC.
Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan
pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak
menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami
gaya listrik magnet sehingga berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub
asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan
relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau Normaly OFF, bila tidak
ada lagi arus yang mengalir padanya, posisi normal relay tergantung pada jenis relay
yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan yang diinginkan
dalam suatu rangkaian.
Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis
transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat
menghubungkan arus dari kolektor ke emiter yang mengakibatkan relay terhubung.
Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan
induksi berlebih, dimana tegangan ini dapat merusak transistor. Jika transistor pada
basis tidak ada arus maju, transistor terbuka sehingga arus tidak mengalir dari kolektor
ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada gulungan
kawat.
Bentuk relay yang digunakan da bentuk relay dengan rangkaian driver dapat
dilihat pada gambar 2.20.
a. Simbol