Penurunan berat badan harus menggunakan prinsip SMART : Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time Limited. Tujuan dari terapi penurunan berat badan yaitu mengurangi berat badan sebesar 10% dari berat badan awal. Prinsip Specific yang dimaksud adalah program penurunan berat badan sesuai dengan klasifikasi tipe obesitas, umur, dan jenis kelamin. Untuk prinsip Measurable yaitu hasil penurunan berat badan ( prinsip Achievable) yang dapat dihitung secara kuantitatif. Sedangkan yang terakhir yaitu prinsip Time Limited, batas waktu yang masuk akal untuk penurunan berat badan sekitar 10% adalah selama 6 bulan terapi. Untuk pasien overweight dengan rentang BMI 27-35, penurunan kalori sebesar 300-500 kcal/hari akan menyebabkan penurunan berat badan sebesar sampai 1 kg/minggu dan penurunan sebesar 10% dalam 6 bulan. Setelah 6 bulan, kecepatan penurunan berat badan akan melambat da berat badan menetap karena seiring dengan berat badan yang berkurang terjadi penurunan energi ekspenditure.
Strategi Penurunan dan Pemeliharaan Berat Badan
Terapi penurunan berat badan yang sukses meliputi 4 pilar, yaitu diet rendah kalori, aktivitas fisik, perubahan perilaku, dan obat-obatan atau bedah. a. Terapi Diet Terapi diet, harus dimasukkan ke dalam status pasien overweight. Tujuannya untuk membuat defisit 500-1000 kcal/hari. Namun, sebelumnya disarankan untuk mengukur kebutuhan energi basal pasien terlebih dahulu.
Pengukuran kebutuhan energi basal dapat menggunakan rumus HarrisBenedict :
Laki-laki : B.E.E=66,5 + (13,75 x kg) + (5,003 x cm) - (6,775 x umur) Wanita : B.E.E=655,1 + (9,563 x kg) + (1,850 x cm) (4,676 x umur) Kebutuhan kalori total=B.E.E x faktor stres + aktivitas Faktor stres ditambah aktivitas berkisar dari 1,2 sampai lebih dari 2,0. Di samping pengurangan lemak jenuh, total lemak seharusnya 30% dari total kalori. Hal ini dimaksudkan menurunkan konsentrasi kolesterol-LDL. b. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pada pencegahan peningkatan berat badan. Selain itu juga mengurangi risiko kardiovaskuler dan diabetes. Untuk pasien obes, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitasnya ditingkatkan secara bertahap. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu. Dengan aktivitas ini, pengeluaran energi tambahan sebanyak 100-200 kalori/hari. Selain itu adalah lebih memilih naik lewat tangga daripada menggunakan lift, mengurangi waktu santai (sedentary) dengan cara melakukan aktivitas fisik rutin lain dengan risiko cedera rendah. c. Terapi Perilaku Terapi perilaku meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stres, stimulus control, pemecahan masalah, contigency management, cognitive restructing, dan dukungan sosial.
d. Obat-obatan dan Terapi Bedah
Farmakoterapi, di antaranya menggunakan sibutramin dan orlistat. Obat-obatan tersebut merupakan penurun berat badan yang telah disetujui oleh FDA di Amerika Serikat, untuk penggunaan jangka panjang. Sibutramin ditambah diet rendah kalori dan aktivitas fisik terbukti efektif menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Namun efek samping obatnya adalah munculnya peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Sibutramin sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, aritmia, atau riwayat stroke. Sedangkan orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30% . Dengan pemberian orlistat, dibutuhkan penggantian vitamin latur lemak karena terjadi malabsorpsi parsial. Namun, harus tetap dalam pengawasan dokter untuk mengawasi tingkat efikasi dan keamanan. Terapi bedah merupakan salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Terapi ini hanya diberikan kepada pasien obesitas berat secara klinis dengan BMI 40 atau 35 dengan kondisi komorbid. Terapi ini adalah alternatif terakhir untuk pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem. Bedah Gastrointestinal (restriksi gastrik[banding vertical gastric] dan bypass gastric (Roux-en Y) adalah suatu intervensi penurunan berat badan pada subjek yang bermotivasi dengan risiko operasi yang rendah. (Sudoyo A.W.et al, 2009). Operasi gastric bypass membentuk kantung kecil di bagian proksimal lambung yang kemudian dihubungkan dengan jejunum dengan panjang bervariasi; kantung tersebut dipisahkan dari bagian lambung lain oleh staples. Pada operasi gastric banding, suatu pengikat yang dapat diatur diletakkan di sekitar ujung lambung; hal ini juga membentuk suatu kantung kecil yang akan membatasi jumlah makanan yang masuk di setiap waktu makan. (Guyton A.C.,et al, 2012).
Suatu program yang terintegrasi harus dilakukan dengan baik sebelum
maupun sesudah untuk memberikan panduan diet, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku serta dukungan sosial.