Anda di halaman 1dari 16

Skenario A Blok 28 Tahun 2014

Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sudah bekerja Selama 3 tahan di kelurahan
Pulo Kerto yang terletak di Kecamatan Gandus, berpraktek di ruang berukuran 2x3 yang
merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh satu orang perawat yang juga
bekerja sebagai tenaga administrasi.
Pada sore hari, dokter Budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang
untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa yang terletak
lima rumah dari praktek dokter Budi. Ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang
kelima, tidak pernah melakukan ANC pada dokter Budi sebelumnya, dan dikatakan oleh
dukun desa bahwa sudah di tolong selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir-lahir. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan:
Tekanan darah: 90/60 mmHg
Nadi:120 x/menit
Frekuensi pernapasan: 28 x/menit
Suhu :37,9o
Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),
meconium (+), penurunan kepala hodge I II , djj bayi didapatkan 180 x/menit.
Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan
tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa
mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
Klarifikasi istilah
1. Dokter keluarga : dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga

2. Perawat : orang yang disiapkan secara khusus dengan dasar ilmiah mengenai
perawatan serta memenuhi standar pendidikan dan kemampuan klinis yang telah
ditentukan
3. Tenaga administrasi : pelaksana usaha dan kegiatan dalam suatu kegiatan kantor
dan tata usaha
4. ANC :pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan
5. Ketuban :cairan yang bening agak kekuning-kuningan yang mengelilingi janin
selama kehamilan.
6. Meconium :feses pertama bayi yang baru lahir, yang kental, lengket, dan
berwarna hitam kehijauan.
7. Hodge I-II : garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh
penurunan kepala janin dari panggul.
8. BPJS :badan hukum nirlaba yang dibentuk dengan undang-undang unutk
menyelenggarakan program jaminan social.
Identifikasi masalah
1. Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sdah bekerja selama 3 tahan di
kelurahan Pulo Kerto yang terletak di Kecamatan Gandus, berpraktek di ruang
berukuran 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh
satu orang perawat yang juga bekerja sebagai tenaga administrasi.
2. Pada sore hari, dokter Budi didatangi oleh serombngan orang yang memintanya
datang untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa
yang terletak lima rumah dari praktek dokter budi.

3. Ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang kelima, tidak pernah melakukan
ANC pada dokter Budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah
di tolong selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir-lahir.

4. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan:

Tekanan darah: 90/60 mmHg


Nadi:120 x/menit
Frekuensi pernapasan: 28 x/menit
Suhu :37,9o
5. Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),
meconium (+), penurunan kepala hodge I II , djj bayi didapatkan 180 x/menit.
6. Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya,
akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan
menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
Analisis masalah
1. Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sudah bekerja selama 3 tahan di
kelurahan Pulo Kerto yang terletak di Kecamatan Gandus, berpraktek di ruang
berukuran 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh
satu orang perawat yang juga bekerja sebagai tenaga administrasi.
a. Bagaimana peran dokter keluarga ?
Standar kompetensi dokter keluarga menurut WHO tahun 2003

Memberikan

pelayanan

kesehatan

yang

komprehensif

dan

berkesinambungan bagi pasien

Mengoordinasi layanan kesehatan

Menangani masalah-masalah kesehatan yang menonjol

b. Bagaimaa menejemen tempat pratek dokter keluarga yang baik ?


Persyaratan klinik dokter keluarga dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 028/Menkes/Per/I/2011 tentang klinik doga,
yaitu :
LOKASI

a.

Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah

masing-masing.
b. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan
kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.
c. ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana
dimaksud sebelumnya tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau
klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya melayani karyawan
perusahaan atau pegawai instansi pemerintah tersebut.
Bangunan dan Ruangan
a. Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak
b.

bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.


Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.


c. Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi,

keamanan,

kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta


perlindungan

dan

keselamatan

bagi

semua

orang

termasuk

penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.


d. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
ruang pendaftaran/ruang tunggu;
ruang konsultasi dokter;
ruang administrasi;
ruang tindakan;
ruang farmasi;
kamar mandi/wc;
ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

c. Apakah ruang praktek dokter budi sudah memenuhi syarat ?


Belum memenuhi standar karena tempat prakter dokter keluarga
memenuhi kriteria seperti diatas.
d. Berapa tenaga kerja yang dibutuhan pada praktek dokter budi ?
Seharusnya terdapap 1 dokter keluarga,1 bidan, 1 perawat, dan setidaknya
1 pegawai administrasi.

2. Pada sore hari, dokter Budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya
datang untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa
yang terletak lima rumah dari praktek dokter budi.
a. Apa saja peralatan dan bahan minimal yang harus ada di praktek dokter
keluarga ?
Sarana dan Prasarana pada Klinik Dokter Keluarga :
A. Peralatan Medis
1. Rutin :: Termometer, Tensimeter, Pengukur berat dan tinggi badan,
Stetoskop, Penekan lidah, Senter/lampu kepala, Spekulum hidung,
Diagnostic set
2. Khusus :: Otoskop, Optalmoskop, Glukometer
3. Penunjang :: Laboratorium klinik, EKG, USG, Pemeriksa visus,
Pemeriksa buta warna, Ronsen 4. Kedaruratan :: Oksigen +
regulator, Nebulizer, Semprit dari berbagai ukuran, Jarum suntik dari
berbagai ukuran, Perangkat infus, Minor set
B. Peralatan Non-Medis Bangunan (mungkin sewa), Rekam medis,
Ruangan, Sarana komunikasi, dan Sarana administrasi.
b. Mengapa si ibu lebih memilih melahirkan didukun dari pada di dokter ?
Karena ibu belum tau risiko yang akan terjadi apabila melahirkan
didukun,si ibu masih percaya dengan dukun dari pada dokter kerena doter
tidak pernah mengedukasi si ibu,didukun biaya lebih murah dan
menganggap didokter lebih mahal, ibu juga belum mengerti pentingnya
tentang BPJS dan manfaatnya.
3. Ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang kelima, tidak pernah melakukan
ANC pada dokter Budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah
di tolong selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir-lahir.
a. Mengapa si ibu tidak pernah melakukan ANC ?
Karena si ibu belum diedukasi dengan benar oleh dokter budi tentang
pentingnya ANC,padahal standar kompetensi dokter keluarga salah
satunya melaksanakan asuhan bagi wanita hamil .
b. Apa saja manfaat dari ANC ?
Dapat mengetahui keadaan bayi dan ibu

Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran

dan kedaruratan yang mungkin terjadi.


Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul

selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetrik.


Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, supleman dan

imunisasi.
Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui
masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara
fisik,

psikologis

dan`sosial.

c. Apakah dampak dari persalinan ditolong oleh dukun ?


Dapat terjadi perdarahan
Atonia uteri
kematian
d. Apa kemungkinan diagnosis yang terjadi ?
e. Apa yang harus dilakukan dokter budi pada kasus ?
Segera rujuk siibu dengan tatalaksana awal (pemasangan infus,cek tanda
vital,dll)
f. Berapa lama waktu persalinan yang normal ?
Kala I
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan

pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya.


Kala II
Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi
lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini
biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk persalinan pertama.

Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.


Kala III
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan

sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit.


Kala IV
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya
perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam.

4. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan:


Tekanan darah: 90/60 mmHg

Nadi:120 x/menit
Frekuensi pernapasan: 28 x/menit
Suhu :37,9o
Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),
meconium (+), penurunan kepala hodge I II , djj bayi didapatkan 180 x/menit.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan pada
kasus ? 13
Kasus
Tekanan

Normal
darah: 120/80

Interpretasi
Hipotensi

90/60 mmHg
Nadi:120 x/menit
Frekuensi

60-100 x/menit Takikardi


14

20 Cepat

pernapasan:28

x/menit

Mekanisme

x/menit
Suhu :37,9o

36,6-37,2o

Meningkat

5. Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya,
akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan
menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
a. Apa indikasi pemasangan infus ?
Indikasi pemasangan infus
1.

Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan


pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena

2.

Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat


(seperti furosemid, digoxin) Pasien yang mendapat terapi obat dalam
dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena

3.

Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit

4.

Pasien yang mendapatkan tranfusi darah

5.

Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya


pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak

stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok


(mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba),
sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
6.

Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi


kebutuhan
dengan
injeksi
intramuskuler.

b. Bagaimana cara dokter budi meyakinkan ibu untuk dirujuk ke


rumah sakit ?
Dokter budi harus menjelaskan risiko-risiko yang akan terjadi apabila si
ibu tidak di rujuk kerumah sakit dan menjelaskan dengan tegas tapi sopan
dan sejelas-jelasnya dan sarankan untuk membuat kartu BPJS sehingga
biaya dapat ditanggung pemerintahan.
c. Apa saja peran dan fungsi dari BPJS ?
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun, dan jaminan kematian.

Program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional


berdasarkan prinsip asuransi sosial, agar peserta BPJS memperoleh
manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang
pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan mengalami
kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat pekerjaan yang
dilakukannya.

Jaminan

hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin


agar peserta BPJS Kesehatan menerima uang tunai apabila pensiun,
mengalami cacat permanen, atau meninggal dunia.
Jaminan

pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat


kehidupan yang layak pada saat peserta BPJS kehilangan atau
berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau

mengalami kecacatan permanen, dan diselenggarakan berdasarkan


manfaat pasti.
Jaminan

kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian


yang dibayarkan kepada ahli waris peserta BPJS yang meninggal dunia.
d. Bagaimana cara merujuk dan kemana tempat merujuk si ibu ?
Mekanisme rujukan
1.

Menentukan kegawadaruratan penderita


a.

Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih


Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga
atau kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat
menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.

b.

Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas


Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana
yang harus dirujuk.

c.

Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga

Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengathuan ibu atau keluarga
bayi yang bersangkutan dengan cara petugas kesehatan menjelaskan
kondisi atau masalah bayi yang akan dirujuk dengan cara yang baik.
d.

Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju


1)
2)

Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk


Meminta petunjuk apa yan perlu dilakukan dalam rangka

persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan


3)

Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong

penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.


e.

Persiapan penderita (BAKSOKUDA)


Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat
BAKSOKUDA yang diartikan sebagi berikut :
1) (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan
2) (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan
seperti spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
3) (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien)
dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang
lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.

4) (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu


(klien), alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat
yang telah diterima ibu
5) (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama
perjalanan merujuk
6) (Kendaraan)

Siapkan

kendaraan

yang

cukup

baik

untuk

memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat


mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
7) (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang
diperlukan di tempar rujukan
8) (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan
transfusi darah apabila terjadi perdarahan
f. Pengiriman Penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/
sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
g.

Tindak lanjut penderita


1) Untuk penderita yang telah dikemalikan
2) Harus kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan
lanjut tapi tidak melapor.

e. Apakah dokter budi sudah melakuka tugasnya sebagai dokter


keluarga dengan baik ?

Dokter budi belum melaksanakan tugasnya dengan baik karena dokter


keluarga seharusnya selain mengobati sebaiknya mencegah dan
mengedukasi masyarakat
6. Bagaimana kita sebagai dokter keluarga melakukan penyuluhan yang baik kepada
masyarakat?

Langkah-langkah dalam Penyuluhan Kesehatan


Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus
melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah langkah dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan
kesehatan masyarakat.
4) Menyusun perencanaan penyuluhan
(1) Menetapkan tujuan
(2) Penentuan sasaran
(3) Menyusun materi / isi penyuluhan
(4) Memilih metoda yang tepat
(5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
(6) Penentuan kriteria evaluasi.
5) Pelaksanaan penyuluhan
6) Penilaian hasil penyuluhan
7) Tindak lanjut dari penyuluhan

Hipotesis
Dokter Budi seorang dokter keluarga belum melaksanakan perannya sebagai
dokter keluarga secara maksimal diwilayah prakteknya.

BPJS
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah badan yang menyelenggarakan
program jaminan sosial yang mencakup seluruh penduduk Indonesia. Namun agar jelas
batas tanggung jawabnya, maka hal ini telah diatur dalam undang-undang mengenai
batasan fungsi, tugas dan wewenang BPJS Kesehatan. Adapun UU tersebut adalah:
Fungsi BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan, yang
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.
Adapun tujuan dari fungsi ini adalah menjamin agar peserta BPJS Kesehatan
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan
Adapun

dasar
BPJS

Ketenagakerjaan

menurut

kesehatan.
UU

BPJS

Kesehatan

berfungsi

menyelenggarakan empat program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian tenaga kerja.

Program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan


prinsip asuransi sosial, agar peserta BPJS memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja yang terdaftar sebagai
anggota BPJS Kesehatan mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit
akibat pekerjaan yang dilakukannya.

Jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi


sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta BPJS
Kesehatan menerima uang tunai apabila pensiun, mengalami cacat permanen, atau
meninggal dunia.

Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi


sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak
pada saat peserta BPJS kehilangan atau berkurang penghasilannya karena
memasuki

usia

pensiun

atau

mengalami

kecacatan

permanen,

dan

diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi


sosial dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan
kepada ahli waris peserta BPJS yang meninggal dunia.

Tugas BPJS Kesehatan


Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS Kesehatan mempunyai
tugas sebagai berikut:

Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta BPJS Kesehatan;

Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta BPJS Kesehatan dan pemberi
kerja;

Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta BPJS Kesehatan;

Mengumpulkan dan mengelola data peserta BPJS Kesehatan program jaminan


sosial;

Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan


ketentuan program jaminan sosial;

Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial


kepada peserta BPJS Kesehatan dan masyarakat.

Tugas BPJS Kesehatan meliputi pendaftaran kepesertaan BPJS Kesehatan dan


pengelolaan data peserta BPJS Kesehatan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk
menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran
manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi

dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan informasi mengenai
BPJS

Kesehatan.

Tugas pendaftaran kepesertaan BPJS Kesehatan dilakukan secara pasif, dalam arti
menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta BPJS Kesehatan.
Wewenang BPJS Kesehatan
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas BPJS Kesehatan
mempunyai wewenang:

Menagih pembayaran Iuran peserta BPJS Kesehatan;

Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian,
keamanan dana, dan hasil yang memadai;

Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta BPJS Kesehatan


dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;

Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan yang melayani peserta BPJS


Kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;

Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;

Mengenakan sanksi administratif kepada peserta BPJS Kesehatan atau pemberi


kerja yang tidak memenuhi kewajibannya pembayaran iuran;

Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai


ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Dan yang terakhir adalah melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan program jaminan sosial.

Kewenangan BPJS menagih pembayaran Iuran, dalam arti meminta pembayaran


dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran.
Kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi
administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai
badan hukum publik.

Anda mungkin juga menyukai