Heat Loos
Heat Loos
Lokasi
APT
APL
APPB
APK
Debit air
(liter/det)
3.0
2.0
0.5
0.5
Ts
( C)
T ud
(oC)
Q
(kW)
88
74
50
73
29
31
29
28
Total =
743.4
361.2
44.1
94.5
1243.2
55
Dari tabel perhitungan hilang panas alamiah di atas, didapat bahwa besar kehilangan
panas alamiah pada daerah Bonjol sebesar 1243.2 kW 1 MWe.
6.2 Sumber Panas
Sumber panas (heat sources) merupakan salah satu komponen utama dalam suatu sistem
panas bumi. Hal ini menyebabkan penentuan sumber panas dari suatu daerah panas bumi
menjadi penting untuk dilakukan. Penentuan sumber panas pada daerah Bonjol didasarkan pada
kenampakan geologi dan hasil survei metode gravitasi.
Asumsi pada metode gravitasi adalah keberadaan anomali positif pada daerah penelitian
yang menunjukkan keberadaan batuan dengan nilai densitas yang besar yang berperan sebagai
sumber panas. Pada peta penyebaran anomali residual (sisa) Bonjol, perkiraan zona potensi
sumber panas pada daerah Bonjol berada pada bagian tengah daerah penelitian, di bawah Satuan
Lava Tua (Tmv). Sumber panas ini juga berada di bawah sesar normal Takis. Kedalaman dari
sumber panas didasarkan pada penampang gravitasi daerah Bonjol dan diperkirakan mencapai 3
kilometer.
Metode gravitasi tidak dapat menentukan litologi dari sumber panas tersebut secara pasti.
Berdasarkan kenampakan pada peta geologi, penulis memperkirakan bahwa sumber panas yang
daerah Bonjol adalah intrusi batuan beku berkomposisi andesitik yang merupakan magma sisa
hasil dari pusat erupsi Bukit Gajah yang terjadi pada zaman Kuarter (Pusat Sumberdaya Geologi,
2007). Ini dikarenakan letak anomali positif tersebut berada di sekitar Bukit Gajah.
bagian tengah daerah penelitian, tepatnya di zona depresi Bonjol. Berdasarkan penampang
geologi daerah Bonjol, reservoar panas bumi diperkirakan batuan vulkanik tua (Satuan Lava Tua
dan Satuan Lava Bukit Malintang) yang kaya akan rekahan sehingga bersifat permeabel.
Hasil dari penampang resistivitas (gambar 4.13, 4.14, dan 4.15) menunjukkan bahwa
zona batuan penutup dimulai pada ketinggian 320 meter dari permukaan laut. Hasil dari
penampang resistivitas line E4000-E5000-E6050 dan F4500-F5200-F6000 juga merekam jejak
dari sesar normal Padang Baru yang terkubur di bawah permukaan. Hasil ini menunjukkan
bahwa penyebaran area dengan nilai resistivitas rendah dipengaruhi oleh struktur sesar yang ada
di daerah penelitian. Struktur sesar yang ada di daerah penelitian memungkinkan fluida
hidrotermal naik dan menyebabkan batuan yang dilaluinya berubah menjadi lempung
hidrotermal yang dapat bertindak sebagai batuan penutup sistem panas bumi.
Diasumsikan bahwa saturasi air 100%, porositas 10%, konversi kelistrikan 10%, recovery
factor 50%, dan life time mencapai angka 30 tahun atau 9,5 x 108 detik, luas daerah prospek
reservoar 7,5 km2 (didapatkan dari hasil pemetaan resistivitas semu AB/2 = 1000 meter), tebal
reservoar 1000 meter, dan faktor konversi tenaga termal ke tenaga listrik sebesar 0,1.
Data- data yang diketahui, yaitu:
df = 8 x 1011 kg/km3
cf = 4,2 kJ/kg.K
dr = 26,5 x 1011 kg/km3
cr = 0.8 kJ/kg.K
V = 7,5 km3
T Res = 180oC
58
Maka:
Q Fluida = 1,5 x 1014 kJ
Q Batuan = 8,6 x 1014 kJ
Q Total = 10,1 x 1014 kJ
QWe = 53158 kWe 53 MWe
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi energi panas bumi, energi panas bumi yang dapat
dihasilkan oleh daerah panas bumi Marana ditaksir mencapai 53 MWe.
59