Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur
ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum
berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar
rahim. (1) (2) (3)
Gastroskisis adalah defek mayor dalam penutupan dinding abdomen. P a d a gastro
skisis, visera tidak tertutup dinding abdomen dan herniasi menembus defek pada
lateral umbilikus (biasanya pada sisi kanan dimana terjadi involusi vena umbilikal
kedua) sehingga terjadi eviserasi dari isi cavum abdomen. Gastroskisis biasanya
berisi usus halus dan sama sekali tidak terdapat membran yang menutupi
baik peritoneum maupun amnion . Kadang terdapat jembatan kulit diantara
defek tersebut dan umbilikalis. Insiden gastroskisis jauh lebih rendah yakni
(1:20.000-30.000), dibandingkan dengan Omphalocele. (2) (7)
Kehamilan berisiko tinggi seperti adanya kelainan ini berhubungan dengan
kehamilan pada wanita muda, status sosial ekonomi rendah dan kehidupan sosial
yang tidak stabil, penggunaan aspirin, ibuprofen, dan pseudoephedrine pada
kehamilan trimester pertama dihubungkan dengan peningkatan resiko gastroskisis
mendukung teori kerusakan pembuluh darah sebagai penyebabnya. Rokok, alkohol,
dan obat-obat penenang memberikan kenaikan resiko malformasi. Penelitian
epidemologi di eropa juga menunjukan peningkatan resiko terjadinya gastroskisis
sampai 11 kali pada ibu dibawah umur 20 tahun. Kelainan kromosom dan anomali
lain sangat jarang ditemukan pada gastroskisis, kecuali adanya atresia intestinal. Bayi
dengan gastroskisis biasanya kecil untuk masa kehamilannya. Dalam sebuah
penelitian menunjukan pada wanita yang menderita penyakit meular seksual dan

infeksi saluran kemih sebelum atau selama awal kehamilan, bayi mungkin akan 4 kali
lebih cenderung memiliki gastroskisis. (8)
Sekitar minggu ke 16 dari kehamilan, bisa dilakukan pemeriksaan protein yang
disebut alphafetoprotein (AFP). Bila mana hasilnya tidak normal atau tinggi maka
biasanya akan dilanjutkan dengan

pemeriksaan ultrasonografi USG. USG akan

menunjukan adanya kelainan dibagian luar perut bayi. AFP sendiri bermanfaat pada
trimester kedua kehamilan. Ini berguna untuk kelainan omphalocele maupun
gastroschisis yang secara statistik kadar AFP gastroschisis lebih besar daripada
omphalocele. (3) (4)
Berikut akan dibahas refleksi kasus mengenai Bayi Prematur dengan Gastroskisis
di ruangan Perinatal Resiko Tinggi (PERISTI) RSUD Undata Palu.
KASUS
IDENTITAS
Nama

: By. NN

Jenis kelamin : Laki-laki


Tanggal lahir : 22 Februari 2014
Tanggal masuk : 22 Februari 2014 . pkl 09:24 (3 hari)
ANAMNESIS
Bayi baru masuk jam 09.24 melalui UGD diantar oleh tetangga dengan keluhan
masuk usus berada pada luar rongga perut. Bayi riwayat lahir di rumah tanggal 22
Februari 2014 dengan spontan, skor apgar tidak diketahui, warna ketuban hijau kental
kekuning-kuningan, dengan estimasi usia kehamilan 32 34 minggu. Berat badan
lahir 1.300 gram. kelainan kongenital tidak ada, trauma lahir tidak ada. Partus lama
tidak diketahui, pendarahan antepartum abnormal tidak diketahui, kelainan plasenta
dan KPD tidak diketahui dan kelainan tali pusat tidak ada.
Riwayat maternal: Primigravida, saat hamil usia 19 tahun, usia kehamilan kurang
dari 9 bulan (32-34 minggu). Riwayat golongan darah dan rhesus : Golongan darah
dan rhesus bayi dan ibu tidak diketahui.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Denyut jantung

: 153x/menit

Suhu

: 36,50C

Respirasi

: 70 x/menit

CRT

: < 2 detik

Berat Badan

: 1.300 gram

Sistem neurologi :
Aktivitas
Kesadaran
Fontanela
Sutura
Ubun-ubun
Refleks cahaya
Kejang
Tonus otot
Sistem pernapasan
Sianosis
Merintih
Apnea
Retraksi dinding dada
Pergerakan dinding dada
Cuping hidung
Bunyi pernapasan
Bunyi tambahan

: kurang aktif
: compos mentis
: datar
: memisah
: tidak membonjol
: ada
: tidak ada
: normal
: tidak ada sianosis
: ada
: tidak ada
: tidak ada
: simetris
: tidak ada
: bronchovesicular
: wheezing -/-, rhonchi -/-.

Skor Down
Frekuensi Napas
Merintih
Sianosis
Retraksi
Udara Masuk

:0
:1
:0
:0
:0

Total skor

: 1 (tidak ada gawat napas)

WHO

: tidak ada gangguan napas

Sistem hematologi :
Pucat
Ikterus
Sistem kardiovaskuler

: tidak ada
: tidak ada

Bunyi Jantung
: SI dan SII murni reguler
Murmur
: tidak ada
Sistem Gastrointestinal
Kelainan dinding abdomen: positif (usus berada di luar rongga perut)
Muntah
: tidak ada
Diare
: tidak ada
Residu lambung
: tidak ada
Organomegali
: tidak ada
Peristaltik
: positif, kesan normal
Umbilikus
Pus
Kemerahan
Edema
Sistem Genitalia.
Hipospadia
Hidrokel
Hernia
Testis
Anus imperforata
Pemeriksaan lain
Ekstremitas
Turgor
Kelainan kongenital
Trauma lahir

: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: belum turun
: tidak ada
: Akral hangat
: kembali cepat
: tidak ada
: tidak ada

Kategori Sepsis Neonatorum


Kategori A: Hiportermia, Persalinan di lingkungan kurang higienis
Kategori B: Gangguan minum, kurang aktif
Kesimpulan : Dugaan sepsis (1A + 2B)

RESUME

Bayi baru masuk jam 09.24 melalui UGD diantar oleh tetangga dengan keluhan
usus berada pada luar rongga perut tidak terbungkus dengan peritoneum dan amnion.
Bayi riwayat lahir di rumah tanggal 22 februari 2014 dengan spontan, skor apgar
tidak diketahui, kehamilan 32 - 34 minggu. Berat badan lahir 1.300 gram. Riwayat

maternal: Primigravida, saat hamil usia 19 tahun. Golongan darah dan rhesus bayi
dan ibu tidak diketahui.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Denyut jantung 153 x/menit, suhu 36,50C,
respirasi 70x/menit, berat badan 1.300 gram skor down 1 (tidak ada gawat napas),
aktivitas kurang aktif, kriteria sepsis tergolong dugaan sepsis (1 kriteria A dan 2
kriteria B).
DIAGNOSIS : Bayi preterm + Gastroschisis
TERAPI

IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit


Injeksi Cefotaxime 2 x 75 mg / iv
Perawatan gastroschisis dengan kasa steril dan Hcl
Puasakan sementara
Pasang OGT terbuka
Rawat inkubator

Anjuran pemeriksaan :
-

GDS

FOLLOW UP
23/02/2014

(1hari)

S: panas (-), malas minum (-), BAK kurang


O: - Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung
: 156x/menit
Suhu : 37 C
Pernapasan
: 86x/menit
CRT : < 2 detik
Berat badan
: 1.300 gr
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih (+), apnea (-), retraksi dinding dada

(-), pergerakan dinding dada simetris (+),


Skor DOWN : 1 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (+), organomegali (-).

Sistem Saraf : aktifitas kurang aktif, tingkat kesadaran compos mentis,

fontanela datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)


Kriteria Sepsis: A: - Persalinan ditempat kurang higienis
B: - Gangguan Minum, Kurang aktif
Pemeriksaan penunjang :

GDS : 116 mg/dL

A: Bayi Preterm + Gastroschisis


P: IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit
Oksigen 2 Lpm
Puasakan sementara
Perwatan gastroskisis dengan menggunakan kain kasa steril dan Hcl
Monitoring dan stabilisasi suhu.
24/02/2014

(2 hari)

S: Muntah warna kecoklatan, panas (-), malas minum (-).


O: - Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung
: 120x/menit
Suhu : 35,5C
Pernapasan
: 38x/menit
CRT : < 2 detik
Berat badan
: 1.300 gr
Keadaan Umum: Jelek
Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada

(-), pergerakan dinding dada simetris (+),


Skor DOWN : 1 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (+), organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas kurang aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)

A: Bayi preterm + Gastroschisis


P: IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit
Oksigen 2 Lpm

Perawatan Gastroschisis dengan menggunakan kasa steril dan Hcl


25/02/2014

(3 hari)

S:Muntah warna kehitaman (+), panas (-), malas minum (-) BAK < 3 kali
O: - Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung
: 120x/menit
Suhu : 36 C
Pernapasan
: 30x/menit
CRT : < 2 detik
Berat badan
: 1.300 gr
Keadaan Umum: Jelek
Sistem Pernapasan : Sianosis (+), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada

(+), pergerakan dinding dada simetris (+),


Skor DOWN : 3 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-), organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas kurang aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)

A: Bayi preterm + Gastroschisis


P: IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit
Rawat inkubator
Oksigen 2 Lpm
Perawan gastroschisis dengan kasa steril dan Hcl

DISKUSI
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien masuk dengan keluhan usus berada
pada luar rongga abdomen tanpa ditutupi dengan peritoneum dan amnion dengan
posisi berada pada sebelah kanan tali pusat. Dari anamnesis ini didapatkan bahwa
pasien mengalami Gastroschisis berdasarkan tanda-tanda klinisnya seperti Lokasi
defek keluarnya usus berada disamping umbilicus, organ yang keluar pada
gastroschisis yakni Usus, serta tali pusat yang normal dan tidak adanya Peritonium
dan amniom yang membungkus organ yang berada di luar rongga abdomen. Berbeda
dengan Omfalokel organ yang berada di luar rongga abdomen tebungkus dengan
peritoneum dan amnion. Dari anamnesis juga didapatkan bayi riwayat lahir dengan
spontan, skor apgar tidak diketahui. Estimasi Usia kehamilan adalah 32 34 minggu.
Berat badan lahir 1300 gram dan umur ibu yakni 19 tahun. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa pasien tergolong bayi preterm.
Klinis Perbandingan Gastroskisis dengan Omphalocele.
Faktor
Lokasi
Defek ukuran
Tali pusat
Kantong
Isi
Usus
Malrotasi
Fungsi Intestinal
Anomali Lain

Gastroskisis
Samping Umbilikus
Kecil (2-4 cm)
Normal
Tidak
Usus
Kusut, meradang
Ada
Fungsi menurun pada awal
Jarang

Omphalocele
Umbilikus
Besar (2-10 cm)
Menmpel pada kantong
Ada
Hepar, usus
Normal
Ada
Normal
Sering (30-70%)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36.50C, respirasi 70 x/menit, berat badan
1.300 gram (skor down 1 (tidak ada gawat napas), kriteria sepsis tergolong dugaan
sepsis (1 kriteria A dan 2 kriteria B). Dari pemeriksaan fisik ini didapatkan bahwa
bayi tidak mengalami hipotermi.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada bayi ini adalah gula darah sewaktu
dengan hasil pemeriksaan 116 gr/dL. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pasien
tidak mengalami hipoglikemia. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang didapatkan bahwa diagnosis pasien pada kasus ini adalah
bayi preterm dengan Gastroskisis.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan
sedangkan bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram.(1)
Faktor risiko terjadinya bayi prematur antara lain(6):
a. Janin: Gawat janin, kehamilan kembar, eritroblastosis, hydrop non imun
b. Plasenta: Plasenta previa, abruptio plasenta
c. Uterus: Uterus bikornat, serviks tidak kompeten
d. Ibu: Pre eklamsia, penyakit medis kronis (misalnya penyakit jantung), Infeksi
(misanya Listeria monositogenes, infeksi saluran kemih), penyalahgunaan
obat
e. Lain-lain: Ketuban pecah sebelum waktunya, polihidramnion, Iatrogenik
Pada kasus ini, faktor risiko terjadinya bayi prematur tidak diketahui karena tidak
adanya komunikasi secara langsung untuk memperoleh data anamesis yang akurat.(7)
Perawatan pada bayi dengan gastroskisis pada kasus bertujuan untuk mencegah
penyakit sebagai kompikasi yang biasa timbul seperti :
- Menmpatkan bayi pada ruangan yang aseptic dan hangat untuk mencegah
-

terjadinya kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.


Memasang pipa Orogastrik untuk mengeluarkan udara dan cairan dari sistem
usus dan mencegah muntah, mencegah aspirasi, mengurangi distensi dan
tekanan dalam sistem usus sekaligus mengurangi tekanan intraabdomen.

Pemasangan infuse dekstrosa 5 % sehingga dapat menjaga tekanan


intravascular dan menjaga khilangan protein yang mungkin terjadi karena

gangguan sistem usus, dan untuk pemberian antibiotic.


Monitoring dan stabilasasi suhu
Penutupan defek dan usus dengan menggunakan kasa steril dan Hcl dengan
tujuan melindungi defek dari trauma mekanik, mencegah kehilangan panas

dan mencegah infeksi.


Prognosis pada bayi gastroskisis tergantung derajat beratnya masalah yang
timbul, seperti prematuritas, atresia intestinal, usus yang pendek, dan disfungsi usus
karena peradangan. Prognosis meningkat bila dilakukan pemeriksaan USG rutin
prenatal sehingga dapat menentukan cara terbaik untuk melahirkan bayi dengan
gastroskisis. Pada suatu penelitian menyebutkan bahwa prognosis gastroskisis tiga
kali lebih baik dibandingkam dengan omphalocele sering disertai dengan kelainan
congenital lain.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hariarti, M, Yunanto, A, Usman, A, Saroso, GI. Buku Ajar Neonatologi edisi I.
Jakarta: IDAI, 2008.
2. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1985.

3. Klaus, M. Fanaroff,A. Penalatalaksanaan Neonatus Risiko Tinggi, ed. 4. Jakarta:


EGC, 1998.
4. IDAI. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI,
2010.
5. Tim JNPK PONEK. Termoregulasi Pada Neonatus (PPT).
6. Kliegman, RM. Janin dan Bayi Neonatus, in Behrman, RE, Kliegman, R, Arvin,
AM. (Eds.): Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta: EGC, 2000.
7. Benson, RC, Pernoll, RL. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC,
2009.
8. Lee, AC, Mullany, LC, Tielsch, JM, Katz, J. Risk Factors for Neonatal Mortality
Due to Birth Asphyxia in Southern Nepal. Pediatrics. 2008 May; 121(5): e1381
e1390.
9. Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology 8th Edition. USA:
Elsevier, 2007.

Anda mungkin juga menyukai