Anda di halaman 1dari 2

MASTOSIT (MAST CELL)

Mastosit, sel biang, sel mast (bahasa Inggris: mast cell, mastocyte) adalah sel yang
mengandung granula yang kaya akan histamin dan heparin. Mastosit sering berdiam di antara
jaringan dan membran mukosa, tempat sel ini berperan dalam sistem kekebalan turunan
dengan bertahan melawan patogen, menyembuhkan luka, dan juga berkaitan dengan alergi
dan anafilaksis. Dinamakan mast cell karena terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang terisi
penuh dengan butir-butir.
Sediaan biasa dengan H.E. tidak memberikan gambaran yang jelas, maka
keberadaannya tidak selalu dapat diketahui. Paling mudah untuk menunjukkan sel tersebut
yaitu dengan jalan menyuntikkan methyle blue ke dalam jaringan yang kemudian jaringan
yang dihancurkan dibawah langsung dibawah mikroskop. Dalam sitoplasma akan terlihat
penuh dengan butir-butir yang berwarna biru. Tidak jarang tampak bahwa warna biru
terdapat diluar sel oleh karena pecahnya dinding sel.
Mastosit terdapat pada hampir seluruh jaringan yang menyelimuti pembuluh darah,
syaraf, kulit, mukosa dari paru dan saluran pencernaan, juga pada mulut, conjunctiva dan
hidung. Bentuk sel biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah. Biasanya inti sulit terlihat
karena tertutup oleh butir-butir yang memenuhi sel. Butir-butir tersebut mengandung bahanbahan seperti heparin, histamin dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan
gejala alergi anafilaksis.
Terlepasnya buti-butir yang mengandung berbagai zat aktif tersebut disebabkan oleh
adanya alergen dan antibody dari kelas IgE yang menempel pada permukaan sel. Gejala yang
timbul akibat terlepasnya butir-butir ini antara lain gatal-gatal, udem, sesak nafas.

Ketika teraktivasi, mastosit secara cepat melepaskan granula terkarakterisasi, kaya


histamin dan heparin, bersama dengan berbagai mediator hormonal, dan kemokina, atau
kemotaktik sitokina ke lingkungan. Histamin memperbesar pembuluh darah, menyebabkan
munculnya gejala peradangan, dan mengambil neutrofil dan makrofaga.

Mastosit pertama kali ditemukan dan dijabarkan oleh Paul Ehrlich dalam tesis
doktoral pada tahun 1878 dengan sudut pemikiran dari bentuk yang berupa granula dan sifat
noda yang dapat ditimbulkan sel ini. Pemikiran ini yang menyebabkan Paul Ehrlich dengan
keliru mempercayai bahwa mastosit berfungsi untuk memberikan nutrisi kepada jaringan
yang ada di sekitarnya, sehingga mastosit diberikan nama Mastzelle dalam bahasa Jerman
yang diambil dari bahasa Yunani masto yang berarti, aku memberi makan. Saat ini mastosit
dianggap sebagai bagian dari sistem kekebalan.
Mastosit sangat mirip dengan granulosit basofil, salah satu golongan sel darah putih
dan membuat banyak spekulasi bahwa mastosit dan basofil berasal dari jaringan yang sama,
hingga bukti terkini menunjukkan bahwa kedua sel ini berasal dari sel prekursor yang
berbeda di dalam sumsum tulang, tetapi masih mengandung molekul CD34 yang sama.
Basofil meninggalkan sumsum tulang setelah dewasa sedangkan mastosit teredar dalam
bentuk yang belum matang. Jaringan tempat mastosit menetap dan menjadi dewasa mungkin
sekali akan menentukan perilaku sel tersebut.
Hingga saat ini hanya dikenali dua jenis mastosit,
yang berada pada jaringan penghantar, dan mastosit mukosa
yang bereaksi terhadap sel T.
Mekanisme masuknya alergi dan reaksi sel mastosit.

Anda mungkin juga menyukai