Anda di halaman 1dari 43

MODUL MUSKULOSKELETAL

Jovi Pardomuan S
Aditya Islami
Qurratul Aini
Izzatul Yazidah
Khairun Nisa
Sekar Fatmadyani T
Chelsia
Angga dominius
Putri Umagia D
Riko Kuswara
Ridhallah

I11112008
I11112009
I11112021
I11112024
I11112033
I11112035
I11112037
I11112063
I11112067
I11112068
I11112079

Bambang adalah seorang mahasiswa UI berusia 19


tahun yang sedang mempersiapkan diri mengikuti
olimpiade UI untuk nomor lari 100m. Sebelum menjadi
mahasiswa, ia berlatih lari di klub atletik secara rutin
sejak SMP. Setelah menjadi mahasiswa ia kurang punya
waktu untuk berlatih secara rutin. Menjelang olimpiade
UI ini, ia berlatih keas demi fakultas kedokteran. Pada
sesi latihan di siang hari yang panas, ia berlatih start
bersama teman-teman sprinternya. Pada saat ia
melakukan start untuk kesekian kalinya, ia mengalami
kram di betis kanan. Ia merasa kesakitan di betis kanan
tersebut, dan tudak dapat melanjutkan latihan. Dengan
berjalan tertatih dengan tumpuan utama pada tungkai
kiri, Bambang pergi ke klinik yang ada di dekat tempat
latihan.

Pada pemeriksaan di klinik memperlihatkan hasil


pemeriksaan sbb:
Tinggi badan 180cm dan berat badan 70 kg.
Pada pemeriksaan regio cruris dextra didapatkan
posisi kaki cenderung plantar flexi, kontur otot
gastrocnemius tegas, membesar, tidak terlihat
tanda radang. Terdapat nyeri spontan yang
menetap dan nyeri tekan pada otot tersebut.
Cruris sinistra tidak menunjukkan adanya
kelainan. Suhu pasien 37,5oC, suhu lokal otot
sama dengan suhu kulit di sekitarnya. Dokter
menawarkan Bambang segelas air minum dan
membahas rencana pengobatan kramnya.

Regio Cruris Detra : Daerah betis dan lutut


sampai kaki, sebelah kanan
Kram : Spasme involunter dari kelompok otot
spesifik yang menjadi keras dan sakit
Cruris Sinistra
: Betis dan lutut sampai
kaki sebelah kiri
Plantar Flexi
: Posisi kaki yang
menekuk ke telapak kaki

Gastrocnemius : Otot betis paling superficial


Tungkai
: Bagian kaki yang
memanjang dari bagian atas paha ke telapak
kaki

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Laki-laki 19 tahun
Kram
Sprinter
Kontur otor gastrocnemius tegas dan
membesar
Nyeri tekan dan menetap
Regio cruris dextra

Laki-laki 19 tahun atlet lari sprinter


mengalami kram pada regio cruris dextra

Kram pada regio cruris dextra yang terjadi


pada laki-laki tersebut disebabkan pleh
penimbunan sisa metabolisme akibat
kontraksi yang berlebihan dan dipengaruhi
oleh intensitas latihan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Jelaskan tentang fisiologi kerja otot!


Jelaskan tentang biokimia otot!
Jelaskan region-regio pada tubuh terutama pada
tungkai bawah!
Jelaskan mengenai anatomi (muskuloskeletal) dari
regio cruris!
Jelaskan jenis-jenis gerakan!
Jelaskan inervasi saraf pada regio cruris dextra!
Jelaskan mengenai adaptasi otot!
Jelaskan pengaruh adaptasi muskuloskeletal
terhadap latihan!
Jelaskan mengenai mekanisme gerak otot !
Jelaskan histologi dari otot!

11.

12.

13.
14.

15.

16.

Jelaskan tentang jenis-jenis serat otot dan peranannya


dalam gerakan!
Jelaskan sendi, ligamen, dan tulang pada regio cruris, serta
peranannya dalam gerakan!
Sebukan jenis-jenis cedera muskuloskeletal
Jelaskan tentang kram otot:
a. Apa saja etiologi kram?
b. Jelaskan mekanisme kram!
c. Bagaimana pencegahan kram?
d. Jelaskan tatalaksana kram!
Jelaskan mekanisme nyeri pada otot dan hubungan kram
dengan nyeri!
Apakah perbedaan posisi start, jarak lari dan kecepatannya
dapat mempengaruhi fungsi dan metabolisme otot?
(kinesiologi dan biomekanika)

Fisiologi otot
Kontraksi otot1
a) ATP berikatan dengan kepala miosin
b) ATP ADP + P + energi
c) Energi mengaktivasi kepala miosin ke
dalam posisi yang condong -> mengikat
aktin
d) Ion-ion kalsium yang dilepas ReS
mengikat troponin tropomiosin menjauhi
posisi penghalang aktinnya
e) Aktin berikatan dengan misoin
1.

Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta:EGC; 2004

Relaksasi otot2

kalsium di pompa keluar dari sitoplasma


kembali kedalam retikulum sarkoplasma
menggunakan ATP

Ketika kadar kalsium turun sampai sekitar


10-7 molar, troponin kembali ke posisinya
semula pada molekul tropomiosin, dan
tropomiosin kembali menghambat
pengikatan aktin dan miosin, yang
menyebabkan kontraksi otot berhenti.
Elizabeth. J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009

Metabolisme otot saat kerja3


Proses hidrolisis ATP melalui persamaan
reaksi kimia sederhana sebagai berikut:
ATP + H2O

ADP + H+ + Pi -31 KJ per 1 mol ATP

3 jalur metabolisme energi :


1. hidrolisis phosphocreatine (PCr) (aktivitas
anaerobik)
2. glikolisis anaerobik glukosa (aktivitas
anaerobik)
3. pembakaran simpanan karbohidrat, lemak
dan juga protein (aktivitas aerobik)
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC; 2007

Paulsen F & Waschkhe J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Ed


23 Jilid 1. Jakarta:

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

10.
11.

Gliding
Angular
Fleksi
Ekstensi
Fleksi lateral
Hiperekstensi
Abduksi
Adduksi
Sirkumduksi
Rotasi
Spesial

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

19.
20.
21.

Elevasi
Depresi
Protraksi
Retraksi
Inversi
Eversi
Dorsifleksi
Fleksi plantar
Supinasi
Pronasi
Oposisi

Gerald JT & Bryan D. Principles of Anatomy and Physiology 12th


edition. John

Ada empat bentuk adaptasi yang nampak


dalam mempertahankan proses homeostatis
tubuh:
1. adaptasi neuromuscular
2. adaptasi metabolisme
3. adaptasi kardiorespiratori,
4. adaptasi otot skelet
Bentuk adaptasi otot skelet pada olahraga
hipertropi dan kelelahan otot
Pardjiono. Hipertropi Otot Skelet Pada Olahraga. Jurnal ilmu keolahragaan;

Bawono M.N . Adaptasi Latihan Aerobic Terhadap Stress Oksidatif Dan Antioksidan. Jurnal
Ilmu Keolahragaan; 2008

2 jenis perubahan yang dapat diinduksi di dalam


serat otot:
1. perubahan kapasitas dalam mensintesis ATP
2. garis tengah

Otot-otot yang beradaptasi mampu bertahan


melakukan aktifitas berkepanjangan tanpa
mengalami kelelahan, tetapi ukuran otot tidak
berubah
Ukuran otot sebenarnya dapat ditingkatkan
dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi
singkat, anaerobic secara teratur.
Medicine & Science In Sports & Exercise. American College of Sports Med
Position Stand. Progession models in Resistance Training for Healthy

Pembesaran otot :
peningkatan garis tengah (hipertrofi) seratserat glikolotik-cepat
peningkatan sintesis filament aktin dan
myosinpeningkatan kesempatan jembatan
silang berinteraksi

Hipertropi atropi

Neuromuscular Junction
Impuls saraf memicu potensial aksi pada otot
dengan cara berikut:

1.

a)
b)
c)

d)

2.

Pelepasan Ach
Aktivasi reseptor Ach
Produksi potensial aksi otot.
Terminasi aktivitas ACh.

Excitation-Contraction Coupling serangkaian


mekanisme yang menghubungkan eksitasi
(potensial aksi berjalan dari sarkolema ke tubulus
T) dan kontraksi (pergeseran filamen).
Gerald JT & Bryan D. Principles of Anatomy and Physiology 12th edition. John
Wiley & Sons, Inc; 2009

Mekanisme Sliding Filaments


Siklus ini terdiri atas 4 tahap.:

3.

a)
b)

c)
d)

Hidrolisis ATP
Penempelan myosin pada aktin untuk membentuk
cross-bridge.
Power stroke.
Pelepasan myosin.

Otot rangka
Terdiri dari berkas-berkas sel multinuklear dan
silindris yang sangat panjang, yang memiliki
garis-garis melintang. Kontraksi kuat, volunter,
cepat dan tidak bersambung.
Kontraksi disebabkan oleh interaksi antara
filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal,
dengan konfigurasi molekul yang memungkinkan
kedua filamen tersebut bergeser saling tumpang
tindih.
Tenaga yang diperlukan untuk menggeser
dibangkitkan oleh interaksi lemah di jembatanjembatan yang mengikat aktin pada miosin.
Junqueira L.C. Histologi Dasar Edisi 10. Jakarta : EGC; 2007
Fawcett, Don W. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta : EGC; 2008

Otot jantung
Memiliki garis melintang dan terdiri atas sel-sel
panjang yang bercabang, dan terletak paralel
satu sama lain. Pada tempat kontak ujung ke
ujung terdapat diskus interkalaris, yaitu suatu
struktur yang hanya terdapat pada otot jantung.
Kontraksi kuat, involunter, cepat dan
bersambung.
Otot polos
Terdiri atas kumpulan sel-sel fusiform yang tidak
bergaris bila diamati dengan mikroskop cahaya.
Kontraksi lemah, involunter, lambat.

Berdasarkan kapasitas biokimiawinya,


terdapat tiga jenis utama serat otot:
1. Serat oksidatif lambat (tipe I)
2. Serat oksidatif cepat (tipe IIa)
3. Serat glikolitik cepat (tipe IIx)

Lauralee S. Human Physiology: From Cells to System 7th edition. Brooks/Cole


CENGAGE Learning; 2010

Ligamen pada region cruris


1. Ligg. Capitis fibulae anterius dan posterius
proksimal menciptakan amphiarthrosis (Art.
Tibiofibularis).
2. Ligg. Tibiofibularia anterius dan posterius
memfiksasi tulang fibula dan tibia dalam
suatu sindesmosis (Syndesmosis
tibiofibularis).
3. Ligg. Collaterale
4. Ligg. Talofibulare posterius menunjang
sendi dari sisi posterior.
Paulsen F & Waschkhe J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Ed 23 Jilid 1. Jakarta: EGC; 2012
Lauralee S. Human Physiology: From Cells to System 7th edition. Brooks/Cole CENGAGE Learning; 2010

Tulang pada regio cruris


1. Tibia (tulang kering)
2. Fibula
Sendi pada regio cruris

Sprain
cedera pada ligamentum, karena stress
berlebihan yang mendadak atau penggunaan
berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.
Strain
kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo
karena penggunaan yang berlebihan ataupun
stress yang berlebihan

Van Mechelen, W., H. Hlobil, et al. "Incidence, severity, aetiology and


(Auckland, NZ); 1992.14(2): 82.

prevention of sports injuries. A review of concepts." Sports Medicine

Bahr, R. and I. Holme. "Risk factors for sports injuriesa methodological approach." British journal of sports medicine; 2003. 37(5): 384.

a.

Etiologi
1. Kelelahan otot saat berolahraga
2. Kurang memadainya pemanasan serta pendinginan

b.

Mekanisme kram
kontraksi berulang sebelum masa relaksasi
penjumlahan rangsang multipel menjadi
rangsang tunggal yang besar dan berulang
tetani pada otot (kontraksi otot berlebih dan
kram).
Parkkari, J., U. M. Kujala, et al."Is it Possible to Prevent Sports Injuries?: Review
of Controlled Clinical Trials and Recommendations for Future Work." Sports Medicine ; 2001. 31(14): 985995
William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC; 2008

c. Pencegahan kram
Lakukan peregangan otot dan latihan
pemanasan saat sebelum berolahraga
Hindari melakukan kegiatan olahraga yang
terlalu berat serta tibatiba.
Jangan lupa melakukan pendinginan setelah
berolahraga
Minum cairan cukup 8 gelas/hari
Minum cairan elektrolit
Diet tinggi kalsium,potasium,magnesium

d. Tatalaksana kram
Penanganan cedera pada umumnya terhadap
kram otot yang dilakukan pada atlet adalah
sebagai berikut:
1. Atlet diistirahatkan, diberikan semprotan
chlor ethyl spray untuk menghilangkan rasa
nyeri/sakit yang bersifat lokal dan atau es.
2. Menahan otot waktu berkontraksi supaya
myiosin filament dan actin myosin dapat
menduduki posisi yang semestinya
sehingga kram berhenti. Pada waktu ditahan
dapat disemprot dengan chlor etyl spray,
hingga hilang rasa nyeri.

Nyeri otot adalah gejala dari beberapa penyakit


atau kelainan. Penyebab yang paling sering
disebabkan oleh ketegangan ( kontraksi ) yang
berlebihan, saat latihan atau bekerja berat.

Penyebab nyeri otot, antara lain:

Overuse (Berlebihan)
Injury (Cedera)
Autoimune (Autoimun)
Metabolic defect (Cacat metabolik)
Other (Lainnya)
Medication (Obat)
Withdrawal Syndrome (Penarikan Sindrom)

Priharto K. Muscle Pain (Nyeri Otot). Jakarta: FKUI; 2009

Penyebab nyeri otot secara khusus, ialah :

Trauma termasuk Sprains dan Strain.


Ketegangan (kontraksi) yang berlebihan, saat latihan atau
bekerja berat.
Tension atau stress Elements
Nyeri otot dapat melibatkan lebih dari satu otot pada waktu
yang bersamaan.
Nyeri otot juga dapat melibatkan jaringan lunak yang
mengelilingi otot (jaringan ikat, ligamen, tendon, dan fasia)
Nyeri otot yang khronis biasanya disebabkan oleh
metabolic myopathy, defisiensi nutrisi atau chronic fatique
syndrome

Jadi hubungannya adalah kram otot yang terjadi


yang mana disebabkan kontraksi otot terus
menerus dapat menyebabkan kram otot.

obyek dalam lari sprint adalah kecepatan


horizontal maksimum pelari sprint biasanya
menggunakan teknik courching start .
Start memungkinkan pelari mendesak gaya
horizontal maksimum pada saat permulaan,
menyediakan percepatan maksimum melewati
inersia.pelari mendorong tubuhnya melawan
hambatan yang bergabung dengan track.
Hambatan menyediakan permukaan perlawanan
yang mana kaki dapat mendorong secara
horizontal sementara kemampuan maksimum
ekstensi panggul, lutut dan mata kaki.
Bahr, R. and I. Holme. "Risk factors for sports injuriesa methodological approach." British journal of sports medicine; 2003. 37(5): 384.

Kram pada regio cruris dextra yang terjadi


pada laki-laki tersebut disebabkan pleh
penimbunan sisa metabolisme akibat
kontraksi yang berlebihan dan dipengaruhi
oleh intensitas latihan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.

13.
14.

15.
16.

Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta:EGC; 2004


Elizabeth. J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC; 2007
Paulsen F & Waschkhe J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Ed 23 Jilid 1.
Jakarta:
EGC; 2012
Putz R dan Pabst R.. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Kepala, Leher,

Ekstremitas
Atas. Jilid 1. Jakarta : EGC; 2003. P. 2-5
Gerald JT & Bryan D. Principles of Anatomy and Physiology 12th edition.

John
Wiley & Sons, Inc; 2009
Pardjiono. Hipertropi Otot Skelet Pada Olahraga. Jurnal ilmu keolahragaan;
2008. 5(2):111-119
Bawono M.N . Adaptasi Latihan Aerobic Terhadap Stress Oksidatif Dan
Antioksidan. Jurnal Ilmu Keolahragaan; 2008
Medicine & Science In Sports & Exercise. American College of Sports Med

Position Stand. Progession models in Resistance Training for Healthy


Adults. American College of Sports Medicine; 2009 Mar; 41(3): 687-708

Junqueira L.C. Histologi Dasar Edisi 10. Jakarta : EGC; 2007


Fawcett, Don W. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta : EGC; 2008
Lauralee S. Human Physiology: From Cells to System 7th edition. Brooks/Cole
CENGAGE Learning; 2010
Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed 6.
Jakarta : EGC; 2006
Van Mechelen, W., H. Hlobil, et al. "Incidence, severity, aetiology and
prevention of sports injuries. A review of concepts." Sports Medicine
(Auckland, NZ); 1992.14(2): 82.
Bahr, R. and I. Holme. "Risk factors for sports injuriesa methodological
approach." British journal of sports medicine; 2003. 37(5): 384.
Parkkari, J., U. M. Kujala, et al."Is it Possible to Prevent Sports Injuries?:

Review
of Controlled Clinical Trials and Recommendations for Future Work."
Sports Medicine ; 2001. 31(14): 985995
William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC; 2008
Priharto K. Muscle Pain (Nyeri Otot). Jakarta: FKUI; 2009

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai