Anda di halaman 1dari 6

1.

Elevasi tanah dasar (subgrade) terletak pada ketinggian 5,00 meter di atas tanah timbunan.
Bahan timbunan direncanakan dengan menggunakan hasil galian di lokasi lain pada ruas jalan
yang sama.
Saudara diminta :
a. Menjelaskan pengujian apa saja yang dibutuhkan sebelum bahan tersebut digunakan
sebagai bahan timbunan dan apa tujuan dari setiap pengujian tersebut (minimal 3 jenis
pengujian).
b. Menjelaskan pekerjaan apa yang perlu dilakukan sebelum pekerjaan setiap lapis
penimbunan dinyatakan selesai dan dapat dilanjutkan ke lapisan berikutnya??.
c. Menjelaskan tujuan pekerjaan yang dimaksud pada butir b di atas.
Penyelesaian :
a. Pengujian yang dibutuhkan sebelum bahan timbunan digunakan antara lain :
1) Pemeriksaan Penentuan Batas Plastis (LL) dan Indeks Plastis (PI) tanah, tujuannya
dengan nilai LL dan PI dapat ditentukan klasifikasi tanah yang akan digunakan sebagai
bahan timbunan, sehingga dapat diketahui berdasarkan klasifikasinya, apakah bahan
timbunan dimaksud memenuhi syarat atau tidak.
2) Pemeriksaan pemadatan tanah, tujuannya untuk menentukan tingkat kepadatan relatif
dari tanah yang dipadatkan di lapangan, sehingga dapat ditentukan spesifikasi
kepadatannya. Disamping itu dengan pemeriksaan pemadatan, dapat diketahui nilai
kadar air optimumnya.
3) Pemeriksaan CBR Laboratorium, tujuannya untuk menentukan nilai CBR (California
Bearing Ratio) tanah, sehingga dapat diketahui apakah bahan timbunan dimaksud
memenuhi syarat atau tidak.
b. Terhadap setiap lapis timbunan tanah harus dilakukan pemadatan, kemudian dilakukan
pengujian kepadatan lapangan dengan alat kerucut pasir (sand cone) atau rubber
balloon. Apabila kepadatan lapangan telah memenuhi persyaratan, maka pekerjaan lapisan
berikutnya dapat dilaksanakan.
c. Tujuan pemadatan tanah di lapangan adalah untuk meningkatkan daya dukungnya,
sedangkan pengujian pemadatan di lapangan untuk mendapatkan derajat atau tingkat
kepadatan tanah timbunan terhadap kepadatan laboratorium (misal; 95% dmax. atau 100%
dmax.).

2.

Dari gambar rencana diketahui bahwa daya dukung tanah dasar rencana dinyatakan dengan
CBR = 6%. Daya dukung tanah dasar di lapangan ternyata memiliki nilai CBR sebesar = 4%.
Saudara diminta :
a. Menjelaskan langkah yang perlu dilakukan mengatasi hal tersebut. Jelaskan dengan
menggunakan gambar dan lengkapi dengan ukuran yang dibutuhkan.
b. Jenis timbunan apa yang digunakan dan berapakah nilai daya dukung timbunan tersebut.
c. Menjelaskan tujuan dari pemadatan dan yang dimaksud dengan kadar air optimum.
Penyelesaian :
1. Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan CBR dari 4% menjadi > 6% melalui
perbaikan tanah dasar, antara lain dengan cara stabilisasi tanah (dengan semen atau kapur)
atau dengan urugan tanah di atas tanah dasar asli sesuai CBR yang disyaratkan.

Lapis Permukaan
Lapis Pondasi Kelas A
Lapis Pondasi Kelas B
Minimal 30 cm
Tanah dasar asli

2. Jenis timbunan yang digunakan adalah timbunan biasa dengan nilai daya dukung (nilai
CBR) > 6%.
3. Tujuan pemadatan adalah :
1) Untuk memperkecil permeabilitas tanah, sehingga perubahan kadar air dan perubahan
volume dapat berkurang.
2) Memperkecil dan menghilangkan perbedaan penurunan.
3) Menambah kekuatan geser atau daya dukung.
Sedangkan kadar air optimum adalah kadar air pada saat dicapai kepadatan maksimum.
3.

Ruas jalan dengan lebar 7,00 meter dan lebar bahu jalan 1,50 meter, tipe jalan 2/2 UD
dibangun di atas tanah timbunan setinggi 5,00 meter dari muka tanah asli.
Jenis lapisan perkerasan lentur terdiri dari :
Subgrade dengan daya dukung tanah dasar = 10%
Agregat (batu pecah) Kelas A tebal
= 20 cm
Agregat (batu pecah) Kelas B tebal
= 40 cm
Agregat (batu pecah) Kelas S tebal
= 25 cm
Lapis Beton Aspal AC Base tebal
= 8 cm
Lapis Aspal Beton AC - WC tebal
= 5 cm
Lapis Aspal Beton AC BC tebal
= 6 cm
Saudara diminta :
a. Menggambarkan penampang melintang ruas jalan tersebut.
b. Melengkapi penampang melintang tersebut dengan data yang menunjukkan lebar, tebal dan
jenis lapisan perkerasan sesuai data di atas.
Penyelesaian :
AC WC = 5 cm
AC BC = 6 cm
2%
AC Base = 8 cm
Agregat Kelas S = 25 cm
4%
Agregat Kelas A = 20 cm
Agregat Kelas B = 40 cm

Arah L-L
2%
4%

Tanah timbunan = 5,00 m


CBR = 10%
Tanah dasar asli

Bahu Jalan
1,50 m

4.

Jalur Lalu lintas = 7,00 m

Bahu Jalan
1,50 m

Lapis beton aspal yang dibentuk dari bahan utama agregat dan aspal merupakan salah satu jenis
perkerasan untuk struktur perkerasan lentur. Dengan demikian mutu lapisan beton aspal sangat
ditentukan dari hal-hal yang terkait dengan agregat dan aspal.
Saudara diminta :
a. Menjelaskan apa yang perlu dikendalikan untuk agregat selama proses pelaksanaan
dimulai dari AMP sampai pemadatan di lapangan.
b. Menjelaskan apa yang perlu dikendalikan untuk aspal selama proses pelaksanaan
dimulai dari AMP sampai pemadatan di lapangan.
c. Menjelaskan mengapa bahan agregat untuk beton aspal harus kuat, bersih dan bebas dari
lempung dan kotoran, serta memiliki bidang pecah lebih dari satu muka.
Penyelesaian :
a. Pengendalian agregat selama proses pelaksanaan dari AMP sampai pemadatan di lapangan:

1) Pengujian yang dilakukan di AMP al. : pengujian Abrasi dengan mesin Los Angeles,
gradasi agregat dari bin dingin (cod bin), gradasi agregat dari bin panas (hot bin), serta
pemeriksaan gradasi agregat dalam campuran dari contoh yang keluar dari AMP.
2) Pengujian yang dilakukan setelah pemadatan di lapangan (terhadap campuran beraspal
panas) yaitu pengujian gradasi dari benda uji (core) yang diambil dari lapangan.
b. Pengendalian aspal selama proses pelaksanaan dari AMP sampai pemadatan di lapangan:
1) Pengujian yang dilakukan di AMP al. : Pengujian penetrasi dan titik lembek aspal,
pengujian kadar aspal dalam campuran dari contoh yang keluar dari AMP.
2) Pengujian yang dilakukan setelah pemadatan di lapangan (terhadap campuran beraspal
panas) yaitu pengujian kadar aspal dari benda uji (core) yang diambil dari lapangan.
c. Bahan agregat untuk beton aspal :
1) Harus kuat, agar agregat tidak mudah pecah ketika dilakukan pemadatan, disamping itu
agar agregat tahan terhadap pemecahan, penurunan, dan penghancuran akibat dari
beban lalu-lintas.
2) Harus bersih dan bebas dari lempung dan kotoran, karena kalau agregat tidak bersih dan
mengandung lempung dan kotoran akan mempengaruhi kelekatan aspal terhadap
agregat, serta untuk menghindari terjebaknya bahan kotoran dimaksud dalam campuran
beraspal.
3) Memiliki bidang pecah lebih dari satu muka, agar menghasilkan ikatan antar agregat
yang paling baik.
5.

Secara umum struktur perkerasan beton semen (rigid pavement) terdiri dari lapis permukaan,
lapis pondasi bawah (subbase), dan tanah dasar (subgrade).
Saudara diminta :
a. Menjelaskan mengapa pada perkerasan beton semen (rigid pavement) tidak diperlukan
pondasi berlapis-lapis seperti pada perkerasan lentur (flexible pavement).
b. Sebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan konstruksi perkerasan beton semen (rigid
pavement).
c. Menjelaskan perbedaan prinsip antara perkerasan beton semen (rigid pavement) dengan
perkerasan Cement Treated Base (CTB).
Penyelesaian :
a. Pada perkerasan beton semen tidak diperlukan pondasi berlapis-lapis seperti pada
perkerasan lentur, karena pada perkerasan beton semen beban lalu-lintas hampir seluruhnya
dipikul oleh lapis permukaan berupa pelat beton, sedangkan lapisan di bawahnya hanya
berfungsi sebagai lantai kerja.
b. Kelebihan dan kekurangan konstruksi perkerasan beton semen :
1) Kelebihan :

Umur rencana dapat mencapai > 20 tahun


Biaya pemeliharaan relatif rendah
Mampu melayani lalu-lintas berat
Relatif lebih tahan terhadap cuaca

2) Kekurangan :
Pada umumnya biaya awal konstruksi cukup tinggi
Jika terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut cepat dan dalam waktu singkat,
serta pemeliharaan menjadi sulit dengan biaya relatif tinggi
Permukaan lebih kasar, sehingga kenyamanan kurang dan cepat merusak roda
kendaraan
Memerlukan perawatan, sehingga perlu waktu cukup lama untuk dilalui kendaraan
Memiliki kelemahan pada sambungan antar segmen
c. Perbedaan prinsip antara perkerasan beton semen (rigid pavement) dengan perkerasan
Cement Treated Base (CTB) antara lain :
1) Perkerasan Beton Semen :

Campuran beton untuk perkerasan beton semen merupakan campuran basah


Kuat tekan perkerasan beton termasuk mutu beton sedang/tinggi (pada umur 28 hari
antara 350 - 400 kg/cm2)
Diperlukan rasio air bebas semen untuk mendapatkan nilai slump dan kuat tekan
yang direncanakan
Diperlukan sambungan, baik memanjang maupun melintang
2) Perkerasan CTB :
Campuran CTB merupakan campuran kering, sehingga tidak dipelukan nilai slum
Kuat tekan CTB termasuk mutu beton rendah (pada umur 21 hari = 120 kg/cm2)
Diperlukan kadar air optimum untuk mendapatkan kepadatan maksimum
Tidak diperlukan sambungan, baik memanjang maupun melintang

6.

Sambungan pada perkerasan beton semen (rigid pavement) merupakan bagian yang perlu
diperhatikan dengan seksama. Sambungan ruji (dowel) merupakan sambungan dengan tulangan
polos dan sambungan pengikat (tie bars) harus menggunakan tulangan berulir.
Saudara diminta :
a. Menjelaskan mengapa sambungan ruji (dowel) harus menggunakan tulangan polos, dan
mengapa untuk sambungan pengikat (tie bars) harus menggunakan tulangan ulir??.
b. Gambarkan letak kedua sambungan tersebut.
c. Menjelaskan alasan pada pelaksanaan perkerasan beton semen sering digunakan lean
concrete di bawah pelat beton.
Penyelesaian :
a. Karena sambungan melintang dimaksudkan sebagai sistem pengulur beban, sehingga slab
yang berdampingan dapat bekerjasama tanpa terjadi penurunan yang berarti, untuk itu ruji
(dowel) menggunakan baja polos dan dilumuri dengan bahan anti lengket untuk mencegah
ikatan antara ruji dengan beton. Sedangkan untuk sambungan pengikat (tie bars) pada
sambungan memanjang digunakan tulangan ulir dengan maksud untuk mengikat slab agar
tidak bergerak horisontal.
b. Gambar letak sambungan dimaksud :

Tulangan sambungan pengikat


(tie bars)

Tulangan sambungan melintang


(ruji / dowel)

c. Alasan pada pelaksanaan perkerasan beton semen sering digunakan lean concrete di bawah
pelat beton adalah disamping untuk meningkatkan nilai CBR apabila nilai CBR tanah dasar
< 2%, juga untuk mendapatkan kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan dan
keseragaman daya dukung dasar untuk meletakan pelat beton perkerasan beton semen.

7.

Diantara beberapa jenis perlengkapan jalan adalah rambu jalan berupa lambang, huruf,
angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya, serta marka jalan dengan posisi membujur,
melintang, dan serong.
Saudara diminta :
a. Menjelaskan tiga jenis informasi yang digunakan pada rambu jalan.
b. Menjelaskan bentuk-bentuk marka jalan dengan posisi membujur.
c. Menjelaskan mengapa pengecatan marka jalan tidak boleh dilakukan pada permukaan yang
baru diaspal kurang dari 3 bulan.
Penyelesaian :
a. 3 jenis informasi yang digunakan :
1) Yang bersifat perintah dan larangan yang harus dipatuhi, yaitu bentuk pengaturan
yang jelas dan tegas tanpa ada interpretasi lain yang wajib dilaksanakan oleh pengguna
jalan dan bentuk pengaturan yang dengan tegas melarang para pengguna jalan untuk
melakukan hal-hal tertentu, tidak ada pilihan lain kecuali tidak dilakukan.
2) Yang bersifat peringatan terhadap suatu bahaya, yaitu yang menunjukkan
kemungkinan adanya bahaya di jalan yang akan dilalui, dan bentuk pengaturan yang
bersifat menghimbau, boleh dilakukan boleh juga tidak.
3) Yang bersifat petunjuk, yaitu yang memberi petunjuk mengenai jurusan, keadaan
jalan, situasi, kota berikutnya, keberadaan fasilitas, dan lain-lain.
b. Bentuk-bentuk marka jalan dengan posisi membujur :
1) Garis utuh, sebagai larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut.
2) Garis putus-putus, merupakan pembatas lajur yang berfungsi mengarahkan lalu-lintas.
3) Garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis putus-putus menyatakan bahwa
kendaraan yang berada di sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut,
sedangkan kendaraan yang berada di sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda
tersebut.
4) Garis ganda yang terdiri dari dua garis utuh, dinyatakan bahwa kendaraan dilarang
melintasi garis ganda tersebut.
c. Pengecatan marka jalan tidak boleh dilakukan pada permukaan yang baru diaspal kurang
dari 3 bulan, karena permukaan aspal setelah mencapai tiga bulan diharapkan sudah stabil,
sehingga bila marka jalan dipasang tidak akan berubah bentuk mengikuti perubahan bentuk
lapis permukaan jalan.

1.

Sebelum melaksanakan kontrak pekerjaan, terlebih dahulu dilaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan
(Pre Construction Meeting/PCM).
Saudara diminta :
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Rapat Pra Pelaksanaan (PCM)!.
b. Menjelaskan apa tujuan dilaksanakannya Rapat Pra Pelaksanaan (PCM)!!.
c. Menjelaskan lingkup bahasan dalam Rapat Pra Pelaksanaan (PCM)!!.

2.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor harus menyiapkan gambar kerja (shop
drawing).
Saudara diminta :
d. Menjelaskan perlunya disiapkan gambar kerja (shop drawing)!!.
e. Menjelaskan apa saja yang dituangkan dalam gambar kerja (shop drawing)!!.

3.

Proyek jalan tol sepanjang 200 km direncanakan selesai dibangun dalam waktu 2 tahun dengan
dana yang diperoleh dari Pemerintah Indonesia (APBN) dan bantuan / loan dari Asian
Development Bank (ADB).
Saudara diminta :
Menjelaskan minimal 4 jenis kontrak yang mungkin ada pada pelaksanaan pekerjaan jalan tol
tersebut dan jelaskan alasannya!!.

4.

Menjelaskan bahwa proyek disebut sebagai suatu sistem.

5.

Salah satu kegiatan atau item pekerjaan dalam pembangunan jalan


Timbunan.

adalah Pekerjaan

Saudara diminta :
a. Menjelaskan lingkup dari pekerjaan timbunan!!
b. Menjelaskan jenis pekerjaan timbunan yang mungkin ada pada proyek pembangunan
jalan!!.

=============== SELAMAT BEKERJA ===============

Anda mungkin juga menyukai